Pendidikan PKN Raditya Surya Kencana
Pendidikan PKN Raditya Surya Kencana
perubahan,apakah dasar dari persamaan dan perbedaan manusia, apakah dasar dari kebebasa
manusia, apakah dasar dari kehidupan suatu polis?
Kedua, filsafat mempertanyakan, mencari dan menemukan makna dari realitas
disekelilingnya, asal dan tujuan hidup manusia. Seringkali dikatakan bahwa filsafatmempertany
akan nilai dari suatu realitas dan tindakan manusia. Maka filsafat dapatmencerahi kehidupan
manusia.3 ) Ketiga, filsafat berfungsi pula sebagai kritik ideologiFilsafat berusaha
untukmembuka selubung dari berbagai sistem pemikiran, yang membelenggu
manusia,terutama kebebasannya. Pengetehuan dan kekuasaan saling berpautan.
Marx telahmemberi contoh bagaimana melakukan suatu kritik ideologi terhadap ideologi
kapitalis.Dari uraian di atas, Filsafat Pancasila dapat dilihat
pertama
, sebagai eksplisitasisecara filosofis Pancasila sebagai dasar Negara;
kedua
, filsafat Pancasila sebagai etika politik;
ketiga
, filsafat Pancasila sebagai kritik ideologi, termasuk kritik terhadap distorsidan penyalahgunaan
Pancasila secara ideologis.
3. Pancasila sebagai Dasar Negara
fungsi filsafat yang pertama adalah mempertanyakan dan menjawab apakahdasar dari
kehidupan berpolitik atau kehidupan berbangsa dan bernegara. Sangat lahtepat pertanyaan yang
diajukan oleh Ketua BPUPKI, Dr. Radjiman Wediodiningrat dihadapan rapat BPUPKI
bahwaNegara Indonesia yang akan kita bentuk itu apadasarnya? Soekarno menafsirkan
pertanyaan itu sebagai berikut: Menurut anggapansaya, yang diminta oleh Paduka tuan Ketua
yang mulia ialah dalam bahasa Belanda:philosophische
grondlsagdari pada Indonesia Merdeka. Philosophische grondslag itulah fundamen, filsafat,
pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didir ikan
gedung Indonesia Merdeka.1)Dasar Negaradapat disebut pula ideologi negara,
seperti dikatakan oleh Mohammad Hatta:Pembukaan UUD, karena memuatnya di dalamnya
Pancasila sebagai ideologi
Negara, beserta dua pernyataan lainnya yang menjadi bimbingan pula bagi politik negeriseterusn
ya, dianggap sendi daripada hukum tatanegara Indonesia. Undang-undang
ialah pelaksanaan daripada pokok itu dengan Pancasila sebagai penyuluhnya, adalah dasarmenga
tur politik Negara dan perundang-undangan Negara, supaya terdapat Indonesiamerdeka seperti
dicita-citakan: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur2) Kalau seringkali dikatakan
mengenai ideologi Pancasila, sebetulnya yangdimaksudkan tidak lain adalah Pancasila sebagai
dasar Negara, sebagaimana dikatakanBung Hatta, ideologiNegara., yaitu prinsip-prinsip atau
asas membangun Negara. Jadi Pancasila bukanlah suatu doktrin yang lengkap, yang begitu
saja da pat dijabarkandalam tindakan, tetapi suatu orientasi, yang memberikan arah kemana
bangsa dan negaraharus dibangun
atau suatu dasar rasional, yang merupakan hasil konsensus mengenaiasumsi-asumsi tentang
Negara dan bangsa yang akan dibangun.Karena masing-masing sila dari Pancasila akan
diuraikan dalam rangkaian diskusidalam Kongres ini, maka kami hanya akan memberikan
catatan kecil saja:1)
Sila
Keruhanan Yang Maha Esa
dirumuskan dalam konteks politik:membangun Negara dan bangsa Indonesia, maka merupakan
suatu prinsip
politik, bukan suatu prinsip teologis. Implikasinya ialah bahwa Negara mengakui danmelindungi
kemajemukan agama di Indonesia; Negara tidak menilai isi darisuatu agama. Penganut agama
apapun wajib bersatu untuk membangun Negara
politics)
. Istilah
yang politik menunjukkan domain, atau lingkup dimana deliberasi terjadi
, Sedangkan
istilah politik (
politics
), merujuk kepada aktivitas yang terjadi dalam lingkup itu.11) Inimempunyai implikasi pada
masalah sejauh mana
ruang lingkup politik
(Apakah bataskekuasaan politik?, Siapa memiliki hak untuk melaksanakan kekuasaan politik
itu? Isu-isu apa yang relevan bagi politik
Kalau dalam masa Yunani kuno yang
sos
ial danyang politik terjadi tumpang tindih, sementara dalam modernitas hal i
tu tidak terjadi.
Para founding fathers sejak awal telah melakukan suatu kritik ideologi,
meskipun pada jaman itu model alternatif terhadap ideologi-ideologi besar (liberalismedan
sosialisme) masih terbatas. Ada dua tradisi mengenai konsepsi mengenai
yang
sos
ial dan yang politik
dan interaksi antara keduanya. Politik di dalam demokrasiliberal kapitalis didasarkan pada
premis konsepsi mengenai individu sebagai unit utamamoral dan politik. Karenanya hak
dan kebebasan didefinisikan lebih dalam kerangkaindividual. Hak-hak ini memberikan prioritas
kepada kepentingan pribadi individual diatas kepentingan umum. Asumsinya ialah
bahwa individu dengan usahanya sendiri dapatmemenuhi kebutuhannya tanpa terlalu banyak
intervensi dari Negara. Namun dengan berkembangnya demokrasi dan kewarganegaraan, model
liberal dianggap tidak memadai.Kritik terhadap ideologi demikian pada abad ke 19 dilontarkan
oleh Marx, yangmenyatakan bahwa kewarganegaraan modern lebih menguntungkan individu
dari kelas borjuis. Pada abad ke 20 negara-negara modern telah menyesuaikan diri dengan kritik
ini
dengan memperluas hak
-hak sos
ial pada kesehatan, kesejahteraan dan jaminan sosial.
Namun Negara haruslah berintervensi dalam ekonomi dan masyarakat, lebih dari masasebelumn
ya .12}
Dengan demikian yang politik lebih masuk k
e
dalam yang sos
ial.
Inilah salah satu makna akhir dari
ideologi
, seperti dikemukakan oleh Da
niel Bell. Takada lagi ideologi yang
murni, melalu liberal atau melulu sosialis
. Pancasila danUUD 1945 mencari keseimbangan dan perpaduan antara keduanya.
9
Dinamika Pancasila terletak dalam ketegangan antara ideologi dan utopia
.Pancasila sebagai ideologi memberi arah pembangunan sistem sosial dan politik. Sistemyang
dibangun tidak pernah merupakan perwujudan utuh dari Pancasila, maka selalu bisa
dikritik. Bisa terjadi juga Pancasila Pancasila sebagai ideologi membenarkan dan
meneguhkan sistem yang dibangun untuk kepentingan kelompok tertentu, sehinggamenjadi
mandeg. Maka atas dasar Pancasila itu pula dapat dilakukan kritik. Mungkin
dapat dikatakan dari perspektif ini Pancasila merupakan utopia. Utopia dapat
bersifatsubversif, menggoncangkan sistem
S
ebagai Filsafat Pancasila, yang merupakan refleksi kritis atas dasar hidup
bernegara.2)
S
ebagai Etika Politik yang merupakan refleksi kritis atas nilai
-nilai etis yangterkandung dalam Pancasila.3)
S
ebagai Kritik Ideologi yang merupakan refleksi kritis dalam mengevaluasi
berbagai ideologi lainnya.
10
Catatan
1.
Soekarno,
Lahirnja Pantja Sila dalam:
Tjamkan Pantja Sila
. DepartemenPenerangan R.I, 1964.2.
Mohammad Hatta, Pengertian Pancasila. Jakarta: Idayu Press, 1977, h. 1,sebagaimana dikutip
oleh Todung Mulya Lubis
Pancasila, Globalisasi, dan HakAsasi Manusia,
dalam:
Restorasi Pancasila. Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas.
Penyunting, Irfan Nasution dan Ronny Agustinus, Jakarta:Perhimpunan Pendidikan Demokrasi,
2006, h. 332..3.
Alain Touraine,
What is Democracy
Boulder, Colorado: Westview Press, 1997,
h. 72.6.
David Held,
Models of Democracy
. Cambridge: Polity Press, 1998, h. 295-297.7.
David Held,
Ibid.
, 308.
H. Arend,
The Human Condition
. Chicago and London: The University ofChicago Press, 1998, h. 198.9.
Giorgio Agamben,
Homo Sacer: Sovereign Power and Bare Life
. Standford:Standford University Press,1998. Uraian mengenai pandangan Agamben, kami
ambil dari: Andrew Norris, Giorgio Agamben and the Politics of the LivingDead,
Diacritics,
Vol.30, No. 4 (winter, 2000), h. 38-3910.
Jame
s Martin, The Social and the Political, dalam:
Fidelma Ashe, et alii,
Contemporary Social & Political Theory
. Buckingham, Philadelphia: OpenUniversity Press, 1999, h.15612.
James Martin,
op.cit
., h.161-162.13.