Anda di halaman 1dari 45

PRAKTIKUM BATUBARA

LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB VI
UJI PEMBAKARAN BRIKET BATUBARA
NON-KARBONISASI DAN BRIKET BATUBARA KARBONISASI

6.1. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1.

Praktikan mampu menganalisa kaitan campuran bahan dalam


pembuatan briket batubara non-karbonisasi dengan hasil
pembakaraannya.

2. Praktikan mampu menganalisa kaitan campuran bahan dalam


pembuatan

briket

batubara

karbonisasi

dengan

hasil

pembakaraannya.
6.2. Dasar Teori
Batubara yang ada di Indonesia pada umumnya bituminus
dan

sub-bituminus

dengan

kandungan

zat

terbang

dan

kandungan air yang cukup tinggi, hal ini berpengaruh dalam


proses pembakaran dari briket batubara. Selain itu persen
campuran bahan dalam pembuatan briket juga berpengaruh.
Tingkat keberhasilan briket juga dapat dianalisa salah satunya
dengan analisa dan uji pembakaran briket.
Batubara sebagai sumber energi dapat direkayasa dalam
berbagai bentuk dan penggunaan. Batubara dapat diubah menjadi
cair melalui pencairan (liquifikasi), diubah kedalam bentuk gas
(gasifikasi). Namun digunakan secara langsung pun bisa melalui

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

proses pengemasan. Dari sekian banyak komersialisasi batubara


yang

dapat

diproses

menggunakan

teknologi

yang

lebih

sederhana adalah pengemasan batubara atau lebih dikenal


dengan briket batubara.
(Anonim, 2015)
6.2.1. Proses Pembakaran Briket Batubara Karbonisasi dan Briket
Batubara Non-Karbonisasi
Batubara dengan kadar pengotor yang rendah akan
menghasilkan emisi yang rendah pula. Sementara bahan
tambahan yang digunakan biasanya berupa kapur yang
dapat

mengikat

senyawa

beracun,

biomassa

untuk

mempercepat atau memudahkan proses pembakaran dan


menyerap emisi serta lempung, kanji atau tetes tebu
sebagai zat perekat.
Untuk memulai pembakaran diperlukan dua unsur
dasar, yaitu hidrogen dan karbon, sulfur dari unsur-unsur
lainnya juga berfungsi untuk membebaskan panas, tetapi
pada prakteknya hal tersebut dapat diabaikan karena unsurunsur tersebut hanyalah pengotor.
Dalam keadaan normal, hidrogen berbentuk gas,
sedangkan karbon berbentuk padatan yang tidak dapat
diuapkan dengan semupurna apabila suhu belum mencapai
350oC, nilai panas hidrogen adalah 350oC .
Tahapan

pembakaran

pada

briket

batubara

berlangsung pada 4 tahap, diantaranya adalah:


a. Tahapan pengeringan
Pada tahapan ini dimulai dari memberikan panas
pada briket batubara yang ada di dalam kompor briket

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

untuk menguapkan sejumlah air ketika suhu telah


mencapai 100oC kandungan air yang terkandung dalam
briket akan menguap (karena suhu didih air adalah
100oC) dan pada saat itu pula terjadi proses pengeringan
briket.
b. Tahap pembakaran zat terbang
Dengan terus bertambahnya suhu maka zat
terbang akan terbakar. Pada pembakaran zat terbang ini
dibutuhkan udara yang cukup. Zat terbang bercampur
dengan

oksigen

akan

menghasilkan

nyala

api,

pembakaran zat terbang setelah nyala api dipengaruhi


oleh udara yang berasal dari lubang udara sekunder.
c. Tahap pembakaran karbon padat
Pada tahap ini panas yang dihasilkan mencapai
suhu yang tinggi, karena karbon dan volatile matter (sisa)
adalah kandungan utama atau terbesar dari briket kurang
lebih dari 60% dari waktu pembakaran briket adalah
waktu untuk membakar karbon. Nilai panas briket
terutama dihasilkan dari karbon yang padat.
d. Tahapan terakhir pembakaran sisa karbon
Pada tahapan terakhir dari pembakaran briket
menunjukkan sedikit pembakaran sisa karbon dari abu
tersebut. Pada tahap ini pula terjadi penurunan suhu
karena

habisnya

zat-zat

yang

terbakar,

maka

menghasilkan abu dari briket.


Kinerja

(performance)

Pembakaran

adalah

karakteristik pembakaran yang ditentukan oleh faktor waktu,


suhu

Resky Ade Pratama


H1C113217

dan

kualitas

udara

pembakaran.

Karakteristik

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

pembakaran batubara dipengaruhi oleh jumlah briket


batubara yang dibakar dan jenis kompor briket yang
digunakan. Untuk satu kilogram briket batubara dengan
efisiensi kompor briket antara 31-33% mempunyai efektifitas
panas selama 1,5 sampai dengan 2 jam dengan kisaran
suhu mencapai antara 3000-5000oC untuk 2 kilogram briket
batubara lamanya waktu pembakaran antara 2,5 sampai 3
jam

dengan

kisaran

suhu

antar

400-600oC.

Sistem

perhitungan ini mengindikasi briket batubara akan efektik


dan juga efisien apabila di gunakan lebih dari 2 jam.
Hal lain yang mempengaruhi selain karena faktor
suhu adalah karena faktor kesulitan tertentu. Faktor
kesulitan yang dimaksud di sini adalah bahwa sekali briket
batubara dibakar, maka harus digunakan hingga habis
karena sifat batubara yang sulit untuk dipadamkan dan
dinyalakan kembali, jika dibandingkan minyak tanah.
Penggunaan 1 kg briket batubara setara dengan 0,6 liter
minyak tanah atau dapat kita sebut 60% perliter dari
penggunaan minyak tanah.
Dalam

perjalanannya,

teknik

pembuatan

briket

batubara ini mengalami berbagai modifikasi dengan tujuan


utama untuk meningkatkan mutu dari briket itu sendiri. Ada
beberapa

cara

yang

telah

dikembangkan

dengan

memodifikasi pada baha perekat, dan bahan tambahan


lainnya,

diantara

adalah

baan

perekat

lempung

di

tambahkan kuat tekan akan meningkatkan tetapi nilai kalori


yang dihasilkan akan berkurang.

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.2.2. Pemanfaatan Dari Pembakaran Briket Batubara Karbonisasi


dan Briket Batubara Non-Karbonisasi
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan dalam proses
pemanfaatan briket batubara sebagai bahan bakar industri
kecil, antara lain:
a. Ukuran butir
Ukuran butir pada proses pengolahan briket
batubara

yang

diumpamakan

dalam

tungku

akan

mempengaruhi terhadap cara pembakarannya. Batubara


untuk pembakaran dalam
ukuran butir

lebih

kecil

melebihi dari 30%.


b. Abu
Kandungan abu

kantung api yang berisi


dari

dari

cm,

batubara

tidak

yang

boleh

terlalu

banyak akan mengganggu proses pembakaran. Hal ini


akan berdampak langsung pada kelancaran untuk proses
pemeliharaan api yang mengalami reaksi oksidasi
oleh udara pembakaran, dan sulit dalam pemeliharaan
api.
c. Sifat mengkokas atau coking
Batubara memiliki sifat mengkokas yag tinggi yang
sering menggumpal apabila dipanaskan.
d. Nilai kalor
Nilai kalor batubara dengan nilai kalor yang
disebabkan karena memang

batubara yang dijadikan

bahan dasar briket adalah jenis batubara low rock


sehingga nilai kalor yang didapatkan pada proses
pembakaran rendah atau karena banyaknya kadar air
yang terkandung dalam briket batubara.
e. Kadar belerang
kadar belerang yang cukup tinggi misalnya 2-3%

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dalam briket akan mengakibatkan bau yang kurang


sedap,

hal

ini

akan

mengganggu

kenyamanan para pengguna briket.


f. Asap pembakaran
Apabila asap yang timbul

kesehatan

dari

dan

pembakaran

berwarna gelap maka hal ini menunjukkan proses


pembakaran

menjadi

kurang

sempurna,

sehingga

terdapat beberapa komponen batubara yang belum


terbakar dengan sempurna akan menimbulkan jelaga
yang berwarna hitam.
Sifat briket yang baik antara lain tidak berbau pada
saat pembakaran, mempunyai kekuatan tertentu sehingga
tidak mudah pecah, mempunyai suhu pembakaran yang
tetap dengan jangka waktu yang lama, setelah dibakar
masih mempunyai kekuatan tertentu sehingga mudah untuk
dikeluarkan dari dalam kompor briket, dan gas hasil
pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida
yang cukup tinggi.
Nilai strategis dan ekonomis pemanfaatan batubara
sebagai bahan bakar yang sering terkendala oleh dampa
dari lingkungan yang berasal dari emisi gas dan sisa
pembakaran

yang

langsung

berpengaruh

kepada

maupun

kesehatan

tidak

manusia,

langsung
selain

itu

pembakaran batubara dengan jumlah yang sangat besar


akan mempengaruhi kondisi lingkungan, antara lain berupa
gas rumah kaca seperti CO2 dan lain-lain.
Secara umum polutan yang timbul akibat pembakaran
batubara antara lain partikel halus, belerang dan NOx, dan
aersen, serta bahan-bahan organik yang tidak terbakar
Resky Ade Pratama
H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

secara sempurna. Unsur-unsur ini terbentuk pada saat


pembentukan endapan batubara sebagai proses alami.
Dengan demikian sederhana, untuk mendapatkan kondisi
pembakaran yang bersih, semua zat pengotor tersebut
haruslah ditiadakan, paling tidak harus dapat dicegah yaitu
agar tidak merebak menjadi padatan yang tidak teremisikan.
(Anonim, 2015)
Kualitas dan efisiensi pembakaran dipengaruhi oleh
lama tidaknya menyala. semakin lama menyala dengan
nyala api konstan maka akan semakin baik. Sifat dari
batubara yaitu kadar volatile rendah, dibawah 50%. kadar C
tinggi, kadar abu sedang, nilai kalor tinggi. Sifat biomassa:
kadar volatile lebih tinggi, diatas 50%. kadar C rendah,
kadar abu tergantung jenis bahan, nilai kalor sedang
(tergantung jenis bahan dan kadar air) pada umumnya
biomassa punya kadar volatil tinggi sehingga pembakaran
dimulai

pada

temperatur

rendah.

Biomassa

mudah

dinyalakan dan dibakar tetapi pembakaran yang diharapkan


terjadi sangat cepat dan sulit dikontrol. Pembakaran
merupakan proses atau reaksi oksidasi yang sangat cepat
antara bahan bakar dan oksidator dengan menimbulkan
panas atau nyala.
Biomassa dan batubara adalah bahan bakar padat
yang memiliki karakteristik yang berbeda. Batubara memiliki
kandungan karbon dan nilai kalor tinggi, kadar abu sedang
sertakandungan

senyawa

volatile

rendah.

Sementara

biomassa tergantung dari jenis bahannya, sementara nilai


kalornya tergolong sedang. Tingginya kandungan senyawa

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

volatile dalam biomassa menyebabkan pembakaran dapat


dimulai pada suhu rendah.
(Sukandarrumidi, 2015)
Namun demikian, briket memiliki keterbatasan yaitu
waktu penyalaan awal memakan waktu 5 sampai 10 menit
dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah sebagai
penyalaan

awal.

Briket

batubara

hanya

efisien

jika

digunakan untuk jangka waktu di atas 2 jam.


Sifat dari pembakaran briket merupakan parameter
yang

sangat

penting

untuk

diperhatikan

disamping

komposisi briket termasuk didalamnya sifat batubaranya


pembakaran briket ini memakan waktu yang cukup lama
dan suhu pembakarannya bergantung dari besarnya udara
yang terbakar (air supply) dan nilai kalori batubara, semakin
besar udara yang ikut terbakar, semakin cepat pula
pembakaran briket. Semakin tinggi nilai kalori batubara
bahan baku briket, semakin lama waktu pembakarannya,
semakin besar udara yang diberikan, semakin pendek
waktu pembakarannya walaupu diperoleh suhu maksimum.
Kompor atau kompor briket briket harus memiliki
persyaratan sebagai berikut :
a. Ada ruang bakar untuk briket.
b. Adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju
lubang atas dengan melewati ruang bakar briket yang
terdiri dari aliran udara primer dan sekunder.
c. Ada ruang untuk menampung abu briket yang terletak di
bawah ruang bakar briket.
Penggunaan

briket

batubara

harus

bersamaan

dengan menyiapkan kompor atau kompor briket. Untuk


Resky Ade Pratama
H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

kompor briket, jenis dan ukurannya harus disesuaikan


dengan kebutuhan. Pada prinsipnya kompor briket batubara
terdiri dari dua jenis yang dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Kompor Briket Batubara Portabel
Jenis ini pada umumnya memuat briket batubara
antara 1 sampai dengan 8 kg, serta dapat dipindahpindahkan. Jenis ini digunakan untuk keperluan rumah
tangga atau rumah makan.

Gambar 6.1
Sketsa Kompor Briket Batubara Portabel

b. Kompor Briket Batubara Permanen


Jenis kompor briket atau kompor ini memuat lebih
dari 8 kg briket batubara dan dibuat secara permanen.
Jenis

ini

menengah.

Resky Ade Pratama


H1C113217

dipergunakan

untuk

industri

kecil

atau

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 6.2
Sketsa Kompor Briket Batubara Permanen

Rancangan kompor briket batubara pada dasarnya


dibuat untuk mencapai efisiensi pembakaran yang tinggi
serta tak kalah pentingnya untuk menekan emisi gas yang
dihasilkan. Jenis kompor briket sangat tergantung pada
sektor penggunaannya.

Kompor briket untuk industri

berukuran lebih besar daripada kompor briket untuk rumah


tangga. Rata-rata kompor briket untuk industri berukuran
5-10 kg, sedangkan untuk rumah tangga hanya berukuran
1-2 kg. Jenis kompor briket yang beredar saat ini terbuat
dari kaolin, karena selain murah juga mempunyai efisiensi
antara 31-33% dan sudah terbukti keandalannya dalam
menekan laju emisi.
Jenis kompor briket yang sudah banyak di pasaran
saat ini terbuat dari bahan tembikar (kaolin), selain murah
juga

sudah

terbukti

keandalannya,

terutama

dalam

menekan laju emisi. Jenis kompor briket ini dilengkapi


dengan penutup untuk memperoleh suhu yang sesuai
dengan kebutuhan produksi, kompor briket untuk industri
biasanya dilengkapi dengan blower.
(Anonim, 2015)
Pernyataan

yang

menyatakan

bahwa

setiap

pembakaran briket batubara berbahaya perlu diklarifikasi


karena hal tersebut tidak benar. Hal ini disebabkan oleh :
a. Fakta menunjukkan setiap pembakaran bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batubara), pasti akan menimbulkan
emisi berupa gas seperti CO, CO2, NOx, SOx, dan lainResky Ade Pratama
H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

lain. Emisi seperti ini bukan hanya

berasal dari

pembakaran batubara, tetapi juga dari gas buang


kendaraan bermotor. Untuk mengatasinya atau paling
tidak mengurangi, banyak cara yang bisa dilakukan. Cara
yang paling efektif adalah dengan mengatur dan
membuat sistem pembakaran sedimikian rupa hingga
menghasilkan pembakaran yang sempurna. Pembakaran
yang

sempurna,

selain

mengurangi

emisi

secara

signifikan, juga akan membuat kinerja dan efisiensi


penggunaan energi menjadi optimal.
b. Berbahaya atau tidaknya pembakaran briket batubara
tergantung pada tiga faktor utama, yaitu bahan baku
(berupa batubara), bahan tambahan untuk perekat dan
penyaring emisi, serta kondisi tempat dimana briket
batubara dibakar. Sejauh ini hasil penelitian yang
dilakukan Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
(TEKMIRA), Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral menunjukkan batubara Indonesia sebagai bahan
baku briket batubara memiliki kadar sulfur dan abu yang
rendah, masing-masing di bawah 1% (sulfur) dan 20%
(abu). Sementara itu, dengan diperkenalkannya biobriket
batubara, yang memakai bahan tambahan berupa
biomassa,

emisi

gas

beracun

ternyata

dapat

diminimalkan atau bahkan mendekati nol.


Nilai strategi dan ekonomis pemanfaatan batubara
sebagai bahan bakar sering terkendala oleh dampak
lingkungan
pembakaran
berpengaruh
Resky Ade Pratama
H1C113217

yang
yang
pada

berasal

dari

langsung

emisi

maupun

kesehatan

gas

dan

tidak

manusia.

sisa

langsung

Selain

itu,

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

pembakaran batubara dengan jumlah yang sangat besar


akan mempengaruhi kondisi dari lingkungan, antara lain
berupa gas rumah kaca seperti CO2 dan lain-lain.
Secara umum polutan yang timbul akibat pembakaran
batubara antara lain partikel halus, belerang, NOx, dan
arsen, serta bahan-bahan organik yang tidak terbakar
secara sempurna. Unsur-unsur ini terbentuk pada saat
pembentukan endapan batubara sebagai proses alam.
Dengan demikian untuk mendapatkan kondisi pembakaran
yang bersih, semua zat pengotor tersebut harus ditiadakan,
paling tidak dicegah agar tidak merebak menjadi polutan
yang teremisikan.
(Anonim, 2015)
Adapun faktor yang mempengaruhi lingkungan akibat
pembakaran briket batubara ada 3, yaitu :
a. Jenis Bahan Baku (batubara)
Jenis bahan baku dan bahan pembantu yang
digunakan harus menggunakan bahan yang bersih dari
polutan. Semakin baik bahan yang digunakan, semakin
sedikit emisi yang ditimbulkan. Emisi berbahaya, seperti
gas SOx dan NOx pada dasarnya ditimbulkan dari
batubara yang memiliki kadar pengotor yang tinggi.Bahan
pengikat

yang

berasal

dari

lempung

yang

tidak

mengandung zat-zat yang berbahaya.


b. Tungku
Tungku

yang

digunakan

hendaknya

mampu

memfasilitasi pembakaran yang sempurna, artinya dapat


menyeimbangkan

Resky Ade Pratama


H1C113217

aliran

udara

(oksigen)

dengan

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

baik.Tungku dengan penutup pengurang emisi yang


dikembangkan oleh TEKMIRAternyata sangat membantu
mengurangi emisi secara signifikan.
c. Ruangan (dapur) tempat memasak
Ruangan tempat memasak hendaknya memiliki
ventilasi yang baik, artinya udara segar dapat bersirkulasi
dengan

cepat.

Kondisi

ini

akan

sangat

membantumenghindari dampak langsung dari polusi


kepada

kesehatan

pemasak.Dengan

memperhatikan

ketiga faktor diatas, secara teoritis dapat dihindari


berbagai

dampak

negatif

atas

penggunaan

briket

batubara dari pengukuran emisi (SOx, NOx, dan CO)


yang dilakukan tekMIRA, diperoleh kesimpulan bahwa
penggunaan briket batubara secara umum masih aman
dengan kadar emisi masih jauh dibawah ambang batas
yang diperkenankan oleh kementrian lingkungan hidup.
Pembakaran briket batubara pada menit pertama diawali
pembakaran biasa yang memiliki kadar CO yang
mencapai 1000 ppm, SOx 250 ppm dan NOx mencapai
100 ppm. Selang 10 menit kemudian terutama jika
pembakaran sempurna emisi ini boleh dikatakan sudah
tidak terdeteksi. Kondisi yang terbaik jika menggunakan
tungku dengan penutup pengurang emisi (PPE) dan
dapur mempunyai ventilasi yang baik.
(Anonim, 2015)

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.
6.1.
6.2.
6.3. Alat dan Bahan
4.
5.
6.
6.1.
6.2.
6.3.
6.3.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut :
a. Kompor briket batubara, berfungsi untuk uji pembakaran
briket batubara karbonisasi dan briket batubara briket
batubara non-karbonisasi.

Gambar 6.3
Sketsa Kompor Briket Batubara
Resky Ade Pratama
H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Korek api, berfungsi untuk penyulut api dalam proses


pembakaran briket batubara.

Gambar 6.4
Sketsa Korek Api

c. Stopwatch, berfungsi untuk menghitung durasi waktu saat


proses pembakaran briket batubara karbonisasi dan nonkarbonisasi.

Gambar 6.5
Sketsa Stopwatch
d. Safety tools, berfungsi untuk melindungi diri pada saat
proses pembakaran briket batubara karbonisasi dan nonkarbonisasi.
Resky Ade Pratama
H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 6.6
Sketsa Safety Tools

e. Ember, berfungsi untuk menempatkan briket batubara


dalam proses perendaman dengan minyak tanah.

Gambar 6.7
Sketsa Ember

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.3.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan briket
batubara non karbonisasi adalah :
a. Briket

Batubara

berfungsi

sebagai

karbonisasi
bahan

dan
utama

non-karbonisasi,
dalam

proses

pembakaran briket batubara kalori 3500 kkal/kg.


b. Minyak tanah, berfungsi sebagai bahan pemicu api
sekaligus sebagai katalis dalam proses pembakaran
briket batubara karbonisasi dan non-karbonisasi

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.4. Prosedur Percobaan


6.4.1. Uji Pembakaran Briket Batubara Non-Karbonisasi
Adapun prosedur percobaan untuk uji pembakaran
briket batubara non-karbonisasi yaitu :

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Briket batubara non-karbonisasi


Dicelupkan
Minyak tanah + ember
Dimasukkan dan dibakar
Kompor briket batubara
Dihasilkan
Analisis Uji pembakaran briket
batubara non-karbonisasi
Dianalisis
Hasil analisis

Gambar 6.9
Flowchart Uji Pembakaran Briket Batubara Non-Karbonisasi
Langkah Kerja :
a. Menyiapkan kompor briket batubara di daerah atau
tempat terbuka
b. Memasukkan briket batubara ke dalam ember yang
berisikan minyak tanah untuk dilakukan perendaman
c. Meletakkan briket batubara yang telah direndam dalam
minyak tanah pada kompor briket batubara
d. Membakar briket batubara tersebut
e. Menganalisis hasil pembakaran briket batubara tersebut.
f.

Memasukkan data hasil analisis ke dalam tabel data


hasil pengamatan.

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.4.2. Uji Pembakaran Briket Batubara Karbonisasi


Adapun prosedur percobaan untuk uji pembakaran
briket batubara karbonisasi yaitu :

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Briket batubara karbonisasi


Dicelupkan
Minyak tanah + ember
Dimasukkan dan dibakar
Kompor briket batubara
Dihasilkan
Analisis Uji pembakaran briket
batubara karbonisasi
Dianalisis
Hasil analisis

Gambar 6.10
Flowchart Uji Pembakaran Briket Batubara Karbonisasi
Langkah Kerja :
a. Menyiapkan kompor briket batubara di daerah atau
tempat terbuka
b. Memasukkan briket batubara ke dalam ember yang
berisikan minyak tanah untuk dilakukan perendaman
c. Meletakkan briket batubara yang telah direndam dalam
minyak tanah pada kompor briket batubara
d. Membakar briket batubara tersebut
e. Menganalisis hasil pembakaran briket batubara tersebut.
f.

Memasukkan data hasil analisis ke dalam tabel data


hasil pengamatan.

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.5. Data Hasil Pengamatan


6.5.1. Uji Pembakaran Briket Batubara Non-Karbonisasi

Resky Ade Pratama


H1C113217

Resky Ade Pratama

H1C113217
Karbon
menyengat

KeabuSedang dan
Hitam
abuan
berwarna hitam

KeabuHitam
abuan

00:02:42

00:04:12

00:04:42

Karbon
menyengat

KeabuSedang dan
Hitam
abuan
berwarna hitam

00:05:13

KeabuSedang dan
Karbon
Hitam
abuan
berwarna hitam menyengat

Sedang dan
Karbon
berwarna hitam menyengat

Karbon
menyengat

KeabuSedang dan
Hitam
abuan
berwarna hitam

00:04:34

Bau
Karbon
menyengat

Abu

KeabuSedang dan
Hitam
abuan
berwarna hitam

Asap

Analisa

00:03:56

Terbakar Kemudahan

00:33:18

00:32:07

00:30:29

00:33:20

00:31:55

00:44:30

Keterangan

7 x penambahan minyak
tanah

6 x penambahan minyak
tanah

7 x penambahan minyak
tanah

6 x penambahan minyak
tanah

6 x penambahan minyak
tanah

7 x penambahan minyak
tanah

PembakaranDurasi

Tabel 6.1

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dari percobaan uji pembakaran briket batubara non-

karbonisasi dan didapatkan data hasil pengamatan sebagai

berikut :

H1C113217

Resky Ade Pratama


Kanji

6 x penambahan minyak
tanah

5 x penambahan minyak
tanah

4 x penambahan minyak
tanah

6 x penambahan minyak
tanah

2.

Kanji

= 10%Kaolin

= 15%Kaolin

= 15%Batubara = 70%Biasa II

= 15%Batubara = 70%Biasa I

15 menit

10 menit

5 menit

15 menit

10 menit

1.

Merendam Waktu

5 x penambahan minyak
tanah

Conto Nama

5 menit

No.

5 x penambahan minyak
tanah

Keterangan

Data Hasil Pengamatan Uji Pembakaran Briket Batubara Non-Karbonisasi

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Resky Ade Pratama

H1C113217
00:04:11

00:04:46

00:04:58

15 menit

5 menit

10 menit

00:05:51

00:03:30

10 menit

15 menit

00:05:12

5 menit

Merendam Waktu Terbakar Kemudahan

Abu-abu

Abu-abu

Abu-abu

Abu-abu

Abu-abu

Abu-abu

Asap
Karbon tak
menyengat

Karbon tak
menyengat

Karbon tak
menyengat

Karbon tak
menyengat

Karbon tak
menyengat

Sedang dan
berwarna Abu-abu

Sedang dan
berwarna Abu-abu

Sedang dan
berwarna Abu-abu

Sedang dan
berwarna Abu-abu

Sedang dan
berwarna Abu-abu

Sedang dan
Karbon tak
berwarna Abu-abu menyengat

Bau

Abu

Analisa

00:31:38

00:16:00

00:25:56

00:31:35

00:18:10

00:29:44

Pembakaran Durasi

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Biomassa II

= 15%Kaolin
= 10%Serbuk Kayu = 5%Kanji

= 15%Kaolin

4.

3.

Kapur

Kapur

= 5%Serbuk Kayu = 5%Kanji

Conto Nama
No.

= 65%
= 5%Batubara

Biomassa I

= 5%Batubara

= 70%

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.5.2. Uji Pembakaran Briket Batubara Karbonisasi


Dari percobaan uji pembakaran briket batubara
karbonisasi dan didapatkan data hasil pengamatan sebagai
berikut :
Resky Ade Pratama
H1C113217

H1C113217

Resky Ade Pratama


00:04:25

00:02:30

00:01:41

15 menit

5 menit

10 menit

00:04:35

00:02:44

10 menit

15 menit

00:04:15

5 menit

Merendam Waktu Terbakar Kemudahan

Karbon
menyengat

Karbon
menyengat

KeabuSedang dan
Hitam
abuan
berwarna hitam

KeabuSedang dan
Hitam
abuan
berwarna hitam

Sedang dan
Karbon
berwarna hitam menyengat

Karbon
menyengat

KeabuSedang dan
Hitam
abuan
berwarna hitam

KeabuHitam
abuan

Karbon
menyengat

KeabuSedang dan
Hitam
abuan
berwarna hitam

Bau
Karbon
menyengat

Abu

KeabuSedang dan
Hitam
abuan
berwarna hitam

Asap

Analisa

00:32:56

00:39:20

00:30:25

00:32:57

00:39:25

00:30:30

Keterangan

Tabel 6.2

4 x penambahan minyak
tanah

3 x penambahan minyak
tanah

4 x penambahan minyak
tanah

4 x penambahan minyak
tanah

4 x penambahan minyak
tanah

3 x penambahan minyak
tanah

PembakaranDurasi

Data Hasil Pengamatan Uji Pembakaran Briket Batubara Karbonisasi

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Resky Ade Pratama

H1C113217

Karbon tak
menyengat

Karbon tak
menyengat

Karbon tak
menyengat

Karbon tak
menyengat

Karbon tak
menyengat

Karbon tak
menyengat

Sedang dan
berwarna
abu-abu

Sedang dan
berwarna
abu-abu

Sedang dan
berwarna
abu-abu

Sedang dan
berwarna
abu-abu

Sedang dan
berwarna
abu-abu

Bau

Sedang dan
berwarna
abu-abu

Abu

00:37:39

00:38:08

00:33:18

00:38:00

00:38:07

00:31:16

Keterangan

4 x penambahan minyak
tanah

4 x penambahan minyak
tanah

5 x penambahan minyak
tanah

5 x penambahan minyak
tanah

4 x penambahan minyak
tanah

4 x penambahan minyak
tanah

Pembakaran Durasi

Analisa

2. Kanji

1. Kanji

No.

= 15%

Kaolin

= 15%Kaolin

= 5%

Batubara = 80%Biasa II

= 10%Batubara = 75%Biasa I

Conto Nama

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Resky Ade Pratama

H1C113217
00:03:24

00:03:05

00:06:20

15 menit

5 menit

10 menit

00:06:36

00:04:30

10 menit

15 menit

00:04:16

5 menit

Merendam Waktu Terbakar Kemudahan

Putih

Putih

Putih

Putih

Putih

Putih

Asap

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Biomassa II

= 65%
= 15%Kaolin
= 7,5%Serbuk Kayu = 7,5%Kanji

= 15%Kaolin

4.

Kapur
3.

No.

Kapur

= 5%Serbuk Kayu = 5%Kanji

Conto Nama

= 5%Batubara

= 5%Batubara

= 70%

Biomassa I

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.6. Pengolahan Data


6.6.1. Uji Pembakaran Briket Batubara Non-Karbonisasi
a. Briket Batubara Non-Karbonisasi Biasa I
Resky Ade Pratama
H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1) Conto 1
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 5 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 3 menit 56 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 44 menit 30 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 7 kali
2) Conto 2
a)

Perendaman dalam minyak tanah selama 10


menit

b)

Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 34 detik

c)

Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabuabuan

d)

Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam

e)

Bau yang dihasilkan adalah karbon menyengat

f)

Durasi waktu pembakaran briket 31 menit 55


detik

g)

Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 6


kali

3) Conto 3
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 5 menit 13 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 33 menit 20 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 6 kali

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Briket Batubara Non-Karbonisasi Biasa II


1) Conto 1
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 5 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 2 menit 42 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 30 menit 29 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 7
kali
2) Conto 2
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 10 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 12 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyengat
f)

Durasi waktu pembakaran briket 32 menit 7 detik

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 6


kali
3) Conto 3
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 42 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyengat
f)

Resky Ade Pratama


H1C113217

Durasi waktu pembakaran briket 33 menit 18 detik

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 7


kali

c. Briket Batubara Non-Karbonisasi Biomassa I


1) Conto 1
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 5 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 5 menit 12 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna abu-abu
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 29 menit 44 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 5
kali
2) Conto 2
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 10 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 3 menit 30 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna abu-abu
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 18 menit 10 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 5 kali
3) Conto 3
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 11 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna abu-abu

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu


e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 31 menit 35 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 6 kali

d. Briket Batubara Non-Karbonisasi Biomassa II


1) Conto 1
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 5 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 46 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna abu-abu
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 25 menit 56 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 4
kali
2) Conto 2
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 10 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 58 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna abu-abu
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f)

Durasi waktu pembakaran briket 16 menit

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 5


kali
3) Conto 3

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit


b) Durasi waktu penyalaan awal 5 menit 51 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna abu-abu
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 31 menit 38 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 6 kali

6.6.2. Uji Pembakaran Briket Batubara Karbonisasi


a. Briket Batubara Karbonisasi Biasa I
1) Conto 1
b) Perendaman dalam minyak tanah selama 5 menit
c) Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 15 detik
d) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
e) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
f)

Bau yang dihasilkan adalah karbon menyengat

g) Durasi waktu pembakaran briket 30 menit 30 detik


h) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 3
kali
2) Conto 2
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 10 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 2 menit 44 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyegat
f) Durasi waktu pembakaran briket 39 menit 25 detik
Resky Ade Pratama
H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 4 kali


3) Conto 3
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 25 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyegat
f) Durasi waktu pembakaran briket 32 menit 57 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 4 kali

b. Briket Batubara Karbonisasi Biasa II


1) Conto 1
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 5 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 2 menit 30 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyegat
f)

Durasi waktu pembakaran briket 30 menit 25 detik

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 4


kali
2) Conto 2
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 10 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 1 menit 41 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyegat

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

f)

Durasi waktu pembakaran briket 39 menit 20 detik

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 3


kali
3) Conto 3
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 7 menit 01 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna hitam
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon menyegat
f) Durasi waktu pembakaran briket 32 menit 56 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 4 kali

c. Briket Batubara Karbonisasi Biomassa I


1) Conto 1
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 5 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 16 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna putih
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f)

Durasi waktu pembakaran briket 31 menit 16 detik

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 4


kali
2) Conto 2
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 10 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 4 menit 30 detik

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

c) Asap yang dihasilkan berwarna putih


d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f)

Durasi waktu pembakaran briket 38 menit 07 detik

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 4


kali
3) Conto 3
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 3 menit 24 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna putih
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 38 menit
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 5 kali

d. Briket Batubara Karbonisasi Biomassa II


1) Conto 1
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 5 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 3 menit 05 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna putih
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f)

Durasi waktu pembakaran briket 33 menit 18 detik

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 5


kali

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2) Conto 2
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 10 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 6 menit 20 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna putih
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f)

Durasi waktu pembakaran briket 38 menit 8 detik

g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 4


kali
3) Conto 3
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 6 menit 36 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna putih
d) Abu yang dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu
e) Bau yang dihasilkan adalah karbon tak menyengat
f) Durasi waktu pembakaran briket 37 menit 39 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah dengan 4 kali

6.7.

Pembahasan
Praktikum kali ini adalah praktikum untuk menganalisa
pembakaran pada briket karbonisasi. Praktikum uji pembakaran
briket batubara karbonisasi kali ini menggunakan lima bahan
campuran yaitu batubara, kaolin, kanji, kapur dan serbuk kayu
dengan komposisi masing-masing. Dari hasil percobaan uji
pembakaran briket batubara ini memperoleh beberapa data

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

seperti analisa kemudahan terbakar, analisa asap, analisa abu


dan durasi waktu pembakaran.
Pada percobaan I pada briket non-karbonisasi biasa 1,
briket ini memiliki komposisi yaitu batubara 70%, kaolin 15%,
kanji 15% digunakan satu buah sampel untuk dilakukan
pengujian. Pada sampel tersebut diperoleh data analisa
kemudahan terbakarnya dengan waktu 3 menit 56 detik sampai
batubara membara. Asapnya berwarna hitam keabuan dan
mengeluarkan bau minyak tanah yang menyengat. Abu yang
dihasilkan sedang dan berwarna abu-abu. Durasi pada saat
pembakaran briket ini hingga menjadi abu sekitar yaitu 44 menit
30 detik. Asap yang sedang dan berwarna abu-abu dikarenakan
kandungan kaolin sebesar 15% yang dapat meminimalisir asap
dengan mengabsorbsi asap tersebut. Bau Minyak Tanah yang
menyengat diakibatkan karena perendaman dari briket batubara
yang lama di minyak tanah. Hal ini juga menyebabkan sedikitnya
abu tersebut karena ada komposisi dari briket tersebut yang
tidak dapat terbakar dengan sempurna seperti kaolin.
Pada percobaan selanjutnya yaitu percobaan pada sampel
II (briket biasa) yakni memiliki komposisi batubara 75%, kaolin
15%, kanji 10% digunakan satu buah sampel untuk dilakukan
pengujian. Pada sampel tersebut diperoleh data analisa sulit
terbakar selama 2menit 42detik. Hal ini menunjukkan bahwa
sampel sangat mudah terbakar. Briket ini memiliki asap
berwarna hitam keabu-abuan dengan asap yang sedikit. Abu
yang dihasilkan oleh briket berjumlah banyak dan berwarna
hitam keabuan. Bau yang dihasilkan oleh briket ini belerang
kurang menyengat. Durasi waktu pembakaran briket batubara ini

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

adalah 30 menit, 29 detik hal ini menunjukkan bahwa makin


tinggi nilai kalori yang dimiliki oleh batubara makin lama pula
durasi

pembakaran.

Briket

batubara

ini

harus

dilakukan

penambahan minyak tanah sebanyak 6 kali agar mengubahnya


menjadi abu.
Pada percobaan selanjutnya yaitu percobaan pembakaran
briket non-karbonisasi pada sampel Biomasa I yakni memiliki
komposisi batubara 70%, kaolin 5%, kanji 15%, serbuk kayu 5%,
kapur 5%, digunakan satu buah sampel untuk dilakukan
pengujian. Pada sampel tersebut diperoleh data analisa 5 menit
12 detik, ini menunjukkan briket batubara mudah terbakar, Abu
yang dihasilkan oleh briket berjumlah sedang dan berwarna
keabu-abuan. Bau yang dihasilkan oleh briket ini belerang
kurang menyengat. Durasi waktu pembakaran briket batubara ini
adalah 29 menit, 44 detik hal ini menunjukkan bahwa makin
tinggi nilai kalori yang dimiliki oleh batubara makin lama pula
durasi

pembakaran.

Briket

batubara

ini

harus

dilakukan

penambahan minyak tanah sebanyak 5 kali agar mengubahnya


menjadi bara.
Pada percobaan briket batubara biomas II, yaitu memiliki
komposisi batubara 65%, kaolin 5%, kanji 15%, serbuk kaya 5%,
kapur 10%. mudah terbakar dengan waktu 4 menit 46 detik
hingga briket membara. Asapnya berwarna abu-abu, berbau tak
menyengat diakibatkan komposisi kapur cukup besar. Dengan
durasi pembakaran 25 menit 56 detik.
Pada pembakaran briket batubara karbonisasi biasa I yaitu
dengan komposisi batubara 75%, kaolin 10% dan kanji 15%
memiliki sifat mudah terbakar yaitu dalam jangka waktu 4 menit,

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

15 detik, asap hasil pembakaran berwarna hitam keabu-abuan,


abu sedang dan berwarna hitam, bau karbon dari briket masih
tercium

menyengat,

dengan

penambahan

minyak

tenah

sebanyak 3 kali didapat durasi pembakaran briket batubara


setelah membara yaitu 30 menit, 30 detik sampai briket batubara
menjadi abu, factor utama diakibatkan karena kalori batubara
yang rendah, dan kandungan air pada batubara berkurang akibat
batubara telah dikarbonisasi.
Pada pembakaran briket batubara karbonisasi biasa II
yaitu dengan komposisi briket batubara 80%, kaolin 5% dan kanji
15% memiliki sifat yang lebih mudah terbakar, yaitu dengan
durasi 2 menit, 30 detik, asap berwarna hitam keabu-abuan,
dengan abu yang berwarna hitam, bau karbon menyengat
pembaraan terjadi saat penambahan minyak tanah sebanyak 4
kali, sebagai pemicu nyala bara pada briket batubara.
Pada pembakaran briket batubara karbonisasi biomassa
I yaitu dengan komposisi batubara 70%, kaolin 5%, kanji 15%,
serbuk kayu 5%, dan kapur 5% dengangan komposisi briket
batubara tersebut menghasilkan abu sedang yang berwarna
abu-abu, memiliki asap putih bau karbon tak menyengat akibat
penambahan kapur pada briket batubara, beriket menjadi bara
setelah penambahan minyak tanah 4 kali, setelah pembaraan
maka batubara akan menjadi abu pada menit 31, detik 16.
Pada pembakaran briket batubara karbonisasi biomassa
I yaitu dengan komposisi batubara 65%, kaolin 5%, kanji 15%,
serbuk kayu 7,5%, dan kapur 7,5% dengangan komposisi briket
batubara tersebut maka maka memiliki sifat mudah terbakar
yaitu dalam waktu 3 menit, 5 detik dengan asap berwarna putih,

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

memiliki abu sisa pembakaran berwarna sedang dan berwarna


abu-abu, berbau karbon yang tak menyengat diakibatkan kapur
pada briket batubara, dengan 5 kali penambahan minyak pada
briket sampai briket batubara membara hingga briket batubara,
menjadi bara selama 37 menit, 39 detik.
Ada beberapa analisa yang dilakukan pada praktikum uji
pembakaran ini yaitu analisa kemudahan terbakar, analisa asap,
analisa bau, analisa abu serta durasi pada pembakaran briket
hingga menjadi abu. Karena itu diperlukan alat pengukur waktu
untuk menghitung durasi pembakaran briket hingga menjadi abu
dan untuk bisa menentukan mudah atau tidaknya pembakaran
briket menjadi bara. Ada beberapa parameter dalam analisa ini
yaitu mudah terbakar (0 20 menit), sedang (20 30 menit) dan
sulit terbakar (> 30 menit). Pada analisa abu yang dianalisa
adalah banyaknya abu yang tersisa serta warna dari abu
tersebut. Pada analisa asap yang dianalisa adalah banyaknya
asap

dan

warna

asap

yang

dihasilkan

briket

setelah

pembakaran. Pada analisa bau yang dianalisa adalah bau yang


dikeluarkan briket pada saat pembakaran, hal ini sangat
berkaitan dengan campuran bahan pembuat briket tersebut.

6.8. Penutup
6.8.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat dari parktikum kali ini
antara lain:

Resky Ade Pratama


H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

a. Uji pembakaran briket batubara non-karbonisasi dan

briket batubara karbonisasi memiliki beberapa analisis


yaitu analisis kemudahan terbakar, analisis durasi saat
pembakaran, analisis asap, analisis abu dan bau.
b. Briket yang paling mudah terbakar adalah briket yang

mempunyai komposisi 80% batubara, 5% kaolin, 15%


kanji, dengan waktu 1 menit 41 detik. Sedangkan briket
yang

paling

sukar

terbakar

adalah

briket

yang

mempunyai komposisi 65% batubara, 5% kaolin, 15%


kanji, 7,5 % serbuk kayu dan 7,5 % kapur dengan waktu
6 menit 36 detik.
c. Briket yang paling lama durasi pembakarannya adalah

briket dengan komposisi 70% batubara, 15% kaolin, dan


15% kanji dengan waktu 44 menit 30 detik. Sedangkan
briket yang paling cepat durasi pembakarannya adalah
briket dengan komposisi 65% batubara, 5% kanji, 15%
kaolin, 5% serbuk kayu, dan 10% kapur dengan waktu 16
menit.
d.

Analisis kemudahan terbakar, bau, abu, durasi waktu


pembakaran
komposisi

serta

dari

asap

campuran

sangat
briket

dipengaruhi
tersebut

oleh

terhadap

komposisi utamanya yaitu batubara, dimana komposisi


batubara berbanding lurus terhadap kemudahan dan
durasi waktu pembakaran.

6.8.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum kali ini
antara lain :
Resky Ade Pratama
H1C113217

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

a. Sebaiknya kompor briket yang ada harus lebih dari satu


untuk satu kelompok agar dapat mempersingkat waktu
saat pembakaran briket batubara..
b. Sebaiknya ada faktor kontrol udara (oksigen) agar kita
dapat mengatur besar kecil bara karna pengaruh oksigen
dari luar kompor briket..
c. Sebaiknya

dalam

melakukan

keguatan

uji

coba

pembakaran briket batubara praktikan harus memastikan


kondisi tempat pembakaran jauh dari menda yang
mudah terpicu oleh api atau panas.
d. Sebaiknya safety tools yang digunakan lengkap dan
memenuhi

keamanan

standar

untuk

keamanan dan kelancaran praktikum.

Resky Ade Pratama


H1C113217

keselamatan,

Anda mungkin juga menyukai