Tindakan Dalam Persalinan
Tindakan Dalam Persalinan
Tindakan Dalam Persalinan
PERSALINAN
Bambang Satria
NPM. 110170010
Gea Ghestivani Safari NPM. 110170023
Muhammad Ibnu Aqil NPM. 110170041
Retna Deviani
NPM. 110170056
Robby Nur Zam Zam NPM. 110170062
Pembimbing:
Dr. Ricardi W. Alibasjah, SpOG, MHA
PEMBAHASAN
Terminasi
Kehamilan
Kardiotok
ografi
(KTG)
Induksi
Persalinan
Anestesia
Obstetrikal
TINDAKAN
DALAM
PERSALINAN
Ekstraksi
Forseps Dan
Ekstraksi
Vakum
Sectio
Caesarea
Histerektomi
Peripartum
TERMINASI KEHAMILAN
PERSIAPAN TERMINASI
KEHAMILAN
Berdasarkan kondisi klinis setiap perempuan, kebutuhan
dan preferensi, preparasi untuk terminasi kehamilan
meliputi :
...
METODE BEDAH
1.Preparasi Serviks
2.Pengeluaran secara digital
3.Kuretase Suction
4.Kuretase (kerokan)
PREPARASI SERVIKS
Dilator osmotik
Satu agen farmakologis (seperti
misoprostol atau gemeprost)
Preparasi serviks terbukti meningkatkan
dilatasi dasar dan mengurangi tenaga
yang diperlukan untuk mencapai dilatasi
yang cukup sebelum kuretase
KURETASE SUCTION
= prosedur bedah minor yang merupakan
metode utama yang digunakan di Australia dan
Selandia Baru untuk terminasi kehamilan tiga
bulan pertama
Prosedur kuretase suction:
Preparasi serviks
Anestesi total atau lokal
Kuretase tajam
Serviks didilatasi dengan menggunakan dilator
logam
KURETASE (KEROKAN)
=cara membersikan hasil konsepsi memakai
alat kuretase, penolong harus menolong
melakukan pemerikaan dalam untuk
menentukan letak uterus, keadaan serviks
dan besarnya uterus untuk mencegah
terjadinya bahaya kecelakaan misalnya
perforasi
METODE MEDIS
Obat-obat yang digunakan untuk
mengakhiri kehamilan bertindak dengan
menghambat sintesis progesteron,
merangsang kontraksi miometrium,
mengantagonis kerja progesteron, atau
menghambat perkembangan trofoblas.
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)
...
9.Hidupkan komputer dan kardiotokograf
10.Lama perekaman adalah 30 menit
11.Lakukan pencetakan hasil rekaman KTG
12.Lakukan dokumentasi data
13.Matikan komputer dan mesin
kardiotokografi, bersihkan dan rapihkan
kembali alat pada tempatnya.
14.Beritahu pasien bahwa pemeriksaan
telah selesai
15.Intepretasikan hasil yang telah di dapat
INDUKSI PERSALINAN
SECARA MEDIS
INFUS OKSITOSIN
= suatu hormon yang diproduksi di hipotalamus
dan diangkut lewat aliran aksoplasmik ke
hipofisis posterior
Pelepasan oksitosin
Rangsangan pada paplia mamae
Distensi vagina dan uterus
Konsentrasi akan meningkat di malam hari
Estrogen merangsang produksi oksitosin
Progesteron akan menghambat oksitosin
PROSTAGLANDIN
Pemberian prostagladin dapat merangsang
otok-otot polos termasuk juga otot-otot rahim
(PGE2 dan PGF5)
Pemakaian dalam bentuk infus intravena
(Nalador) dan pervaginam (prostaglandin
vagina suppositoria)
Efek pemberian prostaglandin:melunakkan
serviks, vasodilatasi dan meningkatkan curah
jantung 30%
MISOPROSTOL
Hanya dikerjakan di pelayanan kesehatan
yang lengkap (ada fasilitas bedah sesar),
karena risiko meningkatkan ruptura uteri
Dilakukan pada:
preeklampsia berat/eklampsia
serviks belum matang sedangkan seksio
sesarea belum dapat segera dilakukan
bayi terlalu prematur
kematian janin dalam rahim >4 minggu
SECARA MANIPULATIF
AMNIOTOMI
Dengan cara memecahkan ketuban di
bagian bawah depan (fore water) atau di
bagian belakang ( hind water ) dengan alat
khusus (drewsmith catheter) atau omnihook
Sering dikombinasikan dengan pemberian
oksitosin
Belum diketahui pasti pengaruh amniotomi
dalam merangsang timbulnya kontraksi rahim
Kontraindikasi Relatif:
Perdarahan antepartum (ex. solusio plasenta
dan plasenta previa lateralis)
Grande multiparitas
Riwayat seksio sesaria sebelumnya
Malposisi dan malpresentasi
SKOR BISHOP
Skor
Pembukaan
serviks (cm)
1-2
3-4
Pendataran
serviks
0-30%
40-50%
Penurunan
kepala diukur
Hodge III (cm)
-3
-2
Konsistensi
serviks
keras
Posisi
kebelakang
60-70%
-1.0
sedang
lunak
Searah
sumbu jalan
lahir
Kearah
depan
3
5-6
80%
+1+2
....
KOMPLIKASI INDUKSI PERSALINAN
Adanya kontraksi rahim yang berlebihan
Gawat janin (stress pada bayi)
Dapat merobek bekas jahitan operasi caesar
Janin bisa mengalami ikterus neonatorum
dan aspirasi air ketuban
Infeksi
Rupture uterus
Emboli
SECTIO SESAREA
POSEDUR PELAKSANAAN
1.desinfeksi pada dinding perut dan lapangan
operasi
2.Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas
simfisisbawah umbilikus, sepanjang 12 cm kavum
peritoneal terbuka.
3.Rongga perut di sekitar rahim dilingkari dengan kasa
laparotomi
4.insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atas
rahim (SAR) diperlebar secara sagital dengan gunting
5.Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban
dipecahkan. Janin dilahirkan dengan meluksir kepala dan
mendorong fundus uteri. Setelah janin lahir seluruhnya,
tali pusat dijepit dan dipotong
7.
HISTEREKTOMI
PERIPARTUM
ANASTESI OBSTETRI
1.Gerakan Diafragma
2.Aliran darah
3.Perubahan biokimia
4.Perpindahan obat melalui plasenta
ANESTESI UNTUK SC
1.Persiapan
a. Antacid (mis: 20 ml mahnesium trisiklat)
b. pemeriksaan anatomi jalan napas
c. obat-obat sudah disiapkan
d. infus sudah terpasang
e. alat ukur & EKG
f. Periksa kelengkapan alat-alat
1. alat anestesi
2. alat jalan napas (oral)
3. pipa endotrakeal
4. sungkup muka
TAHAP INDUKSI
1.Sambil memegang sungkup muka, asisten bersiap-siap
meraba krikoid untuk melakukan tekanan
2.Suntik pentotal (thiopental) 3-4 mg/kg
3.Lakukan intubasi cepat (dengan pipa endotrakeal 7,5-8
mm), balon pipa dikembangkan
4.Sesudah dismbung dengan alat anestesi, lakukan inflasi
dengan O2-100%
5.Yakinkan pipa endotrakeal masuk trakea dan paru-paru,
kemudian dengarkan jalan napas dengan stetoskop, dan
perhatikan dada kanan dan kiri mengembang pada setiap
inflansi.
MEMPERTAHANKAN INDUKSI
1.Anestesi dengan campuran N2O 50% dalam O2 dengan
halotan 0,5 vol %
2.Pemantauan dilakukan secara teratur terhadap EKG,
tekanan darah dan warna kulit.
3.Hipotesis harus segera diobati dengan mempercepat infus
cairan kristaloid
4.Setelah tali pusat diklem biasanya diminta untuk memberi
matergin atau sintosinon IV atau perinfus
5.Sesudah bayi lahir konsentrasi obat anestesi dapat
dinaikkan atau ditambah dengan pentotal N2O dapat
ditambahn 60% dan dikombinasi dengan petidin 25 mg IV
atau fentanil 50-100 ug IV
EKSTRAKSI FORSEPS
forsep
Naegele
forsep
Kielland
forsep Piper
forsep
Simpson
forsep
Boerma
forsep Tarnier
Forseps Naegele
Forseps Kielland
Forseps Kielland
tidak mempunyai
lengkung panggul,
sehingga tidak
terikat pada satu
belah panggul
saja
Forseps Piper
Tidak mempunyai
lengkung panggul, tapi
mempunyai lengkung
kepala dan lengkung
perineum
Sering digunakan untuk
menarik kepala yang
sulit lahir pada letak
sungsang
Syarat ekstraksi
forseps
Indikasi janin:
Dalam
keadaan
gawat janin
Indikasi ekstraksi
forseps
Indikasi ibu:
Ruptura uteri
mengancam
Adanya edema
pada vagina/vulva
tanda-tanda infeksi
Eklamsi yang
mengancam
Pada ibu-ibu yang
tidak boleh
mengejan
Ibu-ibu yang sudah
kehabisan tenaga
KONTRAINDIKASI
EKSTRAKSI
FORSEPS
Janin sudah
lama mati
Anensefalus
Pembukaan
belum lengkap
Pasien bekas
operasi vesikovaginal fistel
Kepala masih
tinggi
Komplikasi
Ekstraksi vakum
adalah suatu persalinan buatan di mana
janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga
negatif (vakum) pada kepalanya
ekstraksi vakum memegang bagian
terdepan dari kepala janin, sehingga
dapat dikatakan janin ditarik keluar pada
rambutnya
ekstraktor vakum lebih aman dari pada
pemakaian forsep jika dilakukan oleh
orang yang telah terlatih dan trampil
KONTRAINDIKASI EKSTRAKTOR
VAKUM
Jika pada Ibu Terdapat:
Ruptura uteri membakat
Pada penyakit-penyakit di
mana ibu secara mutlak
tidak boleh mengejan,
misalnya payah jantung,
preeklampsia berat.
www.hbliskh.blogspot.