Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan alternatif sumber


energi listrik bagi masyarakat. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan
memberikan dampak negatif, maka air menjadi sumber energi yang penting karena
dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang murah dan tidak menimbulkan
polusi. Selain itu, Indonesia kaya sumber daya air sehingga sangat berpotensi untuk
memproduksi energi listrik yang banyak.
Di Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi terdapat Industri Gula
Glenmore dan dibangun Embung Sidodadi pada Perkebunan Kalirejo dibangun guna
menampung air pada musim penghujan yang bisa dimanfaatkan hingga musim
kemarau untuk mengairi kebun tebu yang ada di wilayah Glenmore dengan luas 1000
ha. Selain itu , embung Sidodadi dibangun untuk tempat wisata alam yang
membutuhkan energi listrik untuk kebutuhan penerangan.
Embung Sidodadi dibangun di kebun Kalirejo, Kecamatan Glenmore,
Kabupaten Banyuwangi. Embung Sidodadi dibangun guna menyimpan air pada
musim penghujan dan memanfaatkan air pada musim kemarau. Air sangat
dibutuhkan untuk mengairi kebun tebu yang ada di wilayah Glenmore dengan luas
1000 ha. Embung Sidodadi nantinya akan dilengkapi pintu air dan bangunan
pelimpah (spillway) sebagai pelimpah air saat kondisi air banjir
Pada bangunan embung Sidodadi masih dibangun dengan metode konvensional
tanpa adanya perencanan dan perhitungan yang valid sehingga fungsi embung tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Pembangunan spillway masih sebatas hanya sebagai
bangunan pelimpah saja tidak memperhitungkan air yang sewaktu-waktu meluap
akibat hujan. Selain itu, pintu air yang ada di embung Sidodadi belum optimal karena
dimensi pintu air tidak sesuai dengan volume tampungan embung.

Embung yang akan dibangun nantinya harus menampung air untuk memenuhi
kebutuhan irigasi serta aman terhadap banjir yang direncanakan. Oleh sebab itu,
diperlukan perencanaan pintu air dan spillway secara struktural adalah sebuah
keharusan agar fungsi embung dapat berjalan secara optimal. Sehingga diperlukan
desain spillway yang mampu mengalirkan air banjir yang telah direncanakan dan
mampu menahan stabilitas geser dan guling serta desain pintu air yang dapat mengatur
volume air dalam embung.
Berdasarkan karakteristik embung pada kondisi eksisting maka digunakan pintu
air tipe sorong yang dibuka-tutup secara manual, pada musim kemarau pintu air
dibuka agar air tidak keluar sedangkan pada musim hujan pintu air ditutup untuk
mengatur ketinggian air. Pemilihan bangunan pelimpah menyesuaikan kondisi disana
maka digunakan spillway overflow tipe lurus dengan fungsi mengalirkan debit banjir.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah di jelaskan

sebelumnya, maka di rumuskan masalah sebagai berikut :


1. Bagaimana desain pintu air agar dapat mengatur volume air yang masuk kedalam
jaringan irigasi?
2. Bagaimana mendesain bangunan pelimpah (spillway) dengan mempertimbangkan
kondisi geoteknik dan debit outflow pada perhitungan penelusuran banjir?
1.3

Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mendesain pintu air yang dapat mengatur volume air yang masuk kedalam
jaringa irigasi
2. Dapat mendesain bangunan pelimpah (spillway) dengan mempertimbangkan
kondisi geoteknik dan debit outflow pada perhitungan penelusuran banjir.
1.4

Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan :

1. Mampu mendesain bangun pintu air dan bangunan pelimpah (spillway) dengan
fungsi yang optimal.
2.

Sebagai bahan acuan pembelajaran ilmu tentang perencanaan pintu air dan
bangunan pelimpah (spillway).

1.5

Batasan Masalah
Lingkup penelitian ini meliputi struktur bangunan pelimpah (spillway) dan pintu
air

Anda mungkin juga menyukai