Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara
berkembang terutama disebabkan oleh perdarahan persalinan, eklamsia,
sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan
dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah melalui upaya
pencegahan yang efektif. Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir
terfokus kepada : keluarga berencana untuk lebih mensejahterakan anggota
masyarakat. Asuhan neonatal trfokus untuk memantau perkembangan
kehamilan mengenai gejala dan tanda bahaya, menyediakan persalinan dan
kesediaan

menghadapi

komplikasi.

Asuhan

pasca

keguguran

untuk

penatalaksaan gawat darurat keguguran dan komplikasinya serta tanggap


terhadap

kebutuhan

pelayanan

kesehatan

reproduksi

lainnya.

Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti
ilmiah menunjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu
merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan kematian.
Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah
persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu
diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan
komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan
jenis komplikasi dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi
keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berada
menurut derajat keadaan dan tempat terjadinya.
Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu,
khususnya

ibu

hamil.

Tidak

sedikit

ibu

dan

bayinya

mengalami

kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tak dapat terselamatkan yang


pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu dan anak.
Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada
ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah
proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan

serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan


dan ketidaknormalan dalam proses persalinan. Untuk itu kami bermaksud
membuat makalah ini dengan tujuan menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan
2 dan dapat membantu para ibu dalam mempersiapkan proses persalinan yang
lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Persalinan ?
2. Apa saja macam macam bentuk persalinan ?
3. Apa saja sebab sebab yang menimbulkan persalinan ?
4. Bagaimana permulaan terjadinya persalinan ?
5. Apa saja tanda tanda persalinan ?
6. Apa saja fase atau kala kala dalam persalinan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari persalinan
2. Untuk mengetahui macam macam bentuk persalinan
3. Untuk mengetahui sebab sebab yang menimbulkan persalinan
4. Untuk mengetahui permulaan terjadinya persalinan
5. Untuk mengetahui tanda tanda persalinan
6. Untuk mengetahui fase atau kala kala dalam persalinan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persalinan
a. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang
dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain (Sinopsis Obstetri 1998 : 91 )
b. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
2

usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.


(Asuhan Persalinan Normal 2008 : 37)
c. Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan Uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
malalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba 1998 : 157 )
d. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta dan
selaput ketuban) keluar dari uterus ibu.

2.2 Macam Macam Bentuk Persalinan


2.2.1 Persalinan Menurut Caranya
a.

Persalinan spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan itu sendiri dan
melalui jalan lahir

b.

Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dibantu denga tenaga dari luar misalnya
exraksi vacuum forcep atau dengan operasi

c.

Persalinan Anjuran
Bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi harus
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitosin atau
prostagladin

2.2.2 Persalinan Menurut tua / Umur Kehamilan


a. Abortus
Buah kehamilan sebelum kehamilan 28 minggu atau bayi dengan
berat badan kurang dari 1000 gram
b. Aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara kehamilan 37 sampai 42
minggu atau janin dengan berat badan diatas 2500 gram
c. Serotinus
Pengeluaran buah kehamilan yang melebihi kehamilan 42 minggu
pada janin terdapat tanda-tanda post maturalis

d. Persalinan Presipitatus
Persalinan yang berlagsung cepat kurang dari 3 jam
e. Persalinan Percobaan
Adalah suatu penilaian kemajuan peralinan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya disproporsi cepalopevik
2.3 Sebab Sebab Yang Menimbulkan Persalinan
a. Teori penurunan hormon. minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan
kadar hormone esterogen dan progesteron. Progesterone bekerja sebagai
penegang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul His bila kadar kolesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar-kadar
esterogen dan progesterone yang menyebabkan kekejang pembuluh darah
hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim : raahim yang menjadi besar dan merenggang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
utero plasenter
d. Teori iritasai mekanik dibelakang serviks terletak gangguan servikale
(flexus franken hauser) bila gangguan ini digeser dan ditekan misalnya
oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus
e. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbukan dengan
jalan:
1. Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frans ken hauser.
2. Amniotomi: pemecahan ketuban
3. Oksitosin drips pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
(Sinopsis Obstetri 1998:92)
2.4 Permulaan Terjadinya Persalinan
Dengan penurunan hormone progesteron menjelang persalinan dapat
terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan:
1. Turunnya kepala masuk pintu atas panggul, terutama pada
primigravida minggu ke 36 dapat menimbulkan sesak dibagian
bawah diatas simpisis pubis dan sering ingin kencing atau susah
kencing karena kandung kemih tertekan kepala.

Bidang hodge.
Bidanng-bidang hodege ini dipelajari untuk menentukan
sampai dimanakah bagian terendah janin turun dalam
panggul, dalam persalinan.
Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui
bagian atau sympisis dan promontorium bidang ini
dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
Bidang hodge 2 : ialah bidang sejajar dengan Bidang
hodge 1 terletak dibagian bawah sympisis
Bidang hodge 1 : ialah bidang yang sejajar dengan
Bidang hodge 1 dan Bidang hodge 2 terletak
setinggi spina isciadika kanan dan kiri.
Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan
Bidang hodge 1,2 dan 3 terletak setinggi os koksigis.
2. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.
3. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot
rahim dan tertekannya pleksun frankenhouser yang terletak sekitar
serviks (tanda persalinan palsu- false labour)
4. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim
5. Terjadi pengeluaran lendir dimana lendir penutup seviks dilepaskan
(Manuaba 1998:160)
2.5 Tanda Tanda Persalinan
Sebelum terjadinya persalianan (beberapa minggu sebelumnya) wanita
memasuki yang disebut kala pendahuluan tanda-tandanya sebagai berikut :
a. Lightening, Setling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul terutama pada primigravida
b. Perut kelihatan lebih melebar fundus uteri menurun
c. Perasaan sering atau susah kencing (Polakisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
d. Perasaaan sakit diperut dan dipunggung oleh adanya kontraksi lemah
dari uterus, kadang disebut "false laboar pain"

e. Servik menjadi lembek mulai mendaftar dan sekresinya bertambah


bisa bercampur darah (Bloody Show)
2.6 Faktor-faktor yang Berperan dalam persalianan
a.

Pasage
Adalah jalan lahir yang meliputi rangka panggul, uterus dan vagina

b.

Passager
Adalah anak air ketuban darah dan plasenta

c.

Power
Adalah tenaga untuk melahirkan yaitu : kontraksi uterus atau his dari
tenaga mengejan ibu untuk mengadakan persalinan yang normal, maka
tenaga Ibu harus normal juga

d.

Psikologi Ibu
Keadaan emosi Ibu, suasana Ibu, dan lain-lain

e.

Penolong
Dokter / bidan yang menolong persalinan dengan pengetahuan dan
ketrampilan dan seni yang dimiliki

2.7 Fase Atau Kala Kala Dalam Persalinan


1. Kala I (kala Pembukaan)
Permulaan persalinan ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah karena serviks mulai mendatar dan membuka. Kala pembuka dibagi
menjadi du fase (mochtar, 1994).
a.

Fase laten: pembukaan serviks berlangsung lambbat, sampai


pembukaan 3 cm yang berlangsung dalam tujuh sampai delapan
jam.

b.

Fase aktif: berlangsung selanma enam jam yang dibagi atas tiga
subvase, antara lain :
periode akselerasi, pembukaan menjadi 4 cm yang
berllangsung selam dua jam.

periode dilatasi maksimal, yaitu dalam waktu 2 jam


pembukaan menjadi 9 cm.
periode deselerasi, yaitu pembukaan berlansung llambat
kembali dalam waktu dua jam pembukaan dari 9 cm
mencapai lengkap 10 cm. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung selama 12 jam sedangkan
multigravida sekitar 8 jam. Bardasarkan kurva Friedman
diperhitungkan pembukaan primigravida adalah 1 cm tiap
jam dan untuk multigravida 2 cm tiap jam. Dengan
perhitungan tersebut, maka waktu pembuaan lengkkap
dapat diperkirakan.
2. Kala II (kala Pengeluaran)
Menurut mochtar (1994), pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir,
kuat, interval 2-3 menit dengan durasi 50 sampai 100 detik. Pada akhir kala
I ketuban akan pecah disertai pengeluaran cairan mendada, kepala janin
turun masuk ruang panggul, sehingga terjadi tekanan pada otot dasar
panggul yang akan menimbulkan keinginan untuk mengejan. Oleh karena
tertekannya fleksus Franken Hauser, ibu merasa seperti ingin buang air
besar karena adanya tekanan pada rektum. Tanda-tanda kala II (Farrer,
2001) antara lain:
a. pemeriksaan vaginal serviks sudah dilatasi penuh.
b. Selaput amnion biasanya sudah pecah.
c. His atau kontraksi uterus yang berlangsung panjang kuat, dan tidak
begitu sering bukan 2-3 menit lagi, melainkan sekitar 3-5 menit
sekali.
d. Mungkin terdapat tetesan darah dari vagina.
e. Ibu mengalami desakan kuat untuk mengejan.
f. Sfingter ani terlihat berlilatasi.
g. Perineum tampak menonjol.
3. Kala III (Pelepasan Uri)
7

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit.


Lepasnya plasenta secara Schultze yang biasanya tidak ada perarahan
sebelum plasenta lahir dan banyak mengeluarkan darah setelah plasenta
lahir. Sedangkan pengeluaran plasenta cara Duncan yaitu plasenta lepas dari
pinggir, biasanya darah mengalir keluar antara selaput ketuan (Mochtar
1994). Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan
tanda-tanda:
a. uterus menjadi bundar;
b. fundus uterus mengalami kontraksi kuat;
c. uterus terdorong ke atas karena plasenta lepass ke segmen
bawah rahim;
d. tali pusat bertambah panjang;
e. terjadi perdarah

4. Kala IV (Observasi)
Kala IV dimaksudkan untuk observasi pendarahan postpartun. Paling
sering terjadi pendarhan pad dua jam pertama, yang perlu diobservasi
adalah:
a. Tingkat kesadaran;
b. Tanda tanda vital;
c. Kontrasi uterus;
d. Terjadinya pendarahan pendarahan dikatakan normal jika
jumlahnya tidak lebih dari 500 ml.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. M berumur 24 tahun datang ke puskesmas dengan wajah kesakitan
dan memgangi perut bagian bawah. Pada saat datanng tekanan darah 110/90
mmHg, lalu nadi 80x/menit, suhunya 36 derajat celcius, tinggi badan 148 cm.
Berat badan sebelum hamil 53 kg, berat badan saat hamil 57 kg, LILA 24,
Tafsiran persalinan 11 Desember 2014. Ny.M mengatakan perut terasa mules
disertai nyeri pada perut bagian bawah pada tanggal 11 desember 2014 pukul
16.00 WIB dan tembus kebagian belakang. Ny M juga mengatakan keluar lender
dan darah dari kemaluan pada tanggal 13 desember 2014 pukul 05.00 WIB. Ny M
pertama kali menstruasi pada umur 12 tahun dengan lama menstruasi 6-7 hari.
Biasanya ganti pembalut 2-3 kali sehari dan tidak pernah mengalami disminore.
HPHT : 04 Maret 2014. Dari riwayat keluarga tidak memiliki penyakit menular

dan tidak mempunyai riwayat kembar. Saat ini Ny M juga tidak menderita
penyakit apapun kecuali yang sudah dikeluhkan.
3.1 Pengkajian
I.
Identitas
A. Data Subyektif
Nama istri
: Ny. R
Umur
: 24 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Jl. Wr.Soepratman RT 24

Nama Suami
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan

: Tn. A
: 26 tahun
: Islam
: SMP
: Bangunan

II. Riwayat Keluhan Utama


Ibu mengatakan perut terasa mules disertai nyeri perut bagian bawah
dan tembus ke bagian belakang mulai tanggal 11 Desember 2014 jam
-

16.00 WIB
Ibu mengatakan keluar lendir dan darah dari kemaluan pada tanggal
13 Desember 2014 jam 05.00 WIB.

III. Riwayat kesehatan


a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak memiliki
(TBC,hepatitis),

riwayat

penyakit

menular

menurun(diabetes,hipertensi),

menahun

(jantung,

asma).
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit apapun, kecuali yang
sedang dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang menderita
riwayat

penyakit

menular

(TBC,hepatitis),

menurun(diabetes,

hipertensi), menahun(jantung,asma).
d. Riwayat kehamilan kembar
Ibu mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang memiliki
keturunan kembar.
e. Riwayat menstruasi
Menarche
: 12 tahun
Lama
: 6-7 hari
Banyak
: 2-3x ganti pembalut / hari
Siklus
: 28 hari
Teratur/tidak
: teratur
Disminore
: tidak ada
Flour albus
: tidak ada

10

HPHT
: 04 Maret 2014
TP
: 11 Desember 2014
f. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N

Tahun

Tempat

Persalina

Persalina

Persalin

an

n
1

Penolong

Penyulit

Anak
J

Nifa

Usia

anak

Hamil ini

g. Riwayat kehamilan sekarang


- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dengan usia kehamilan
9 bulan lebih
- Ibu merasakan gerakan bayi sejak 4 bulan, gerakan 24 jam terakhir
12kali.
- Pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Berbas sebanyak 8 kali ( data
dari buku ANC)
- Keluhan selama hamil: mual, muntah, dan sakit kepala.
h. Riwayat ANC
Frekuensi Trimester I
: berapa kali : 3 kali
Keluhan
: mual,muntah
Terapi
: kalk, B6
Trimester II
: berapa kali : 2 kali
Keluhan
: sakit kepala
Terapi
: fe, kalk
Trimester III : berapa kali : 3 kali
Keluhan
:Terapi
: kalk
i. Perilaku Kesehatan
Merokok
: tidak
Minum-minuman alcohol
: tidak
Minum jamu
: tidak
j. Pola nutrisi
- Sebelum hamil:
Makan : 3x/hari (2 sendok nasi, 1 potong ikan, sayur, 1 potong
tempe,1 potong tahu).
Minum: 6-7 gelas/hari (air putih, teh, susu).
- Selama hamil

Makan : 4-5x/hari ( sendok nasi, potong ikan, sayur,


potong tempe, tahu, biscuit, dan buah).
Minum: 8-9 gelas/hari(air putih, teh, susu).

11

k. Pola eliminasi :
-Sebelum hamil :
BAB : 1x/hari (konsistensi lembek, kekuning-kuningan,
bau khas).
BAK : 4-5x/ hari (kuning jernih,bau khas).
-Selama hamil :
BAB : 2 hari sekali (konsistensis padat, kuning kecoklatan,
bau khas).
BAK : 8-9x/hari (kuning jernih, bau khas).
l. Pola aktifitas
Sebelum hamil : masak, bersih-bersih, mencuci, mengurus anak
Selama hamil : masak, bersih-bersih, mencuci, mengurus anak
m. Pola istirahat
-Sebelum hamil :
Tidur malam : 7 jam (22.00-05.00)
Tidur siang : 1 jam (13.00-14.00)
- Selama hamil
:
Tidur malam : 7-8 jam (21.00-05.00)
Tidur siang : 2 jam (13.00-15.00)
n. Pola personal hygiene:
-Sebelum hamil :
Mandi
: 2x/hari
Keramas
: 1x/hari
Sikat gigi
: 2x/hari
Ganti pakaian
: 2x/hari
Ganti celana dalam : 2x/hari
-Selama hamil
:
Mandi
: 2x/hari
Keramas
: 1x/hari
Sikat gigi
: 2x/hari
Ganti pakaian
: 2x/hari
Ganti celana dalam : 3x/hari
o. Keadaan psikososial spiritual
a.
Apakah kehamilan ini diinginkan ?
Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini di inginkan.
b.
Jenis kelamin apa yang diinginkan ?
Ibu mengatakan bahwa pada kehamilan ini menginginkan jenis
kelamin perempuan, tetapi ibu dan keluarga menerima dengan
c.

iklas jika anak yang lahir berjenis kelamin laki-laki.


Pengantar klien :
Ibu mengatakan bahwa pengantar ibu ke RSUD yaitu suami dan
keluarga.

p. Latar belakang sosial budaya dan dukungan keluarga

12

Keluarga sangat mendukung kehamilan ini, tidak ada


pantangan makanan selama kehamilannya dan pada adat jawa ada
mandi-mandi 7 bulanan.
B.

Data objektif
Tanggal : 13/12/2014
Jam
: 08.15 WIB

1.

Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Kesadaran
TD
Nadi
Suhu
RR
Tinggi badan
BB sebelum hamil
BB saat hamil
LILA
TP
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi

: Baik
: Composmentis
: 110/70 mmHg
: 80x/menit
: 36oC
: 20x/menit
: 148 cm
: 53 kg
: 57 kg
: 24 cm
: 11/12/2014

Kepala : Terlihat bersih, tidak terlihat ada ketombe, rambut


terlihat lebat, hitam, dan ikal.

Wajah : Tidak terlihat oedem


Mata : Terlihat simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera

terlihat putih.
Hidung : Terlihat simetris, terlihat ada secret.
Mulut : Terlihat bersih, tidak terlihat stomatitis, tidak

terlihat adanya caries.


Telinga : Terlihat bersih dan simetris
Leher
: Tidak terlihat ada pembesaran vena jugularis,

dan tidak terlihat ada pembesaran kelenjar tyroid.


Dada : Terlihat simetris
Payudara: Tampak terlihat hiperpigmentasi areola, putting

terlihat menonjol, pengeluaran ASI +.


Abdomen : Terlihat membesar sesuai usia kehamilan,
bentuk memanjang, tidak terlihat ada bekas section Caesar.

13

Genetalia : Terlihat ada pengeluaran lendir dari vagina,


tidak terlihat varises, tidak terlihat odema,

b.

Terpasang infuse RL + oxy 2 ampul


Bawah : Tidak terlihat odema di kedua kaki
Anus : Terlihat normal

Abdomen
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Mc.donald
TBJ
His
Auskultasi

c.

: TFU 3 jari dibawah px, teraba bokong


: Teraba punggung disebelah kanan
: Presentasi kepala
: Kepala sudah masuk PAP (divergen)
: 31 cm
: (31-11) = 20x155 =3100 gram
: 3x10 menit, durasi 20 detik.

DJJ
: 150x/menit regular
Punctum maximum : samping bawah pusat bagian kanan.

Perkusi

e.

pembesaran kelenjar bartolini


Ekstremitas :
Atas : Tidak terlihat odema baik kanan dan kiri.

Palpasi

d.

tidak ada

Reflek patella

: +/+

Pemeriksaan dalam
Tanggal
: 13/10/2013
Jam
: 08.15 wita
a.
Pengeluaran/vagina : Blood (+), slim (+)
b.
Portio
: tebal kaku
c.
VT
: 2 cm
d.
Ketuban
: positif (+)
e.
Effacement
: 40%
f.
Presentasi
: kepala, divergen
g.
Hodge
:I
h.
Moulage
: tidak ada
i.
Kesan panggul
: ginekoid
f.
Pemeriksaan penunjang
Darah : Golongan Darah
:B+

14

Hb
HBsAg

: 10,4 gr%
: non reaktif

3.2 Analisa Data


NS.
DIAGNOSIS :
(NANDA-I)
DEFINITION:

DEFINING
CHARACTERISTI
CS

RELATED
FACTORS:

Gangguan rasa nyaman

Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,


psikospiritual,lingkungan, dan sosial

Ansietas
Menangis
Gangguan pola tidur
Takut
Ketidakmampuan untuk relaks
Iritabilitas
Merintih
Melaporkan perasaan tidak nyaman
Melaporkan gejala distress
Melaporkan rasa gatal
Melaporkan kurang puas dengan keadaan
Melaporkan kurang puas dengan situasi tersebut
Gelisah
Berkeluh kesah

Gejala terkait penyakit


Sumber yang tidak adekuat ( mis.,dukungan financial
dan sosial )
Kurang pengendalian lingkungan
Kurang privasi
Kurang control situasional
Stimuli lingkungan yang mengganggu
Efek samping terkait terapi ( mis.,medikasi, radiasi )

15

Subjective data entry

ASSESSMENT

Objective data entry

Ibu mengatakan perut terasa Tanda-tanda vital :


TD
: 110/70 mmHg
mules disertai nyeri perut
Nadi
: 80x/menit
bagian bawah dan tembus ke
Suhu
: 36oC
RR
: 20x/menit
bagian belakang mulai tanggal
Tinggi badan
: 148 cm
11 Desember 2014 jam 16.00
BB sebelum hamil : 53 kg
BB saat hamil
: 57 kg
WIB
LILA
: 24 cm
Ibu mengatakan keluar lendir
dan darah dari kemaluan pada
tanggal 13 Desember 2014
Ns. Diagnosis (Specify):

jam 05.00 WIB.


DIAGNOSIS

Client
Diagnostic
Statement:

Gangguan rasa nyaman


Related to:

Gangguan rasa nyaman


berhubungan dengan Kurang control
situasional

3.3 Intervensi
NIC
INTERVENSI

NOC
AKTIVITAS

OUTCOME

16

INDIKATOR

Penatalaksanaan
Lingkungan

Kenyamanan

Membatasi

Comfort
( 2010 )

pengunjung
Mencegah

Def :

gangguan yang

( 6482 )
Definisi :
Memanipulasi
lingkungan
sekitar

pasien

tidak perlu dan


memberikan

waktu istirahat
Menetukan
sumber

untuk

an,

keamanan secara

seperti

kelembapan

optimal.

pembalut, letak
senalu,pengerut
an

balutan,

sprei/
tidur

tempat
yang

berkerut,

dan

gangguan yang
berhubungan
dengan

lingkungan
Memelihara
kebersihan,
kenyamanan

tempat tidur
Mengatur suhu
ruangan

yang

paling nyaman
untuk
perseorangan,
jika
memungkinkan
menyediakan
atau

17

ease

related to bodily
sensations
homeostatic
mechanism.

ketidaknyaman

meningkatkan

Physical

status

Symptom

control ( 4 )
Physical well

being ( 3 )
Muscular
relaxation ( 4

and

)
Comfortable
position ( 5 )

memindahkan
selimut

selimut

untuk

menambah
kenyamanan
suhu

sebagai

indikasi
Mengontrol
atau mencegah
suara

yang

tidak
diinginkan

terlalu banyak,
jika
memungkinkan

.
Memposisikan
pasien

untuk

member
kenyamanan
( menggunakan
prinsip

body

aligment,
didukung
dengan bantal,
bantu

selama

perpindahan,
membalut
diatas luka dan
pergerakan
bagian

tubuh

yang nyeri )

18

3.4 Implementasi
No.
diagnose
masalah

Tgl/jam

Tindakan

kolaboratif

19

Paraf

Gangguan
rasa
nyaman

13/12/2014

batasi pengunjung
cegah gangguan yang tidak perlu dan

08.00

memberikan waktu istirahat


tentukan sumber ketidaknyamanan,
seperti kelembapan pembalut, letak
senalu,pengerutan balutan, sprei/
tempat tidur yang berkerut, dan
gangguan yang berhubungan dengan

lingkungan
pelihara kebersihan,

tempat tidur
atur suhu ruangan yang paling nyaman
untuk

kenyamanan

perseorangan,

memungkinkan

jika

menyediakan

atau

memindahkan selimut selimut untuk


menambah kenyamanan suhu sebagai

indikasi
kontrol atau cegah suara yang tidak
diinginkan

08.30

terlalu

memungkinkan.
posisikan pasien

banyak,

untuk

jika

member

kenyamanan ( menggunakan prinsip


body

aligment,

didukung

dengan

bantal, bantu selama perpindahan,


membalut diatas luka dan pergerakan
bagian tubuh yang nyeri )

3.5 Evaluasi
Masalah

Tgl/jam

Catatan perkembangan

Gangguan Rasa

14-12-

S : klien mengatakan mengerti

Nyaman

2014/

mengenai apa yang telah dijelaskan

kep/kolaboratif

20

Paraf

08.00

oleh perawat

09.00

O : Tanda- tanda Vital:


Tekanan darah
: 140/80 mmHg
Suhu
: 360 C
Nadi
: 84 x/menit
RR: 20 x/menit

10.00
11.00

A : masalah tetap dalam resiko


P : rencana tindakan keperawatan
dilanjutkan/dipertahankan

KALA I
Pengawasan kala I
Tanggal

13 oktober 2013

Waktu

Kondisi Ibu

Kondisi janin

(WITA)

Pembukaan

TD

Kontraksi

DJJ

Hodge

Ketuban

08.15 wits

2 cm portio

110/70

80

20

36

3x10 durasi 20

150

Utuh

152

Utuh

146

Utuh

145

II

merembes

tebal kaku
12.00 wita

2-3 cm porsio

detik
120/70

80

20

tebal kaku
21.30 wita

2-3 cm porsio

36,

3x10 durasi 20

detik

110/70

80

22

36

120/80

82

20

36

tebal kaku
14

Oktober

04.00 wita

2013

6 cm portio

3x10 durasi 20
detik

tebal lembut

3x10 durasi 35
detik

warna
hijau

05.30 wita

10 cm portio

130/80

80

20

tidak teraba

36

5x 10 durasi
45 detik

131

III

merembes
warna
hijau

KALA II
Tanggal

: 14/10/2013

Jam

: 05.35 WITA

S : - Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengejan

21

- Ibu mengatakan nyeri daerah perut dan semakin lama menjalar ke


pinggang
O :

(data dari jam 05.30 wita )


KU

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

DJJ

: 131x/menit

His

: 5 X dalam 10 menit dengan durasi 45 detik

Inspeksi

: terlihat ada dorongan untuk meneran, tekanan pada anus,


dan perineum menonjol

VT

: Portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-) warna hijau,


Effacement 100% Presentasi kepala, hodge III, blood slim (+)

A : Ny.R G1P0A0 usia kehamilan 40-41 minggu janin tunggal hidup inpartu kala
II dengan induksi
P:
1.

Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini.

2.

Anjurkan suami untuk mendampingi ibu

3.

Ajarkan ibu cara meneran yang baik

4.

Lakukan persalinan fisiologi yang aman dan bersih serta lakukan Inisiasi
Menyusui Dini.

5.

Lakukan penyuntikan oksitosin 10 unit setelah bayi lahir


I:

1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa pembukaan


serviks sudah lengkap (10 cm) dan ibu sedang dalam proses persalinan
untuk melahirkan bayinya.
2. Menganjurkan suami untuk memberikan dukungan atau support pada ibu
harus semangat dalam menjalani proses persalinan ini.
3. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yakni ibu boleh meneran pada
waktunya (saat his) seperti orang BAB keras, meneran di bawah, kepala
melihat ke fundus, tangan merangkul kedua pahanya serta mengajarkan
ibu untuk menarik nafas dari hidung dan keluarkan melalui mulut.
4. Melakukan persalinan yang aman dan bersih.

22

a.

Melakukan episiotomi pada saat kepala bayi membuka vulva pada


diameter 5-6 cm

b.

Menahan belakang kepala bayi dengan memberi tekanan terukur pada


belakang kepala dengan cara 3 jari tangan kiri diletakkan pada belakang
kepala untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Tangan kanan menahan perineum. Anjurkan ibu meneran perlahan atau
bernafas cepat dan dangkal.

c.

Setelah kepala bayi lahir menunggu beberapa saat untuk memberi


kesempatan janin agar dapat terjadi putaran paksi luar (eksternal rotution).

d. Mengkaji ada tidaknya lilitan tali pusat.


e.

Setelah kepala bayi mengadakan putaran paksi luar, kedua tangan


penolong diletakkan biparietal pada kepala bayi

f.

Lakukan gerakan tekanan kearah bawah/ tarikan kebawah untuk


melahirkan bahu depan dan gerakan keatas/tarikan untuk melahirkan bahu
belakang

g.

Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah kearah perenium, sanggah
kepala janin dengan meletakkan tangan penolong pada bahu. Bila janin
punggung kiri, maka ibu jari penolong didada janin dan keempat jari
lainnya di punggung janin. Bila janin punggung kanan maka ibu jari
penolong pada punggung janin, Sedangkan keempat jari yang lain pada
dada janin.

h. Tangan dibawah menopang samping lateral janin, di dekat simpisis pubis


i.

Secara stimulasi tangan atas menelusuri dan memegang bahu, siku dan
tangan.

j.

Telusuri sampai kaki, selipkan jari telunjuk tangan atas di kedua kaki.

k.

Pegang janin dengan kedua tangan penolong menghadap ke penolong

l.

Keringkan bayi, klem tali pusat dan potong tali pusat kemudian , ikat tali
pusat serta angkat bayi ke dada ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusui
Dini

m. Memeriksa apakah ada janin yang kedua


n.

Melakukan penyuntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 distal


E:
S: Ibu mengatakan perutnya masih mules
23

Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan


O: Bayi lahir jam 05.25 wita spontan langsung menangis
JK
: Perempuan
BB
: 3200 gr
PB
: 50 cm
A/S
: 7/9
Anus
: (+)
Cacat
: (-)
PPV
: 50 cc
Inspeksi pada ibu :
Genetalia
: Terdapat luka eisiotomi drajat II
A: Ny R P1A0 post partum aterm fisiologis + induksi dengan kala III
P: Manajemen aktif kala III
Heating luka episiotomi
KALA III
Tanggal

: 14/10/2013

Jam

: 05.45 Wita

: - Ibu mengatakan masih merasa mules pada perutnya


- Ibu mengatakan merasa nyeri pada daerah kemaluan.

KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV TD
: 110/70 mmHg
Nadi : 82 x / menit
Suhu : 36,5c
RR
: 21x / menit
TFU setinggi pusat
Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bundar
Tali pusat bertambah panjang
A

: Ny.R PP P1A0 partus aterm fisiologis + induksi dengan kala III


luka episiotomy

:
a.

Observasi tanda pelepasan plasenta

b.

Manajemen aktif kala III

c.

Lakukan heating luka episiotomi

:
a. Mengobservasi tanda-tanda pelepasan plasenta dengan :
1. Perubahan bentuk uterus.
2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah mendadak dan singkat.

24

b.

Manajemen aktif kala III


1. Klem di pindahkan 5-10 cm dari vulva
2. Tangan kiri di letakan di atas perut memeriksa kontraksi
uterus ketika menegangkan tali pusat, tahan uterus.
3. Saat ada kontraksi uterus, tangan di atas perut melakukan
gerakan dorso cranial dengan sedikit tekanan, cegah agar
tidak terjadi inversion uteri.
4. Ulangi lagi bila plasenta belum lepas.
5. Pada saat plasenta sudah lepas, ibu dianjurkan sedikit
meneran dan penolong sambil terus memegang tali pusat.
6. Bila plasenta sudah tampak lahir divulva,lahirkan dengan ke2 tangan perlu di perhatikan bahwa selaput plasenta
mudah tertinggal untuk mencegah hal itu maka plasenta di
telungkupkan dan diputar dengan hati-hati searah dengan
jarum jam.
7. Lakukan masase pada uterus
8. Periksa kelengkapan plasenta
Periksa sisi maternal (yang menempel pada dinding
uterus) untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan
utuh tidak ada yang bagian yang hilang.
Pasangkan bagian-bagian placenta yang robek atau
terpisah untuk memastikan tidak ada bagian yang hilang.
Periksa placenta bagian fetal (yang menghadap kejanin)
untuk memastikan tidak ada kemungkinan loba ekstra
(suksenturiata).
Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya

c.

Melakukan penjahitan luka episiotomi drajat II

Catgut 4 jelujur
Seide 3 simpul

E
:
Tanggal
: 14/10/2013
Jam
: 05.50 Wita
S :
-Ibu mengatakan mules pada perutnya agak berkurang
- Ibu mengatakan nyeri pada kemaluan.
O:
KU

(data dari jam 05.45 wita)


: baik
25

Kesadaran

: Composmentis

TTV : TD

: 110/70 mmHg

TFU

Nadi

: 82x/i

RR

: 21x/i

Suhu

: 36,0C
: Setinggi pusat

Jam 05.50 Wita


: plasenta lahir lengkap
Berat
: 500 gr
panjang tali pusat : 47 cm
kotiledon
: lengkap

26

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pasien Ny. I G2P1A0 datang tanggal 13 Oktober 2013 jam 08.10
WITA dengan keluhan perut terasa mules disertai nyeri perut bagian bawah
dan tembus ke bagian belakang mulai tanggal 11 Oktober 2013 jam 16.00
Wita dan keluar lendir dan darah dari kemaluan pada tanggal 13 Oktober jam
05.00 Wita.
Hasil pemeriksaan :
KU

:baik

kesadaran :composmentis
TFU

:31 cm

Bayi lahir jam 05.25 WIB spontan langsung menangis


JK
: Perempuan
BB
: 3200 gr
PB
: 50 cm
Anus
: (+)
Cacat
: (-)
Jam 05.50 WIB
: plasenta lahir lengkap
Berat
: 500 gr
panjang tali pusat : 47 cm
perdarahan
: 150 cc
TFU : sepusat dan kontraksi uterus baik
Jam 07.30 WIB

TFU 2 jari di bawah pusat


Total perdarahan kala IV 100 cc
TD : 120/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36 C
RR : 20x/menit

Masalah yang mungkin timbul pada pasien yang mengalami Kala I


memanjang adalah pada ibu akan dapat terjadi perdarahan pervaginam dan
27

terjadi syok dan pada bayi akan dapat terjadi hipotermi dan asfeksia.
Sehinggan dibutuhkan mengobservasi kemajuan persalinan dan memotivasi
ibu dalam menghadapi proses persalinan. Bayi lahir

sehat tanpa ada

komplikasi karena ketuban sudah pecah sebelum pembukaan lengkap dan


kemudian dilakukan rawat gabung antara ibu dan bayinya.
Ibu berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini dan akan
memberikan ASI eksklusif dan mobilisasi dini, ibu akan menjadi aseptor KB
suntik yang 3 bulan. Setelah 2 jam post partum ibu di pindahkan ke ruang
flamboyan.
Total perdarahan selama persalinan dan 2 jam post partum adalah
200cc.
4.2 Saran
Bagi ibu bersalin dan keluarga agar lebih kooperatif sehingga proses
persalinan dapat berjalan dengan lancar dan normal.
Bagi petugas kesehatan di harapkan dapat lebih meningkatakan asuhan
sayang ibu dan bayi, dengan menerapkan prinsip tindakan aseptic dan
pencegahan infeksi serta dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan kala 1 memanjang
Bagi mahasiswa untuk selalu belajar dalam hal mendeteksi kemungkinan
kelainan yang akan timbul selama persalinan khususnya pertolongan
persalinan dengan kala 1 memanjang.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul, dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.
Jakarta: JNPK-KR
Prawiharjo, Sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: YPB SP

28

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1996. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.

29

Anda mungkin juga menyukai