Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II

SISTEM REPRODUKSI JANTAN

OLEH
NAMA

: RISNA RISYANI

NIM

: O111 12 004

KELOMPOK: 5 (LIMA)
ASISTEN

: MUSDALIFAH HASYIM

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014

LAPORAN
SISTEM REPRODUKSI JANTAN

1. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk pemahaman tentang organ-organ reproduksi
jantan dan fungsinya diperlukan untuk manajemen sapi jantan yang benar, penampungan
semen dan penanganan semen untuk inseminasi buatan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi organ reproduksi sapi jantandan fungsinya terdiri dari:
a. Organ Reproduksi Primer
Testis

Testis merupakanorgan reproduksi primer. Fungsi Testis adalah untuk memproduksi


gamet jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan (testosteron). Panjang testis ternak
sapi serupa dengan babi yang berkisar antara 10-13 cm, dengan lebar sekitar 5 sampai 6,5
cm dan berat antara 300-400 gram, namun lebih kecil pada kambing dan kuda. Testis
dibungkus dengan Tunica vaginalis, yang merupakan jaringan dari perpanjangan peritoneum
(Yusuf, 2012).

Skrotum

Scrotum, adalah sebuah kantung dengan dua lobus pembungkus testes, terletak di
daerah inguinalis, pada kebanyakan ternak yaitu terletak di antara dua paha kaki belakang.
Tersusun atas lapisan luar kulit yang tebal yang mempunyai banyak kelenjar keringat dan
kelenjar sebaceae, dilapisi selapis otot yang licin, tunica dartos yang bercampur dengan
tenunan ikat. Tunica dartos membagi scrotum menjadi dua kantung dan melekat pada
tunica vaginalis yang terletak pada dasar kantong tersebut. Pada ernak sapi, ketika ambient
temperature dari 5o-21oC, suhu didalam testis akan sekitar 4 oC dibawah suhu tubuh
(38,6oC). Apabila ambient temperature meningkat kira-kira 38oC, suhu badan dan testis
akan meningkat, dan perbedaan antara keduanya akan menurun sekitar setengah (2 oC).
Peningkatan suhu di dalam testis akn cukup dalam menghentikan spermatogenesis
(Mulliadi, 2008).

Epididimis

Epididimis adalah pipa panjang dan berkelak-kelok sebagai alat penghubung.


Epididimis itu sendiri mempunyai fungsi sebagai transportasi, konsentrasi, penyimpanan,
dan maturasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Toelihere (1981) yang menyatakan bahwa
epididimis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testis. Ia
mengandung ductus epididimidis yang sangat berliku-liku, dan mencapai panjang lebih dari
40 meter pada jantan dewasa dan kurang lebih 60 meter pada babi dan 80 meter pada kuda.
Epididimis dapat dibagi atas kepala, badan, dan ekor. Hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf
(2012) yang menyatakan bahwa epididimis berfungsi sebagai transportasi, yaitu untuk
mengangkut spermatozoa, konsentrasi, yaitu untuk konsentrasi spermatozoa, penyimpanan,
yaitu untuk penyimpanan spermatozoa, dan maturasi, yaitu untuk pematangan
spermatozoa (Yusuf, 2012).

Duktus deferens atau vas deferens

Vas deferens merupakan saluran penghubung antara urethra dengan epididimis. Pada
ujung vas deferens terdapat pembesaran bagian yang disebut ampula. Hal ini sesuai dengan
pendapat Toelihere (1981) bahwa vas deferens yaitu saluran berbentuk tabung bulat, yang
menghubungkan epididimis dengan urethra pada penis. Hal tersebut didukung oleh
Frandson (1992) bahwa pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari
epididimis ke ductus ejakulatoris dalam urethra prostatic (Dellman, 1992).
Ampula merupakan pembesaran kelenjar pada bagian ujung vas deferens yang
disebabkan karena banyak terdapat kelenjar pada dinding saluran. Ampula berfungsi
sebagai muara yang memberikan cairan semen. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
Toelihere (1981) yang menyatakan bahwa ampula mengandung fruktosa dan asam sitrat,
meskipun kelenjar vesikularis merupakan sumber terbesar penghasil substansi ini.
Ditambahkan oleh Frandson (1992) yang menyatakan bahwa kelenjar ampula ini bermuara
kedalam ductus deferens dan memberikan cairan semen (Dellman, 1992).
b. Organ Reproduksi Tambahan
Kelenjar vesikula seminalis

Kelenjar vesikula seminalis, merupakan kelenjar yang bermuara dengan ductus


deferens melalui bermacam-macam ductus ejakulatori. Kelenjar ini berfungsi untuk
memberi nutrisi pada sperma dan memberi cairan pada sperma (Mulliadi, 2008).

Kelenjar prostat

Kelenjar prostat merupakan kelenjar yang tidak berpasangan, bentuknya bulat dan lebih
kecil dari kelenjar vesikularis. Kelenjar ini menghasilkan sekreta yang bersifat alkalis yang

berperan sebagai buffer saat berada disaluran reproduksi betina dan memberikan bau yang
spesifik yaitus permin pada cairan semen (Mulliadi, 2008).

Kelenjar cowper

Kelenjar cowper, merupakan sepasang kelenjar yang terletak pada tiap sisi pelvis
urethra, fungsi kelenjar cowper adalah untuk membersihkan dan menetralisir urethra dari
bekas urin dan kotoran sebelum ejakulasi berlangsung (Dwi, 2010).
Penis

Penis merupakan organ kopulasi jantan yang terletak di dalam preputium dan
mempunyai bentuk seperti silinder. Fungsi penis itu sendiri adalah sebagai saluran untuk
pengeluaran urin dan menyalurkan semen ke dalam saluran reproduksi betina. Hal ini
sesuai dengan pendapat Frandson (1992) yang menyatakan bahwa organ kopulasi pada
hewan jantan adalah penis. Bagian ujung penis tersebut terdapat gland penis, yang
berfungsi sebagai alat ejakulasi atau penyemprotan sperma. Selain itu juga terdapat lekukan
yang berbentuk sigmoid yaitu flexure sigmoid. Flexure sigmoid itu akan menjadi lurus jika
terjadi ereksi (Dwi, 2010).

Urethra

Urethra adalah saluran urogenitalis, jadi untuk urin dan semen yang disebut urethra
adalah bagian saluran yang tergantung dari tempat bermuaranya ampula vas deferens
sampai ke ujung penis.urethra menghubungkan kandung kemih dengan gland penis yang
berfungsi untuk mengalirkan air kencing dan semen (Dwi, 2010).
c. Reproduksi Ikan Lele

Pada lele jantan alat kelamnnya tampa jelas dan meruncing atau memanjang kea rah
belakang. Alat kelamin pada lele mempunyai sistem urogenital karena alat kelamin ini juga
berfungsi sebagai alat pembuangan air seni. Pada lele jantan maupun betina, pada lubang
urogenital terdapat pada suatu papilla (tonjolan) yang ada tepat di belakang dubur
(Suryaningsih, 2014).

3. HASIL
Dari praktikum yang dilakukan, di peroleh hasil:
1. Organ reproduksi primer sapid an kambing
a. Testis

Ukuran lingkar testis kanan sapi


Ukuran lingkar testis kiri
sapi
Ukuran lingkar testis kanan kambing
Ukuran lingkar testis kiri kambing
b. Skrotum

: 14 cm
: 13, 5 cm
: 12,5 cm
: 13 cm

Lingkar skrotum sapi


: 24 cm
Longkar skrotum kambing : 20 cm
c. Epididimis

d. Vas deferens

2. Organ reproduksi Tambahan


a. Kelenjar vesikula seminalis

b. Kelenjar Prostat

c. Kelenjar bulbourethralis/cowper

d. Penis

e. Urethra

3. Organ Reproduksi ikan

4. PEMBAHASAN
Organ reproduksi jantan baik pada sapi, kambing, maupun ikan terdiri dari organ
reproduksi primer dan organ reproduksi tambahan. Organ reproduksi Primer terdiri dari
testis, skrotum, epididimis, dan vas deferens, sedangkan organ reproduksi tambahan terdiri
dari kelenjar vesikula seminalis, kelenjar bulbouretrhalis, kelenjar prostat, penisdan urethtra.
Dari hasil praktikum, dilakukan pengenalan organ-organ reproduksi jantan, fungsi dari
organ reproduksi dan pengukuran organ testis dan skrotum. Pada sapi diperoleh lingkar
skrotum sebesar 24 cm, sedangkan kambing sebesar 20 cm. lingkar testis sapi baik kanan
maupun kiri berturut-turut adalah sebesar 14 cm dan 13,5 cm sedangkan pada kambing
berturut-turut adalah sebesar 12,5 cm dan 13 cm. Dari literature yang diperoleh ukuran testis
sapi berkisar antara 10 cm sampai13 cm, jadi jika dibandingkan antara literature yag didapat
dengan hasil pengukuran dapat dikatakan ukuran testis tersebut normal.

Pada sapi dan kambing testis terbungkus di dalam skrotum dan skrotum itu sendiri
menggantung di antara kedua kaki belakang. Adapun susunan organ reproduksi jantan pada
sapi dan domba yakni, skrotum untuk membungkus testis dan mengatur thermoregulasi,
didalam skrotum terdapat testis. Di dalam testis diproduksi spermatozoa dan testosterone,
kemudian melalui duktus eferen di alirkan masuk ke caput epididimydis, kemudian ke
corpus epididimydis, dan terakhir ke cauda epiddimydis. Di cauda epididimydis inilah
terjadi mortilitas sperma. Kemudian sperma di alirkan ke ampulla melalui duktus deferens,
di ampulla ini spera di simpan sampai terjadinya ejakulasi. Saat ejakulasi terjadi maka
sperma dari ampulla akan keluar melewati vesikula seminalis, kelenjar prostat dan cowper.
Di ketiga kelenjar ini sperma bercampur dengan secret-sekret yang dikeluarkan oleh
kelenjar-kelenjar tersebut yakni kelenjar alkalis yang berguna untuk menetralisir setiap
keadaan asam dari urethtra dan juga dari vagina. Kemudian semen tersebut keluar melalui
urethtra menuju ke penis untuk diejakulasikan.
Pada ikan Testes (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya longitudinal, pada
umumnya berpasangan. Lamprey dan Hagfishes mempunyai testes tunggal. Pada
chodrichtyhes,seringkali gonad yang satu lebih besar dari pada yang lainnya. Testes ini
bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan mesorchium, di bawah atau
di samping gelembung gas (jika ada). Mereka tersusun dari folikel-folikel tempat
spermatozoa berkembang. Ukuran dan warna gonad bervariasi tergantung pada tingkat
kematangannya dengan berat bisa mencapai 12% atau lebih dari bobot tubuhnya.
Kebanyakan testes berwarna putih kekuningan dan halus.
5. DAFTAR PUSTAKA
Dellman, H. D. dan E. M. Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta.
Dwi, Dhayu Purnamasari. 2010. Laporan Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak Anatomi dan
Histologi Organ Reproduksi Jantan. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.
Mulliadi, Dudung Nataatmaja, Johar Arifin. 2008. Karakteristik Ukuran Tubuh dan
Reproduksi Jantan Pada Kelompok Populasi Domba di Kabupaten Pandeglang dan
Garut. Jurnal vol 10 no 3 hal 140-146. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran
Jatinagor. Bandung.
Yusuf, Muhammad. 2012. Bahan Ajar ilmu Reproduksi Ternak. Lembaga Kajian Dan
Pengembangan Pendidikan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Suryaningsih, Dr. Suhestri, M.S. 2014. Biologi Ikan Lele. Fakultas Biologi. Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai