Anda di halaman 1dari 3

Koagulasi adalah peristiwa pembentukan atau pengumpulan partikel-partikel kecil

menggunakan zat koagulan yang memiliki kemampuan untuk menjadikan partikel-partikel


koloid yang tidak stabil sehingga siap membentuk flok. Flokulasi adalah peristiwa
pengumpulan partikel-partikel kecil hasil koagulasi menjadi flok yang lebih besar sehingga
cepat mengendap.
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kapur dan
tawas terhadap kandungan zat (TSS), untuk mengetahui kecepatan pengendapan dan untuk
menghitung efesiensinya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi antara lain
sebagai berikut :
1.

Suhu

Suhu berkaitan dengan pH optimal cairan, di mana proses koagulasi dinyatakan dapat berjalan
baik jika pH air baku olahan (ABO) berkisar 8-10. Jika ABO tidak dalam kisaran tersebut
maka penambahan koagulan ke dalam ABO tidak ekonomis karena koagulan tidak bekerja
optimal.
2.

Bentuk koagulan

Secara ekonomis, laju pencampuran akan lebih efektif jika koagulan diberikan pada keadaan
cair dibandingkan dalam bentuk padat.
3.

Tingkat kekeruhan

Pada tingkat kekeruhan rendah, destabilisasi sulit terjadi. Jadi akan lebih mudah jika
koagulasi dilakukan pada tingkat kekeruhan yang tinggi.
4.

Kecepatan pengadukan

Pengadukan bertujuan untuk mempercepat kontak antara kandungan suspensi (koloid) dalam
ABO dengan koagulan yang ditambahkan. Jika pengadukan lambat, pengikatan akan
berlangsung tepat sasaran sehingga flok yang terbentuk juga sedikit dan akibatnya proses

penjernihan tidak maksimal. Demikian halnya jika pengadukan berlanngambil gsung terlalu
cepat, maka kemungkinan flok yang terbentuk akan terurai kembali.
Pada praktikum kali ini mengambil gelas ukur 500 ml. Pada limbah cair (sampel)
disaring terlebih dahulu agar tidak mengikuti dari kotoran-kotoran yang ada. Mengisi gelas
ukur tersebut sampai penuh sebanyak 500ml sebanyak 4 buah gelas, agar lebih mudah
diberikan label dengan pH awal yaitu 8. Megambil tawas secukupnya yang sudah di haluskan
kemudian di timbah seperlunya. Pada labu ukur pertama berisi hanya limbah cair saja, labu
takar kedua di isi limbah dan ditambahkan tawas, labu takar ketiga diisi limbah tambah kapur
dan untuk labu takar keempat diisi limbah, tawas dan kapur. Masing-masing dimasukkan
secara bersamaan. Berikut ini hasil gambar pengamatan yang bisa kami klasifikasikan dari
hasil percobaan kami. Dimana terlihat bahwa saat penambahan suatu bahan dalam limbah cair
terjadi perubahan dimana campuran yang mulai terlihat jernih dari campuran limbah dan
kapur.

Kemudian di aduk cepat selama lima menit. Pengadukan cepat berfungsi


menhgasilkan dispersi yang seragam dari partikel-partikel koloid dan untuk meningkatkan
kesempatan partikel untuk kontak dan bertumbukan satu sama lain. Setelah pengadukan cepat
dilakukan pengadukan lambat selama 3 menit. Pengadukan lambat berfungsi mengumpulkan
partikel-pertikel terkoagulasi berukura mikro menjadi partikel-partikel flok yang lebih besar.
Setelah itu di diamkan selama 60 menit agar endapannya terpisah dengan larutannya. Berikut
ini hasil gambar dari percobaan kai setelah di diamkan selama 60 menit.

Dimana terlihat bahwa yang lebih banyak endapannya adalah campuran


limbah+kapur+tawas dengan ph= 7, lalu campuran limbah +tawas dengan pH= 6, selanjutnya
campuran limbah+kapur dengan ph=11. Dimana dalam pengadukan pada limbah yang tidak
ada campuran bahannya tidak memiliki endapan. Fungsi dari penambahan kapur yaitu untuk
menaikkan ph sedangkan tawas yaitu untuk menurunkan pH.

Dalam menganalisa hasil pengolahan maka disiapkan kertas saring sebanyak 5


kemudian ditimbang. Pada kertas saring diusahan agar kelima kertas tersebut mempunyai
berat yang sama. Kemudian dioven kertas saringnya selama 1 jam, lalu didinginkan didalam
desikator selama 30 menit lalu timbang, melakukan hingga mendapatkan bobot kosntan.
Limbah cair yang belum diolah dipipet sebanyak 5 ml kemudian disaring memaki
kertas saring yang telah di oven (influent), kemudian selanjutnya di ambil masing-masing
setiap sampel dan disaring di kertas saring. Kertas saring yang berisi residu dimasukkan
dalam oven pada suhu 105 selama 1 jam dan didesikator selama 30 menit. Dilakukan hingga
mendapatkan berat bobot kosntan. Oleh karena itu di dapatkan hasil pengamatab dengan
jumlah padatan tersuspens i(TSS) pada limbah awal, limbah, limbah+kapur,limbah+tawas dan
limbah+tawas+kapur secara berurutan yaitu 17580 mg/l, 6700 mg/l, 17460 mg/l, 14560 mg/l
dan 20060 mg/l. Dan di dapatkan pula efesiensinya dari limbah = 61,88%,limbah+kapur=
0,68 %, limbah+tawas= 17,17% dan limbah+tawas+kapur= -14,10%. Dari hasil perhitungan
telah di dapatkan nilai mines, kemungkinan ini terjadi karna belum terpisah sempurna dari
endapan dan larutan, mungkin pada saat memipet telah mengikut endapan.

Anda mungkin juga menyukai