Pendengaran
1. Tes bisik
Merupakan tes semikuantitatif
Tujuan : menentukan derajat
ketulian secara kasar
Orang normal dapat mendengar
bisikan dari jarak 6-10 meter
Syarat :
1. Tempat : Ruangan sunyi dan tidak
ada echo (dinding dibuat tidak rata
atau dilapisi softboard/korden) serta
ada jarak sepanjang 6m
Interpretasi :
..cont
a. Tes Rinne
Merupakan tes kualitatif
Tujuan: membandingkan hantaran udara dan
hantaran tulang pada satu telinga penderita.
Cara pemeriksaan:
Bunyikan garpu tala frekwensi 512 Hz,
letakkan tangkainya tegak lurus pada
planum mastoid penderita (posterior dari
MAE) sampai penderita tak mendengar,
kemudian cepat pindahkan ke depan MAE
penderita. Apabila penderita masih
mendengar garpu tala di depan MAE desebut
Rinne positif, bila tidak mendengar disebut
Rinne negatif.
Cont
Interpretasi :
Normal : Rinne positif (mendengar)
* Tuli konduksi : Rinne negatif ( tidak
mendengar)
* Tuli sensori neural : Rinne posotof
(dengar)
Kesalahan :
Garpu tala tidak diletakkan dengan baik
pada mastoid atau miring, terkena
rambut, jaringan lemak tebal shg
penderita tidak mendengar atau
getaran terhenti karena kaki garpu tala
tersentuh aurikulum.
- Penderita terlambat memberi isyarat
waktu garpu tala sudah tak terdengar
lagi, shg waktu dipindahkan di depan
MAE getaran garpu tala sudah berhenti.
b. Tes Weber
Tujuan :membandingkan hantaran tulang
antara kedua telinga penderita.
Cara pemeriksaan:
Garpu tala frekwensi 512 Hz dibunyikan,
kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus
di garis median, biasanya di dahi (dapat pula
pada vertex, dagu atau pada gigi insisivus)
dengan kedua kaki pada garis horizontal.
Penderita diminta untuk menunjukkan telinga
mana yang mendengar atau mendengar lebih
keras. Bila mendengar pada satu telinga
disebut lateralisasi ke sisi telinga tersebut.
Bila kedua telinga tak mendengar atau samasama mendengar bararti tak ada lateralisasi.
Interpretasi :
Normal : tidak ada lateralisasi
* Tuli konduksi : mendengar lebih keras
di telinga yang sakit.
* Tuli sensori neural : mendengar lebih
keras pada telinga yang sehat.
c. Tes Schwabach
Tujuan : membandingkan hantaran lewat
tulang antara penderita dgn pemeriksa.
Cara pemeriksaan :
Garpu tala frekwensi 512 Hz dibunyikan
kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus
pada mastoid pemeriksa, bila pemeriksa
sudah tidak mendengar, secepatnya garpu
tala dipindahkan ke mastoid penderita. Bila
penderita masih mendengar maka
Schwabach memanjang, tetapi bila penderita
tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan
yaitu Schwabach memendek atau normal.
Interpretasi :
Normal : Schwabach normal
* Pada tuli konduksi : Schwabach
memanjang.
* Pada tuli sensori neural :
Schwabach memendek
Tes Weber
Tes
Schwabach
Interpretasi
Positif
Lateralisasi
tidak ada
Sama dengan
pemeriksa
Normal
Negatif
Lateralisasi ke
telinga yang
sakit
Memanjang
Tuli Konduktif
Positif
Lateralisasi ke
telinga yang
sehat
Memendek
Tuli
sensorineural
3. Audiometri
Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan
pendengaran
Merupakan earphone sederhana yang
dihubungkan dengan ossilator elektronik
yang mampu memancarkan suara murni
dengan kisaran frekuensi rendahtinggi
Tingkat intensitas nol pada masing2
frekuensi adalah kekerasan yang hampir
tidak bisa didengar oleh telinga normal
Volume dapat ditingkatkan,bika harus
ditingkatkan hingga 30 desibel dari
normal org tsb dikatakan kehilangan
pendengaran 30 dB untuk frekuensi
tertentu
Keterangan gambar
Tuli saraf sebagian
Pada frekuensi tinggi
Kerusakan biasanya pada basis
koklea
Biasa terjadi pada orang tua
Audiometri