AN
13141003
Btari Karlinda
13141010
Fedri Baysar
13141015
Hafiezah Yuristina
13141019
13141030
Nurul Hikmah
13141034
Rizky D.N.S
13141036
PRE-ANALITIK
A. PERSIAPAN SUBJEK UNTUK PROSES SAMPLING
Dalam menyiapkan pasien untuk pemeriksaan laboratorium,
harus
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis
dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari
arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah
lengan.
Bersihkan kulit pada baklnlgian yang akan diambil dengan kapas alkohol
70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian
posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam
tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa
tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua,
begitu seterusnya.
Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume
darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
C. JENIS SAMPEL
akan
dilakukan.
Spesimen
yang
dipergunakan
dalam
pengumpulan
hasil
dari
kesalahan
PIPETASI
G. PERSIAPAN BAHAN PIPETASI
KMnO4
Aquadest
bersih, kering
tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
sekali pakai buang (disposable)
steril (terutama untuk kultur kuman)
tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan
volume spesimen
ANALITIK
A. DETAIL SETTING ALAT
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
1. Dibuat larutan KMnO4 kadar 50 ppm dengan menimbang 0,005 gram
KMnO4 dilarutkan dengan 100 ml aquadest sebagai larutan baku.
2. Dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum pada daerah visibel
400 800 nm. (panjang gelombang () max KMnO4 = 546 nm).
3. Dicatat panjang gelombang maksimum yang didapat. Panjang gelombang
yang diperoleh digunakan untuk mengukur absorbansi pada proses
pipetasi.
4. Dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali pada panjang gelombang
maksimumnya.
6
C. TEKNIK ANALISIS
D. LANDASAN TEORI ANALISIS
Pipet adalah alat yang digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan/cairan
dalam jumlah tertentu dari suatu wadah/tempat ke wadah lain.
Jenis-jenis pipet adalah :
Pipet Tetes (Drop Pipette)
Untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lain dalam jumlah
kecil dan tidak terukur teliti.
Pipet Ukur (Measuring Pipette)
Larutan
Nilai
Baku
S1
(1ml/1ml)
S2 S3 S4
nm
S1
S2
S3
S4
S5
Absorba
n
C. PERHITUNGAN
KONSENTRASI
MEMBANDINGKAN
LARUTAN BAKU
Cs=
Keterangan
ABSORBAN
As
Ab
SAMPEL
SAMPEL
DAN
DENGAN
ABSORBAN
x Cb
: Cs = Konsentrasi Sampel
Cb = Konsentrasi Baku
As = Absorbansi Sampel
Ab = Absorabansi Baku
1. Dihitung mean ( nilai rata rata ) dari setiap konsentrasi dengan rumus
X = x /n
Keterangan : X
= nilai rata rata
= jumlah
X
= nilai tiap pengamatan
n= Jumlah pengamatan
2. Hitung SD ( Standard Deviasi ) / penyimpangan dari tiap pengukuran
dengan rumus
SD =
( X )
n1
KV =
SD
x 100
X
GLUKOSA
G. PERSIAPAN BAHAN GLUKOSA
Sampel (Serum)
Alkohol 70%
Reagent Komposisi Reagent :
Glucose oxidase
Peroxidase
23 U/mL
0,75 U/mL
Aminoantipyrine
0,30 mM
4-Chlorophenol
< 10 mM
bersih, kering
tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
sekali pakai buang (disposable)
steril (terutama untuk kultur kuman)
tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan
volume spesimen
ANALITIK
A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
1. Dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum pada daerah visibel
500-550 nm. (panjang gelombang () max glukosa = 510 nm).
2. Dicatat panjang gelombang maksimum yang didapat. Panjang gelombang
yang diperoleh digunakan untuk mengukur absorbansi pada proses
absorbansi pengukuran glukosa.
B. DETAIL PROSEDUR ANALISIS
Prosedur Pemeriksaan Glukosa
1. Pasien yang akan diambil darah berpuasa selama 12 jam (20.00-08.00)
2. Pada saat sebelum pengambilan, pasien tidak boleh melakukan aktivitas
yang berlebihan (seperti berolahrga ataupun setress)
10
Blanko
Standar
(L)
(L)
Reagent
1000
1000
Aquadest
10
Standar
10
Sampel
Tipe pengujian
: Endpoint
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
(L)
1000
10
(L)
1000
10
(L)
1000
10
Sampel 4
Sampel 5
Reagent
(L)
1000
(L)
1000
(L)
1000
(L)
1000
(L)
1000
11
Sampel
10
10
10
10
10
E. TEKNIK ANALISIS
F. LANDASAN TEORI
Glukosa merupakan karbohidrat yang paling penting dalam biokimia
mamalia karena hampir semua karbohidrat dalam makanan akan dikonersi
menjadi glukosa untuk metabolisme selanjutnya. Penggunaan glukosa diatur
dalam tubuh oleh insulin. Kelebihan glukosa akan diubah menjadi glukagon
dan akan disimpan dalam hati dan otot dan akan digunakan bila diperlukan dan
akhirnya diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai jaringan lemak.
Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang dinyatakan dengan adanya
hiperglikemia kronik dan ganguaan terutama pada metabolisme karbohidrat;
selan itu juga berkaitan dengan gangguan metabolisme lemak dan protein.
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia yang terjadi akibat kerusakan sekresi ataupun aksi insulin.
Kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan perubahan fungsi dasn biokimia, dan selanjutnya perubahan
tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan inilah
yang menimbulkan komplikasi (baik komplikasi mikrovaskuler maupun
komplikasi makrovaskular).
Diagnosis untuk kelainan metabolisme kerbohidrat yang paling umum
digunakan, dilakukan dengan mengukur kadar glukosa plasma pada keadaan
puasa dan kadar glukosa 2 jam post prandial /sesudah makan (2 jam pp).
Spesimen yang digunakan adalah darah vena, tetapi untuk bayi ataupun
pasien yang venanya sukar ditusuk dapat digunakan darah kapiler. Sesuadah
puasa satu malam nilai glukosa kapiler hanya 2-3 mg/dl lebih tinggi daripada
konsentrasi glukosa vena, tetapi sesudah malan nilai glukosa kapiler lebih
tinggi 20-30 mg/dl.
Metode Pemeriksaan Glukosa
12
Metode pemeriksaan glukosa dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu secara
kimiawi dan enzimatik.
1. Metode Kimiawi :
Cara Reduksi (Hagendorn Jensen, Somogyi Nelson)
Cara Kondensasi (o-Toluidin)
Pada metode kimiawi cara reduksi perlu dilakukan deproteinasi dulu
(filtrat bebas protein dengan menggunakan TCA/Trikhloroacetat/Uranil
asetat). Metode kimiawi, cara reduksi ini tergantung pada sifat pereduksi
glukosa, tetapi karena tidak spesifik metode ini tidak dipakai lagi.
Metode orto-toluidin adalah metode kimia yang berdasarkan pada
kondensasi aldosakarida. Warna hijau stabil yang terbentuk kemudian
diukur secara spektrofotometri. Metode ini dapat digunakan untuk plasma,
urin, atau cairan serebrospinal tanpa pengendapan protein.
Galaktosa dan manosa bereaksi sedikit. Jadi nilai glukosa pada metode
kimiawi sedikit lebih tinggi daripada metode enzimatik.
2. Metode Enzimatik :
a. Metode Heksokinase (Metode-UV)
b. Metode Glukose-dehydrogenase (GLUC-DH)
c. Metode Glukose-Oxsidase (GOD)
Metode enzimatik sekarang ini banyak dipakai karena pada
pemeriksaan glukosa memberikan spesifitas maksimum untuk nilai glukosa.
Metode enzimatik untuk penentuan kadar glukosa yang banyak digunakan
adalah metode GOD-PAP, dimana glukosa dapat diukur dari reaksinya
dengan glukosa oksidase terbentuk asam glukonat dan hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida kemudian bereaksi dengan aseptor oksigen,
misalnya
fenilaminfenazon
(reagen
Trinder)
atau
aseptor
oksigen
13
Glucose + H2O + O2
H2O2 + Gluconate
Quinoneimine + 4 H2O
POD
POST ANALITIK
A. PEGUKURAN
PANJANG
GELOMBANG
DENGAN
STANDAR
GLUKOSA
Panjang Gelembong Maksimum :
nm
14
Nilai
Absorban
Blanko
Standar
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
= jumlah
X
= nilai tiap pengamatan
n= Jumlah pengamatan
2. Hitung SD ( Standard Deviasi ) / penyimpangan dari tiap pengukuran
dengan rumus :
SD =
( X )
n1
15
KV =
SD
x 100
X
16
STRUKTUR ORGANISASI