Anda di halaman 1dari 9

BISNIS PLAN PEMBENIHAN IKAN LELE

Oleh :
Ernesa D
Doso H

B0A008014
B0A008019

LAPORAN PRAKTIKUM
KEWIRAUSAHAAN

PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2012

I. PENDAHULUAN

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara
komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang
pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat
tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya
relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis
ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal
antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.
Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan
induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena
adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk
yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama
matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan
nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong
omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing,
insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya,
penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap
peningkatan efisiensi dan produktivitas. Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal
dengan ketinggian 1 m 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak
terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan
suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas
>800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap

memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang
dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.
Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di
kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat
memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.
Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur
dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yan
baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
1. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air
akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan
serta kelarutan oksigen dalam air.
2. pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
3. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau
kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan
kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.
Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang
dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan
kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit
(kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat
selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.

Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu
pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang
terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang
papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis
saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan
pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon
yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk L
mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam. Saringan dapat dipasang pada pintu
pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.

II.

PEMBAHASAN

Ikan lele memiliki potensi bisnis yang relatif besar karena peminatnya sangat tinggi,
oleh karena itu ide bisnis kali ini adalah membahas prospek bisnis ikan lele. Saya sendiri
menyarankan Anda uintuk berbisnis ikan lele bila Anda memiliki hobi dalam dunia
perikanan. Kenapa harus hobi? karena tantangannya juga cukup lumayan bila Anda buta
sama sekali tentang budidaya ikan. Namun, bila memang Anda sudah menemukan formula
yang tepat untuk bisnis lele ini, saya kira tidak sedikit keuntungan yang dapat Anda raup.
Prospek ikan lele ini sebenarnya tidak hanya terbatas pada pasar lokal saja. Lele
memiliki peluang masuk ke pasar internasional / ekspor karena tekstur daging, ukuran serta
kuantitasnya sudah memenuhi persyaratan untuk dijadikan komoditas ekspor ke
mancanegara. Lele (Dumbo) memiliki tekstur yang sangat baik yaitu tergolong dalam
kelompok white meat dan tidak berserat. Daging lele juga tidak memiliki duri halus pada
bagian utamanya sehingga dapat diolah menjadi fillet segar dan beku.
Permintaan pasar ekspor adalah lele berukuran di atas 500 gr/ekor. Ukuran ikan lele
sangat menentukan nilai jualnya. Hal ini disebabkan ukuran ikan disesuaikan target pasarnya,
seperti pasar retail (supermarket), restoran dan industri olahan (reprocessing), pada Negaranegara tertentu. Agar produksi lele dapat diterima oleh Negara-negara tujuan ekspor, kualitas
mutu olahan perlu dijaga. Mutu atau kualitas produk ikan yang utama adalah ukuran dan
tekstur daging ikan (meliputi warna dan bau atau rasa). Pasar membutuhkan keseragaman
ukuran yang sangat ketat. Oleh karena itu diperlukan keseriusan dari petani ikan (lele) /
pembudidaya untuk memenuhi tantangan peluang ekspor ikan lele tersebut.
Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Ikan lele merupakan komoditas yang
dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam lahan terbatas (hemat lahan) di kawasan
marginal dan hemat air. Pengembangan usaha lele dapat dilakukan mulai dari usaha benih
sampai dengan ukuran konsumsi yang dapat menguntungkan pada setiap segmennya.

Ada beberapa macam jenis ikan lele yang berkembang di Indonesia, masing-masing
mempunyai keunggulan dan kita akan bahas macamnya lebih lanjut.
Di Indonesia ada beberapa jenis ikan lele yang sudah dikembangkan , yaitu :
1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat),
kan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih
(Padang). Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),
wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
3. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat),
kaleh (Kalimantan Selatan).
4. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang
(Kalimantan Timur).
Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish,
berasal dari Afrika.
Dalam usaha pembenihan ikan lele hal- hal yang perlu diperhatikan adalah
PERSIAPAN INDUK
SELEKSI INDUK
PEMIJAHAN
PENETASAN TELUR
PEMELIHARAAN LARVA
PEMANENAN

Dalam beternak lele, media bukanlah suatu hal yang utama, baik itu kolam tembok ataupun
tanah, tapi yang diutamakan dalam beternak lele adalah kualitas benih, air dan pakan.
Sebetulnya pendederan itu adalah pemeliharaan benih ikan dari ukuran larva 2 minggu

hingga berukuran siap jual, yaitu 5 7 cm, 7 9 cm dan 9 12 cm itupun dihargai dengan
harga berbeda.
Bisnis/usaha pembenihan ikan lele terbagi menjadi 3 macam, yaitu terdiri atas
pembenihan secara alami (tradisional), semi intensif (induce spawning) dan intensif (induce
breeding). Ragam kegiatan usaha pembenihan meliputi pemeliharaan induk, persiapan kolam
pemijahan, tehnik pemijahan induk lele, penetasan telur, pemeliharaan larva serta pendederan
benih.
Kegiatan usaha pembenihan memiliki keuntungan waktu perputaran modal lebih
cepat bila dibandingkan dengan usaha pembesaran. Biaya operasional dan investasi yang
diperlukan dalam kegiatan pembenihan lebih murah/kecil dibandingkan dengan biaya untuk
pembesaran ikan lele. Namun dalam usaha ini diperlukan ketekunan, kejelian serta
ketrampilan dibandingkan pada usaha pembesaran lele.
Keuntungan usaha pembenihan lele adalah, kegiatan ini dapat dilakukan di lahan yang
terbatas, yaitu dengan menggunakan kolam atau wadah yang terbuat dari bahan yang
sederhana, misalnya saja seperti kolam terpal plastik, dsb. Sedangkan untuk pemijahan ikan
lele dapat dilakukan di bak fiberglass dan kolam tembok.
Penjelasan biaya produksi dan keuntungan, adalah sebagai berikut :
Biaya produksi
1 . Kolam 2buah Rp.200.000,Perawatan kolam Rp. 60.000,2. Bibit/benih
betina 10 ekor @ Rp. 12.000,- Rp.120.000,jantan 5 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 50.0003. Pakan
Pakan induk Rp. 1.000.000,-

4. Obat-obatan Rp. 42.000,5. Peralatan

jaring 1 bh @.Rp. 150.000,- Rp. 150.000,bak 5 bh @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,timba 7 bh @.Rp. 3.000,- Rp. 21.000,selang Rp. 90.000,paralon Rp. 70.000,-

6. Tenaga kerja Rp. 420.000,7. Lain-lain Rp. 200.000,Jumlah total biaya produksi Rp. 1.468.000, -

Sedangkan Pendapatan dari 10 ekor induk betina dan 5 jantan dapat menghasilkan
enih ikan lele sebanyak 10.000. Sedangkan harga benih ikan lele adalah Rp. 250, -.
10.000 ekor benih ikan lele X Rp. 250, - = Rp. 2.500.000,Keuntungannya adalah Pendapatan Biaya Produksi. Rp. 2.500.000 - Rp.
1.468.000 = Rp. 1.032.000,-

III. KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembahasan bisnis plan pembenihan ikan lele sangat menguntungkan dan
mudah cara pembenihannya. Sehingga semua masyarakat dapat berwirausaha pemenihan
ikan lele.

Anda mungkin juga menyukai