Anda di halaman 1dari 43

Skabies

Shanti Andri Sakarisa


Nora Astri Roragabar
Mutiara Kristiani Putri

105070104111014
105070106111018
105070104121001

Pembimbing:
dr. Taufiq Hidayat, SpKK (K)
Laboratorium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Rumah Sakit Umum Dr.Saiful Anwar Malang
2015

Pendahuluan

Skabies adalah penyakit yang disebabkan


oleh ektoparasit, (Heukelbach et al. 2006),
dapat menjangkiti semua orang pada semua
umur, ras dan level sosial ekonomi (Raza et
al. 2009)

Pendahuluan
Prevalensi skabies di Indonesia menurut
Depkes RI berdasarkan data dari
puskesmas seluruh Indonesia tahun 2008
adalah 5,6%-12,95%

Pendahuluan
Insiden dan prevalensi skabies masih sangat
tinggi di Indonesia terutama pada lingkungan
masyarakat pesantren.

Faktor yang mengakibatkan tinggginya prevalensi


scabies antara lain kelembaban yang tinggi, rendahnya
sanitasi, kepadatan, malnutrisi (Onayemi 2005),
personal higiene yang buruk, pengetahuan, sikap dan
perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat
(Marufi 2005)

URAIAN KASUS

Identitas

Nama
: Tn. Z
Umur
: 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Kunir Asri No 112
Malang
Status : Belum menikah
No.RM : 1127812
Pekerjaan
: pekerja di percetakan
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Tanggal pemeriksaan: 12 Mei 2015

Anamnesa
Keluhan Utama
Gatal pada sela-sela kedua jari
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan muncul bintik-bintik merah
dan gatal pada sela-sela jari tangan sejak 3
minggu yang lalu. Keluhan gatal yang
dirasakan memberat pada malam hari.
Pasien mengaku awalnya bintik-bintik merah
muncul di kemaluan,bawah perut,ketiak dan
kemudian di sela-sela jari tangan.

Anamnesa

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan belum pernah menderita
penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya berobat ke dokter umum
diberi obat berbentuk salep dan obat minum
namun pasien tidak mengetahui nama obatnya.
Obat sudah di konsumsi pasien selama 2 hari.
Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
alergi obat sebelumnya

Anamnesa
Riwayat

Atopik
Pasien tidak memiliki riwayat asma,
riwayat bersin-bersin di pagi hari (-),
riwayat gatal-gatal setelah
menyentuh/makan sesuatu (-)
Riwayat Kontak/Keluarga
Kakak pasien memiliki keluhan sama
seperti pasien sejak 2 bulan yang lalu.
Keluarga dengan riwayat atopi (-)

Anamnesa
Riwayat

Sosial
Pasien tinggal bersama kedua orang
tuanya dan kakak kandungnya. Rumah
berada di kawasan perumahan yang
padat penduduknya. Pasien bekerja di
percetakan. Pasien mandi 2x sehari
dan mengaku sering bertukar pakaian
dengan kakak kandungnya.

Pemeriksaan fisik

Status Generalis
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran
: Compos mentis, GCS 456
Higiene
: Tampak terawat (pakaian,
rambut, kuku bersih)
Tanda vital :
Tekanan darah: tidak dilakukan
pemeriksaan
Nadi
: tidak dilakukan pemeriksaan
RR
: tidak dilakukan pemeriksaan
Tax
: tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan fisik

Kepala/Leher
:
Pembesaran KGB: tidak dilakukanpemeriksaan
Thorax
:
Cor/Pulmo
: tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen :
Hepar/Lien
: tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
:
Edema
-/-/-

Pemeriksaan fisik

Status dermatologis
Gambar lokasi ruam

Pemeriksaan fisik

Status dermatologis

Ruam pada bawah perut

Pemeriksaan fisik

Status dermatologis

Ruam pada ketiak

Pemeriksaan fisik

Status dermatologis

Ruam pada sela-sela jari

Pemeriksaan fisik

Status dermatologis

Ruam pada penis

Pemeriksaan fisik

Status dermatologis

Lokasi

: sela jari tangan, ketiak, bawah perut,


penis

Distribusi

: tersebar

Ruam

: papula eritematous, multiple,


berbentuk bulat ukuran bervariasi,
berbatas tegas, terdapat ekskoriasi.

Diagnosis banding

Scabies
Dermatitis atopik
Pediculosis corporis

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan ektoparasit dari bahan hasil


scrapping :
sarcoptes (-), telur (+), skibala (+)

Diagnosis: Scabies
Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan pada pasien yaitu :

Terapi kausatif
: Permethrin 5% cream
Terapi simptomatis
:Cetirizin 1x10mg
Terapi Suportif
:
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Mencuci pakaian, sprei, handuk mulai hari ini dengan air
panas terlebih dahulu, setelah agak dingin baru diberi
detergen dan dicuci seperti biasa, setelah itu dijemur di
bawah terik matahari dan disetrika
Untuk barang-barang seperti kursi, karpet yang tidak bisa
dicuci, dijemur di luar rumah di bawah terik sinar matahari

KIE

Menjelaskan tentang penyakit pasien, yaitu


skabies/gudig
Menjelaskan faktor penyebab dan faktor yang
mempengaruhi timbulnya penyakit
Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin timbul
akibat penyakit ini.
Menjelaskan tentang terapi dan aturan penggunaan serta
ketaatan penggunaan obat. Cream Permethrin 5% di
seluruh badan (mulai dari leher - lipatan - kaki), kecuali
bagian wajah. Cream Permethrin 5% digunakan
sebanyak 2x (seminggu sekali). Cream Permethrin 5%
juga dioleskan pada semua orang yang tinggal serumah
dengan pasien dengan cara pemakaian yang sama

Menjelaskan tentang prognosis penyakit,


yaitu prognosis penyakit ini baik apabila
pasien menggunakan obat sesuai petunjuk
dan menerapkan tata cara pencegahan
penyakit ini dengan benar.
Menjelaskan
pentingnya
pencegahan
penyakit ini diantaranya menjaga kebersihan,
mandi dua kali sehari dengan menggunakan
air bersih, tidak berganti-ganti pakaian
dengan orang lain, dan menerapkan terapi
suportif seperti di atas agar penyakit tidak
menular kembali dari lingkungan/orang lain.

Prognosis

Prognosis ad vitam: Bonam


Prognosis ad functionam: Bonam
Prognosis ad sanam: Bonam
Prognosis ad kosmetikam: Bonam

PEMBAHASAN

Skabies

SINONIM : Gudig
DEFINISI :
- Penyakit menular
- Infestasi Sarcoptes Scabiei
- Gatal malam hari
- Ditandai : papul, vesikel pada daerah predileksi

Skabies
Sangat infeksius
Menyerang semua usia, ras dan kelas sosial
Faktor risiko :
Higiene buruk, kepadatan penduduk, sosial ekonomi
rendah
Penularan :
- kontak langsung / kontak kulit dg kulit
( jabat tangan,hubungan seksual )
- kontak secara tak langsung, melalui benda
( pakaian, alat tidur dsb )

Etiologi
Tungau Sarcoptes scabiei var hominis
Klasifikasi :
Phyllum artropoda, kelas arachnida, sub-kelas acari,
ordo astigma, famili sarcoptidae
Berukuran 0.2-0.5mm
Berbentuk oval, cembung dan datar pada sisi perut
Kutu ini membutuhkan kulit manusia selama masa
hidupnya dan tidak bisa hidup di luar kulit manusia
selama lebih dari 3-4 hari (English et al., 2009).

Sarcoptes scabiei

Siklus hidup Sarcoptes Scabiei


var. Hominis

(English et al., 2009)

Faktor yang mendukung pada kasus pasien yang


menimbulkan infeksi sarkoptes pada pasien yaitu:
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan
kakak kandungnya.
Rumah berada di kawasan perumahan yang padat
penduduknya.
Pasien bekerja di percetakan.
Pasien mandi 2x sehari dan mengaku sering bertukar
pakaian dengan kakak kandungnya dan kakak pasien
memiliki keluhan yang sama sejak 2 bulan yang lalu.

Manifestasi klinis
Gatal hebat, terutama malam hari
Predileksi (sela jari & pergelangan tangan,
penis, siku, kaki, pantat, ketiak)
Papul, vesikel, nodul, krusta, ekskoriasi
Lesi berupa terowongan kecil, panjang 0,5-1 cm,
abu-abu/sewarna kulit, lurus/berkelok-kelok,
pada ujungnya terdapat vesikel /papul kecil

Daerah predileksi skabies

Gejala klinis pasien yang mengarah pada


skabies diantaranya:
muncul bintik-bintik merah dan gatal pada
sela-sela jari tangan
keluhan gatal yang dirasakan memberat pada
malam hari
pasien mengaku awalnya bintik-bintik merah
muncul di sela jari tangan kemudian
menyebar ke daerah kemaluan dan lipatan
paha kanan kiri.

Diagnosis banding

Pedikulosis Korporis
disebabkan oleh Pediculosis (Pediculus humanus)
bersifat parasit obligat (di dasar rambut) yang
artinya harus menghisap darah manusia untuk
mempertahankan hidup
sering disebut Vagabond
kutu tidak melekat pada kulit, tetapi pada serat
kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya
transien ke kulit untuk menghisap darah (Golant
dan Levitt, 2012)

Diagnosis banding

Pedikulosis Korporis
Lesi yang khas adalah berupa macula cerulea
(sky blue spot) terutama pad lokasi dimana
pakaian melekat seperti pergelangan tangan dan
paha
Diagnosis pasti adalah dengan menemukan kutu
atau telur pada serat kapas pakaian (Stone et al.,
2008).

Diagnosis banding

Dermatitis atopik
Penyakit kulit inflamasi kronis, sangat gatal, dan
merupakan salah satu gangguan kulit yang umum
terjadi pada anak-anak
Tidak ada tes diagnostik khusus untuk DA
Sering berkaitan dengan riwayat atopi pada
keluarga
Diagnosa berdasarkan kriteria minor dan mayor

Penegakkan diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan

fisik
Pemeriksaan penunjang

Komplikasi
Dapat
terjadi
impetiginisasi
sekunder
dan
glomerulonefritis post infeksi streptokokus yang
merupakan hasil dari pioderma yang diinduksi oleh
skabies dan disebabkan oleh bakteri Streptococcus.
Limfangitis dan septikemia juga telah dilaporkan pada
skabies tipe krusta (crusted scabies). Dan akhirnya
investasi skabies dapat memicu terjadinya pemphigus
bulosa. (Craig et al, 2011)

Penatalaksanaan

Kausal :
Permetrin 5%
Gameksan 1%
BBE 25%
Sulfur 410 %
Salep 2-4 %
Simtomatis :
Untuk gatal
: antihistamin
Infeksi sekunder : antibiotika
Suportif :
Higiene perorangan dan lingkungan
KIE

TREATMENT
application of lotion or cream

Permethrin (Elimite)
-- In 5% cream

Thanks for your attention..


Any question?

Anda mungkin juga menyukai