PENDAHULUAN
A. JUDUL SKRIPSI
ANALISIS
BIDANG
KETIDAKMENERUSAN
UNTUK
PADA
adalah bidang-bidang lemah. Keruntuhan yang terjadi akibat dari adanya bidang
diskontinuitas adalah runtuhan/longsoran baji (wedge failure).
Dari penjelasan di atas maka perlu adanya suatu analisis tentang bidang
ketidakmenerusan yang nantinya bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya kelongsoran baji dan cara penanganannya.
Untuk melakukan penelitian ini peneliti akan menggunakan program
komputer (software) untuk mempermudah serta menjamin keakuratan dan
ketelitian dari hasil yang akan didapat. Adapun program yang akan dipakai yaitu :
1. CLASSEX : untuk pengklasifikasian masa batuan dengan metode RMR.
2. DIPS dan ROCKWORK 99 : untuk analisa bidang ketidakmenerusan.
3. UNWEDGE : untuk analisa karakteristik kelongsoran baji dan menentukan
baut batuan yang sesuai untuk menangani longsoran yang mungkin terjadi.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa
suatu jaringan bidang ketidakmenerusan pada suatu lubang bukaan, kemudian dari
hasil analisis ini akan di dapat parameter-parameter dimana suatu daerah dalam
lubang bukaan itu berpotensi mengalami kelongsoran baji yang diakibatkan oleh
bidang-bidang ketidakmenerusan tadi.
Penelitian ini juga akan berlanjut sampai cara penanggulangan
kelongsoran baji tersebut, dalam hal ini akan dipakai sistem baut batuan (rock
bolt).
D. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui
seberapa
ketidakmenerusan
pada
besar
suatu
pengaruhnya
lubang
suatu
jaringan
bukaan terhadap
bidang
terjadinya
kelongsoran baji.
2. Menentukan daerah-daerah mana yang berpotensi terjadi suatu kelongsoran
baji yang di pengaruhi oleh bidang ketidakmenerusan.
3. Mempelajari karakteristik dari kelongsoran baji yang kemungkinan terjadi
untuk kemudian menentukan jenis baut batuan yang sesuai di tinjau dari
segi ekonomi dan segi faktor keamanannya.
BAB II
ANALISIS MASALAH
A. DASAR TEORI
A.1. Bidang Ketidakmenerusan
Bidang-bidang ketidakmenerusan yang akan sangat mempengaruhi dari
terjadinya suatu kelongsoran baji dalam suatu lubang buakaan adalah ; kekar
(joint), sesar (fault), dan perlipatan (folding). Stuktur kekar akan banyak di jumpai
dalam suatu lubang bukaan, maka dari itu perlu diadakan suatu analisa untuk
menentukan kedudukan/arah dari kekar tersebut.
Untuk melakukan suatu analisa bidang ketidakmenerusan digunakan
metoda statistik. Metoda statistik adalah suatu metode yang diterapkan untuk
mendapatkan kisaran harga rata-rata atau harga maksimum dari sejumlah data
acak satu jenis struktur. Dari metode ini maka dapat diketahui kecenderungankecenderungan, bentuk pola ataupun kedudukan umum dari jenis struktur yang
sedang
dianalisa.
Metode
statistik
terdiri
dari
dua
metode
yang
Gambar 2.1
Analisis Diagram Kipas
A.1.2.2. Diagram roset
Tujuan dari pembuatan diagram roset adalah untuk mengetahui arah
kelurusan umum dari data-data dengan satu parameter ,misalnya bearing. Datadata bearing juga dimasukkan dalam tabel untuk pembuatan diagram roset.
Gambar 2.2
Analisis Diagram Roset
A.1.2.3. Histogram
Tujuan dari analisis histogram adalah untuk mengetahui arah kelurusan
umum dari unsur-unsur struktur.
Gambar 2.3
Analisis Histogram
Gambar 2.4
(a) Pengeplotan data-data pengukuran kekar tarik di atas jaringPolarEqualAreal
(b) Menentukan pusat-pusat titik kerapatan di atas jaring Kalsbek
Gambar 2.5
(a) Penarikan kontur kerapatan pada diagram kontur
(b) Diagram kontur yang dihasilkan
A.1.4. Analisis Dengan Program DIPS dan RockWork 99
Dengan menggunakan kedua program ini akan memudahkan dan lebih
akurat dalam melakukan
Gambar 2.6
Analisis Diagram Roset (ROCKWORK 99)
Gambar 2.7
Analisis Histogram (ROCKWORK 99)
EQUAL AREA
LOWER
HEMISPHERE
ANALISIS DATA
CONTOUR
PLOT
SCHMIDT POLE
CONCENTRATION
%
total per
S of
1.0
% area
Minimum Contour
Contour Interval
Max.Concentration
= 1.5
= 1.5
= 7.08
S
YUDHA
113
109
27-Nov-00
Poles Plotted
Data Entries
Gambar 2.8
Analisis Diagram Kontur (DIPS)
A.2. Longsoran Baji (Wedge Failure)
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika terdapat lebih dari satu
bidang lemah yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara
bidang lemah tersebut harus lebih besar dari sudut geser dalam batuannya. Bidang
lemah ini dapat berupa bidang sesar, rekahan maupun bidang perlapisan.
Cara longsor suatu baji dapat melalui salah satu atau beberapa bidang
lemahnya, ataupun melalui garis perpotongan kedua bidang lemahnya. Dalam
analisis dengan metode Hoek dan Brown longsoran baji dianggap hanya akan
terjadi pada garis perpotongan kedua bidang lemah.
EQUAL AREA
LOWER
HEMISPHERE
MAJOR PLANES
ORIENTATIONS
# TREND/PLNG.
1 213/31
2 328/14
3 084/36
3
2
S
112 Poles Plotted
108 Data Entries
Gambar 2.9
Arah umum dari bidang ketidakmenerusan
Kemudian dari ketiga set bidang ketidakmenerusan tersebut diinput kedalam
program UNWEDGE , kemudian program akan menampilkan lokasi dan dimensi
dari longsoran baji dari atap, lantai dan dinding (Gambar 2.10).
Gambar 2.10
Longsoran baji yang terjadi di atap,lantai dan dinding yang disebabkan karena
ketiga set bidang ketidakmenerusan pada gambar 2.9
Dari keempat longsoran baji diatas juga akan menghasilkan output berupa tonase
longsoran yang terjadi, arah longsoran serta faktor keamanan, seperti pada tabel I.
Tabel I
Karakteristik Longsoran Yang Mungkin Terjadi
Wedge
Weight-tones
Failure mode
Roof wedge
Side wedge 1
Side wedge 2
Floor wedge
13
3.7
3.7
43
Falls
Slide on J1/J2
Slide on J3
Stable
Factor of
safety
0
0.36
0.52
~
Gambar 2.11
Pemasangan baut batuan pada kelongsoran baji
B. DATA PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat
mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada
untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di
lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur-brosur dari
perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.
penyelidikan
dan
pengukuran
terhadap
bidang-bidang
ketidakmenerusan yang ada dalam suatu section lubang bukaan, bidangbidang yang diukur terutama adalah struktur kekar. Setelah semua data kekar
didapat kemudian di input kedalam program DIPS dan ROCKWORK 99
untuk mengetahui arah umum dari kekar tersebut.
c. Analisis terhadap kelongsoran baji dan cara penanganannya
Setelah data arah umum dari bidang ketidakmenerusan didapat dari program
DIPS, kemudian di input kedalam program UNWEDGE untuk mengetahui
kemungkinan longsoran baji yang terjadi serta menganalisa kemungkinan
tersebut. Yang terahkir yaitu menentukan jenis baut batuan yang sesuai untuk
menghindari kelongsoran baji tersebut.
BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan
antara teori dengan data-data lapangan,sehingga dari keduanya didapat
pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan
lapangan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan
di daerah yang akan diteliti
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun
penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil Pengolahan data
7. Kesimpulan
Rencana Kegiatan
Studi Literatur
Penyelidikan Geologi lokal
Pengumpulan data untuk
pengklasifikasian massa
batuan
Pengukuran data bidang
ketidakmenerusan
Analisis bidang
ketidakmenerusan terhadap
kelongoran baji
Penyusunan Laporan
Penelitian
Minggu
II
III
IV
VI
VII
VIII
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH
B. KEADAAN GEOLOGI
C. IKLIM
D. TINJAUAN SINGKAT PT. FREEPORT INDONESIA COMPANY
E. DEEP ORE ZONE (D.O.Z)
III. PENGKLASIFIKASIAN MASSA BATUAN
A. MASSA BATUAN
B. PRINSIP KLASIFIKASI MASSA BATUAN
IV. ANALISIS BIDANG KETIDAKMENERUSAN
A. METODE ANALISIS
B. ARAH UMUM DARI BIDANG KETIDAKMENERUSAN
V. ANALISIS KELONGSORAN BAJI
A. PARAMETER KELONGSORAN BAJI
B. PENCEGAHAN KELONGSORAN BAJI
VI. PEMBAHASAN
A. DAERAH-DAERAH RAWAN TERJADI KELONGSORAN BAJI
B. PENGGUNAAN ROCK BOLT
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Oleh :
YUDHA EKO MURWANTO
97050/TA
Oleh :
YUDHA EKO MURWANTO
97050/TA
Disetujui oleh :
Dosen wali
Pembimbing I