Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL SKRIPSI
ANALISIS

BIDANG

KETIDAKMENERUSAN

MENGANTISIPASI TERJADINYA KELONGSORAN BAJI

UNTUK
PADA

LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH DI D.O.Z PT.


FREEPORT INDONESIA COMPANY
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Massa batuan berbeda dengan kebanyakan material teknik. Massa batuan
bersifat anisotrop dan tidak menerus (diskontinu). Hal-hal yang membuat massa
batuan anisotrop adalah karena terdapatnya bidang-bidang ketidakmenerusan
(plane of discontinuities) dalam massa batuan.
Bidang-bidang diskontinu akan menyebabkan distribusi tegangan dalam
massa batuan tidak diteruskan/terdistribusi secara merata ke segala arah, dan
secara keseluruhan sifat-sifat elastis batuan berubah.
Penggalian untuk pembuatan terowongan mengakibatkan keseimbangan
massa batuan terganggu, sehingga batuan disekitar penggalian tersebut akan
runtuh apabila batuan itu tidak mampu menyangga bebannya sendiri. Keruntuhan
terowongan ini bisa diakibatkan karena adanya bidang-bidang diskontinuitas yang
ada di sekitar terowongan, sebab pada dasarnya bidang-bidang diskontinuitas

adalah bidang-bidang lemah. Keruntuhan yang terjadi akibat dari adanya bidang
diskontinuitas adalah runtuhan/longsoran baji (wedge failure).
Dari penjelasan di atas maka perlu adanya suatu analisis tentang bidang
ketidakmenerusan yang nantinya bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya kelongsoran baji dan cara penanganannya.
Untuk melakukan penelitian ini peneliti akan menggunakan program
komputer (software) untuk mempermudah serta menjamin keakuratan dan
ketelitian dari hasil yang akan didapat. Adapun program yang akan dipakai yaitu :
1. CLASSEX : untuk pengklasifikasian masa batuan dengan metode RMR.
2. DIPS dan ROCKWORK 99 : untuk analisa bidang ketidakmenerusan.
3. UNWEDGE : untuk analisa karakteristik kelongsoran baji dan menentukan
baut batuan yang sesuai untuk menangani longsoran yang mungkin terjadi.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa
suatu jaringan bidang ketidakmenerusan pada suatu lubang bukaan, kemudian dari
hasil analisis ini akan di dapat parameter-parameter dimana suatu daerah dalam
lubang bukaan itu berpotensi mengalami kelongsoran baji yang diakibatkan oleh
bidang-bidang ketidakmenerusan tadi.
Penelitian ini juga akan berlanjut sampai cara penanggulangan
kelongsoran baji tersebut, dalam hal ini akan dipakai sistem baut batuan (rock
bolt).

D. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui

seberapa

ketidakmenerusan

pada

besar
suatu

pengaruhnya
lubang

suatu

jaringan

bukaan terhadap

bidang

terjadinya

kelongsoran baji.
2. Menentukan daerah-daerah mana yang berpotensi terjadi suatu kelongsoran
baji yang di pengaruhi oleh bidang ketidakmenerusan.
3. Mempelajari karakteristik dari kelongsoran baji yang kemungkinan terjadi
untuk kemudian menentukan jenis baut batuan yang sesuai di tinjau dari
segi ekonomi dan segi faktor keamanannya.

BAB II
ANALISIS MASALAH

A. DASAR TEORI
A.1. Bidang Ketidakmenerusan
Bidang-bidang ketidakmenerusan yang akan sangat mempengaruhi dari
terjadinya suatu kelongsoran baji dalam suatu lubang buakaan adalah ; kekar
(joint), sesar (fault), dan perlipatan (folding). Stuktur kekar akan banyak di jumpai
dalam suatu lubang bukaan, maka dari itu perlu diadakan suatu analisa untuk
menentukan kedudukan/arah dari kekar tersebut.
Untuk melakukan suatu analisa bidang ketidakmenerusan digunakan
metoda statistik. Metoda statistik adalah suatu metode yang diterapkan untuk
mendapatkan kisaran harga rata-rata atau harga maksimum dari sejumlah data
acak satu jenis struktur. Dari metode ini maka dapat diketahui kecenderungankecenderungan, bentuk pola ataupun kedudukan umum dari jenis struktur yang
sedang

dianalisa.

Metode

statistik

terdiri

dari

dua

metode

yang

pengelompokannya didasarkan atas banyaknya parameter yang akan diketahui


harga statistiknya, yaitu :
1. Metode statistik dengan satu parameter
2. Metode statistik dengan dua parameter

A.1.2. Metode statistik dengan satu parameter


Dalam metode ini parameter atau data yang diukur hanya terdiri dari satu
unsur pengukuran. Jenis diagram dari metode ini adalah:
1. Diagram kipas
2. Diagram roset
3. Histogram
A.1.2.1. Diagram kipas
Tujuan dari pembuatan digram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan
umum dari unsur-unsur struktur yang datanya hanya satu unsur pengukuran saja
(data bearing). Data-data pengukuran dimasukkan dalam suatu tabel sehingga
mempermudah dalam pembuatan diagram.

Gambar 2.1
Analisis Diagram Kipas
A.1.2.2. Diagram roset
Tujuan dari pembuatan diagram roset adalah untuk mengetahui arah
kelurusan umum dari data-data dengan satu parameter ,misalnya bearing. Datadata bearing juga dimasukkan dalam tabel untuk pembuatan diagram roset.

Gambar 2.2
Analisis Diagram Roset
A.1.2.3. Histogram
Tujuan dari analisis histogram adalah untuk mengetahui arah kelurusan
umum dari unsur-unsur struktur.

Gambar 2.3
Analisis Histogram

A.1.3. Metode statistik dengan dua parameter (diagram kontur)


Metode ini diterapkan untuk data-data struktur yang memiliki dua unsur
pengukuran seperti pada struktur garis (datanya terdiri dari Bearing dan Plunge),
atau struktur bidang (datanya terdiri dari Strike dan Dip). Contoh dari metode ini
adalah diagram kontur. Diagram ini pembuatannya didasarkan pada prinsipprinsip proyeksi stereografi dan proyeksi kutub. Tujuan dari diagram ini adalah
untuk mendapatkan harga kerapatan (densitas) maksimum data-data yang
dianalisa, sehingga dari dapat diketahui orientasi atau kedudukan umum struktur
yang dianalisa.

Gambar 2.4
(a) Pengeplotan data-data pengukuran kekar tarik di atas jaringPolarEqualAreal
(b) Menentukan pusat-pusat titik kerapatan di atas jaring Kalsbek

Gambar 2.5
(a) Penarikan kontur kerapatan pada diagram kontur
(b) Diagram kontur yang dihasilkan
A.1.4. Analisis Dengan Program DIPS dan RockWork 99
Dengan menggunakan kedua program ini akan memudahkan dan lebih
akurat dalam melakukan

analisa bidang ketidakmenerusan, serta akan

memperindah dalam penyajian hasil dari analisa. Data-data yang didapat


dilapangan (berupa Strike dan Dip) kemudian di input ke dalam komputer maka
akan dihasilkan gambaran hasil analisa seperti di bawah ini.

Gambar 2.6
Analisis Diagram Roset (ROCKWORK 99)

Gambar 2.7
Analisis Histogram (ROCKWORK 99)

EQUAL AREA
LOWER
HEMISPHERE

ANALISIS DATA

CONTOUR
PLOT
SCHMIDT POLE

CONCENTRATION
%
total per
S of
1.0
% area

Minimum Contour
Contour Interval
Max.Concentration

= 1.5
= 1.5
= 7.08

S
YUDHA

113
109

27-Nov-00

Poles Plotted
Data Entries

Gambar 2.8
Analisis Diagram Kontur (DIPS)
A.2. Longsoran Baji (Wedge Failure)
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika terdapat lebih dari satu
bidang lemah yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara
bidang lemah tersebut harus lebih besar dari sudut geser dalam batuannya. Bidang
lemah ini dapat berupa bidang sesar, rekahan maupun bidang perlapisan.
Cara longsor suatu baji dapat melalui salah satu atau beberapa bidang
lemahnya, ataupun melalui garis perpotongan kedua bidang lemahnya. Dalam
analisis dengan metode Hoek dan Brown longsoran baji dianggap hanya akan
terjadi pada garis perpotongan kedua bidang lemah.

A.2.1. Analisis dengan program UNWEDGE


Hasil dari analisis bidang ketidakmenerusan dari program DIPS berupa
arah dari beberapa set joint atau arah umumnya, seperti pada gambar 2.9.

EQUAL AREA
LOWER
HEMISPHERE

MAJOR PLANES
ORIENTATIONS
# TREND/PLNG.
1 213/31
2 328/14
3 084/36

3
2

S
112 Poles Plotted
108 Data Entries

Gambar 2.9
Arah umum dari bidang ketidakmenerusan
Kemudian dari ketiga set bidang ketidakmenerusan tersebut diinput kedalam
program UNWEDGE , kemudian program akan menampilkan lokasi dan dimensi
dari longsoran baji dari atap, lantai dan dinding (Gambar 2.10).

Gambar 2.10
Longsoran baji yang terjadi di atap,lantai dan dinding yang disebabkan karena
ketiga set bidang ketidakmenerusan pada gambar 2.9
Dari keempat longsoran baji diatas juga akan menghasilkan output berupa tonase
longsoran yang terjadi, arah longsoran serta faktor keamanan, seperti pada tabel I.
Tabel I
Karakteristik Longsoran Yang Mungkin Terjadi
Wedge

Weight-tones

Failure mode

Roof wedge
Side wedge 1
Side wedge 2
Floor wedge

13
3.7
3.7
43

Falls
Slide on J1/J2
Slide on J3
Stable

Factor of
safety
0
0.36
0.52
~

A.2.2. Penanganan longsoran baji dengan Baut Batuan (Rock Bolt)


Baut batuan dipandang sebagai suatu sistem penyangga yang mempunyai
2 misi klasik, yaitu :
- Menyangga batuan yang potensial utnuk runtuh
- Menahan atau bahkan menghentikan perpindahan permukaan lubang batuan
Fungsi yang berhubungan dengan kedua hal ini adalah :
1. Fungsi Penahan (Suspension)
2. Fungsi Penekan
3. Fungsi Penguat (Reinforcement)
Jenis baut batuan dibedakan berdasarkan cara pengikatannya ada beberapa
macam, yakni:
a. Baut batuan dengan cara pengikatan mekanis
b. Baut batuan dengan cara pengikatan yang menggunakan zat kimia
c. Baut batuan dengan cara pengikatan Geser (Friction Anchored Rock Bolt)
d. Baut kabel batuan.
Kelanjutan analisis longsoran baji dengan program UNWEDGE adalah
penanganan longosoran tersebut. Dalam program ini dapat di simulasikan
pemasangan baut batuan yang diperlukan agar lonsoran tidak terjadi. Jenis baut
batuan, jumlah dan panjang juga dapat diketahui. Simulasi pemasangan baut
batuan pada kelongsoran baji dapat dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11
Pemasangan baut batuan pada kelongsoran baji
B. DATA PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat
mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada
untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di
lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur-brosur dari
perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.

C. ANALISA PENYELESAIAN MASALAH


Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji
berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan

maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang


permasalahan tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannnya.
Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalah dalam melakukan analisis
terhadap bidang ketidakmenerusan dan kelongsoran baji adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini akan dipelajari tentang fungsi/tujuan dari dibuatnya lubang
bukaan tersebut, ukuran yang diinginkan, dan bagaimana bentuk lubang
bukaan yang akan dibuat serta aktivitas penggalian lain yang berdekatan
dengan lubang bukaan yang akan dibuat.
2. Tahap Penyelidikan Pendahuluan
Tahap penyelidikan pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi
umum daerah yang akan diselidiki, meliputi pengambilan conto batuan dengan
pemboran, pendugaan geofisika (bila mungkin), pengukuran tekanan air,
pengukuran permeabilitas dari massa batuan, dan penyelidikan terhadap
keadaan geologi sekitar.
3. Tahap Penyelidikan Terinci
a. Penentuan pengklasifikasian massa batuan
Parameter yang diperlukan untuk pengklasifikasisan massa batuan adalah
bobot isi,modulus elastik, koefisien Poisson, kuat tekan uniaksial, kuat geser,
kohesi, sudut geser dalam, tegangan in situ dan beberapa parameter lain,
seperti kedudukan umum arah bidang kekar, data spasi bidang kekar, kondisi
air tanah pada kedalaman tertentu dan RQD untuk tiap kedalaman. Kemudian
data-data tersebut di input kedalam program CLASSEX.

b. Analisis terhadap bidang ketidakmenerusan


Melakukan

penyelidikan

dan

pengukuran

terhadap

bidang-bidang

ketidakmenerusan yang ada dalam suatu section lubang bukaan, bidangbidang yang diukur terutama adalah struktur kekar. Setelah semua data kekar
didapat kemudian di input kedalam program DIPS dan ROCKWORK 99
untuk mengetahui arah umum dari kekar tersebut.
c. Analisis terhadap kelongsoran baji dan cara penanganannya
Setelah data arah umum dari bidang ketidakmenerusan didapat dari program
DIPS, kemudian di input kedalam program UNWEDGE untuk mengetahui
kemungkinan longsoran baji yang terjadi serta menganalisa kemungkinan
tersebut. Yang terahkir yaitu menentukan jenis baut batuan yang sesuai untuk
menghindari kelongsoran baji tersebut.

BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN

A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan
antara teori dengan data-data lapangan,sehingga dari keduanya didapat
pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan
lapangan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan
di daerah yang akan diteliti
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun
penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil Pengolahan data
7. Kesimpulan

B. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Rencana Kegiatan
Studi Literatur
Penyelidikan Geologi lokal
Pengumpulan data untuk
pengklasifikasian massa
batuan
Pengukuran data bidang
ketidakmenerusan
Analisis bidang
ketidakmenerusan terhadap
kelongoran baji
Penyusunan Laporan
Penelitian

Minggu

II

III

IV

VI

VII

VIII

C. RENCANA DAFTAR PUSTAKA


1. Bickel, John., Kuesel, T., King, E.H., Tunnel Engineering Handbook,
Chapman & Hall,Dep. BC., 2nd edition, New York, 1996.
2. Hoek, E, Kaiser, P.K, Bawden, W.F., Support of Underground Excavations in
Hard Rock., A.A. Balkema, Rotterdam, Brookfield, 1995.
3. Kem Mc Clay, The Mapping of Geological Structures, John Willey &
Sonss,Inc, New York, 1987.
4. Prastitho Bambang, Hendaryono, Geologi Struktur, Petunjuk Praktikum,
UPN Veteran Yogyakarta,1999.

RENCANA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH
B. KEADAAN GEOLOGI
C. IKLIM
D. TINJAUAN SINGKAT PT. FREEPORT INDONESIA COMPANY
E. DEEP ORE ZONE (D.O.Z)
III. PENGKLASIFIKASIAN MASSA BATUAN
A. MASSA BATUAN
B. PRINSIP KLASIFIKASI MASSA BATUAN
IV. ANALISIS BIDANG KETIDAKMENERUSAN
A. METODE ANALISIS
B. ARAH UMUM DARI BIDANG KETIDAKMENERUSAN
V. ANALISIS KELONGSORAN BAJI
A. PARAMETER KELONGSORAN BAJI
B. PENCEGAHAN KELONGSORAN BAJI

VI. PEMBAHASAN
A. DAERAH-DAERAH RAWAN TERJADI KELONGSORAN BAJI
B. PENGGUNAAN ROCK BOLT
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ANALISIS BIDANG KETIDAKMENERUSAN UNTUK


MENGANTISIPASI TERJADINYA KELONGSORAN BAJI PADA
LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH DI D.O.Z
PT. FREEPORT INDONESIA COMPANY

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan
kerja praktek lapangan

Oleh :
YUDHA EKO MURWANTO
97050/TA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2001

ANALISIS BIDANG KETIDAKMENERUSAN UNTUK


MENGANTISIPASI TERJADINYA KELONGSORAN BAJI PADA
LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH DI D.O.Z
PT. FREEPORT INDONESIA COMPANY

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh :
YUDHA EKO MURWANTO
97050/TA

Disetujui oleh :
Dosen wali

(Ir. Indah Setyowati, MT)

Pembimbing I

Anda mungkin juga menyukai