Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Periodontium merupakan suatu jaringan yang mengelilingi dan
mendukung gigi.Secara anatomi struktur periodontial meliputi gingiva (gusi),
ligament periodontal, tulang alveolar, serta sementum.Pengetahuan tentang
anatomi dan struktur dan jaringan periodontal adalah sangat penting untuk
dapat
memahami
suatu
penyakit
periodontal
dan
bagaimana
penatalaksanaannya.Gingiva sendiri adalah suatu jaringan lunak yang
terdapat pada rongga mulut.
Penyakit pada periodontal terbagi atas dua yaitu gingivitis dan
periodontis.Gingivitis merupakan bentuk penyakit periodontal yang ringan
dengan gejala kinis gingiva memerah, membengkak, dan menjadi mudah
berdarah.Gingivitis adalah inflamasi (peradangan) pada gusi.Periodontitis
merupakan peradangan yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi yang
lebih dalam.Untuk mengobati penyakit dari periodontal tersebut dinamakan
terapi endodontik (perawatan saluran akar).Perawatan saluran akar
(endodontik) mulai banyak diminati karena dipicu oleh permintaan
masyarakat untuk mempertahankan giginya. Triad endodontic merupakan
tahapan dalam perawatan saluran akar yang sangat berpengaruh pada
keberhasilan perawatan yang terdiri atas, mendapatkan akses yang lurus
kedalam saluran akar, preparasi saluran akar yang bertujuan membuang
atau menguarangi intan yang berbahaya dalam ruang pulpa, mengontrol
mikroorganisme dan menangani mikroorganisme di periapeks, serta mengisi
dan menutup saluran akar.
1.2 Rumusan Masalah
- Anatomi Periodontal
- Penyakit Periodontal
- Aplikasi Morfologi Pulpa Terkait Terapi Endodontik
- Aplikasi Klinis
Endodontik
1.3 Tujuan
dari
Morfologi
Pulpa
yang
Terkait
dengan
Bab II
Pembahasan
2.1 Anatomi Periodontal
Periodontal merupakan jaringan yang menyangga/pendukung gigi rahang
atas dan rahang bawah. Jaringan periodontal terdiri dari empat komponen
panting yaitu :
1. Gingiva adalah bagian dari mukosa mulut yang dilapisi epitelium
berkeratin. Gingiva menutup prosesus alveolar rahang dan
mengelilingi bagian gigi di dekat tempat pertemuan akar dan mahkota
gigi (bagian servikal). Gingiva adalah satu-satunya bagian periodontal
yang terlihat pada pemeriksaan rongga mulut.
a. Penampilan gingiva sehat.
Penampilan gingiva yang sehat umumnya memiliki warna yang
disebut "coral pink." Warna lain seperti merah, putih dan biru dapat
menandai adanya peradangan (gingivitis) atau kelainan lain. Gingiva
sehat juga lentur dan tidak berdarah pada dilakukan pemeriksaan ke
dalamnya.Tekstur permukaan gingiva berbintik menyerupai kulit
jeruk.Bentuk tepi gingiva sehat permukaan fasial yang mengelilingi
tiap gigi, sejajar terhadap garis sementoemail sehingga berbentuk
menyerupai lengkung parabola.Gingiva sehat bertekstur padat, tahan
terhadap adanya pergerakan. Tekstur ini sering dideskripsikan sama seperti
kulit jeruk. Gingiva yang tidak sehat teksturnya membengkak dan seperti
busa.Gusi sehat umumnya tidak berekasi terhadap gangguan normal seperti
penyikatan atau periodontal probing. Sebaliknya gusi yang tidak sehat akan
menunjukkan adanya perdarahan ketika probing / Bleeding On Probing (BOP)
dapat disertai timbulnya cairan nanah.
b. Zona Gingiva
Gingiva dapat dibagi menjadi beberapa daerah. Dimulai dari tepi
gingiva, daerah-daerah tersebut termasuk gingiva bebas dan papilla
Gingiva bebas
Daerah terdekat ke mahkota gigi adalah gingiva bebas, yang merupakan
jaringan yang tidak melekat erat pada gigi membentuk jaringan seperti
kerah baju dengan ruang potensial atau sulkus gingiva (celah sempit)
tersembunyi di antara gingiva bebas tersebut dengan gigi. Gingiva bebas
meluas dari tepi gingiva (tepi gingiva terdekat dengan permukaan
pengunyahan gigi) ke alur gingiva bebas (tampak pada sepertiga orang
dewasa) yang memisahkan gingiva bebas dari gingiva cekat.Gingiva
interdental atau papilla interdental merupakan bagian gingiva bebas di
antara dua gigi tetangga.Papilla sehat mengisi ruang antara dua gigi,
sehingga sangat tipis dekat kontak anatara gigi-gigi yang berekatan.
Terdapat cekungan pada jaringan gingiva dari papia interdental tepat
apical dari kontak gigi disebut sebagai col. Papilla menyembunyikan
bagian inter proksimal sulkus gingiva yang mengelilingi gigi. Apabila
benang gigi dilewatkan melalui kontak interproksimal,harus pertama tama
masuk ke dalam sulkus gigi dalam upaya membuang plak dari akar dan
kemudian harus beradaptasi di sekitar gigi tetangga untuk membersihkan
akarnya.
Gingiva cekat
Gingiva cekat adalah suatu pita atau daerah mukosa yang
berkeratin yang berwarna merah muda, yang melekan erat pada
tulang di bawahnya.Gingiva cekat meluas dari gingiva bebas ke
mukosa alveolar yang mudah bergerak.Luas gingiva cekat
normalnya bervariasi dari 3-12 mm. gingiva berkeratin merupakan
istilah yang digunakan untuk menerangkan gingiva bebas dan
gingiva cekat karena keduanya mengandung keratin, suatu protein
yang juga ditemukan di kulit dan rambut, yang membuat
permukaan kuat.Gingiva cekat paling luas pada aspek fasial gigi
anterior atas dan aspek lingual molar bawah.Gingiva ini paling
sempit pada aspek fasial premolar bawah.
Mukosa Alveolar
Garis mukogingival merupakan suatu sambungan menyerupai
kerang di antara gingiva cekat dan mukosa alveolar yang longgar
dan kemerahan.Mukosa alveolar berwarna merah muda gelap
2. Sementum
Sementum merupakan lapisan terluar pada akar gigi yang
membatasi gigi dengan
jaringan pendukungnya. Sementum berasal dari jaringan
mesoderm, yaitu susunan dan asal yang sama dengan jaringan
tulang. Sementum memiliki kemampuan untuk melakukan
regenerasi bila dihubungkan dengan jaringan pendukung gigi, sama
halnya dengan dentin. Tetapi perbedaan antara dentin dan
sementum secara kimia, dentin lebih keras dari sementum, karena
dentin lebih banyak mengandung bahan kimia anorganik 69 persen.
Bahan anorganik pada sementum sama dengan tulang yaitu 40
persen. Bila terjadi rangsangan yang kuat pada gigi maka akan
terjadi Resorpsi/penyerapan sel sementum pada sisi yang terkena
rangsang, dan pada sisi yang berlawanan terbentuk sementum
baru.
Fungsi utama sementum adalah :
a.Menahan gigi pada soker tulang dengan perantaraan serabut
principal ligamen periodonsium.
2.2
Ada dua tipe penyakit periodontal yang sering dijumpai, yaitu gingivitis dan
periodontitis
1. Gingitivis
Gingivitis merupakan bentuk penyakit periodontal yang ringan,
dengan gejala kinis gingiva memerah, membengkak, dan menjadi
mudah berdarah.Gingivitis adalah inflamasi (peradangan) pada
gusi.Penyebab gingivitis biasanya disebabkan oleh buruk nya
kebersihan mulut sehingga terbentuk plak atau karang gigi yang
berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi mengandung
banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi. Bila
kebersihan mulut tidak diperbaiki, gingivitis akan bertambah parah dan
berkembang menjadi periodontitis. Tapi gingivitis juga dapat
disebabkan oleh penyakit sistemik.Contoh nya pada penderita
leukemia dan penyakit wegner yang cenderung lebih mudah terkena
gingivitis. Pada orang dengan diabetes atau HIV, danya gangguan
pada system imunats ( kekebalan tubuh ) meyebabkan kurangnya
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri pada gusi. Gejalanya
: gusi tampak bengkak, kemerahan, lunak, dan mudah berdarah pada
saat menyikat gigi. Gingivitis juga dapat menyebabkan Halitosis (bau
mulut).
Berdasarkan distribusinya di rongga mulut, gingivitis simple bisa dibedakan atas:
(1) gingivitas lokalisata (localized gingivitis) : dimana inflamasi melibatkan gingival pada
sekelompok saja.
(2) gingivitis generalisata (generalized gingivitis) : dimana inflamasi melibatkan gingival
pada semua gigi geligi di rongga mulut.
(3) gingivitas marginal (marginal gingivitis) : dimana inflamasi hanya melibatkan tepi
gingival, meskipun sebagian gingival cekat juga bisa terlibat
(4) gingivitis papilari (popilarry gingivitis) : dimana yang terinflamasi adalah papilla
interdental dan tepi gingiva yang berbatasan
(5) gingivitas difus (diffuse gingivitis) : dimana inflamasi telah mengenai tepi gingival,
gingival cekat, dan papilla interdental.
Gingiva yang terlibat infalamsi kronis mengalami perubahan dari gingival normal. Ciri-ciri
klinis gingivitis simpel mencakup:
1. Pendarahan pada probing : merupakan salah satu cirri klinis awal dari gingivitis simpel.
Sehingga sudah bisa terlihat dari cirri-ciri klinis lainnya. terjadinya pendarahan adalah
dimungkinkan oleh perubahan yang menyertai inflamasi (1) kapiler yang membesar,
penuh berisi darah, dan rapuh terdesak oleh cairan dan sel radang ke permukaan dan (2)
epitel sulkular yang menipis dan degenerasi atau ulserasi sehingga berkurang fungsi
protektifnya.
2. Perubahan warna : merupakan cirri klinis gingivitis yang penting. Perubahan warna
gingiva tersebut bermula pada papilla interdental dan tepi gingiva, yang kemudian meluas
ke gingiva cekat.
gingiva yang normalnya berwarna merah jambu (coral pink) akan menjadi merah sampai
merah tua apabila: (1) Vascularisasi bertambah ; atau (2) keratinisasi epitel berkurang
atau hilang akibat tertekannya epitel oleh jaringan yang terinflamasi. Sebaliknya gingiva
bisa berubah menjadi lebih pucat apabila: (1) vaskularisasi berkurang akibat fibrosis yang
terjadi pada korium; atau (2) keratinisasi epitel yang bertambah. Bila inflamasi bertambah
kronis, stasis venous menyebabkan warna gingiva menjadi merah kebirubiruan.
3. Perubahan konsistensi : pada tahap awal konsistensi gingiva bisa belum berubah dari
konsenstrasi normalnya. Pada tahap lanjut konsistensi bisa berubah menjadi kaku seperti
kulit (yang telah disamak). Konsistensi yang demikian disebabkan oleh fibrosis dan
proliferasi epitel yang terjadi pada inflamasi kronis yang sudah berlangsung lama.
4. Perubahan tekstur permukaan : hilangnya stippling merupakan tanda awal dari gingivitis.
5. Perubahan kontur atau bentuk
6. Pembentukan saku gusi
2. Periodontitis
Pada perkembangan klasik penyakit gingitivis, apabila tidak di rawat
akan berlanjut menjadi periodontitis. Seperti halnya gingiva, ligament
periodontium, tulang dan sementum beresiko rusak selama
Morfologi Pulpa
Pulpa merupakan bagian lunak dari gigi.Bagian atap pulpa merupakan
bentuk kecil dari bentuk oklusal permukaan gigi.Pulpa mempunyai
hubungan dengan jaringan peri atau interradikular gigi, dengan demikian
juga dengan keseluruhan jaringan tubuh. Oleh karena itu, jika ada
Pulpa orang muda terutama terbentuk dari jaringan ikat pulpa yang
longgar, dengan konsistensi seperti gel.Didalam pulpa ini terdapat kolagen,
serabut prakolagen, dan jaringan ikat saraf, serta berbagai macam sel,
seperti fibrosis, ondotoblas, dan sel pertahanan tubuh.
Pada bagian perifer pulpa, terdapat pembentuk ondotoblas yang pada
gigi dewasa terlihat berupa pseudo-stratifikasi.Sel-sel inilah yang mengubah
bentuk rongga pulpa.Sel-sel ini berbentuk tiang yang berdampingan dengan
predentin, berisi inti sel, serta mempunyai ekor tambahan yang mengisi
masuk tubulus dentin.Sel inilah yang disebut ondotoblas.Pada saluran akar
membentuk
dentin
primer
pada
masa
Pulpa
dan
Akar
Terkait
Terapi
molar memiliki satu tanduk pulpa pada setiap tonjol fungsional, dan
berada pada atap kamar pulpa di bawah setiap tonjol.Oleh karena
itu, jika tonjol carbelli dianggap sebagai tonjol yang tidak memiliki
fungsi, seluruh gigi molar tipe empat tonjol memiliki empat tanduk
pulpa, gigi molar atas denga tiga tipe tonjol memiligi tiga tanduk
pulpa, dan gigi molar pertama bawah dengan lima tonjol adalah
satu-satunya tipe molar dengan lima tanduk pulpa. Pada umumnya,
kamar pulpa berada jauh dibawah, atau cukup jauh dari permukaan
oklusal, terletak dalam bagian sercikal dari batang akar.
- Saluran akar orifis gigi molar.
Gigi molar pertama atas sering memiliki tiga akar (mesiobukal,
distobukal, dan palatal) dengan empat saluran: satu pada akar
distobukal, satu pada akar palatal, dan dua pada akar mesiobukal.
Pada akar palatal, saluran tunggal berukuran lebih besar dan lebih
mudah diakses dari dasar kamar pulpa dibandingkan dengan kedua
akar lainnya.Terapi akar ini beserta salurannya sering kali bengkok
kea rah bukal pada bagian sepertiga apikal, sehingga membutuhkan
keahlian dalam prosedur pembersihan dan perawatannya.Oleh
karena itu, pada gigi molar pertama atas, terdapat empat orifis di
dasar kamar pulpa.Gigi molar kedua atas pada umumnya memiliki
tiga akar dengan empat saluran.Akar mesiobukal memiliki dua
saluran.Akar distobukal dan palatal masing-masing memiliki satu
saluran.Letak orifis pada gigi molar kedua atas tidak jauh berbeda
dengan gigi molar pertama atas kecuali letaknya yang lebih
berdekatan.Gigi molar pertama dan kedua bawah umumnya
memiliki dua akar (mesial dan distal) dengan tiga saluran.Akar
mesial yang lebih lebar sering memiliki dua saluran mesiobukal dan
mesiolingual.Akar distal yang lebih sempit hanya memiliki satu
saluran.Atap kamar pulpa sering kali berada sejajar dengan tepi
servikal email, hanya tanduk pulpa yang menonjol hingga mahkota
anatomis.Gigi molar ketiga atas umumnya memiliki tiga saluran,
dan gigi molar ketiga bawah memiliki dua saluran.Akan tetapi,
sangan bervariasi tergantung pada bentuk akar. Gigi molar ketiga
memiliki usia biologis 9-11 tahun lebih muda daripada gigi molar
pertama.
d. Bentuk pulpa pada gigi sulung
Lapisan dentin dan email pada gigi sulung umumnya tipis,
sehingga kavitas pulpa tampak lebih lebar daripada gigi tetap,
dengan tanduk pulpa yang lebih dekat dengan permukaan insisal
atau oklusal.
2.4
Aplikasi Klinis dari Morfologi Pulpa yang Terkait dengan
Endodontik
1. Definisi Endodontik
Endodontic adalah cabang khusus dari ilmu kedokteran gigi yang
menitikberatkan pada morfologi, fisiologi, dan patalogi pulpa gigi
manusia serta jaringan periapeks.Endodontis adalah seorang dokter
gigi yang memiliki keahlian dalam bidang endodontic (terapi saluran
akar).Seorang endodontis dilatih khusus untuk memberi terapi saluran
akar, termasuk merawat pasien dengan situasi endodontic yang
kompleks dan berat, yang mungkin dirujuk oleh dokter gigi umum.
Perawatan dapat melibatkan anatomi saluran akar yang sulit, pasien
dengan gangguan medis, dan/atau perawatan beda pada paresis
pariapeks dan infeksi.
2. Diagnosis Penyakit Pulpa dan Periapeks.
Pulpitis ireversibel (inflamasi jaringan pulpa yang tidak dapat
disembuhkan) merupakan suatu keadaan dimana jaringan pulpa tidak
dapat sembuh dan dibutuhkan perawatan saluran akar.Gigi dengan
pulpitis ireversibel sangat sensitive terhadap dingin atau panas, dan
terkadang kedua rangsangan tersebut menimbulkan respon berlebih
serta nyeri yang berkepanjangan.Penyebab umum pulpitis ireversibel
adalah karies yang dalam, meskipun dapat juga disebabkan oleh
retorasi yang dalam atau memiliki adaptasi kurang baik.Letak karies
terhadap pulpa dapat dinilai melalui radiograf dental. Ketika karies
mendekati pulpa, reaksi pertahanan normal akan terjadi, meliputi
inflamasi dan kemudian pembentukan dentin tambahan yang disebut
dentin reparatif. Namun, saat karies mengenai atau membuka pulpa,
bakteri dapat mengganggu system pertahanan, dan gigi akan terasa
sakit. Penyakit periapeks terjadi saat pulpa telah mati (nekrotik).Ketika
penyakit yang berawal dari mahkota telah meluas ke pulpa, jaringan
pula dalam saluran akar sedikit demi sedikit mengalami kematian. Saat
bakteri dan produknya merusak pulpa yang terdapat di dalam saluran
akar hingga ke foramen apikal, jaringan periapeks di luar foramen
apikal akan bereaksi terhadap rangsangan ini.
3. Terapi endodontic
Tujuan dari terapi endodontic adalah untuk meredakan rasa
sakit, mengontrol infeksi, dan mempertahanlan gigi sehingga dapat
berfungsi secara normal saat mastikasi. Perawatan endodontic
umumnya lebih dipilih dari tindakan ekstraksi karena jika gigi di
Kesimpulan
Periodontium merupakan suatu jaringan yang mengelilingi dan mendukung
gigi. Struktur periodontal terbagi menjadi empat yaitu gingiva(gusi),
ligament periodontal, tulang alveolar, serta sementum.
Ada dua tipe penyakit periodontal yaitu gingivitis dan periodontis.
Terapi endodontic merupakan terapi saluran akar.Tujuan dari terapi
endodontic adalah untuk meredakan rasa sakit, mengontrol infeksi, dan
mempertahankan gigi sehingga dapat berfungsi secara normal saat
mastikasi.
Daftar Pustaka
-
http://asrimedicalcenter.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=85:penyakit-periodontal&catid=67:dental-center&Itemid=110
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved
=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile
%3Ddigital%2F127485-R18-KON-161-Variasi%2520morfologiLiteratur.pdf&ei=koghVITgMtOHuATS4oDoAg&usg=AFQjCNHXHpjq9
HrqsfpTlPazBJQCuKGJAQ&sig2=nvQZpa0pPvT8izFYdys1lw&bvm=bv.
75775273,d.c2E
Harshanur, Itjingningsih,Wagidja, 1991, Anatomi Gigi, Jakarta, Buku
Kedokteran EGC
Scheid, Rickne C., Gabriela Weiss, 2013, Woelfel Anatomi Gigi Edisi
8, Buku Kedokteran EGC.