Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENGELOLAAN USAHA

BUSANA DAN MOTIVASI KERJATERHADAP MINAT


BERWIRAUSAHA MAHASISWA TATA BUSANA
REGULER A ANGKATAN 2013

PROPOSAL PENELITIAN
OLEH

MELIANA SITINJAK
NIM. 5131141014

JURUSAN PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya. Penulis dapat menyelesaikan proposal ini
dengan baik. Penulisan proposal ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
seminar.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi tata bahasa maupun isinya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari ibu dosen maiupun dari teman-teman
sekalian.
Dalam penulisan proposal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
teman-teman dan ibu dosen, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada ibu Yudistira Agraini, Spd, M. Pd selaku dosen pengajar
mata kuliah seminar yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyelesain
tugas proposal ini.
Penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca, terutama
untuk penulis semoga menjadi acuan untuk menjadi acuan untuk mnjadi lebih
baik lagi.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN......................................................................1

A.

Latar Belakang Masalah...........................................................1

B.

Identifikasi Masalah..................................................................4

C.

Batasan Masalah........................................................................4

D.

Rumusan Masalah.....................................................................4

E.

Tujuan Penelitian.......................................................................5

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS..........................6

A.

Deskripsi Teoritis.......................................................................6
1.
2.
3.
4.

Hakikat prestasi belajar.........................................................6


Pengelolahan usaha busana...................................................7
Hakikat Motivasi kerja..........................................................8
Hakekat minat........................................................................16

B.

Kerangka Berfikir.....................................................................19

C.

Hipotesis Penelitian ..................................................................19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN...............................................21

A.

Populasi Dan Sampel.................................................................21


1. Populasi...................................................................................21
2. Sampel.....................................................................................21

B.

Defenisi Operasional Penelitian...............................................22

C.

Instrument Penelitian Dan Pengukuran..................................22


1. Prestasi belajar pengelolahan usaha busana.......................22
2. Motivasi Kerja....................................................................23
3. Minat Berwirausaha............................................................24

D.

Uji Coba Instrumen Penelitian.................................................25


1. Uji Validitas Angket.............................................................. 25
2. Uji realibilitas angket............................................................26

E.

Teknik Analisis Data..................................................................27


1. Harga rata km.........................................................................27
2. Standart Deviasi.....................................................................27

F.

Analisis Uji Persyaratan............................................................28


ii
3

1. Uji normalitas........................................................................28
2. Uji Linieritas Dan Keberartian Regresi.................................29
G.

UjiHipotesis................................................................................. 30

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini,ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting
dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa
tidak lepas dari bagaimana kualitas pendidikan yang diterapkan di dalam. Hal
ini menunjukkan pendidikan memiliki peran yang sangat besar terhadap
kemajuan suatu bangsa. Dalam UU SisdiknasTahun 2003 dijelaskan bahwa
system pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Salah satu lembaga yang menangani pendidikan formal adalah
pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi
yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institute, atau
universitas. Universitas Negeri Medan (Unimed) adalah salah satu perguruan
tinggi yang ada di Sumatera utara, dimana di Unimed terdapat salah satu
jurusan yaitu Pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK).
Jurusan PKK merupakan salah satu jurusan yang terdapat di
FakultasTeknik Universitas Negeri Medan, dan dibagi menjadi 3 program
study,yaitu Tata busana, Tata rias, dan Tata Boga. Program study Tata busana
mempunyai salah satu matakuliah yaitu Pengelolahan Usaha Busana (PUB).

Mata kuliah ini mempelajari bagaimana untuk mengelola


usaha,membuka usaha, dan memberikan pengalaman mengelola usaha busana
sesuai prinsip prinsip manajemen usaha busana. Mata kuliah pengelolahan
usaha busana salah satu mata kuliah yang akan dipelajari oleh mahasiswa
semester III dan V, memiliki peran penting karena dalam mata kuliah ini
mahasiswa diajarkan bagaimana menjahit busana secara konveksi maupun
atelir. Melalui itu keterampilan mahasiswa dalam menjahit pun akan semakin
terlatih dan semakin mahir. Selain menjahit busana secara konveksi mata
kuliah pengelolaan busana juga membekali mahasiswa bagaimana manajemen
dalam membuka usaha, mulai dari cara melayani pelanggan, cara menghitung
upah serta mata kuliah ini juga membekali diri mahasiswa dalam bidang
kewirausahaan.
Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa yang telah dilakukan,
presentase yang didapat dari mata kuliah pengelolahan usaha busana oleh
mahasiswa kelas regular A rata-rata memiliki nilai B, dan dari 25 responden
yang diwawancarai, 19 responden memiliki motivasi dan minat untuk
berwirausaha.
Motivasi adalah dorongan terhadap serangkaian proses perilaku
manusia pada pencapaian tujuan. Elemen yang terkandung dalam motivasi
meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunujukakan
intensitas, bersifat terus-menerus dan adanya tujuan. Motivasi kerja adalah
dorongan dari dalam diri seseorang untuk bekerja atau menciptakan sebuah
pekerjaan dengan tujuan untuk memeperbaiki kondidsi keuangan dan
menekan angka pengagguran.
Dewasa ini, berwirausaha menjadi suatu pekerjaan yang menarik di
tengah-tengah ketatnya persaingan hidup manusia.

Pemerintah terus berupaya menekan angka pengangguran dengan berbagai


cara, seperti membuka peluang usaha bagi orang-orang yang memiliki minat
berwirausaha tinggi.
Bukan hanya pemerintah yang berupaya dalam menekan angka
pengangguran universitas pun turut ambil bagian dalam menekan angka
pengangguran yaitu dengan cara membekali setiap mahasiswa denagan
pengetahuan maupun keterampilan. Di prodi tata busana cara yang dilakukan
agar mahasiswa memeliki keterampilan maka diberikan mata kuliah yang
dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dibidang tata busana yaitu mata
kuliah penegelolaan busana. Dengan diberikannya keterampilan tersebut.
Maka akan ada dorongan dari dalam diri mahasiswa untuk bekerja atau
mengaplikasikan keterampilan yang dimilki dengan membuka sebuah usaha
yang bergerak dibidang busana. Ketika ada dorongan dari dalam diri seorang
mahasiswa untuk bekerja maka akan muncul minat berwirausaha.
Pada perkembangannya, salah satu jenis usaha yang dapat
dikembangkan oleh mahasiswa prodi tatabusana adalah usaha yang bergerak
di bidang busana seperti butik, konveksi, atau taylor. Usaha ini pun dapat
dijalankan sembari menjalankan tugas atau pekerjaan lain sehingga
memungkinkan seseorang untuk mengembangkan potensi diri yang lebih baik
lagi. Minat usaha seseorang dipengaruhi oleh banyak hal seperti keterampilan
di bidang usaha yang relevan, motivasi kerja, latar belakang keluarga,
kemampuan berkomunikasi dan lain-lain.
Dengan adanya keterampilan mahasiswa dalam membuat busana dan
mengelola usaha busana yang dipelajari melalui mata kuliah PUB serta
motivasi kerja yang dimilki mahsiswa akan lebih memacu mahasiswa dalam
berwirausaha.
Maka munculah pemikiran untuk meneliti pengaruh prestasi belajar
pengeglolan usaha busana dan motivasi kerja terhadap minat berwirausaha
dari mahasiswa Pendidikan tata busana angkatan 2013.
3

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka diperoleh gambaran
masalah yang dialami dan dihadapi. Dalam penelitian ini dapat diidentifikasi
adalah sebai berikut:
1.
2.
3.
4.

Bagaimana prestasi belajar PUB mahasiswa


Bagaimana motivasi kerja
Faktor faktor yang mempengaruhi berwirausaha
Apakah ada pengaruh prestasi belajar pub terhadap minat

berwirausaha
5. Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap minat berwirausaha
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang ada serta memandang keterbasatasan
dari peneliti dari segi waktu, dan kemampuan peneliti, maka penelitian ini
difokuskan
1. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tata busana stambuk 2013
2. mengingat begitu banyaknya faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha untuk tercapai sasaran penelitian maka penelitian ini
hanya membahas prestasi belajar dan motivasi kerja terhadap
minat berwirausaha
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah prestasi belajar pub berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha
2. apakah motivasi kerja berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha
3. Apakah prestasi belajar pub dan motivasi kerja bersama-sama
mempengaruhi minat berwirausaha
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh prestasi belajar pub terhadap


minat berwirausaha mahasiswa prodi tata busana 2013
2. Untuk mengetahui besar pengaruh motivasi kerja terhadap minat
berwirausaha mahasiswa tata busana angkatan 2013
3. Mengetahui besarnya pengaruh hasil belajar pub dan motivasi
kerja secara bersma-sama terhadap minat berwirausaha

BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi teori
1. Hakikat prestasi belajar

Menurut winkel ( 2009 ) yang menyatakan bahwa prestasi belajar


adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya.
Anni (2004) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajaran setelah mengalami aktitivitas belajar.
Sudjana ( 1990) prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dari pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar,
baik disekolah maupun diluar sekolah.
Menurut slmeto (2003) factor-faktor yang mempengaruhi prestasi
dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Factor internal, yaitu factor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, factor internal terdiri dari: factor
jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), factor psikologis
(inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan)
b. Factor eksternal, yaitu factor dari luar individu. Factor
eksternal terdiri dari: factor keluarga (cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua).
Factor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, keadaan
gedung)
2. Pengelolahan usaha busana
Menurut navita berbusana adalah salah satu kebutuhan rimer bagi manusia
dan dapat membedakan manusia.
Membuat pengelolahan usaha busana adalah salah satu mata kuliah yang
ada di prodi tata busana UNIMED. Tujuan dari mata kuliah ini adalah agar
setelah mempelajari pengelolahan usaha busana mahasiswa diajarkan
bagaimana menjahit busana secara konveksi maupun atelir. Melalui itu
6

keterampilan mahasiswa dalam menjahit pun akan semakin terlatih dan


semakin mahir. Selain menjahit busana secara konveksi mata kuliah
pengelolaan busana juga membekali mahsiswa bagaimana manajemen dalam
membuka usaha, mulai dari cara melayani pelanggan, cara menghitung upah
serta mata kulaih ini juga membekali diri mahasiswa dalam bidang
kewirausahaan
Menurut Arifah (2009 berbagi busana dalam kesempatan:
1. Busana untuk kesempatan untuk rumah. Pada prinsipnya busana untuk
kesempatan rumah yaitu model sederhana ,praktis, dengan menggunakan
bahan tekstil yang mudah perawatanya dan tidak berbahaya bagi si
pemakain ketika melakukan kegiatan. Berbusana dalam kegiatan di
rumah tetap harus yang sopan sesuai etika berbusana.
2. Busana untuk kesempatan kerja. Bekerja bukan kegiatan santai. Secara
garis besar pekerjaan dapat dikelompkkan pada pekerjaan yang banyak
memerlukan fisik atau pekerjaan yang memerlukan banyak pikiran.
Persyaratan umum busana untuk kesempatan kerja yaitu pilihan model
yang praktis, formal, warna serta motif tidak mencolok denagn model
yang sportif dan sopan untuk kerja, seperti rok tidak mini, blus lenagn
pendek atau panjang, blus dengan leher tidak terbuka terlalu lebar.
3. Busana untuk kesempatan pesta. Berbicara etika pada busana pesta, perlu
melihat dulu apakah pesta siang sore atau malam. Untuk kesempatan
siang dapat diplih model yang berpita, dan leher tidak terlalu terbuka.
Untuk pemiihan warna pilihlah warna yang terang tetapi tidak mencolok
dan gemerla, tekstur tidak mengkilap.
Untuk memilih busana pesta malam dapat memilih blus leher yang
terbuka hiasan pada dada, rok dengan lipit draperi denagan bahan yang
berkualitas tinggi dan warna mencolok, emas atau perak.
4. Busana untuk kesempatan rekreasi. Jenis yang dapat digunakan untuk
kegiatan berpergian adalah rok blus , celana panjang, dan celana rok.
Konveksi

3. Hakikat Motivasi Kerja


Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang
untuk mengadakan perubahan tingkah laku (Hamzah B. Uno dkk.,2014).
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakkan.
Wlodkowski dalam Siregar dan Nara (2010) menjelaskan motivasi sebagai
suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan
yang memberi arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation, yang berarti dorongan
pengalasan dan motivasi.
Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan
merangsang. Motivate sendiri berarti alasan,
sebab dan daya penggerak. Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang
ingin dicapai melalui perilaku tertentu (Cropley, 1985 dalam Siregar dan
Nara, 2010).
Pada awalnya, motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan muncul
karena merasakan perlunya untuk memenuhi kebutuhan (Wibowo, 2014).
Apabila kebutuhannya telah terpenuhi, motivasinya akan menurun. Kemudian
berkembang pemikiran bahwa motivasi juga diperlukan untuk mencapai
tujuan tertentu. Apabila tujuan telah tercapai, biasanya motivasi juga
menurun. Oleh karena itu, motivasi dapat dikembangkan apabila timbul
kebutuhan maupun tujuan baru.
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2010), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feelingdan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
penjelasan tersebut dapat dianalisis ada tiga elemen penting dalam motivasi
yaitu perubahan energi, rasa/feeling dan tujuan.
Dengan ketiga elemen di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi akan
menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada pada diri manusia,

sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga
emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini
didorong karena adanya kebutuhan, keinginan,dan tujuan.
Menurut Robert Heller sebagaimana dikutip oleh Wibowo (2014)
bahwa motivasi adalah keinginan untuk bertindak. Sedangkan Stephen P.
Robbins dalam Wibowo (2014) menyatakan motivasi sebagai proses yang
menyebabkan intensitas (intensity), arah (direction) dan usaha terus-menerus
(persitence) individu menuju pencapaian tujuan. Intensitas menunjukkan
seberapa keras seseorang berusaha walau intensitas yang tinggi tidak
mengarah pada hasil kinerja yang baik, kecuali usaha yang dilakukan
senantiasa mengarah kepada keuntungan. Dalam hal ini dimaksdukan agar
mempertimbangkan kualitas usaha maupun intensitasnya.
Sementara itu, Jerald Greenberg dan Robert A. Baron sebagaimana
dikutip oleh Wibowo (2014) berpendapat bahwa motivasi merupakan
serangkaian proses yang membangkitkan (arouse), mengarahkan (direct), dan
menjaga(maintain) perilaku manusia menuju pada pencapaian tujuan.
Membangkitkan berkaitan dengan dorongan atau energi di belakang
tindakan. Dari pendapat di atas, Wibowo (2014) menjelaskan,
Motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku
manusia pada pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam
motivasi meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga,
menunjukkan intensitas, bersifat terus menerus dan adanya tujuan.
Dalam dunia kerja dan pendidikan, membangun motivasi sangatlah
penting. Wibowo (2014) membagi cara membangun motivasi yang juga bisa
diterapkan dalam pendidikan, yaitu: (a) menilai sikap, yaitu memahami sikap
atasan terhadap bawahan untuk membentuk cara bagaimana berperilaku
terhadap semua orang yang dijumpai ; (2) menjadi atasan yang baik, yaitu
memiliki kepemimpinan yang baik dalam mengelola organisasi atau bidang

yang dipimpinnya ; (3) memperbaiki komunikasi, yaitu menyediakan


informasi secara akurat dan detail secepat mungkin antara atasan dengan
bawahan yang menyangkut apa yang ingin diketahui bersama ; (4)
menciptakan budaya tidak menyalahkan yaitu mendorong setiap unsur untuk
bertanggung jawab dalam segala konsekuensi yang didapat dalam bekerja ;
(5) memenangkan kerja sama yaitu, membangun rasa saling, dan menjadi
penyemangat dalam pelaksanaan pekerjaan ;
(6) mendorong inisiatif yaitu, mempercayaka seseorang untuk
mengambil tindakan yang benar dalam mengatasi suatu kondisi. Tanda yang
pasti ntuk motivasi yang tinggi adalah banyaknya inisiatf.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas, motivasi dapat dipastikan
mempengaruhi kinerja walaupun bukan satu-satunya faktor yang membentuk
kinerja. Orang atau siswa yang tidak merasa termotivasi akan menurun
prestasi kerjanya. Sementara itu, Sadili Samsudin (2010) mengemukakan
motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat
kerja. Motivasi seseorang untuk bekerja akan dipengaruhi oleh kepentingan
pribadi dan kebutuhannya masing-masing.
Robert Kreitner dan Angelo Kinicki sebagaimana dikutip oleh
Wibowo (2014) membahas Teori motivasi terkait dengan kinerja dapat
diperoleh melalui teori kebutuhan (Needs). Kebutuhan menunjukkan adanya
kekurangan fisiologis atau psikologis yang menimbulkan perilaku.
Kebutuhan manusia berjenjang dari physiological, social esteem, dan
self-actuation. Impilikasi dari teori menunjukkan bahwa kebutuhan yang
terpusakan dapat kehilangan potensi motivasional.
Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005) terdapat beberapa teori
terkenal yang mencoba menjelaskan motivasi dari perspektif kebutuhan yaitu:
a. Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow

10

Teori ini diperkenalkan seorang psikolog Abraham Maslow. Maslow


menyatakan bahwa orang-orang atau individu termotivasi untuk berperilaku
dalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhannya yang terdiri dari lima
tingkatan kebutuhan, yaitu:

1) Kebutuhan Fisik
Menurut Maslow, kebutuhan fisik merupakan kebutuhan paling dasar
manusia yang akan memotivasi mereka untuk bekerja.
2) Kebutuhan keamanan
Kebutuhan akan keamanan mencakup rasa aman dari berbagai gangguan fisik
atau mental dan perasaan aman akan ketidakpastian di masa yang akan
datang.
3) Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan untuk berinteraksi dan diterima oleh
lingkungan sosial.
4) Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan merupakan salah satu
kebutuhan yang akan memotivasi seseorang agar dapat
bekerja dengan baik setelah kebutuhan fisik, keamanan dan
kebutuhan sosial terpenuhi yang dapat berupa penghargaan
dari lingkungan sekitar.
5) Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan untuk menempatkan
diri individu dalam lingkungan dan untuk pengembangan diri.
b. Teori ERG (Existence, Relatedness and Growth) dari Clayton Alderfer
Teori ini setuju bahwa kebutuhan manusia atau individu yang mendorong
seeorang untuk termotivasi dalam melakukan sesuatu bersifat hierarkis atau
memiliki tingkatan. Tetapi teori ini menekankan pada dua buah perbedaan
yaitu:
1) Alferder membagi tingkatan kebutuhan manusia menjadi kebutuhan
existence, atau kebutuhan mendasar manusia untuk bertahan hidup
(seperti kebutuhan fisik dan keamanan dari Maslow), kebutuhan
11

relatedness yaitu kebutuhan untuk melakukan interaksi dengan sesama


dan kebutuhan Growth atau kebutuhan untuk menyalurkan kreativitas
dan bersikap produktif.
2) Alferder cenderung berpandangan bahwa kebutuhan seseorang
sekalipun bersifat hierarkis akan tetapi bersifat tidak tetap, artinya jika
kebutuhan seseorang telah mencapai sautu kebutuhan relatedness
setelah sebelumnya kebutuhan existence-nya terpenuhi maka ada
kemungkinan bahwa seseorang tersebut akan membutuhkan kembali
kebutuhan existence-nya dan seterusnya.
c. Tiga Kebutuhan dari Atkinson dan McClelland
Teori ini menyatakan bahwa terdapat tiga jenis kebutuhan manusia
yang mendorong seseorang untuk termotivasi dalam berperilaku dan
melakukan sesuatu. Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan
kekuasaan (need for power atau N-Pow) , kebutuhan untuk melakukan
interaksi secara sosial atau berafiliasi (need for affiliation atau N-Aff) dan
kebutuhan untuk meraih prestasi (need for achievement atau N-Ach)
. Setiap orang memiliki kecenderungan kebutuhan yang berbeda dari
ketiga jenis kebutuhan ini dan cenderung saling menyeimbangkan.
1) Kebutuhan untuk berprestasi
McClelland menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan
untuk berprestasi yang tinggi memiliki karakteristik sebagai orang yang
menyukai pekerjaan yang menantang dan berisiko serta menyukai adanya
tanggapan atas pekerjaan yang dilakukannya. Sebaliknya, seseorang yang
memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang rendah cenderung memiliki
karakteristik sebaliknya. McClelland menemukan indikasi dalam riset
empirisnya bahwa kebutuhan untuk berprestasi memiliki kolaborasi yang erat
denglan pencapaian kinerja.
2) Kebutuhan untuk berafiliasi
McClellan memandang bahwa sekalipun seseorang dapat melakukan
komunikasi dan interaksi yang lebih cepat dan hemat melalui kemajuan

12

teknologi sepeti telepon serta berbagai alat telekomunikasi lainnya, kebutuhan


akan berinteraksi sosial tetap menjadi sesuatu yang tidak bisa dihilangkan,
seseorang masih memiliki keutuhan akan interakasi sosial.
3) Kebutuhan akan kekuasaan
McClelland memandang bahwa kebutuhan ini terkait dengan tingkatan
dari seseorang dalam melakukan kontrol atas situasi dan lingkungan yang
dihadapinya. Kekhawatiran akan kegagalan bagi seseorang barangkali dapat
menjadi dorongan motivasi untuk sukses, sebaliknya bagi yang lain
kesuksesan bisa menjadi dorongan motivasi baginya.
Teori dua faktor dari Herzberg
Teori ini diperkenalkan oleh Frederick Herzberg. Menurut Herzberg,
seseorang cenderung akan termotivasi atau didorong oleh dua jenis faktor
yang trdapat dalam lingkungan pekerjaan. Kedua faktor tersebut adalah faktor
yang mendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan (satisfiers atau motivating
factors) serta faktor yang akan mendorong kepada ketidakpuasan dalam
pekerjaan (disatisfiers atau hygiene factors).
1) Motivating Factors yaitu kebutuhan yang terdapat dalam seseorang yang
menuntut untuk terpenuhi sehingga jika terpenuhi akan mendorong
tercapainya kepuasan seseorang dalam pekerjaannya. Faktor ini meliputi
kesempatan untuk berprestasi (achievement), adanya pengakuan dalam
lingkungan pekerjaan (recognition), adanya kesempatan untuk
bertanggung jawab (responsibility), serta adanya kesempatan untuk
berkembang dan mengembangkan diri (advancement and growth). Jika
apa yang diharapkannya ini ternyata terpenuhi dalam lingkungan
pekerjaannya, maka seseorang akan termotivasi dengan baik untuk selalu
menunjukkan kinerja yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang
dilakukannya.
2) Hygiene Factors yaitu kebutuhan yang terdapat dalam seseorang akan
kondisi dari lingkungan pekerjaannya yang jika kebutuhan akan kondisi
lingkungan yang diinginkannya tidak terpenuhi maka dirinya akan
13

mengalami ketidakpuasan dalam lingkungan pekerjaannya. Faktor ini


meliputi kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yang jelas
dan adil (company policy and administration), adanya suoervisi yang
memadai (supervision), keserasian hubungan dengan supervisi
(relationship with supervision), kondisi pekerjaan yang kondusif (working
condition), gaji atau upah yang layak (salary), hubungan yang baik
antarpekerja (relationship with peers), adanya penghargaan terhadap
kehidupan pribadi (personal life), hubungan yang serasi dengan bawahan
(relationship with subordinates), adanya kejelasan status pekerjaan (job
status), dan masa depan dari pekerjaan yang dijalani (job safety). Jika
keseluruhan kebutuhan akan lingkungan pekerjaan ini tidak terpenuhi
maka seseorang akan cenderung tidak termotivasi dalam melakukan
pekerjaan dan akan menunjukkan kinerja yang buruk.
Sementara itu, menurut Clifford T. Morgan dalam Pangaribuan
(1989: 71-72) bahwa ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi kerja
yang tinggi adalah sebagai berikut:
a. Individu yang memiliki motivasi kerja tinggi menyenangi pekerjaanpekerjaan yang menuntut tanggung jawab pribadi (personal
responsibility), yaitu upaya pemecahan masalah dan penyelesaian
pekerjaan yang merupakan hasil pengerahan upaya atau kemampuan
pribadinya, dan bukan oleh karena bantuan orang lain atau karena nasib
untung (good fortune)
b. Individu yang memiliki motivasi kerja tinggi, selalu bekerja dengan
memperhitungkan resiko dari segala tindakan yang dilakukannya. Ia tidak
senang melakukan pekerjaan yang terlalu mudah karena pekerjaan seperti
ini tidak menuntut pengerahan seluruh upaya dan kemampuan pribadinya,
sehingga tidak memberi kepuasan,kebanggaan, atau rasa sukses. Demikian
juga ia tidak senang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang terlalu sulit
karena kemungkinan untuk berhasil atau berprestasi dalam pekerjaan
tersebut lebih banyak tergantung pada prinsip untung atau kebetulan.

14

Kecenderungan untuk menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam


ukuran moderat, sehingga ia memiliki kepastian untuk berhasil dan
memberikan kepuasan.
c. Individu yang memiliki motivasi yang tinggi, mempunyai dorongan yang
kuat untuk mengetahui hasil yang konkret dari tindakan yang
dilakukannya, sehingga merupakan umpan balik yang dapat menjelaskan
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai, dan jika gagal akan dapat
menjelaskan faktor-faktor yangmengakibatkan kegagalannya.
Dari berbagai penjelasan di atas, jelas bahwa kriteria dan indikator
yang dijelaskan oleh para ahli belum menjadi kriteria yang baik untuk
mengukur motivasi kerja pada siswa SMK. Maka dari itu, yang menjadi
indikator motivasi kerja dalam penelitian ini diambil dari pendapat para
ahli dengan kriteria berikut
1) Keseriusan dan ketekunan dalam bekerja
2) Tanggung jawab yang tinggi dalam bekerja
3) Keinginan untuk bekerja dalam pekerjaan yang memiliki resiko
moderat
4) Kepercayaan diri atas kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan
5) Penggunaan waktu luang (libur) untuk bekerja
6) Cita-cita setelah tamat SMK
7) Kemauan untuk belajar praktek dan teori
8) Suka mempelajari hal-hal baru
9) Memiliki inisiatif
4. Hakekat minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan
terhadap sesuatu hal. Sementara Hillgard dalam Slameto (2010:57)
menyatakan bahwa minat atau interest is persisting tendency to pay
attention to and enjoy some activity or content. Pernyataan ini diartikan
bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Sebuah kegiatan yang diminati seseorang
mendapat perhatian terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan
memperoleh kepuasan. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap

15

sesuatu aktivitas yang dikerjakan karena langsung bersentuhan dengan


ketertarikan seseorang untuk mengerjakannya.
Lebih jauh, Slameto (2010) menyimpulkan bahwa minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Dengan kata lain, minat tidak mengandung
unsur paksaan atau pun intervensi dari orang lain, tetapi lahir dari
ketertarikan sendiri.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat tidak dibawa sejak lahir,
tetapi diperoleh dalam perjalanan kehidupan seiring dengan apa yang
seseorang alami. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu
pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal
dibandingkan hal lainnya.
Selain itu, dapat juga dimanifestasikan melalui partisipasi dalam
suatu aktivitas. Minat seseorang dapat dilihat dari partisipasi dan
keaktifannya mengerjakan aktivitas atau suatu bidang yang sedang
dikerjakan.
Menurut Rusdiana (2014) wirausaha merupakan potensi
pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha tersebut
Secara terperinci ada dua darma bakti wirausaha terhadap pembangunan
bangsa yaitu :
a. Sebagai pengusaha memberikan darma baktinya dalam melancarkan
proses produksi, distribusi dan konsumsi. Wirausaha mengatasi
kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat.
b. Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan
ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan kepada bangsa lain.

16

Menurut Pangaribuan (1989) mengemukakan bahwa minat


terhadap wirausaha dapat diwujudkan dalam bentuk tingkah laku yang
mengarah kepada keenderungan perbuatan yang dilakukan sebaikbaiknya. Untuk dapat mengetahui minat seseorang terhadap wirausaha,
dapat dilihat dari rasa senang dan tidak senang terhadap wirausaha
tersebut. Keaadaan senang terhadap wirausaha akan cenderung berupaya
untuk mengenal, mempelajari secara terarah dan intensif dan berupaya
membuktikannya dalam kehidupannya.
Senada dengan kajian di atas, Pangaribuan (1989) menetapkan
indikator melihat rasa senang terhadap kewirausahaan yaitu: (1) rasa
senang seseorang terhadap acara televisi dan radio yang berkaitan dengan
wirausaha, (2) rasa senang seseorang untuk membaca buku yang
berhubungan dengan kewirausahaan, (3) rasa seseorang untuk bertanya
tentang kewirausahaan kepada yang lebih mengetahui atau wirausahawan,
(4) cita-cita seseorang untuk menjadi wirausaha setelah tamat SMK, (5)
rasa senang seseorang untuk memperhatikan dan mempelajari
keberhasilan yang dicapai wirausahawan, dan (6) untuk memperhatikan
dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kewirausahaan.
Berdasarkan kajian tersebut, maka dalam penelitian ini yang
menjadi indikator minat berwirausaha adalah:
1) Rasa senang seseorang terhadap acara atau kegiatan-kegitatan yang
berkaitan dengan kewirausahaan, baik melalui televisi, radio, maupun
seminar.
2) Rasa senang seseorang untuk bertanya tentang kewirausahaan kepada
orang yang lebih mengetahui atau wirausahawan.
3) Rasa senang seseorang untuk membaca buku yang berhubungan
dengan kewirausahaan.

17

4) Rasa senang seseorang untuk mempelajari dan memperhatikan


keberhasilan-keberhasilan yang dicapai wirausahawan
5) Cita-cita seseorang untuk menjadi wirausahawan setelah lulus dari
universitas
6) Kecenderungan seseorang untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan kewirausahaan
7) Rasa senang seseorang belajar kewirausahaan di kampus
B. Kerangka Berpikir
Dengan melihat banyaknya pengagguran yang terdapat di indonesia
sehingga salah satu cara yang dapat dilakukan adalah denagn membenahi
pendidikan yang ada mulai dari sistem pembelajaranya dan hal-hal yang
mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Agar nantinya mahasiswa mampu
bersaing di dunia kerja,sehingga pengguran dapat teratasi.
Sehubungan dengan itu di prodi tata busana UNIMED terdapat
banyak mata kuliah yang dapat meningkatkan tingkat keterampilan
mahasiswa dalam membuat pengelolahan usaha busana salah satunya adalah
membuat usaha, baik usaha konveksi, atelir, butik. Ketika mahasiswa memilki
kemampuan dalam mengelolah usaha busana yang diinginkan.
Dengan diberikannya keterampilan teresebut. Maka aka ada doronagan
dari dalam diri mahasiswa untuk bekerja atau mengaplikasikan keterampilan
yang dimilki dengan membuka sebuah usaha yang bergerak dibidang
busana.ketika ada dorongan dari dalam diri seorang mahasiswa untuk bekerja
maka akan muncul minat berwirausaha.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan oleh para
peneliti terdahulu dan kerangka berpikir yang telah diajukan, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh langsung positif prestasi belajar pub terhadap minat
berwirausaha mahasiswa prodi tata busana 2013

18

2. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi kerja terhadap minat


berwirausaha mahasiswa tata busana angkatan 2013
3. Terdapat pengaruh langsung positif hasil belajar pub dan motivasi kerja
secara bersma-sama terhadap minat berwirausaha

19

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2014). Pengertian
tersebut mengandung maksud bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan
dijadikan objek penelitian dan keseluruhan dari individu tersebut mempunyai sifat
yang sama atau homogeny.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa prodi tata busana
unimed angkatan 2013 yang berjumlah 76 orang yang terdiri dari 3 kelas seperti yang
ditunjukkan pada tabel
N
o
1
2
3

Jurusan tata busana UNIMED angkatan 2013


Kelas
Jumlah
Reguler a
Reguler b
Ekstensi
Jumlah

25 orang
25 orang
26 orang
76 orang

2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik populasi yang dipandang
mewakili seluruh populasi yang ada, sebagai sumber data penelitian. Sampel
dalam penelitian ini akan dilakukan dengan metode simple random sampling
dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan status
yang ada dalam populasi. Hal ini dilakukan karena melihat kondisi prodi tata
busana dalam pembagian kelas dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan
adanya perbedaan prestasi siswa. Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah
tata busana reguler A yang berjumlah 25 orang.

20

B. Defenisi Operasional Penelitian

1. Prestasi belajar pengelolahan usaha busana ( x 1 ) adalah suatu


kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa
tersebut mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar mata kuliah
Pengelolahan usaha busana ( x 1 ) diperoleh dari dokumentasi DPNA
nilai mahasiswa.

2. Motivasi kerja ( x 2 ) adalah


3. Minat berwirausaha (Y) adalah merupakan faktor psikis yang
mampu mendorong individu memusatkan perhatian dan berbuat
sesuatu terhadap wirausaha. Sejalan dengan itu, indikator minat
berwirausaha adalah (1) Rasa senang seseorang terhadap acara televisi
dan radio yang berkaitan dengan kewirausahaan; (2) Rasa senang
seseorang untuk membaca buku yang berhubungan dengan
kewirausahaan; (3) Rasa senang seseorang untuk bertanya tentang
kewirausahaan kepada yang lebih mengetahui atau wirausahawan;
(4) Rasa senang seseorang untuk mempelajarai dan memperhatikan
keberhasilan-keberhasilan yang dicapai wirausahawan;
(5) Cita-cita seseorang untuk menjadi wirausahawan setelah lulus dari
Universitas (6) Kecenderungan seseorang untuk mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan kewirausahaan; dan (7) rasa senang seseorang
untuk belajar kewirausahaan dikampus . Variabel minat berwirausaha
ini dapat diukur dengan angket.
C. Instrument Penelitian Dan Pengukuran
1. Prestasi belajar pengelolahan usaha busana
Alat yang digunakan untuk menjaring data penelitian untuk hasil
pengelolahan usaha busana ( x 1 ) adalah dengan menggunakan metode
dokumentasi DPNA mahasiswa prodi tata busana UNIMED angkatan
2013. Nilai hasil belajar dikelompokan sebagai berikut:
90-100
A(lulus amat baik)
80-89
B(lulus baik)
70-79
C(lulus cukup)

21

1.6.9

E(tidak lulus)

2.motivasi kerja
Motivasi kerja juga dijaring dengan menggunakan angket. Angket
yang digunakan adalah angket. Angket yang dipergunakan berupa angket
tertutup. Setiap pilihan diberi bobot sesuai jenis pilihan responden dan
pernyataan yang dipilih, seperti tabel berikut.

Pilihan

Pernyataan positif

Pernyataan

O
1

Sangat setuju

negative
1

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Tabel. Kisi-kisi Kisi- Kisi Angket Motivasi Kerja

22

No

Indikator

.
1.

Keseriusan dan ketekunan

2.

dalam bekerja
Tanggung jawab tinggi dalam

3.

bekerja
Keinginan untuk bekerja pada

4.

resiko yang moderat


Kepercayaan diri atas
kemampuannya sendiri untuk

5.

menyelesaikan pekerjaan
Penggunaan waktu luang untuk

6.

hal yang berguna


Cita-cita setelah tamat SMK

7.

kewirausahaan
Kemampuan untuk belajar

No. Butir

Jumlah

1, 2,3, 25

9,31,4,5,6

7,26,8,27

15,22,36,13,23

14,17,18,37,11,16
19,20,21,38

6
4

praktek

32,39,12

8.

Suka mempelajari hal-hal baru

29,33,35

9.

Memiliki inisiatif

30,40,34

10.

Tidak cepat puas dengan uatu

24,10,28

hasil
Jumlah

40

3. Minat Berwirausaha
Minat Berwirausaha juga dijaring dengan menggunakan angket.
Angket yang digunakan adalah angket Angket yang dipergunakan berupa
angket tertutup. Setiap pilihan diberi bobot sesuai jenis pilihan responden dan
pernyataan yang dipilih, seperti tabel berikut.

Tabel Bobot Nilai Angket Minat Berwirausaha


No
.

Pilihan

Pernyataan

Pernyataan

Positif

Negatif

23

1.
2.
3.
4.
5.

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak

5
4
3
2
1

1
2
3
4
5

Setuju
D. Uji coba Instrumen Penelitian
Sebelum angket tersebut digunakan untuk menjaring data yang
sebenarnya, instrument penelitian harus diujicobakan terlebih dahulu. Menurut
Arikunto (2006) instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting
yaitu valid dan reliabel. Sehingga dalam penelitian ini, untuk instrumen minat
berwirausaha dilakukan analisis validitasi dan reliabilitas.
1. Uji Validitas Angket
Menguji validitas angket minat berwirausaha dihitung dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan
rumus korelasi product moment dengan ketentuan: Jika rhitung > rtabel untuk taraf
signifikansi 5% atau = 0,05 maka butir soal dinyatakan valid.

rxy

X
( Y )

X 2
Y 2
N . Y 2
X 2
N .

XY
N

Dimana :
24

rxy

: koefisien korelasi atau validitas angket

: jumlah subjek

: Jumlah skor distribusi X

: Jumlah skor distribusiY

X2

: Jumlah kuadrat skor distribusi X

Y2

: Jumlah kuadrat skor distribusi Y

XY

: Jumlah perkalian skor X dan skor distribusi Y

2. Uji reliabilitas angket


Sementara itu, uji reliabilitas angket digunakan formula alfa cronbach sebagai
berikut:

[ ][

r=
1
k1
1
2

X 2
2
dimana

2
X

: reliabilitas instrumen

: banyaknya butir pertanyaan

:jumlah butir pertanyaan

25

: varians total

: jumlah subjek

: jumlah aljabar dari x

x2

: jumlah aljabar dari x


Besarnya r yang diperoleh tersebut dikonsultasikan dengan indeks korelasi

yang dikemukakan oleh Arikunto (1997:71), sebagai berikut:


a)
b)
c)
d)
e)

Antara 0,800-1,000 tergolong sangat tinggi


Antara 0,600-0,800 tergolong tinggi
Antara 0,400-0,600 tergolong cukup
Antara 0,200-0,400 tergolong rendah
Antara 0,000-0,200 tergolong sangat rendah

E. Teknik Analisis Data


Untuk tukan mengolah data yang diharapakan diperlukan suatu rancangan
analisis data secara statistik.analisis ini bertujuan mengolah data agara
penelitian dapat dipertanggung jawabkan kebearannya.mendeskripsikan data
dari penelitian terlebih dahulu harus ditentukan harga rata-rata (M) dan
simpangan baku (SD) sebagai berikut:
1. Harga rata-rata (M)
xi
M=
N
Keterangan :
M
=mean (rata-rata )
xi

=jumalah aljabar dari


N
= jumlah sampel
2. Standart Deviasi(SD)
1
2
2
SD= N ( N x x )

Keterangan :
26

xi

Sd= standart deviansi


N=jumlah respon

=jumlah skor total distribusi X

x2

=jumlah kuadrat skor total distribusi X


Untuk mecari tingakat kecendrungan dari masing-masing variabel penelitian

maka digunakan harga rata-rata skor ideal (Mi) dan standart deviasi ideal (Sdi)
denagn cara:
Mi=

Nt Nr
2

Sdi=

Nt Nr
6

Dimana :
Mi=rata-rata ideal
Sdi=simpangan baku ideal
Nr=nilai terendah
Nt=nilai tertinggi
Skor setiap variabel penelitian berdasarkan Mi dan Sdi dapat dikelompokan menjadi
empat kategori seperti yang diungkapkan oleh suharsimi (1987)yaitu sebagi berikut:
F. Analisis Uji Persyaratan
Analisis data dimulai dengan uji persyaratan yang bertujuan untuk
mengetahui apakah data penelitian telah menjadi sebaran normal serta untuk
mengetahui apakah data variabel sudah linier. Sejalan dengan itu maka dilakukan
uji normalitas dan uji linieritas.

27

1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk memeriksa data penelitian berdistribusi
normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah Chi Kuadrat. Dalam
Arikunto, (2006) ditulis
f 0 f h 2

X =
2

i=l

= Chi Kuadrat

f0

frekuensi yang diperoleh dari subjek

fh

: frekuensi yang diharapkan dari subjek


Harga Chi Kuadrat yang digunakan taraf signifikan 5 % (0,05) dan derajat

kebebasan sebesar jumlah kelas frekuensi dikurangi satu (dk=k-1). Jika hasil
X 2h itung lebih kecil dari

X 2tabel

maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.


2. Uji Linieritas Dan Keberartian Regresi
Sejalan dengan itu, untuk mengetahui apakah data variabel sudah linier,
dilakukan analisis regresi. Uji linieritas dan keberartian regresi terlebih dahulu dicari
persamaan regresi sederhana yaitu:
Y =a+bX

(Sudjana, 2005)

28

Yi
X 2i
Xi
XiY i

a=

(Sudjana, 2005)

Xi
(Y i)

X i 2
X i Y i
n
b=
Keterangan :
Y

: subjek variabel endogen yang diproyeksikan

a : nilai konstantan
b : koefisien
X : variabel eksogen yang mempunyai nilai tertentu untuk memprediksikan.
Uji linieritas keberartian X1 atas X2 terlebih dahulu data dikelompokkan. Data
dapat dihitung dengan jumlah kuadrat galat, yaitu:

29

Y 2
JK(G) =

Y 2

Uji kelinieritasan selanjutnya dapat dihitung


F=

RJK (TC )
RJK G

G. Uji Hipotesis
Langkah selanjutnyayang harus dilakukan setelah mendapat hasil uji persyaratan
analisis
Adalah pengujian hipotesis. Tetapi sebelumnya terlebih dahulu dihitung besar
korelasi antara variabel
1. Analisis korelasi antara variabel
Untuk mecarai koefisien kolrelasi antara variabel bebas dan variabel terikat
digunakan korelasi sederhana rumsu product momentseperti yang
dikemukakan oleh sugiono(2009):
xy
r xy =
x2
y2

( )(

Keterangan:
r xy =variabel x dan y

xy

=jumlah perkalian skor x dan skor y

30

x2

=jumlah total kuadrat distribusi x

y2

= jumlah total kuadrat distribusi y


Untuk menguji signifikan hubungan antar suatu variabel bebas dan variabel

terikat dilakukan dengan uji t, seperti yang dikemukakan oleh sugiono (2009):
t=

r n2

1r 2

dengan taraf signifikan 5%

harga selanjutnya dibandingkan dengan harga t-tebel dengan ketentuan rh>rt maka
menyatakan adanya signifikan hubungan.

DAFTAR PUSTAKA

Wibowo. 2014. Manajemen kerja. Jakarta: rajagrafindo persada


winkel. 2003. Prestasi . Bandung : Yapemdo
(http://freemanfashion.blogspot.com/2013/02/busana

31

32

Anda mungkin juga menyukai