Bertitik tolak pada latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan
penelitian tentang faktor faktor yang mepengaruhi kejadian preeklamsia di wilayah
kerja puskesmas Bendo.
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi faktor usia pada ibu hamil trimester III.
2. Mengidentifikasi faktor gravida pada ibu hamil trimester III.
3. Mengidentifikasi faktor riwayat hipertensi pada ibu hamil trimester III.
4. Mengidentifikasi faktor social ekonomi keluarga ibu hamil trimester III.
5. Menganalisis hubungan antara usia dengan kejadian pre eklampsia pada ibu
hamil trimester III.
6. Menganalisis hubungan antara gravida dengan kejadian pre eklampsia pada ibu
hamil trimester III.
7. Menganalisis hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian pre eklampsia
pada ibu hamil trimester III.
8. Menganalisis hubungan antara social ekonomi keluarga dengan kejadian pre
eklampsia pada ibu hamil trimester III.
9. Menganalisis hubungan antara usia, gravida, riwayat hipertensi, social ekonomi
keluarga dengan kejaidan pre eklampsia pada ibu hamil trimester III.
TINJAUAN TEORI
Pre Eklamsia
1. Pengertian Pre Eklamsia
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada
triwulan ke 3 kehamilan. Tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola
hidatidosa (Suryaningsih, 2011).
Preeklamsia merupakan timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu bila terjadi penyakit
trophoblastik (Manuaba, 2010).
Pre eklamsia adalah suatu sindrom khas-kehamilan berupa penurunan perfusi
organ akibat vasospasme dan pengaktifan endotel (Leveno, 2009).
2. Etiologi Pre Eklamsia
Etiologi menurut Manuaba (2010) faktor yang mempengaruhi pre eklamsia
yaitu :
1. Primigravida
2. Distansi rahim berlebihan
3. Hidramnion; hidramnion, hamil kembar, mola hidatidosa,
4. Penyakit yang menyertai kehamilan; diabetes mellitus
5. Kegemukan
6. Usia ibu > 35 tahun
Etiologi Menurut Leveno (2009) insiden preeklamsia dipengaruhi antara
lain :
1. Paritas, dengan wanita nulipara lebih besar resikonya dari pada multipara
2. Kehamilan ganda
3. Riwayat hipertensi kronis
4. Usia ibu > 35 tahun
5. Berat badan ibu berlebihan
6. Selain itu teori yang lain didasarkan pada teori yang dihubung- hubungkan
dengan kejadian. Itulah sebab preeklamsia disebut disease of
theorygangguan kesehatan yang berasumsi pada teori. Adapun teori tersebut
antara lain :
a. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklamsia dan eklamsia didapatkan kerusakan pada endotel
vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI 2) yang pada
kehamilan normal meningkat, aktivasi pengumpulan dan fibrinolisis, yang
kemudian akan diganti thrombin dan plasmin. Thrombin akan mengkonsumsi
antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivasi trombosit
menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi
vasospasme dan kerusakan endotel (Rukiyah, 2010).
b. Peran Faktor Imunologis
Pre eklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi
pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan
pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak
sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.
c. Faktor Genetik
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian pre
eklamsia antara lain:
1. Pre eklamsia hanya terjadi pada manusia
2. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi pre eklamsia pada
anak anak dari ibu yang menderita preeklamsia
3. Kecenderungan meningkatnya frekwensi preeklamsia pada anak dan cucu
ibu hamil dengan riwayat preeklamsia dan bukan pada ipar mereka
4. Peran Renin-Angiotensis-Aldosteron Sistem (RAAS)
5. Yang jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu
hamil. Disamping infeksi dan perdarahan. Oleh sebab itu, bila ibu hamil
sudah ketahuan beresiko, terutama sejak awal kehamilan, dokter kebidanan
dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan tersebut.
Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat
menunjang terjadinya pre eklamsia dan eklamsia. Faktor-faktor tersebut antara
lain: gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Faktor
risiko terjadinya preeklamsia , preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan
yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas
usia 35 tahun. Faktor resiko yang lain adalah: riwayat tekanan darah tinggi
yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami pre eklamsia sebelumnya,
riwayat pre eklamsia pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan,
mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan
ginjal, lupus atau rematoid arthritis (Rukiyah, 2010).
3. Klasifikasi Pre Eklamsia
Beberapa klasifikasi pada pre eklampsia, di antaranya:
1) Pre eklamsia Ringan
Pre eklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan.
Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
trofoblas. Penyebab preeklamsia ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit