TUBERKULOSIS
Disusun oleh
Restoe Fajar F 1420221113
Pembimbing :
dr. Dwi H, Sp. P
oleh
infeksi
Mycobacterium
Mycobacterium
Kejadian TB meningkat
TB 8000 orang meninggal tiap hari di seluruh
dunia
kematian terbesar pada dewasa dan dewasa
muda
Sepertiga penduduk dunia terinfeksi kuman
TB
EPIDEMIOLOGI
WHO :
1/3 (1,86 milyar orang ) penduduk dunia terinfeksi oleh TB
Tiap detik 1 orang terinfeksi oleh kuman TB
Setiap hari > 23 ribu orang menderita TB aktif dan 5 ribu orang
meninggal
16 juta menderita TB aktif
8,7 juta kasus baru setiap tahun
3,5 juta TB paru
1,7 juta kematian akibat TB setiap tahun
Tidak terkontrol : 25 tahun lagi TB akan membunuh 40 juta orang
MASALAH TB Di INDONESIA
Indonesia urutan ke 3 di dunia
Penyebab kematian utama pada golongan penyakit
infeksi
Menyerang sebagian besar usia produktif
Setiap tahun lebih dari setengah juta pasien TB di
Indonesia
Setiap tahun sekitar seperempat juta kasus baru TB
Setiap hari 300 400 orang mati akibat TB di Indonesia
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis
Bentuk batang, ukuran 3 X 0,5 m
Obligat aerob
Sifat khusus : banyak lemak (protein + polisakarida )
tahan terhadap asam pada pewarnaan disebut
Basil Tahan Asam (BTA)
Kuman TB :
Hidup beberapa jam tempat yang
gelap & lembab
Cepat mati sinar matahari : 5 menit ,
Pemanasan : 60o C : 20 mnt, 70o C : 5
mnt
Jaringan tubuh kuman dormant (tidur)
beberapa tahun
CARA PENULARAN
Kuman TB masuk
tubuh manusia melalui
sal napas menyebar
dari paru ke organ
lain
melalui
sistem
peredaran
darah,
saluran limfe atau
penyebaran langsung ke
organ
Inhalasi kuman
TB
Alveolus
Fagositosis oleh
makrofag
Destruksi kuman
TB
Destruksi makrofag
Resolu
si
Pembentukan
tuberkel
Kelenjar
limfe
Kalsifika
si
Kompleks
Ghon
Perkijua
n
Penyebaran
hematogen
Pecah
Patogenesis
Lesi sekunder
paru
INFEKSI PRIMER
Droplet
melewati
sistem
DIAGNOSIS TB
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : darah, dahak
Foto toraks
ANAMNESIS
Gejala umum batuk berdahak 2
minggu
Gejala lain yang sering dijumpai
Batuk darah
Sesak napas
Pleuritic chest pain ( bila disertai
peradangan pleura)
Badan lemah, nafsu makan , BB
malaise, keringat malam tanpa kegiatan
Demam > 1 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
Awal penyakit tidak dijumpai kelainan
Demam ( subfebris )
RR meningkat
BB menurun ( umumya BMI <18,5 )
Ronki basah didaerah kelainan terutama
apeks paru
Auskultasi : suara nafas melemah di apex
Stadium
lebih
semakin luas
semakin jelas
lanjut
proses
penyakit
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Pemeriksaan darah
Darah rutin tidak spesifik
Leukosit normal atau
sedikit
Limfosit
LED
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Dahak
Tujuan :
Menegakkan diagnosis dan
klasifikasi
Menilai kemajuan pengobatan
Menentukan tingkat penularan
FOTO TORAKS
Infiltrat
Kavitas
Kalsifikasi & fibrotik
di apeks (lapangan atas) paru atau
pars
superior lobus bawah
Efusi pleura , penebalan pleura, cincin
ektasis, destroyed lung atau lobus, lesi
milier,
TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis menyerang jaringan paru
Berdasarkan pemeriksaan dahak :
* BTA (+) 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasil
(+)
1 spesimen dahak (+) dengan hasil foto
toraks sesuai TB
* BTA (-) 3 spesimen dahak (-) dan foto toraks
sesuai TB
Berdasarkan tipe penderita :
- Kasus baru
- Kasus putus berobat
- Gagal
- Kasus kambuh
- Kasus kronik
Meningitis
TB milier
Perikarditis
Peritonitis
Efusi pleura bilateral
TB tulang belakang
TB usus
TB saluran kencing & alat kelamin
PENATALAKSANAAN
Tujuan :
Menyembuhkan penderita dan
memperbaiki kualiti hidup dan
produktiviti
Mencegah kematian
Mencegah kekambuhan
Menurunkan risiko penularan
Mencegah perkembangan dan
penularan kuman resistan
PRINSIP PENGOBATAN
Obat kombinasi dari beberapa obat
Jumlah cukup
Dosis tepat
Waktu 6 9 bulan
PRINSIP PENGOBATAN
Dibagi 2 tahap
Tahap intensif dan lanjutan ditelan
sebagai dosis tunggal, perut kosong
Paduan obat tidak adekuat kuman TB
menjadi kuman kebal obat (resisten)
Pengobatan
dengan
pengawasan
Rejimen Pengobatan
Panduan WHO 2010 :
Kasus baru :
2 RHZE / 4 RH
2 RHZE / 6 HE
2 RHZE / 4 R3H3
2 R3H3Z3E3 / 4 R3H3
2 RHZE / 4 RHE ( kasus resisten
terhadap INH tinggi )
Rejimen Pengobatan
Kasus gagal, pengobatan ulang :
2 RHZES / 1 RHZE / 5 RHE
Untuk daerah dengan tingkat kasus MDR
rendah sampai sedang
Jika ada hasil uji resistensi maka obat
disesuaikan jika tidak maka obat
diberikan hingga selesai
Rejimen Pengobatan
TB dengan HIV
Rejimen dan lama pengobatan sama
Obat diberikan setiap hari
Rejimen Pengobatan
Groups of drugs to treatMDR-TB
Group 1:
First-line oral agents
pyrazinamide (Z)
ethambutol (E)
rifabutin (Rfb)
Group 2:
kanamycin (Km)
amikacin (Am)
capreomycin (Cm)
streptomycin (S)
Group 3:
Fluoroquinolones
levofloxacin (Lfx)
moxifloxacin (Mfx)
ofloxacin (Ofx)
Group 4:
Oral bacteriostatic second-line agents
para-aminosalicylic acid (PAS)
cycloserine (Cs)
terizidone (Trd)
ethionamide (Eto)
protionamide (Pto)
Group 5:
Agents with unclear role in
treatment of drug resistant-TB
clofazimine (Cfz)
linezolid (Lzd)
amoxicillin/clavulanate
(Amx/Clv)
thioacetazone (Thz)
imipenem/cilastatin (Ipm/Cln)
high-dose isoniazid (highdose H)b
clarithromycin (Clr)
Rifampisin ( R )
Streptomisin ( S )
Bersifat bakterisid
Dosis :
Harian dan intermiten sama
yaitu 15 mg/ Kg BB
Usia sampai 60 tahun : 0,75
gr/ hari
> 60 tahun : 0,5 gr /
hari
Pirazinamid ( Z )
Bakterisid, dapat membunuh
kuman ekstra dan intra sel
dengan suasana asam
Dosis :
Harian 25 mg/ Kg BB
Intermiten 35 mg/ kg BB
Etambutol ( E )
Bersifat bakteriostatik
Dosis :
Harian : 15 mg/ Kg BB
Intermiten : 30 mg / Kg BB
EFEK SAMPING
Ringan :
Merasakan tidak enak
Gejala ditanggulangi obat
simptomatik
OAT diteruskan
Berat :
Serius
OAT stop
Rujuk
Rifampicin
Hepatitis
Alkoholisme, penyakit hati yang
pernah ada, atau pemakaian obat
hepatotoksik yang lain secara
bersamaan akan meningkatkan risiko
terjadinya hepatitis
Bila terjadi ikterik maka OAT
dihentikan
Bila fungsi hati normal kembali maka
rifampisin dapat diberikan kembali
Pirazinamid
ES utama : hepatitis
ES lain : nyeri sendi, arthritis gout, reaksi
hipersensitifitas misal demam, mual,
kemerahan dan reaksi kulit lain
Streptomisi
n
Kerusakan
N.VIII, berhubungan dengan
keseimbangan
dan pendengaran
Nefrotoksik
Reaksi hipersensitif berupa deam, sakit
kepala, mual,
muntah dan eritem pada kulit
Etambutol
Gangguan penglihatan berupa
berkurangnya visus, buta warna
untuk warna merah dan hijau
Evaluasi pengobatan
Meliputi evaluasi klinik, bakteriologik,
radiologik, efek samping obat dan
keteraturan obat
Evaluasi klinik
Tiap 2 minggu pada 1 bulan pertama,
selanjutnya tiap bulan
Respon pengobatan, efek samping obat dan
komplikasi penyakit
Meliputi : keluhan, BB dan pemeriksaan fisik
Evaluasi radiologik
Dilakukan pada :
Sebelum pengobatan
Akhir fase intensif / 2 bulan
pengobatan
Akhir pengobatan
MASALAH DI INDONESIA
Penyakit TBC merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat
SKRT 1995; TBC merupakan penyebab utama kematian
no 3
setlh kardiovaskuler dan peny. Sal. Napas pd semua kel.
Usia
dan no 1 dari gol penyakit infeksi
1999, WHO memperkirakan 583 kasus baru, kematian
140.000,
130 penderita baru BTA (+) dari 100.000
TBC manyerang sebagian besar usia produktif, DOTS
belum
menjangkau semua pelayanan kesehatan
1995-1998, cakupan DOTS 10% dari penderita, cure rate
> 85%
Penatalaksanaan penderita dan pencatatan pelaporan
5 komponen DOTS
Komitmen pemerintah
Pengadaan
obat
berkesinambun
gan
Monitoring
Pencatatan &
pelaporan
dOTS
Penemuan
kasus
Secara pasif
Pemberian obat
Secara langsung
( DOT )
DOT
PMO
Syarat :
Seseorang yang dikenal, dipercaya dan
disetujui oleh penderita da petugas
kesehatan
Seseorang yang tinggal dekat dengan
penderita
Besedia membantu dengan sukarela
Bersedia dilatih atau disuluh bersama
penderita
Tugas PMO
Mengawasi penderita agar menelan
obat teratur sampai pengobatan
selesai
Memberi dorongan
Mengingatkan pemeriksaan ulang
dahak
Memberi penyuluhan kepada
keluarga penderita yang mempunyai
gejala TB
Tujuan
Tujuan penanggulangan TB
Angka kesembuhan minimal 85% dari
semua penderita baru BTA (+)
Cakupan penemuan penderita 70%
dari perkiraan semua penderita baru
BTA (+)
Terima kasih..