Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Landasan Teori
II.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan terjadi setelah penyatuan ovum dan sperma, lalu zigot
mengalami pembelahan mitosis membentuk bola padat pada sel-sel morula,
dihasilkan progesteron yang cukup, oviduktus melemah, morula turun
keuterus, kontraksi peristaltik morula terapung di dalam uterus, hidup dari
sekresi endometrium terus berploriferasi dan berdiferensiasi menjadi
blastokista lalu melakukan implantasi, kemudian terbentuklah trofoblas
menghasilkan enzim proteolitik, terjadilah proses organogenesis (Sherwood,
2001).
Pada saat blastokista melakukan implantasi terbentuklah plasenta.
Plasentasi adalah proses pembentukkan struktur dan jenis plasenta,
berlangsung 12 18 minggu setelah fertilisasi. Walaupun belum
berkembang sempurna, plasenta sudah bekerja penuh sejak minggu ke 5
setelah implantasi, saat ini jantung mudigah sudah memompa darah
kedalam vilus plasenta serta ke jaringan mudigah. Selama kehamilan, darah
janin terus-menerus melintasi vilus plasenta dan sistem sirkulasi janin
melalui arteri umbilikalis dan vena umbilikalis, yang terbungkus dalam
korda umbilikalis ( tali pusat) sering disebut pipa penghubung janin dan
plasenta (Sarwono, 2007).
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3
trimester yaitu trimester pertama yang dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan (prawiroharahdjo, 2002)
-Trimester pertama
Tanda-tanda fisik yang dapat terjadi pada ibu adalah perdarahan
sedikit (spotting) sekitar 11 hari setelah konsepsi, yakni pada saat embrio
melekat pada lapisan uterus. Perdarahan biasanya kurang dari jumlah haid

yang normal. Perubahan-perubahan fisik berikutnya biasanya adalah nyeri


dan pembesaran payudara, kadang diikuti dengan rasa lelah yang sangat dan
sering kencing. Gejala ini akan dialami sampai 3 bulan berikutnya. Morning
sickness (sakit di pagi hari) berupa mual dan muntah biasanya dimulai
sekitar 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu. Setelah 12
minggu pertumbuhan janin dalam uterus dapat dirasakan ibu diatas simpisis
pubis. Ibu akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama
kehamilan trimester pertama.
II.1.2 Perkembangan kehamilan
Pada kehamilan terdapat perubahan seluruh tubuh wanita. Dalam hal
ini hormon somatomammotropin, estrogen dan progesteron mempunyai
peran penting. Hormon-hormon yag berperan adalah sebagai berikut :
a. Hormon Plasenta
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah suatu hormon peptide
yang memperpanjang lama kehidupan korpus luteum oleh korion yang
sedang berkembang.
Selama kehamilan LH (Luteinizing Hormone) tidak diproduksi
karena peningkatan kadar progesteron, sehingga sekresi LH tertekan
sebagai akibat umpan balik negative oleh progesteron kadar tinggi.
HCG = LH memiliki fungsi merangsang dan mempertahankan korpus
luteum agar tidak berdegenerasi. Selama kehamilan korpus luteum
kehamilan bertambah besar, semakin banyak menghasilkan estrogen
dan progesteron sekitar 10 minggu sampai plasenta mengambil alih
sekresi hormon hormon ini (Sherwood, 2001).
Sekresi HCG meningkat dengan cepat selama kehamilan awal
untuk menyelamatkan korpus luteum dari kematian, sekresi puncak
HCG terjadi kurang lebih selama 60 hari ( 2 bulan ) setelah periode
menstruasi terakhir. Pada minggu ke 10 kehamilan sekresi HCG
menurun dan dipertahankan selama kehamilan. HCG menurun karena
korpus luteum sudah tidak dibutuhkan untuk menghasilkan hormon
hormon steroid karena plasenta sudah mulai mengeluarkan estrogen dan
progesteron dalam jumlah yang bermakna.

Gambar 1. Tingkat Sekresi Hormon Plasenta


HCG dieleminasi dari tubuh melalui urin, sehingga keberadaan
hormon ini dapat dideteksi sampai bulan pertama kehamilan / kurang
lebih 2 minggu setelah telat menstruasi.
b. Sekresi Estrogen oleh Plasenta
Pembentukkan estrogen plasenta setiap hari meningkat 30x dari
kadar normal. Estrogen disekresi tidak dengan cara disintesis secara
denovo dari zat-zat dasar dalam plasenta, tetapi dibentuk dari senyawa
androgen, dehidroepiandrosteron dan 16-hidroksidehidroepiandrosteron
yang dibentuk di kelenjar adrenal ibu dan kelenjar adrenal fetus
c. Sekresi Progesteron oleh Plasenta
Sekresi meningkat selama kehamilan (Guyton,2007)
d. HCS ( Human Chorionic Somatomammotropin )
Merupakan protein yang memiliki berat molekul kurang lebih
38.000. Mulai disekresikan oleh plasenta kira kira minggu ke 5
kehamilan. Fungsinya masih belum pasti diketahui.
e. Sekresi Hipofisis
Kelenjar hipofisis membesar paling sedikit 50% sebelum
kehamilan. Meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin yaitu
hormon yang merangsang sekresi kelenjar tiroid (thyroid-stimulating
hormone), dan prolaktin. Sebaliknya, sekresi hipofisis untuk hormon
perangsang folikel dan hormon lutein hampir secara total ditekan akibat
efek penghambat estrogen dan progesteron dari plasenta.

f. Sekresi Kortikosteroid
Meningkat selama kehamilan. Membantu mobilisasi asam asam
amino dari jaringan ibu sehingga asam asam amino ini dapat dipakai
untuk sintesis jaringan fetus. Bersamaan dengan kerja estrogen,
menyebabkan kecenderungan wanita hamil normal untuk mereabsorbsi
kelebihan natrium dari tubulus ginjal ibu dan oleh karena itu, retensi
cairan, biasanya akan mengarah ke hipertensi yang dipicu oleh
kehamilan.
g. Sekresi Kelenjar Tiroid
Meningkat sampai 50% selama kehamilan. Meningkatkan
pembentukkan tiroksin karena efek tirotropik human chorionic
gonadotropin yang disekresikan oleh plasenta dan juga sejumlah kecil
hormon perangsang tiroid khusus Human Chorionic Tyrotropin yang
juga disekresikan oleh plasenta.
h. Sekresi Kelenjar Paratyroid
Membesar saat kehamilan, terutama bila ibu mengalami defisiensi
kalsium dalam makanan.
i. Sekresi Relaksin oleh Ovarium dan Plasenta
Disekresi oleh korpus luteum ovarium dan jaringan plasenta.
Sekresi meningkat karena efek merangsang dari HCG pada saat yang
sama dengan disekresikannya sejumlah besar estrogen dan progesteron
oleh korpus luteum dan sekresi plasenta dan dapat melunakkan serviks
wanita hamil saat persalinan.
II.1.3 Perubahan anatomik dan fisiologik pada wanita hamil
Dalam triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk. Pada triwulan
kedua alat-alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin
masih disangsikan. Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah
viable (dapat hidup).
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita.
Dalam hal ini hormon somatomammotropin, estrogen dan progesteron
mempunyai peran penting. Perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini
pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus; disamping
itu, serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti
pertumbuhan janin (Sadler,2007)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah
advokat, agak gepeng. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk membuat
diagnosis apakah wanita tersebut hamil fisiologik, atau hamil ganda,
atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa, dan sebagainya
(Sarwono,2007).
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dinding uterus terdiri atas 3
lapisan otot. Lapisan otot longitudinal paling luar, lapisan otot sirkuler
paling dalam, dan lapisan otot yang berbentuk oblik diantara otot yang
berbentuk oblik di antara kedua lapisan otot luar dan dalam. Ketika ada
kehamilan ketiga lapisan ini tampak lebih jelas.
Lapisan otot oblik berbentuk suatu anyaman seperti tikar,
memegang peran penting pada persalinan di samping kedua otot lainya.
Sinus-sinus pembuluh darah berada di antara anyaman otot oblik ini.
Uterus pada wanita tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada
kehamilan uterus terus tumbuh secara teratur, kecuali jika ada gangguan
pada kehamilan tesebut. Pada kehamilan 8 minggu terus membesar
sebesar telur bebek, dan pada kehamilan 2 minggu kira-kira sebesar
telur angsa. Saat ini fundus uteri telah dapat diraba dari luar, diatas
simfisis. Pada pemeriksaan ini wanita tersebut harus mengosongkan
kandung kencingnya terlebih dahulu.
Minggu pertama istmus uteri mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama membuat ismus
menjadi panjang dan lebih lunak. Hal ini dikenal dalam obstetri sebagai
tanda hegar.

10

b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan
otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10%
jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung
kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks yang terdiri terutama atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot yang tidak mempunyai fungsi sebagai
sfingter.
Pada multipara dengan porsio yang bundar, porsio tersebut
mengalami cedera berupa lecet dan robekan, sehingga post-partum
tampak adanya porsio yang terbelah dua dan menganga. Perubahanperubahan pada serviks ini perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya hati-hati dan tidak
dibenarkan melaksanakan secara kasar sehingga dapat menggangu
kehamilan.
Kelenjar-kelenjar diserviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang
sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan per-vaginam lebih
banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan
yang fisiologik.
c. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan
pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
nampak lebih merah, agak kebiri-biruan (livide). Tanda ini disebut
tanda chedwick. Warna porsio pun tampak livide.
Pembuluh-pembuluh darah alat genitalia interna akan membesar.
Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat
genital tersebut meningkat. Apabila terdapat kecelakaan pada
kehamilan atau persalinan, maka perdarahan akan banyak sekali,
sampai dapat mengakibatkan kematian.

11

d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16
minggu. Korpus luteum gravidita berdiameter kira-kira 3 cm.
Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum
mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini
diambil alih oleh plasenta. Dalam dasawarsa terakhir ini ditemukan
pada awal ovulasi hormon relaxin. Suatu immunoreactive inhibin dalam
sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum merupakan tempat
sintesis dari relaxin pada awak kehamilan. Kadar relaxin dalam
sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester
pertama.

Relaxin

mempunyai

pengaruh

menenangkan

hingga

pertumbuhan janin menjadi baik sampai aterm.


e. Payudara
Mamma

akan

membesar

dan

tegang

akibat

hormon

somatomammotropin, estrogen, dan progestreon, akan tetapi belum


mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran,
sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pada mamma.
Somatomammmoatropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus
pula dan menimbulkan perubahan pada sel-sel, sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbumin, laktoglobulin. Dengan demikian,
mamma dipersiapkan untuk laktasi. Dibawah pengaruh progesteron
dan somatomammotropin, terbentuk lemak disekitar kelompokkelompok alveolus, sehingga mamma menjadi lebih besar. Papilla
mamma akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti
seluruh aerola mamma karena hiperpigmentasi. Glandula Montgomery
tampak lebih jelas menonjol dipermukaan aerola mamma. Pada
kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal
dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Sesudah partus,
kolostrum ini agak kental dan warnanya agak kuning. Meskipun
kolostrum telah dapat dikeluarkan, pengeluaran air susu belum berjalan

12

oleh karena prolaktin ditekan oleh PIH (Prolaktine inhibiting hormone).


Postpartum

dengan

dilahirkanya

plasenta

pengaruh

estrogen,

progesteron, dan somatomammotropin terhadap hipotalamus hilang,


sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi.
f. Sirkulasi darah dan jantung
Seperti telah dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan
bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah

yang

disebut hidremia. Pada minggu ke 5 cardiac output akan meningkat dan


perubahan ini terjadi untuk mengurangi resiko vaskular sistemik.
Antara minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma
sehingga terjadi peningkatan preload. Performa ventrikel selama
kehamilan dipegaruhi oleh penurunan resistensi vaskular sistemik dan
perubahan pada aliran pulsasi arterial. Peningkatan estrogen dan
progesteron juga menyebabkan vasodilatasi dan penurunan resistensi
vaskular perifer. Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi
untuk memfasilitasi perubahan kardiac output, tetapi kontraksinya tidak
berubah. Bersamaan dengan berubahnya posisi diafragma, apex
bergerak ke anterior dan ke kiri sehingga pada pemeriksaan EKG
(Electro Cardio Graf )akan terjadi devisiasi aksis kiri, depresi segmen
ST dan inverse atau pendataran gelombang T pada lead 3
(prawirohardjo,2009). Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira
25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan kardiak
output yang meninggi sebanyak kira-kira 30% (Bagus, 2007). Akibat
kardiak output yang meningkat dan mulai timbul pada kehamilan 16
minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam
keadaan dekompensasi kordis.
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi
transport zat asam yang diperlukan sekali dalam kehamilan. Meskipun
ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar, sehingga kosentrasi
hemogloin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh
dinamakan anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah

13

hemoglobin pada wanita hamil dalam keseluruhanya lebih besar dari


pada sewaktu belum hamil.
Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000 per mL, dan produksi
trombosit meningkat pula. Gambaran protein dalam serum berubah;
jumlah protein, albumin, dan gammaglobulin menurun dalam triwulan
pertama dan baru meningkat perlahan-lahan pada akhir kehamilan,
sedangkan beta globulin dan bagian-bagian fibrinogen terus meningkat.
Laju endap darah pada umumnya meningkat sampai empat kali,
sehingga dalam kehamilan tidak dapat dipakai sebagai ukuran.
g. Sistem respirasi
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang kira-kira meningkat
20% , seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam, dan bagian
bawah toraks juga melebar kesisi, sesudah partus kadang-kadang
menetap jika tidak dirawat dengan baik.
h. Traktus digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual
(nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat.
Tonus-tonus traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh
traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama ada didalam
lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usususus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan
pula obstipasi, yang memang merupakan salah satu keluhan wanita
hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama muntah
(emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning
sickness. Emesis, bila terlampau sering dan terlalu banyak dikeluarkan,
disebut hiperemis gravidum, keadaan ini patologik.
Salivasi adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasa. Bila
terlampau banyak, akan menjadi patologik.
i. Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga sering kencing. Keadaan
ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar

14

dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai
turun kebawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul
lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar disebabkan
pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar dari
ureter kiri, karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan ureter
kiri. Hal ini disebabkan oleh karena ureter lebih sering memutar kearah
kanan. Mungkin orang lebih sering bergerak menggunakan tangan
kanannya, atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada
dibelakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut,
sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra.
Disamping sering kencing, terdapat pula poliuria.Poliuria
disebakan oleh peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan,
sehingga filtrasi diglomerulus meningkat sampai 67 %. Resorpsi
ditubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea,
asam urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
j. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan pengaruh malanophore stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon
yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang
terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai
kloasma gravidum.
Di daerah leher terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga aerola
mamma. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai
linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak,
warna berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae livide.
Setelah partus, striae livide berubah warna menjadi putih, disebut striae
albikantes. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide
bersama striae albikantes.

15

k. Metabolisme dalam kehamilan.


Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem
endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya
(glandula tiroidea). BMR

meningkat hingga 5-20% yang umunya

ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu


diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah
kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan, lemak ibu
untuk mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari.
Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat pemakaian tenaganya.
Keseimbangan

asam-alkali

sedikit

mengalami

perubahan

konsentrasi alkali; pada wanita tidak hamil kadar sebesar 155 mEq per
liter menurun sampai 145-147 mEq per Liter. Sehubungan dengan ini,
serum Na turun dari 142 mEq per liter sampai 135-137 mEq per liter
dan disertai oleh turunya plasma bikarbonat dari 25 ke 22 mEq per liter.
Protein sangat diperlukan sekali dalam kehamilan untuk
perkembangan badan, alat kandungan, mamma, dan untuk janin; protein
harus disimpan untuk dikeluarkan pada laktasi, diperhatikan agar
wanita hamil perlu cukup protein selama hamil. Diperkirakan 1 gram
protein setiap kilogram berat badan dapat memenuhi kebutuhan seharihari. Pada pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan
dalam fraksi albumin dan penurunan gamma globulin. Globulin 1, 2
dan , dan fibrinogen meningkat. Perubahan-perubahan dalam plasma
protein ini dalam satu minggu postpartum kembali pada keadaan
sebelum adanya kehamilan.
Hidrat arang; seorang wanita hamil sering haus, nafsu makanya
besar, sering kencing, dan kadang-kadang memperlihatkan pula
glokosuria, sehingga menyerupai diabetes melitus. Segala sesuatu ini
dipengaruhi oleh somatomammotropin, peningkatan plasma-insulin dan
hormon-hormon adrenal. Hasil pemeriksaan glukose tolerance test
dalam kehamilan sebaiknya ditinjau sungguh-sungguh kebenaranya
oleh karena ada perbedaan apakah glukosa diberikan oral atau
intravena. Bila diberikan oral, kadar glukosa ini dalam darah lebih

16

lamban kembali keasalnya, yakni sesudah 3 jam, sedangkan pada


seorang yang tidak hamil kadar glukosa itu kembali dalam dua jam.
Perbedaan ini tidak ditemukan pada pemberian glukosa intravena. Bila
ditemukan glucose tolerance test oral abnormal, sebaiknya dilakukan
pula glucose tolerance test intravena untuk memperoleh perbandingan
yang benar, oleh karena penyakit diabetes melitus dalam kehamilan
harus mendapat perhatian penuh.
Mengenai

lemak

telah

dikemukakan

bahwa

hormon

somatomammotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak


dan mamma; lemak terhimpun pula pada badan, paha, dan lengan.
Kadar kolestrol dapat meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100ml.
Janin membutuhkan 30-40g kalsium untuk pembentukamn tulangtulangnya dan ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan
tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5 -2,5 gram kalsium.
Diperkirakan 0,2-0,7 gram kalsium tertahan dalam badan untuk
keperluan selama masa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk
pertumbuhan janin, tanpa menggangu kalsium ibu. Kadar kalsium
dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya
hidremia, akan tetapi kadar kalsium

tersebut masih cukup

tinggi

hingga dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani.


Fosfor, magnesium, dan tembaga, lebih banyak tertahan dalm masa
hamil daripada masa tidak hamil. Kadar tembaga dalam plasma
meningkat dari 109-222 mcg per 100ml, akan tetapi dalam eritrosit
kadarnya tetap. Wanita dalam kehamilan memerlukan tambahan besi
sekitar 800 mg sayang sekali kebanyakan wanita disini tidak
mempunyai cukup persediaan besi pada awal hamil. Sebaiknya diet
wanita hamil ditambah dengan 30-50 mg besi sehari; ini dapat diberikan
sebagai sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus sesudah makan. Dapat
dipahami bahwa dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan dalam
tubuh wanita hamil akan timbul suatu keaktifan enzim yang luar biasa.
Plasenta sendiri mempunyai enzim-enzim untuk oksidasi, reduksi, dan
hisrolisa. Yang banyak ditemukan ialah mono-amino-oksidase dan

17

diamino-oksidse yang membuat tiramine dan histamine menjadi tidak


aktif lagi enzim-enzim yang banyak dipelajari dalam masa hamil ialah
diamine-oksidase (histaminase), pitosinase, glukoronidase, angiotonase,
dan alakalinfosfatase. Semua enzim ditemukan di dalam serum ibu
dalam kadar lebih tingggi segera setelah haid terlambat, kadar diaminooksidase meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke 200
satuan dalam masa hamil enam minggu. Kadar ini mencapai puncaknya
sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 minggu, dan seterusnya
menetap sampai akhir kehamilan. Kemudian, kadar ini turun sampai 50
satuan dalam 2-3 hari postpartum, untuk dalam 10-4 hari kemudian
mencapai kadarnya kembali seperti pada masa tidak hamil. Kadar
diamino-oksidase

ini

tidak

meningkat

pada

wanita

dengan

koriokarsinoma oleh karena tingginya kadar korionik gonadotropin.


Kadar alkalin-fosfatase meningkat 4 x lipat dibandingkan pada wanita
yang tidak hamil. Peningkatan ini dimulai pada kehamilan 4 bulan.
Kadar yang ditemukan pada janin adalah setengahnya dari apa yang
ditemukan pada ibunya. Pemeriksaan kadar alkalin-fosfatase dan
dipakai untuk menilai fungsi plasenta pitosinase adalah enzim yangg
dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pitosinase ditemukan banyak
sekali dalam darah ibu pada kehamilan 4-38 minggu. Berat badan
wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5 sampai 16,5 kg rata-rata
12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20
minggu terakhir. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak sering
ditemukan pada pre-eklamsia dengan akibat peningkatan morbiditas
dan mortalitas ibu dan janin. Sebaiknya wanita tersebut diawasi dan
diberi pengertian, sehingga berat badan hanya naik 2 kg tiap bulan
sesudah kehamilan 20 minggu. Dan adanya penurunan berat badan
dalam bulan terakhir dianggap sebagai suatu tanda yang baik.
Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh: 1)hasil
konsepsi fetus, plasenta, dan likuor amni; 2) dari ibu sendiri : uterus dan
mamma yang membesar, volume darah yang meningkat, lemak dan
protein lebih banyak, dan akhirnya ada retensi air (Sarwono,2007)

18

II.1.4 Gejala dan tanda wanita hamil


II.1.4.1 Pada wanita hamil terdapat beberapa tanda atau gejala, antara lain sebagai
berikut :
1.

Amenorea (=tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena


umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Perlu diketahui tanggal
hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.

2.

Nausea (mual) dan emesis (muntah). Nausea terjadi umumnya pada


bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis.
Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim
disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini
masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan dan dapat disebut hiperemesis gravidum.

3.

Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).


Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi
menghilang dengan makin bertambah usia kehamilan.

4.

Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.


Dianjurkan untuk tidak pergi ketempat-tempat ramai pada bulanbulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

5.

Mamma menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan


pengaruh esterogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan
alveoli di mamma. Glandula Montgomery tampak lebih jelas.

6.

Anoreksia (tidak ada nafsu makan). Pada bulan-bulan pertama terjadi


anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.

7.

Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan


pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini berkurang oleh karena uterus
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan
biasanya gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang
panggul dan menekan kembali kandung kencing.

8.

Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh


pengaruh hormon steroid.

19

9.

Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,


hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidum. Aerolae mammae
juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba
di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (= linea grisea).
Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

10. Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama.
11. Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah
genitalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida
kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,
timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya
varises merupakan gejala pertama kehamilan muda (Sarwono,2007).
II.1.4.2 Pada kehamilan muda bisa pula ditemukan:
1. Tanda hegar
2. Tanda chadwick
3. Tanda piscaseck. Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
4. Tanda braxton-hicks. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus
yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma
uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
5. Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2 sampai
37,8 adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini sering
dipakai dalam pemeriksaan kemandulan.
6. Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya Human chorionic
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pagi
hari. Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat
membantu membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya (F.Garry,
2006).

20

II.1.4.3 Gejala dan tanda-tanda kehamilan


Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai
kehamilan menimbulkan gejala dan tanda memberi bukti adanya
kehamilan. Gejala dan tanda tersebut diklasifikasikan menjadi 3
kelompok; bukti-bukti persumtif, tanda-tanda kemungkinan, dan tandatanda positif kehamilan
Bukti persumtif kehamilan
Bukti persumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-gejala
subjektif berupa (F.Garry,2006)
1. Mual dengan atau tanpa muntah.
2. Gangguan berkemih.
3. Fatigue.
4. Presepsi adanya gerakan janin.
Yang termasuk tanda persumtif adalah:
1. Terhentinya menstruasi.
2. Perubahan pada payudara.
3. Perubahan warna mukosa vagina.
4. Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae abdomen.
5. Yang terpenting, apakah wanita yang bersangkutan merasa dirinya
hamil
Bukti kemungkinan kehamilan
Tanda-tanda kemungkinan kehamilan mencakup(F.Garry,2006):
1. Pembesaran abdomen.
2. Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus .
3. Perubahan anatomis pada serviks.
4. Kontraksi Braxton Hicks.
5. Ballottement.
6. Kontur fisik janin.
7. Adanya gonadotropin korionik diurin atau serum.
8. Pembesaran abdomen
Tanda positif kehamilan
Tiga tanda positif kehamilan adalah :

21

1. Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari


kerja jantung wanita hamil.
2. Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa.
3. Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan
dengan teknik sonografi atau pengenalan janin yang lebih tua
secara radiografis pada paruh kedua kehamilan.
II.1.4.4 Diagnosis kehamilan
Pemeriksaan harus akurat karena akan mempengaruhi secara
emosional sosial dan medis, hal itu dapat dikoreksi dengan hari pertama
haid terakhir HPHT atau dengan mengukur suhu basal(Sarwono,2007).
Diagnosis pasti kehamilan :
1. Dapat dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.
2. Dapat didengar bunyi jantung janin.
3. Dapat dsirasakan gerakan-gerakan janin dan baolotemen.
4. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin
5. Dengan Ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong
janin, panjang janin, dan diameter biparietal hingga dapat diperkirakan
tuanya kehamilan dan dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin
II.1.5 Pencegahan
1. Pengawasan wanita hamil
Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil
secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu ternyata angka mortalitas
serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Pada pengawasan wanita
hamil hubungan dan pengertian baik antara dokter dan wanita hamil
tersebut harus ada. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengertian
sedikit tentang kehamilan yang sedang dikandungnya.
Tujuan pengawasan wanita hamil ini adalah menyiapkan sebaikbaiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga postpartum sehat dan
normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental.
Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar: (Sarwono,2007)

22

1) wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama


sehatnya atau lebih sehat;
2) adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan
diobati;
3) wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula
fisik dan mental.
Dijelaskan kepada ibu tersebut perlunya pemeriksaan teratur; makin
tua kehamilanya makin cepat pemeriksaan harus diulang. Hal ini
tergantung pada apa yang ditemukan pada pemeriksaan, misalnya
seorang wanita hamil dengan kelainan jantung, hipertensi, atau
diabetes melitus harus lebih sering diperiksa ulang daripada seorang
ibu yang sehat tanpa kelainan.
Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang
sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu,
karena pada saat koitus uterus cenderung ikut berkontraksi, hal ini
tentu saja dapat membahayakan janin yang ada didalam kandungan
apalagi bila ada riwayat abortus sebelumnya. Pada waktu itu
plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih
kecil.
Pada umunya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika
dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala
sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan
perdarahan.
Kebersihan dan pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa hamil.Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering
hamil, maka pemakaian stagen untuk menunjang otot-otot perut
baik dinasihatkan. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang
tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat
wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelencir atau jatuh.

23

Payudara yang bertambah besar juga membutuhkan kutang


atau BH yang lebih besar dan cukup menunjang. Mammae
hendaknya dipelihara seperti telah dikemukakan agar kelak dapat
menyusui bayinya yang dilahirkan.
Diet dan pengawasan berat badan
Hal ini penting dalam pengawasan ibu hamil. Kekurangan
atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak
diinginkan pada wanita hamil tersebut. Kekurangan makanan dapat
menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri,
hemoragia postpartum, sepsis puerpuralis, dan sebagainya.
Sedangkan makan secara berlebihan karena wanita tersebut salah
mengerti bahwa ia makan untuk dua orang dapat pula
menyebabkan komplikasi antara lain pre-eklampsia, bayi terlalu
besar, dan sebagainya. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan
tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati.
Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan
meningkat. Kebutuhan ini dipergunakan untuk

pertumbuhan

plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar,


dan metabolisme basal yang meningkat. Tentang kebutuhan
protein, mineral dan vitamin pada waktu hamil dan tidak hamil
telah diuraikan di atas. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi
ini dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan
berat badan wanita hamil rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg. Bila
berat badan naik lebih dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi
makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi,
terlebih sayur-mayur dan buah-buahan. Bila berat badan tetap saja
atau menurun, semua makanan dianjurkan, terutama yang
mengandung protein dan besi. Seandainya terdapat edema pada
kaki, sedangkan makanan yang mengandung garam atau makanan
yang kaya akan ion natrium dan klorida, waktu hamil hendaknya
diberikan pula pengertian tentang Keluarga Berencana (Sarwono,
2007).

24

Perawatan gigi geligi


Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami mual dan
muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan
gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies,
ginggivitis, dan sebagainya. Tindakan penambalan gigi dan
pencabutan gigi jarang merupakan kontraindikasi.
Bila kerusakan-kerusakan gigi tidak diperhatikan dengan
baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,
septikemia, sepsis puerperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut,
misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat terjadi sarang infeksi
yang menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan
mengizinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara
teratur sewaktu hamil.
Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di
dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulang terhadap
cacar, kolera dan tifus. Di Indonesia dahulu pencacaran merupakan
keharusan bagi tiap penduduk, maka untuk wanita hamil
pencacaran itu umumnya merupakan pencacaran ulangan dan tidak
seberapa membahayakan. Akan tetapi, bila ada wabah, maka
pencacaran biarpun untuk pertama kali hendaknya dijalankan untuk
melindungi ibu dan janin. Infeksi pada janin melalui plasenta dapat
terjadi dan variola rupanya dapat berkaitan fatal bagi janin.Virus
dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan pada
macam-macam alat dan plasenta. Umumnya berpendapat bahwa
infeksi transplasental itu hanya terjadi pada wanita hamil yang
pertama kali baru dicacar. Untuk melindungi janin yang akan
dilahirkan terhadap tetanus neonatorum dewasa ini dianjurkan
untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.
a. Pengertian
Imunisasi

Tetanus

Toksoid

adalah

proses

membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus

25

(Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang


telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).
Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d
trismester III (Dinkes Jateng, 2005)
b. Manfaat imunisasi TT ibu hamil
Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum
(BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah
penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang
1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman
yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf
pusat

(Saifuddin

dkk,

2001)

Melindungi

ibu

terhadap

kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000) Kedua


manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan
dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004)
c. Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005;
Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan
intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000
d. Umur kehamilan mendapat imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan
untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005). TT1
dapat diberikan sejak di ketahui positif hamil dimana biasanya
di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana
kesehatan (Depkes RI, 2000)
e. Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2
Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah
minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000).
f. Efek samping imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri,
kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes
RI, 2000). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman

26

untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu
hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin dkk, 2001). Efek
samping tersebut berlangsung 1-2 hari, dan tidak perlukan
tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).
Merokok
Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu lama merokok
melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus
dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil
dilarang merokok (Sarwono,2007).
Keluarga berencana
Jika para ibu yang tidak ingin hamil lagi dapat memperoleh
pelayanan kontrasepsi efektif sebagaimana diharapkan, maka akan
berkuranglah prevalensi abortus provokatus serta prevalensi wanita
hamil pada usia lanjut dan paritas tinggi, dengan berkurangnya
faktor resiko tinggi ini maka maka kematian maternal akan turun
pula secara bermakna. Oleh karena itu pelayanan keluarga
berencana harus dapat mencapai sasaran seluas-luasnya di
masyarakat, khususnya golongan risiko tinggi.
II.1.6 Antenatal care
Perawatan fisik dan mental sebelum persalinan pada masa kehamilan,
yang bersifat preventif care untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
(Sarwono,2007)
Tujuan :
1. Memantau kemajuan kehamilan dan atau memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
sosial ibu.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi, yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan pembedahan.

27

4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat


ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara maksimal.
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan sebanyak 4 kali selama
kehamilan yaitu (Nenk,2010):
- 1 kali pada trimester I
- 1 kali pada trimester II
- 2 kali pada trimester III
II.1.7 Perubahan psikologi pada wanita hamil
Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang terjadi
(Yunita,2010). Selama kehamilan, hal ini berkaitan dengan beberapa
perubahan biologik kehamilan dapat sebagai :
A. Krisis :
Krisis merupakan ketidakseimbangan psikologis yang dapat disebabkan
oleh situasi atau oleh tahap perkembangan.
B. Stresor
Model konseptual menyatakan bahwa krisis psikologis dan sosial
dipertimbangkan, sebagai kejadian yang kritis tapi tidak selalu
ditunjukkan dengan masalah psikologis dan interpersonal yang nyata.
Setiap perubahan yang terjadi pada seseorang dapat merupakan stressor.
Kehamilan membawa perubahan yang signifikan pada ibu sehingga
dapat dinyatakan sebagai stressor, yang juga mempengaruhi psikologis
anggota keluarga lainnya.
C. Transisi Peran
Terjadi perubahan interaksi rutin dalam keluarga, dengan adanya anggota
keluarga yang baru sehingga terjadi perubahan peran masing-masing
anggota keluarga ; ayah, ibu, dan anggota keluarga yang lainnya
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologi yang terjadi,
yaitu trimester pertama sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional

28

sehingga periode ini mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya


pertengkaran atau rasa tidak nyaman (Yunita,2010)
1. Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I
Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen
dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual
dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara.
Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya.
Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap
untuk tidak hamil. Hampir 80 % kecewa, menolak, gelisah, depresi
dan murung. Kejadian gangguan jiwa sebesar 15 % pada trimester I
yang kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut Kumar dan
Robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi
terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya.
Respon psikologis masa hamil berubah setiap saat sesuai dengan
trimesternya, yang diawali dengan suatu ketidakpastian (ambivalent)
pada kehamilannya dan berfokus hanya pada diri sendiri lalu lambat
laun fokus tersebut mulai bergeser ke arah bagaimana ia dapat
melindungi janin yang dikandungnya (Yunita,2010). Perubahan
psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I didasari pada teori
Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu,
dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses
belajar melalui serangkaian aktifitas. Trimester pertama ini sering
dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakta wanita
bahwa ia hamil. Trimester pertama juga sering merupakan masa
kekhawatiran dari penantian.
a. Ambivalesi adalah perasaan menolak disebabkan oleh perasaan
khawatir bahwa waktunya salah, bahwa kehamilan ini tidak
diinginkan, nanti dan

tidak

sekarang, karena merasa takut

dan

ragu2

dengan

cemas,

merasa

peran

baru,

tidak

tertanggulanginya konflik dengn ibu, akan ketakutan akan


persalinan

dan

kehamilan.

Akibat

dari

penolakan

yang

29

berkepanjangan sering mengalami depresi, ketidaknyamanan fisik,


ketidak puasan dengan bentuk tubuh, perubahan perasaan, dan
kesulitan penerimaan perubahan akibat kehamilan (Leaderman
1996).
Menurut Orr dan Miler 1997 wanita dengan kehamilan yg tidak
diinginkan akan mengalami peningkatan, depresi, stress, penuruan
dukungan dan penurunan kepuasan hidupnya.
b. Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan
kehamilan, namun hubungan ini belum jelas. Cemas mungkin
emosi positif sebagai perlindungan terhadap stresor yang dapat
menjadi masalah apabila berlebihan.
Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap tingkat
kecemasan, antara lain kecemasan lebih tinggi pada ibu hamil dan
menurun pad ibu pasca partum (sing saxena 1991). Barclay dan
Barclay 1976 menemukan bahwa peningkatan pengetahuan tidak
menurunkan kecemasan dan juga ditemukan bahwa wanita yang
tidak hamil.
Faktor yang dapat mengurangi kecemasan(Susanti,1998)
1.pengobatan kecemasan
2. sikap menghadapi kecemasan
3.penilaian kecemasan
4. dukungan psikososial
5. strategi kopinG
c. Depresi kehamian
Banyak penelitian depresi kehamilan berfokus pada deprsi
pasca-partum atau antenatal. Muray dan Muray (1975) dan Elliot
(1984) mencatat bahwa angka depresi pada kehamilan tidak
signifikan.
d. Menerima kehamilan
Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran ibu adalah
menerima ide untuk hamil {Mercer 1995}. Tingkat penerimaan ini
digambarkan dengan kesiapan wanita untuk hamil dan respon

30

emosinya. Banyak wanita merasa kaget mendapatkan dirinya


hamil. Penerimaan terhadap kondisi kehamilan sejalan dengan
tumbuhnya janin secara nyata. Kehamilan yang tidak diterima,
berbeda dengan menolak anak. Seorang wanita dapat tidak suka
untuk hamil, tetapi mencintai anak yang dilahirkanya.
Beberapa

tahapan

aktifitas

penting

seseorang

menjadi

ibu(Yunita,2010) :
1. Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan
memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
2. Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang
dilakukan.
3. Letting Go
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan
aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya
yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu
akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih meyakinkan
bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain
atau dirahasiakannya. Para wanita juga mungkin akan
mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya
tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap
perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida,
kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak
wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat
menggangu. Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa
diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan (yunita,
2010).

31

Sekali krisis awal yang disebabkan oleh terjadinya kehamilan


teratasi, sebagian wanita mengalami kegembiraan karena
mereka dapat menyesuaikan diri dengan hidup baru. Karena
tubuh dan emosi berhubungan dengan perubahan fisik dapat
mempengaruhi emosi (Susanti, 1998).
2.

Bentuk Motivasi
Motivasi Suami
Berbeda dengan dukungan yang diberikan oleh suami pada saat ini,
bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada :
a)Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal
b)Menempatkan

nilai-nilai

penting

dalam

keluarga

untuk

mempersiapkan menjadi orang tua.


Motivasi Keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang
lain.Tapi mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal
ini bisa dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan
keamanan dan perhatian dari seseorang yang sangat dominan baginya.
Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua.
3.

Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I


Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini
dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik
dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari
individu, yang mana individu berusaha untuk membuat
semua hal berjalan baik dalam kehidupan pribadinya maupun
dalam kehidupan sosialnya secara profesional.
Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa
sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat
dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :

32

1. Stress di dalam individu


2. Stress yang disebabkan oleh pihak lain
3. Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan sosial
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan
terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya
4.

Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan
memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat
hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya.
Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-bulan

sesudahnya

merupakan saat saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan
semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat hidup masih relatif normal,
luangkan

waktu

untuk

berdua,

berbicara

tentang

perasaan

pasangannya. Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami


istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu
yang normal.
5.

Kehamilan dan Libido


Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada
trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun pada beberapa wanita
mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka
mengalami penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini
menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan
merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido
sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara.
Pada trimester 1 suami isteri boleh melakukan hubungan seksual
namun frekuensinya dikurangi dan sebaiknya menggunakan kondom
karena sperma mengandung hormon prostaglandin yang dapat
mempengaruhi kontraksi uterus memicu abortus.

6.

Kehamilan dan Olahraga


Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas
biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti

33

jogging, bermain tennis, berenang, atau melakukan hubungan seks,


dapat

menimbulkan

masalah

seperti

keguguran

atau

fetal

malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan


sehat. Kebanyakan dokter melarang program olahraga baru yang
dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang
dirancang khusus untuk wanita hamil. Latihan-latihan yang paling
menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan dengan gerakan
yang menguatkan dinding perut untuk membantu menopang uterus
dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan
kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan meng hindari
kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
II.1.8 Pengetahuan
II.1.8.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil Tahu ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang
mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2003)
Menurut Bloom (Bloom, 1908), pengetahuan adalah pemberian bukti
seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi, ide yang
sudah diperoleh sebelumnya. Bloom mengelompokkan pengetahuan ke
dalam ranah kognitif dan psikomotor dan menempatkannya sebagai urutan
pertama dari ranah kognitif karena pengetahuan merupakan unsur dasar
untuk pembentukan tingkatan-tingkatan ranah kognitif berikutnya yang
meliputi tingkatan pemahaman (comprehension), penerapan (aplication),
analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan penilaian (evaluation)
(Notoatmodjo,2007).
Menurut Notoatmodjo membagi 6 tingkat pengetahuan. Ada 6
tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

34

1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan,
menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan
dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysys)
Adalah
objek

suatu

kedalam

kemampuan

untuk

komponen-komponen

menjabarkan
tetapi

materi

masih

atau
dalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya.
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan
sebagainya.
5. Sintesa (Syntesis)
Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat

35

menggunakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya,


terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.
II.1.8.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1.) Faktor Internal
a.) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan
dan kebahagiaan. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmojo (2003),
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
b.) Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
c.) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja.

36

2.) Faktor Eksternal


a.) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok.
b.) Sosial Budaya
Sistem

sosial

budaya

yang

ada

pada

masyarakat

dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.


II.1.8.3 Proses Perilaku TAHU
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni (Notoatmodjo,2007)
1. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut.
3. Evaluation(menimbang-nimbang),

terhadap

baik

dan

tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berati sikap responden sudah
lebih baik lagi.
4. Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
5. Adption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun

demikian,

dari

penelitian

selanjutnya

Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahaptahap tersebut.

Tetapi, apabila penerima

perilaku atau adopsi

perilakuproses seperti ini, di mana didasari oleh pengetahuan, kesadaran


dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat lebih tahan
lama (long lasting) (Notoatmodjo,2007)

37

II.1.8.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan


Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1.

Baik

: hasil presentase 76% - 100%

2.

Cukup

: hasil presentase 56% - 75%

3.

Kurang : hasil presentase < 56%

II.1.9 Sikap (attitude)


Sikap merupakan reaksi atau respon sesorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam bagian lain Allport (1945)
menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni
(Corrie,2001)
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh, pengetahuan berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan
penting.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan, yakni:
1. Menerima (Receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima
ide tersebut.
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tiga.

38

4. Bertanggung jawab (Responsible)


Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan
responden terhadap suatu objek.
II.1.10 Perilaku Kesehatan
II.1.10.1 Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,
baik yang dapat diamati secara langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan.
Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan perilaku
merupakan

respons

atau

reaksi

seseorang

terhadap

stimulus

(rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme tersebut merespons, maka teori
Skiner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respons
(Notoatmodjo, 2007).
Faktor-faktor yang mempengauhi terbentuknya perilaku dibedakan
menjadi dua, yakni :
1. Faktor interen
Mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan
sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar.
2. Faktor Ekstern
Meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun nonfisik seperti :
iklim, manusia, sosial-ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.
II.1.10.2 Bentuk Perilaku
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon
organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar objek tersebut.
Respon ini berbentuk dua macam yakni:

39

a. Bentuk pasif adalah respons interna, yaitu yang terjadi di dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain,
misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
Misalnya, seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah
suatu penyakit tertentu, meskipun ibu tersebut tidak membawa
anaknya ke Puskesmas untuk diimunisasi.
b. Bentuk aktif, yaitu perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
langsung. Misalnya, seorang ibu sudah membawa anaknya ke
Puskesmas untuk imunisasi. Dari uraian di atas dapat disimpulakn
bahwa pengetahuan dan sikap merupakan respons seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung.
II.2 Kerangka Teori
Factor Predisposisi :
Umur
Pekerjaan
Tingkat
pendidikan
pengetahuan
paritas
sosial
ekonomi

Sikap

Factor pendukung :
Penyuluhan
Media cetak
Televisi
Bagan 1. Kerangka Teori

Perilaku
tentang
perubahan
fisik dan
psikologi
ditrimester 1

40

II.3 Kerangka Konsep


Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka untuk lebih memperjelas arah dan
hubungan dari variable-variabel dalam penelitian ini dikemukakan dalam suatu
kerangka konsep seperti yang dijelaskan dibawah ini :
Variabel Independen

Variabel Dependen

KARAKTERISTIK
RESPONDEN
1. Umur

PERILAKU
terhadap
perubahan fisik
dan psikologi di
trimester 1

2. Tingkat
pendidikan
3. Status pekerjaan
4.

Pengetahuan

5.

Sikap
Bagan 2. Kerangka Konsep

II.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1: Ada hubungan antara usia wanita hamil

terhadap perilaku tentang

perubahan fisik dan psikologis di trimester 1.


H2 : Ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap perilaku ibu hamil
tentang perubahan fisik dan psikologis di trimester 1
H3 : Ada hubungan antara aktifitas wanita hamil terhadap perilaku ibu hamil
tentang perubahan fisik dan psikologis di trimester 1
H4 : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap perilaku ibu
hamil tentang perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama
kehamilan ditrimester 1
H5 : Ada hubungan antara sikap terhadap perilaku tentang perubahan fisik
dan psikologis selama kehamilan ditrimester 1.

Anda mungkin juga menyukai