Anda di halaman 1dari 4

Ilmu Material Umum

1. a. Klasifikasi dari Material Rekayasa rekayasa material (material engineering) adalah dasar
suatu ilmu untuk merancang atau merekayasa struktur dari suatu material untuk
menghasilkan sifat-sifat yang diinginkan sebelumnya. Prinsip yang paling berharga bagi para
ilmuan adalah bahwa sifat material ditentukan oleh struktur internal material tersebut.
Struktur internal material terdiri dari atom yang terkait dengan atom tetangganya (atom yang
berada di sebelahnya) dalam kristal, molekul, dan mikrostruktur. Atom-atom ini tersusun
antara satu dengan yang lainnya membentuk suatu bidang yang luas yang saling bertumpuk
yang disebut sebagai "microscopic" yang dapat diamati dengan menggunakan mikroskop,
sedangkan benda-benda yang dapat dilihat dengan mata telanjang disebut "macroscopic".
b. Material diklasifiasikan menjadi beberapa tipe yang memiliki karakteristik yang sama.
Material dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, salah satunya didasarkan pada ikatan
atom dan struktur. Berdasarkan cara ini material dapat diklasifikasikan menjadi logam,
polimer, dan keramik. Sebagai penambahan, terdapat dua kelompok material yang cukup
penting dalam rekayasa material yaitu komposit dan semikonduktor.
Logam

Logam dikenal karena konduktivitas termal dan listriknya yang tinggi, hal ini disebabkan
karena elektron valensinya tidak terikat, namun dapat meninggalkan atom "induknya".
Karena dalam logam beberapa elektronnya mudah bergerak maka dapat dengan mudah
mentransfer muatan listrik dan energi termal. Logam memiliki sifat tidak tembus cahaya, hal
ini disebabkan karena respon dari elektron bebas tersebut terhadap getaran elketromagnetik
pada frekuensi cahaya. Pada umumnya logam dapat dilpoles sehingga terlihat mengkilat.
Pada umumnya (meski tidak selalu) logam relatif berat, sangat kuat, dan dapat dirubah
dibentuk.

Keramik
Keramik adalah senyawa yang mengandung unsur logam dan non-logam logam yang lebih
sering muncul dalam bentuk oxide, nitride, dan carbide. Banyak sekali contoh material
keramik, mulai dari semen pada beton (bahkan batuan), gelas, isolator listrik, dan magnet
permanen. Secara tipikal material ini tahan terhadap listrik dan panasa, dan lebih tahan
terhadap temperatur tinggi dan lingkungan yang buruk dibandingkan dengan logam dan
polimer. Selain itu keramik memiliki sifat keras namun mudah pecah.
Semikonduktor
Semikondukor memiliki sifat listrik di antara konduktor dan isolator. Lebih dari itu,
karakteristik listrik dari material ini sangat sensitif terhadap kehadiran atom pengotor, dimana
konsentrasi dari atom pengotor ini dapat dikontrol melalui daerah spasial yang sangat kecil.
c. Material dapat dibedakan dari sifat-sifatnya. Sifat (property) adalah ciri-ciri yang ada pada
suatu material yang berkaitan dengan jenis dan besarnya respon yang diberikan jika suatu
material diberikan suatu stimulus (rangsangan). Secara umum sifat suatu material tidak
bergantung terhadap bentuk dan ukuran material tersebut.
Sifat-sifat suatu matarial dapat dikelompokkan menjadi 6 kategori yaitu sifat mekanik, listrik,
termal, magnetik, optik, dan deteriorative (sifat yang menyebabkan suatu material menjadi
buruk). Untuk masing-masing sifat tersebut terdapat stimulus khusus yang dapat
menimbulkan respon yang berbeda
Sifat mekanik berkaitan dengan perubahan bentuk karena adanya pemberian beban atau
gaya, contohnya meliputi modulus elastisitas dan kekuatan (strength), Keuletan (Ductile),
Kekakuan (Stiffness), Ketangguhan (Toughness), Kekerasan (Hardness).
Sifat kelistrikan berkaitan dengan konduktivitas listrik, resistivitas listrik dan konstanta
dielektrik yang diperoleh dengan memberikan stimulus berupa medan listrik.
Sifat panas (thermal) berkaitan dengan kapasitas panas dan konduktivitas termal yang
diperoleh dengan memberikan stimulus berupa panas.
Sifat Magnetik menggambarkan respon suatu material terhadap medan magnet yang
biasanya direpresentasikan dengan menggunakan kurva Hysterisis.
Sifat Optik menggambarkan bagaimana respon suatu material terhadap medan
elektromagnetik atau radiasi cahaya. Sifat optik ini direpresentasikan dalam indek refraksi
dan refleksi.
Sifat Deteriorative mengindikasikan kereaktifan secara kimia dari suatu material.

d. Klasifikasi dari Aplikasi Material Sebagai contoh, Konversi langsung dari solar menjadi
energi listrik, penggunaan teknologi sel surya untuk memenuhi kebutuhan energi namun
dalam pembuatannya dibutuhkan beberapa material yang lebih rumit dan cukup mahal Untuk
memastikan suatu teknologi dapat digunakan, maka dibutuhkan material yang dapat
menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi selama proses konversi dengan harga yang cukup
murah.
Energi nuklir memberikan harapan sebagai sumber energi baru, namun teknologi ini
memunculkan banyak masalah mulai dari pemilihan material yang digunakan sebagai bahan
bakar sampai fasilitas untuk untuk pembuangan limbah nuklir, sehingga dibutuhkan solusi
yang cermat untuk mengatasi persoalan ini.
Kualitas lingkungan hidup kita bergantung kepada kemampuan untuk mengontrol polusi
udara dan air. Salah satu teknik pengendalian polusi adalah dengan menggunakan beberapa
variasi material. Pemrosesan material dan metode penghalusan dibutuhkan untuk
memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin buruk, sehingga polusi berkurang dan
kerusakan alam akibat penambangan juga berkurang.
Salah satu penggunaan energi terbesar berada pada sektor transportasi. Oleh karena itu
dibutuhkan teknologi yang dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat diantaranya
dengan menggurangi berat dari kendaraan tersebut (automobile, pesawat terbang, kereta api,
dan lainnya), meningkatkan pengaturan panas mesin sehingga tidak terlalu banyak panas
yang dibuang, Pemilihan material yang sangat kuat dengan densitas yang rendah, atau
material yang memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi.
Banyak material yang kita gunakan diperoleh dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, sehingga harus dilakukan penghematan. Material ini meliputi polimer yang
berbahan dasar minyak, dan beberapa logam. Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui ini perlahan-lahan akan habis, sehingga diharuskan bagi setiap penemuan yang
digunakan sebagai material cadangan atau pengembangan dari material baru harus memiliki
sifat-sifat yang sebanding dan memiliki dampak kerusakan yang seminimal mungkin bagi
lingkungan. Sumber energi alternatif merupakan tantangan utama untuk para ilmuan dan
perekayasa material
2. a. Kristal (Crystalline), merupakan definisi struktural dari suatu material, dimana atomatomnya tersusun secara teratur berdasarkan panjang dan sudut ikatan yang teratur. Amorf
(Amorphous), merupakan definisi struktural dari suatu material, dimana atom-atomnya
tersusun secara tidak teratur, sehingga panjang dan sudut ikatan antar atom juga tidak teratur.

5.a. Sifat fisis menunjukkan reaktivitas bahan terhadap pengaruh lingkungan fisik (udara dan
sinar matahari) dan bahan kimia.
b. Sifat mekanik berkaitan dengan deformasi yang dihasilkan oleh beban atau gaya seperti
pada pengukuran modulus elastisitas dan kekuatan tekan (compressive strength).
c. Sifat listrik meliputi antara lain konduktivitas listrik dan konstanta dielektrik bahan.
Perilaku thermal dapat dinyatakan misalnya dalam besaran kapasitas panas dan konduktivitas
thermal.
d. Sifat optik antara lain meliputi perilaku bahan terhadap radiasi gelombang elektromagnetik
seperti indeks bias, daya pantul, daya transmisi, dan daya absorpsi.

Anda mungkin juga menyukai