Anda di halaman 1dari 2

Penegakkan Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang.

Anamnesis
Hal-hal yang harus kita tanyakan dalam anamnesis adalah keluhan utama, keluhan
penyerta, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,
serta riwayat sosial dan ekonomi. Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di kedua
kelopak mata, perut, tungkai, atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang
berkurang. Keluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin berwarna kemerahan.1-3

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik hal pertama yang dapat kita nilai adalah keadaan umum,
keadaan sakit, kesadaran, berat dan panjang badan, status gizi, lingkaran lengan atas, serta
tingkat perkembangan pada umumnya. Kemudian hal yang tidak kalah penting adalah
memeriksa TTV berupa tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan. Pada sindrom nefrotik
biasa didapatkan tekanan darah meningkat. Selanjutnya kita juga harus melakukan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada inspeksi akan terlihat adanya edema di kedua kelopak
mata, tungkai, adanya asites dan edema skrotum/labia.1-3

Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis sindrom nefrotik dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan penunjang
berikut:1,2,4,6
1. Urinalisis
Urinalisis adalah tes awal diagnosis sindromk nefrotik. Proteinuria berkisar 3+ atau
4+ pada pembacaan dipstik, atau melalui tes semikuantitatif dengan asam
sulfosalisilat.3+ menandakan kandungan protein urin sebesar 300 mg/dL atau lebih,
yang artinya 3g/dL atau lebih yang masuk dalam nephrotic range.
2. Pemeriksaan sedimen urin
Pemeriksaan sedimen akan memberikan gambaran oval fat bodies: epitel sel yang
mengandung butir-butir lemak, kadang-kadang dijumpai eritrosit, leukosit, torak
hialin dan torak eritrosit.2
3. Pengukuran protein urin

Pengukuran protein urin dilakukan melalui timed collection atau single spot
collection. Timed collection dilakukan melalui pengumpulan urin 24 jam, mulai dari
jam 7 pagi hingga waktu yang sama keesokan harinya. Pada individu sehat, total
protein urin 150 mg. Adanya proteinuria masif merupakan kriteria diagnosis. Single
spot collection lebih mudah dilakukan. Saat rasio protein urin dan kreatinin > 2g/g, ini
mengarahkan pada kadar protein urin per hari sebanyak 3g.
4. Pemeriksaan darah

Darah tepi lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung jenis leukosit, trombosit,


hematokrit, LED)

Albumin serum

kualitatif

kuantitatif :> 50 mg/kgBB/hari (diperiksa dengan memakai reagen ESBACH)

Kolesterol serum

Ureum, kreatinin serta klirens kreatinin dengan cara klasik atau dengan rumus

: ++ sampai ++++

Schwartz

Kadar komplemen C3; bila dicurigai lupus eritematosus sistemik pemeriksaan


ditambah dengan komplemen C4, ANA (anti nuclear antibody), dan anti dsDNA

5. Pemeriksaan serologis untuk infeksi dan kelainan imunologis


6. USG renal

Anda mungkin juga menyukai