Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Penyakit Gastritis
2.1.1. Definisi Gastritis
Gastritis adalah merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang
dapat bersipat akut, kronis difus, atau lokal (Priyanto & Lestari, 2008).
Gastritis terbagi dua, yaitu:
1. Gastritis akut
Gastritis akut merupakan proses inflamasi yang bersifat akut dan
biasanya terjadi sepintas pada mukosa lambung. Keadaan paling sering
berkaitan dengan penggunaan obat-obat anti-inflamasinonsteroid (khususnya,
aspirin) dalam waktu yang lama dan dengan dosis tinggi, konsumsi alkohol
yang berlebihan, dan perokok berat. Stres berat (luka baker, pembedahan),
iskemia,
dan
syok
juga
menyebabkan
gastritis
akut.
Seperti
hal
ditemukan pada korpus dan fundus, Biasanya di sebabkan oleh stress. Jika
disebabkan oleh obat-obatan AINS, terutama ditemukan di daerah antrum,
namun dapat juga menyeluruh. Sedangkan secara mikroskopik, terdpat
erosi dengan regenerasi epitel, dan ditemukan, dan ditemukan reaksi sel
inflamasi neorofil yang minimal (Arif Mansjoer,2000).
2.1.3. Manifestasi klinis
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung
muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan
pula pendaraan saluran cerna berupa hematemesis dan melena kemudian
disusul dengan tanda-tanda anemia pasca pendarahan. Biasanya jika
dilakukan anamesis lebih dalam terdapat riwayat penggunaan obat-obatan
atau bahan kimia tertentu (Arif Mansjoer, 2000).
2.1.4. Komplikasi
Pendarahan Pendarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir syok hemoragik. Untuk
pendarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak
peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab
utamanya adalah infeksi helicobacterium H.Pylori, sebesar 10 % pada
tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti
dapat ditegakan dengan endoskopi (Arif Mansjoer, 2000).
2.1.5. Pencegahan
Pencegahan utama dari gastritis adalah dengan menjaga
keseimbangan zat yang ada dalam lambung misalnya dengan mengatur
pola makan yang teratur dan tidak mengkonsumsi obat-obatan dalam
jangka waktu lama, alkohol, atau zat kimia lain yang dapat merusak
dinding lambung. Sebaiknya dihindari makanan dengan rasa asam dan
pedas (Handriani Kristanti, 2009).
2.1.6. Penatalaksanaan
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet
lambung, dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan H2. inhibator pompa
proton antikolinergik, dan antacid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan
klinik yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan H.Pylori
(Brunner & Suddarth, 2002).
2.2. Pengetahuan
2.2.1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan
terjadi melalui pancaindra, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior, karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Penelitian
Roger
(1974)
mengungkapkan
bahwa
sebelum
orang
b.
c.
d.
e.
sebagi suatu
kemampuan
untuk
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
menyusun formulasin baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi
berkaitan
dengan kemampuan
untuk melakukan
10
Tindakan (Practice)
2.3.1.
Pengertian
Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam
berikut :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan tindakan tingkat
pertama .
b. Respon (guided respon)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah merupakan tindakan tingkat kedua.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasan maka ia
sudah mencapai tindakan tingkat ketiga.
d. Adopsi (adaption)
Adposi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah bekembang
dengan baik artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).
11
sudah baik. Lama perawatan kurang dari lima hari (54,10%). Hasil uji
statistik menunjukan bahwa karakteristik pasien, makanan, kelas perawatan,
lama perawatan dan makanan dari luar tidak ada hubungan yang bermakna
dengan tingkat konsumsi makanan.
Mutu makanan lunak dari Rumah Sakit baik, sebagian besar responden
belum bisa beradaptasi dengan lingkungan Rumah Sakit. Sebanyak 67,21
responden makan makanan dari luar Rumah Sakit, sebanyak 50,82%
responden mempunyai selera makan baik. Tingkat konsumsi makanan lunak
Rumah Sakit pasien 50,82% sudah baik. Untuk perbaikan pelayanan gizi
Rumah Sakit perlu meningkatkan mutu makanaan yang lebih baik dengan
cara meningkatkan keterampilan juru masak, membuat standar resep yang
baku. Penerangan diet untuk pasien dan keluarga pasien dilakukan secara
rutin