PENDAHULUAN
1.3; Tujuan
2;
BAB 1I
PEMBAHASAN
Undang-Undang
Kewarganegaraan
Republik
Indonesia,
nasib,
sejarah,
dan
ikatal
tanah
air4.
menunjukkan
pada
tempat
Kewarganegaraan
dalam
arti
formil
sejak usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada
perguruan tinggi agar menghasikan penerus penerus bangsa yang berompeten
dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa
dan negara.
B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006,
tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah dirumuskan dalam visi, misi dan
kompetensi sebagai berikut,
Visi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah
merupakan sebuah pedoman dalam pengembangan dan penyelengaraan program
studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai
manusia seutuhnya. Visi pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah
untuk membentuk mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan
cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral. Oleh
karena itu, kompetensi yang diharapkan mahasiswa adalah untuk menjadi
ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi
utuh dan tegaknya NKRI.
Setiap warga negara hakekatnya dituntut untuk dapat hidup berguna dan
bermakna bagi negara dan bangsanya. Untuk itu diperlukan bekal ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) yang berlandaskan pada nilai-nilai
agama, moral dan budaya bangsa. Fungsinya adalah sebagai panduan dan
pegangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
konteks Pendidikan Kewarganegaraan nilai budaya bangsa menjadi pijakan
utama, karena tujuan pembelajaran ialah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, juga sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan
budaya bangsa.
Pendidikan
materi
atau
akademis
diberikan
mahasiswa
untuk
melaksanakan tugasnya pada jurusan tertentu agar dapat turut memajukan bangsa
dalam pembangunan nasional. Pihak Universitas berfungsi untuk menyediakan
atau memfasilitasi mahasiswa menjadi seorang yang mandiri, terpelajar, bermoral,
dan beretika. Universitas dan fakultas berkewajiban untuk mengatur kurikulum
sedemikian rupa agar dapat memasukan kuliah pendidikan kewarganegaraan di
awal masa perkuliahan mahasiswa. Karena itulah digunakan sebuah metode
dimana pada awal sebelum mahasiswa menerima materi akademis, diperlukan
materi kuliah umum seperti pendidikan kewarganegaraan. Hal ini penting
dilakukan mengingat mahasiswa sebagai komponen vital dari gerakan reformasi
merupakan aset paling potensial dan strategis bagi proses transformasi demokrasi
Indonesia kini dan mendatang.
globalisasi
diantaranya
perkembangan
10
Pizza Hut,dll.)
sikap
individualisme
yang
menimbulkan
ketidakpedulian
sehingga
menyebabkan
terjadinya
eksploitasi,relasi
dan
suku,agama,bahasa,dan kebudayaan.
11
2.3; Landasan
Ilmiah
dan
Landasan
Hukum
Pendidikan
Kewarganegaraan
1; Landasan Ilmiah
a; Dasar pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap warga Negara dituntut untuk hidup bergun dan bermakna bagi
bangsa dan Negara, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan
perubahan masa depannya. Untuk itu diperlukan penguaasaan ilmu
penegtahuan, teknologi dan seni (ipteks) yang berlandasan nilai-nilai
keaganmaan, nilainilai
12
13
1; Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua dan empat, yang
mendapatkan pengajaran.
b; Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara.
c; Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
14
pendidikan
bahasa
dan
pendidikan
kewarganegaraan
Jendral
pendidikan
tinggi
Departemen
Pendidikan
Nasional
2.4 Pancasila
2.4.1 Istilah dan Pengertian Pancasila
Secara etimologis istilah Pancasila berasal dari Sansekerta dari India (bahasa
kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan Pancasila memilki dua
macam arti secara leksikal yaitu
pancaartinya lima
syila
vokal
pendek
artinya
batu
sendi,
alas,
atau
dasar
syiila vokal i pendek artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting
atau yang senonoh Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia
15
16
Tantular, istilah Pancasila mempunyai arti berbatu sendi yang lima, pelaksanaan
kesusilaan yang lima. Istilah Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
Panca berarti lima dan Sila berarti dasar atau asas.
Sesuai fakta sejarah, Pancasila tidak terlahir dengan seketika pada tahun 1945,
tetapi membutuhkan proses penemuan yang lama, dengan dilandasi oleh
perjuangan bangsa dan berasal dari gagasan dan kepribadian bangsa Indonesia
sendiri. Proses konseptualisasi yang panjang ini ditandai dengan berdirinya
organisasi pergerakan kebangkitan nasional, partai politik, dan sumpah pemuda.
Dalam usaha merumuskan dasar negara(Pancasila), muncul usulan-usulan pribadi
yang
dikemukakan
dalam
sidang
Badan
Penyelidik
Usaha
Persiapan
"Lahirnya
Pancasila".
Ir.
Sukarno
merumuskan
dasar
17
18
- Pengertian filsafat
2.6.1 Pengertian Filsafat
Secara Etimologis istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang
artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau
wisdom (Nasution, 1973). Jadi secara harfiah istilah filsafat mengandung makna
cinta kebijaksanaan. Hal ini tampaknya sesuai dengan sejarah timbulnya ilmu
pengetahuan, yang sebelumnya di bawah naungan filsafat. Jadi manusia dalam
kehidupan pasti memilih apa pandangan dalam hidup yang dianggap paling benar,
paling baik dan membawa kesejahteraan dalam kehidupaannya, dan pilihan
manusia sebagai suatu pandangan dalam hidupnya itulah yang dikatakan filsafat.
Keseluruhan arti filsafat yang meliputi beberapa masalah tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 2 mac para filsuf paam sebagai berikut,
1; Filsafat sebagai produk mencakup pengertian
a; Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis
19
Republik Indonesia
a; Dasar Filosofi
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis
oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila Pancasila merupakan
suatu kesatuan yang bulat, hierarkis, dan sistematis. Dalam pengertian inilah maka
sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem filsafat bangsa dan Negara Republik
Indonesia, mengandung bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:
1; Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat
20
konsekuensinya
jikalau
nilai-nilai
pancasila
yang
dalam
ketetapan
MPRS
No.XX/MPRS/1966,
diperkuat Tap.No.V/MPR/1973.
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPUPKI pada tanggal
1 Juni 1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara
Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang
menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang
merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai
perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi,
sosial dan budaya.
b; Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara
21
kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana
kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah
dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri negara menjadi lima sila dan
ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar filsafat Negara Republik
Indonesia. Hal ini sebagaimana ditetapkan dalam ketetapan No.XX/MPRS/1966
Sidang BPUPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai
dasar negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada
tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan
UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus
mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi
seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.
Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan
persoalan-persoalan yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan
perkembangan negara harus didasarkan atas dan berpedoman pada UUD.
Peraturan-peraturan yang bersumber pada UUD itu disebut peraturan-peraturan
organik yang menjadi pelaksanaan dari UUD.
Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan
menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara
sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut,
maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR,
Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan
lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia
22
haruslah pula sejiwa dan sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara
Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan Republik Indonesia
tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala
sumber hukum (sumber huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat,
jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum).
Di sinilah tampak titik persamaan dan tujuan antara jalan yang ditempuh oleh
masyarakat dan penyusun peraturan-peraturan oleh negara dan pemerintah
Indonesia. Adalah suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas
fundamen yang kuat, dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu
bukanlah meniru suatu model yang didatangkan dari luar negeri. Dasar negara kita
berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, Pancasila adalah
penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak
dahulu hingga sekarang.
Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya
memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima
oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat universal dan
akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara kesatuan Republik
Indonesia secara kekal dan abadi.
2. Filsafah Pancasila sebagai suatu Sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat. Sistem yang dimaksud dalam hal ini adalah satu-kesatuan bagian-bagian
23
yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu, lazimnya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Satu kesatuan bagian-bagian.
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan, saling ketergantungan.
4.
sistem).
5.
1974:122)
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan,
saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa
dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian (silasilanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang
menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran
dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan
sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan negara.
Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif,
yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang
lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem
24
filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain
misalnya: liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran filsafat yang lain.
3.Filsafat
Pancasila
sebagai
Pandangan
Hidup
bangsa
Indonesia
25
Perundang-undangan Negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila Kedua
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab secara sistematis didasarkari
dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai
ketiga sila berikutnya. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa
negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
yang beradab. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah mengandung nilai
suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada
potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan
kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia,
maupun terhadap lingkungannya.
Sila Ketiga
Nilai yang terkandung dalam Persatuan Indonesia terkandung bahwa
negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai
makhluk individu dan sosial. Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup
bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras,
kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu, perbedaan
adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemenelemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam
tetapi satu, mengikatkan diri dalam satu kesatuan yang dilukiskan dalam satu
seloka Bhinneka Tunggal Ika.
Sila Keempat
26
27
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Pendidikan Kewarganegaraan merupakani upaya dalam menghadapi
perubahan dan perkembangan yang sangat besar seperti perkembangan dalam
bidang
Globalisasi
diantaranya
perkembangan
teknologi,
informasi
dan
Kewarganegaraan diharapkan
UUD 1945 ( pembukaan UUD 1945, Pasal 27 (1), Pasal 30 (1), dan Pasal
31 (1).
28
Pelaksanaanya
berdasarkan
Kepetusan
Dikti
Depdiknas
Nomor
43/DIKTI/Kep/2006.
Diantara pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pancasila yang
merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia dan Pancasila juga dikenal
sebagai Filsasfat negara Indonesia. Ada tiga Filsafat Pancasila diantaranya :
1; Pancasila sebagai suatu Sistem
2; Pancasila sebagai nilai dasar Fundamental bagi bangsa dan Negara
Republik Indonesia
3; Pancasila sebagi pandangan Hidup bangsa Indonesia
Pancasila yang berati lima dasar yang terdiri atas :(1) Ketuhanan Yang Maha Esa,
(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,(3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan
yang dipinpim oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan,
(5) Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
29
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan,H dan Zubaidi Achmad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta.
Paradigma
Kaelan,H dan Zubaidi Achmad. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta.
Paradigma
Http://bellynyamuti.blogspot.com/2014/04/pancasila-pengertian-sejarahrumusan.html
Http:/rahmatsuharjana.blogspot.com/2012/06/pancasila.html
http://devalove.wordpress.com/2010/02/08/latar-belakangmaksud-dan-tujuanpendidikan-kewarnegaraan/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/latar-belakang-pendidikankewarganegaraan/
http://maureenlicious.wordpress.com/tag/landasan-hukum-pendidikankewarganegaraan/
.
30