Penggaraman ikan dalam larutan garam dapat menekan populasi mikroba aerob
dan non aerob yang terdapat pada permukaan kulit dan rongga insang dan perut
ikan. Dalam proses pengasapan pemberian garam mengakibatkan sel bakteri
mengalami dehidrasi sehingga kehidupan sel bakteri akan terhambat (Doe, 1986),
dan sel akan mati atau tetap hidup dalam keadaan dorman (Staub, 1982). Garam
akan menghambat terjadinya autolisis maupun pembusukan, dimana garam sifat
tekanan osmotik yang tinggi yang menyebabkan plasmolisis pada dinding sel
bakteri. Disamping itu garcm juga menghambat berubahnya protein oleh adanya
aktifitas enzim.
Soedarto dan Siswanto H P. 2008. RESPON KUALITAS BANDENG (Chanos chanos)
ASAP TERHADAP LAMA PENGERINGAN. Berkala Ilmiah Perikanan. 3(1) : 49-53.
Bahan pengawet yang sering digunakan oleh para produsen makanan adalah
sebagai
berikut :
1. Natrium Benzoat, yang biasa dikenal dengan pengawet antibasi. Natrium
benzoat sering digunakan pada produk-produk hasil olahan, seperti pada roti
kering, kick, cincau, ongol-ongol, dan jajanan pasar lainnya.
2. Asam sorbat, biasanya digunakan dalam bentuk garam sodium atau potasium.
Bahan ini efektif untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi. Asam
sorbat tidak mempengaruhi cita rasa makanan pada tingkat penggunaan 0.3%
per berat bahan pada produk makanan seperti keju, roti, sari, buah, dan acar.
Universitas Sumatera Utara
3. Asam benzoat. Bahan ini sering digunakan sebagai pengawet bahan makanan
olahan, seperti sari buah dan minuman ringan. Garam sodium dari asam
benzoat lebih sering digunakan karena bersifat mudah larut dalam air, dari
pada bentuk asamnya. Asam benzoat lebih potensial terhadap ragi dan bakteri,
dan paling efektif untuk menghambat pertumbuhan kapang. Penggunaan asam
benzoat sering dikombinasikan dengan asam sorbat, dan ditambahkan dalam
jumlah sekitar 0.05-0.1% per berat badan (Saparianto, 2006).