Disusun Oleh :
Hesti Pri Haryani
(G1F012034)
(G1F012036)
Nurul Hakiki
(G1F012038)
Panggih Saputro
(G1F012040)
Boma R. Danu
(G1F012042)
Ginanjar Wahyu R.
(G1F012044)
A. Kasus
Bapak AD, 45 tahun, datang ke balai kesehatan paru untuk kontrol TB. Pasien
telah menjalani pengobatan TB selama 3 bulan, namun BTA masih positif, dan
sekarang pasien sering merasa kesemutan. Resep yang didapat Bapak AD :
B. DATABASE PASIEN
Nama
: Bp. AD
Usia
: 45 th
: 65
TB
:-
Alamat
No. Telp
:-
Alergi
:-
Pekerjaan
: Petani
Riwayat Obat : Rifampisin 450 mg, INH 300 mg, Pirazinamid 500 mg, Ethambutol
250 mg, Vit. B6 dan Asam folat.
C. SUBJECTIVE
Keluhan
D. OBJECTIVE
Tidak ada data laboratorium pasien
E. ASSESSMENT
1. DFP
No.
DATA PASIEN
Nama: Tn. AP
Rekam Pengobatan
Alamat: Karangwangkal Umur: 45 thBB: 65 kgTB : -
No. Telp: -
Riwayat
Pendidikan: -
Sosial/Kebiasaan
Riwayat
sebelumnya/diagnosa
dokter
sekarang
Rifampisin (R) 450 mg, INH (H) 300 mg, Pirazinamid (Z) 500 mg,
Etambutol (E) 250 mg, Vitamin B6, Asam folat / TB
Kesemutan, batuk berdarah, demam
dirasakan
Hasil Lab (hati, ginjal, Hb, dll)
DATA PENGOBATAN
PENGOBATAN SEBELUMNYA
Nama
Dosis
Frekuensi
(mg)
Obat/Rute
Pemberian
1. R peroral
2. H peroral
3. Z peroral
4. E peroral
450
300
500
250
10
Aktifitasfisik: -
sebelumnya
Gejala
yang
Alergi: -
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
Durasi
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
5. Vit. B6
PENGOBATAN SEKARANG
Nama
Dosis
Frekuensi
(mg)
Obat/Rute
Pemberian
1. R peroral
2. H peroral
3. Z peroral
4. E peroral
5. Vit. B6
6. As. Folat
Respon
Respon terapi:
Terapi:
Identifikasi Problem terkait Obat (Pilihan yang sesuai)
450
300
500
250
10
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
Durasi
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
Catatan:
Pasien sudah menerima obat selama 3 bulan, tetapi obat masih tersisa 1/3 nya. Pasien tidak teratur
meminum obat karena kesibukannya sebagai petani yang harus seharian berada di ladang sehingga lupa dan
tidak sempat meminum obat. selain itu pasien juga belum memahami tentang penyakitnya sehingga tidak
tahu urgensi pengobatan TB.
Identifikasi Kebutuhan Pasien
Obat yang lebih aman
Obat yang lebih efektif
Obat yang lebih mudah diminum/digunakan
Obat lebih sesuai dengan keluhan
(harapan pasien) : batuk, demam, kesemutan sembuh. Pasien dapat beraktivitas normal
Target Terapi Spesifik yang ingin dicapai
Pasien patuh meminum obat
Rencana Monitoring
(Apa yang dimonitoring & kapan)
Kepatuhan meminum obat; Home Care oleh
TB sembuh (BTA -)
dokter
Dilakukan Monitoring status klinik
Frekuensi
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
Durasi
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
Ket.
Setiap
obat
dimasukkan
ke
dalam
wadah
untuk
tiap
6. As. Folat
kali
minum.
Jumlah
wadah/ plastik
obat 30 buah.
Signature:
F. PLAN
1. TERAPI FARMAKOLOGI
Menurut BINFAR (2005), bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita
baru BTA masih positif maka diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari selama 1
bulan. Pasien diberikan paket terapi OAT untuk penggunaan 1 bulan dengan rincian
sebagai berikut:
a. Rifampisin 450 mg diberikan 1x sehari
b. INH 300 mg diberikan 1x sehari
c. Pirazinamid 500 mg diberikan 1x sehari
d. Etambutol 250 mg diberikan 1x sehari
e. Vitamin B6 diberikan 1x sehari
f. Asam Folat diberikan 1x sehari
Salah satu efek samping yang sering muncul pada penggunaan INH adalah
neuropati perifer. Efek ini dapat dikurangi dengan pemberian piridoksin (vitamin B6
dengan dosis 5 - 10 mg per hari (BINFAR, 2005).
2. TERAPI NON-FARMAKOLOGI
a. Istirahat yang cukup
b. Menjaga kebersihan lingkungan
c. Pencahayaan yang cukup
d. Memakai masker ketika beraktifitas
e. Cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air
f. Perbanyak minum air putih
G. PEMBAHASAN
1. Penggalian Informasi
Konseling dilakukan antara apoteker dan Bapak AD. Bapak AD datang ke
apotek untuk menebus resep yang diberikan oleh dokter. Pasien datang dengan
keluhan batuk berdarah, kaki kesemutan dan demam. Pasien sedang menderita TBC
dan sudah menjalani terapi selama 3 bulan. Pada saat itu, apoteker memberikan
beberapa pertanyaan untuk mendapatkan informasi mengenai penyakit dan kondisi
pasien.
2. Penggalian Informasi yang Ditanyakan kepada Pasien
1) Nama pasien, alamat, berat badan dan umur pasien?
2) Pekerjaan bapak sehari hari apa?
3) Sudah diberikan informasi apa saja terkait penyakit bapak?
4) Sudah diberikan informasi apa saja oleh dokter terkait resep tersebut?
5) Apakah bapak punya riwayat penyakit TB?
6) Selain penyakit TB, apakah bapak punya riwayat penyakit lain?
7) Sudah dilakukan pemeriksaan kembali terkait penyakit TB bapak (Sputum Tes)?
8) Sejak kapan bapak merasakan gejala kesemutan?
9) Bapak selama pengobatan timbul gejala batuk atau tidak?
10) Selain itu apalagi yang bapak keluhkan selama mendapat pengobatan TB 3 bulan
awal ini?
11) Selama pengobatan 3 bulan ini bapak mempunyai kendala apa terkait dengan
pengobatan TB? Apakah bapak tepat waktu dalam mengkonsumsi obat TB
tersebut?
12) Bapak mempunyai riwayat alergi obat sebelumnya atau tidak? Kalau iya, apa
saja?
13) Apakah bapak tinggal bersama keluarga dirumah?
14) Apakah bulan kemarin ada obat yang tersisa?, jika ada berapa jumlah obat yang
tersisa?
15) Apa yang membuat bapak tidak patuh untuk minum obat?
DAFTAR PUSTAKA
BINFAR, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Tuberkulosis, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas Dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta hal 31;72.
Lampiran
PERTANYAAN
1. Kenapa apoteker melakukan Home care? Padahal keluarga juga beberapa hari sekali
mengunjungi rumah pasien? Apa perbedaannya dilakukan kunjungan oleh apoteker
dan keluarga pasien? (Olivia cyntiya devi)
Jawab : Setelah dilakukan penilaian oleh apoteker, pasien mengalami permasalahan
pada kepatuhan minum obat, apoteker kemudian memberikan solusi yaitu dengan
menunjuk PMO (Pengawas Minum Obat) dari keluarga pasien, akan tetapi ternyata
pasien hidup sendirian kadang-kadang dikunjungi keluarganya berapa hari sekali tidak
menentu. Oleh karena itu apoteker memberikan solusi alternatif dengan memberikan
home visit kerumah pasien 3 hari sekali. Hal ini dilakukan karena keluarga pasien
yang tidak tentu datang kerumah pasien. Perbedaan apabila dilakukan home visit oleh
apoteker adalah apoteker sebagai tenaga kesehatan lebih mengerti tentang pengobatan
yang dijalani pasien dibandingkan dengan keluarga pasien. Dalam kunjungan
kerumah pasien, apoteker dapat memberikan informasi tentang pengobatan yang
dijalani pasien, monitoring efek samping obat dll.
2. Apakah Vitamin B6 sudah cukup untuk mengobati efek samping kesemutan yang
dirasakan oleh pasien? (Novianti Dian Lestari)
Jawab : Sudah cukup, menurut BINFAR (2005) Efek samping penggunaan INH
adalah neuropati perifer. Efek ini dapat dikurangi dengan pemberian piridoksin
(vitamin B6) dengan dosis 5 - 10 mg per hari.