Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM LAYANAN KEFARMASIAN


KASUS 4 TUBERKULOSIS

Disusun Oleh :
Hesti Pri Haryani

(G1F012034)

Deva Elfa Afila

(G1F012036)

Nurul Hakiki

(G1F012038)

Panggih Saputro

(G1F012040)

Boma R. Danu

(G1F012042)

Ginanjar Wahyu R.

(G1F012044)

Dosen : Vitis Vini Fera Ratna Utami, M.Sc., Apt

KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2015

A. Kasus
Bapak AD, 45 tahun, datang ke balai kesehatan paru untuk kontrol TB. Pasien
telah menjalani pengobatan TB selama 3 bulan, namun BTA masih positif, dan
sekarang pasien sering merasa kesemutan. Resep yang didapat Bapak AD :

dr. XXXX, Sp.PD


Rumah :Praktek :
Jl. Panjang No.30000
Jl. Singkat No.101
Purwokerto Telp.0281-321987Purwokerto Telp.0281-321654

Purwokerto, 5 Oktober 2015


R/ Rifampisin 450 mgNo. XXX
S 1 dd 1
R/ INH 300 mgNo. XXX
S 1 dd 1
R/PZA 500 mgNo. XC
S 1 dd 3
R/Ethambutol 250 mgNo. XC
S 1 dd 3
R/Vitamin B6No. XXX
S 1 dd 1
R/Asam folat No. XXX
S 1 dd 1

Pro : Bapak AD (45 thn)

B. DATABASE PASIEN
Nama

: Bp. AD

Usia

: 45 th

Jenis Kelamin : Laki-laki


BB

: 65

TB

:-

Alamat

: jl.Karangwangkal No 11, Rt 03 RW 01 Purwokerto

No. Telp

:-

Alergi

:-

Pekerjaan

: Petani

Riwayat Obat : Rifampisin 450 mg, INH 300 mg, Pirazinamid 500 mg, Ethambutol
250 mg, Vit. B6 dan Asam folat.
C. SUBJECTIVE
Keluhan

: Bp. AD datang ke apotek dengan keluhan kaki kesemutan, batuk


berdarah dan demam.

D. OBJECTIVE
Tidak ada data laboratorium pasien
E. ASSESSMENT
1. DFP
No.
DATA PASIEN
Nama: Tn. AP

Rekam Pengobatan
Alamat: Karangwangkal Umur: 45 thBB: 65 kgTB : -

No. Telp: -

Jenis Kelamin: laki-laki

Riwayat

Pendidikan: -

Sosial/Kebiasaan
Riwayat

sebelumnya/diagnosa

dokter
sekarang

Rifampisin (R) 450 mg, INH (H) 300 mg, Pirazinamid (Z) 500 mg,
Etambutol (E) 250 mg, Vitamin B6, Asam folat / TB
Kesemutan, batuk berdarah, demam

dirasakan
Hasil Lab (hati, ginjal, Hb, dll)
DATA PENGOBATAN
PENGOBATAN SEBELUMNYA
Nama
Dosis
Frekuensi
(mg)
Obat/Rute
Pemberian
1. R peroral
2. H peroral
3. Z peroral
4. E peroral

450
300
500
250
10

Aktifitasfisik: -

Lain-lain : Tn. AP adalah seorang petani


Pengobatan

sebelumnya
Gejala
yang

Alergi: -

1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari

Durasi

1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan

5. Vit. B6

PENGOBATAN SEKARANG
Nama
Dosis
Frekuensi
(mg)
Obat/Rute
Pemberian
1. R peroral
2. H peroral
3. Z peroral
4. E peroral
5. Vit. B6

6. As. Folat
Respon

Pasien masih mengalami gejala TB

Respon terapi:

Terapi:
Identifikasi Problem terkait Obat (Pilihan yang sesuai)

450
300
500
250
10

1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari

Durasi

1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan

Indikasi yang tidak diterapi


Dosis berlebih
Adverse Drug Reactions

Obat tidak sesuai


Sub-therapeutic dosage
Interaksi obat
obat tanpa indikasi
Kurang memahami terapi
Tidak patuh

Catatan:
Pasien sudah menerima obat selama 3 bulan, tetapi obat masih tersisa 1/3 nya. Pasien tidak teratur
meminum obat karena kesibukannya sebagai petani yang harus seharian berada di ladang sehingga lupa dan
tidak sempat meminum obat. selain itu pasien juga belum memahami tentang penyakitnya sehingga tidak
tahu urgensi pengobatan TB.
Identifikasi Kebutuhan Pasien
Obat yang lebih aman
Obat yang lebih efektif
Obat yang lebih mudah diminum/digunakan
Obat lebih sesuai dengan keluhan
(harapan pasien) : batuk, demam, kesemutan sembuh. Pasien dapat beraktivitas normal
Target Terapi Spesifik yang ingin dicapai
Pasien patuh meminum obat

Rencana Monitoring
(Apa yang dimonitoring & kapan)
Kepatuhan meminum obat; Home Care oleh

TB sembuh (BTA -)

apoteker 3 hari sekali.


Dilakukan tes lab (sputum); koordinasi dengan

Tidak timbul gejala


Regimen Terapi yang akan Dilakukan
Nama Obat/Rute Pemberian
Dosis
1. R peroral
450
300
2. H peroral
500
3. Z peroral
250
10
4. E peroral
4
5. Vit. B6

dokter
Dilakukan Monitoring status klinik
Frekuensi
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari
1x sehari

Durasi
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan

Ket.
Setiap

obat

dimasukkan
ke

dalam

wadah

untuk

tiap

6. As. Folat

kali

minum.
Jumlah
wadah/ plastik
obat 30 buah.

Catatan Hasil Monitoring terapi


Tanggal Monitoring
(Respon, Outcome, ADR)
Apoteker :

Signature:

F. PLAN
1. TERAPI FARMAKOLOGI
Menurut BINFAR (2005), bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita
baru BTA masih positif maka diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari selama 1

bulan. Pasien diberikan paket terapi OAT untuk penggunaan 1 bulan dengan rincian
sebagai berikut:
a. Rifampisin 450 mg diberikan 1x sehari
b. INH 300 mg diberikan 1x sehari
c. Pirazinamid 500 mg diberikan 1x sehari
d. Etambutol 250 mg diberikan 1x sehari
e. Vitamin B6 diberikan 1x sehari
f. Asam Folat diberikan 1x sehari
Salah satu efek samping yang sering muncul pada penggunaan INH adalah
neuropati perifer. Efek ini dapat dikurangi dengan pemberian piridoksin (vitamin B6
dengan dosis 5 - 10 mg per hari (BINFAR, 2005).
2. TERAPI NON-FARMAKOLOGI
a. Istirahat yang cukup
b. Menjaga kebersihan lingkungan
c. Pencahayaan yang cukup
d. Memakai masker ketika beraktifitas
e. Cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air
f. Perbanyak minum air putih
G. PEMBAHASAN
1. Penggalian Informasi
Konseling dilakukan antara apoteker dan Bapak AD. Bapak AD datang ke
apotek untuk menebus resep yang diberikan oleh dokter. Pasien datang dengan
keluhan batuk berdarah, kaki kesemutan dan demam. Pasien sedang menderita TBC
dan sudah menjalani terapi selama 3 bulan. Pada saat itu, apoteker memberikan
beberapa pertanyaan untuk mendapatkan informasi mengenai penyakit dan kondisi
pasien.
2. Penggalian Informasi yang Ditanyakan kepada Pasien
1) Nama pasien, alamat, berat badan dan umur pasien?
2) Pekerjaan bapak sehari hari apa?
3) Sudah diberikan informasi apa saja terkait penyakit bapak?
4) Sudah diberikan informasi apa saja oleh dokter terkait resep tersebut?
5) Apakah bapak punya riwayat penyakit TB?
6) Selain penyakit TB, apakah bapak punya riwayat penyakit lain?
7) Sudah dilakukan pemeriksaan kembali terkait penyakit TB bapak (Sputum Tes)?
8) Sejak kapan bapak merasakan gejala kesemutan?
9) Bapak selama pengobatan timbul gejala batuk atau tidak?
10) Selain itu apalagi yang bapak keluhkan selama mendapat pengobatan TB 3 bulan
awal ini?
11) Selama pengobatan 3 bulan ini bapak mempunyai kendala apa terkait dengan
pengobatan TB? Apakah bapak tepat waktu dalam mengkonsumsi obat TB
tersebut?

12) Bapak mempunyai riwayat alergi obat sebelumnya atau tidak? Kalau iya, apa
saja?
13) Apakah bapak tinggal bersama keluarga dirumah?
14) Apakah bulan kemarin ada obat yang tersisa?, jika ada berapa jumlah obat yang
tersisa?
15) Apa yang membuat bapak tidak patuh untuk minum obat?

3. Informasi yang didapatkan dari pertanyaan yang diajukan kepada pasien


Pasien bernama Bp. Ad umur 45 th dengan berat badan 65 kg. Pekerjaan
sehari-hari BP. AD adalah petani. Pasien belum memahami penyakit yang dideritanya,
selain itu pasien juga tidak diberitahu secara jelas oleh dokter tentang penyakit yang
dideritanya. Bp. AD juga belum mendapatkan informasi terkait penggunaan obat
yang ada diresep. Pasien sudah menjalani pengobatan TBC selama 3 bulan dan tidak
memiliki riwayat penyakit yang lain. Pasien sudah melakukan tes sputum dengan
hasil BTA (+). Selama pengobatan, pasien mengalami kesemutan dan gejala batuk.
Keluhan-keluhan lain yang dirasakan oleh Bp. AD yaitu batuk berdahak dan demam,
pasien mengeluh tentang jumlah obat yang terlalu banyak dan pengobatannya yang
lama. Hal tersebut menyebabkan pasien menjadi tidak patuh untuk minum obat.
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat. Bp. AD tinggal sendiri di
rumahnya, tetapi terkadang menantunya datang untuk menjenguknya. Hal ini juga
yang menyebabkan Bp. AD tidak patuh dalam minum obat karena tidak ada yang
mengingatkannya untuk meminum obat. Ketidak patuhan Bp. AD dalam minum obat
menyebabkan obat yang seharusnya tidak bersisa menjadi masih bersisa 1/3 dari total
obat yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
BINFAR, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Tuberkulosis, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas Dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta hal 31;72.

Lampiran
PERTANYAAN
1. Kenapa apoteker melakukan Home care? Padahal keluarga juga beberapa hari sekali
mengunjungi rumah pasien? Apa perbedaannya dilakukan kunjungan oleh apoteker
dan keluarga pasien? (Olivia cyntiya devi)
Jawab : Setelah dilakukan penilaian oleh apoteker, pasien mengalami permasalahan
pada kepatuhan minum obat, apoteker kemudian memberikan solusi yaitu dengan
menunjuk PMO (Pengawas Minum Obat) dari keluarga pasien, akan tetapi ternyata
pasien hidup sendirian kadang-kadang dikunjungi keluarganya berapa hari sekali tidak
menentu. Oleh karena itu apoteker memberikan solusi alternatif dengan memberikan
home visit kerumah pasien 3 hari sekali. Hal ini dilakukan karena keluarga pasien
yang tidak tentu datang kerumah pasien. Perbedaan apabila dilakukan home visit oleh
apoteker adalah apoteker sebagai tenaga kesehatan lebih mengerti tentang pengobatan
yang dijalani pasien dibandingkan dengan keluarga pasien. Dalam kunjungan
kerumah pasien, apoteker dapat memberikan informasi tentang pengobatan yang
dijalani pasien, monitoring efek samping obat dll.
2. Apakah Vitamin B6 sudah cukup untuk mengobati efek samping kesemutan yang
dirasakan oleh pasien? (Novianti Dian Lestari)
Jawab : Sudah cukup, menurut BINFAR (2005) Efek samping penggunaan INH
adalah neuropati perifer. Efek ini dapat dikurangi dengan pemberian piridoksin
(vitamin B6) dengan dosis 5 - 10 mg per hari.

Anda mungkin juga menyukai