Anda di halaman 1dari 1

Patofisiologi.

Bipolar disorder merupakan salah satu penyakit gangguan perasaan atau mood
dimana terdapat beberapa periode terjadinya. Periode bipolar yaitu periode mania
(kesenangan berlebih) dan hipomania (kesedihan berlebih), mayor depresi, dan dysphoric
mania (campuran antara mania dan hipomania). Kebanyakan pasien mengalami beberapa
episode rata-rata dari 0,4-0,7 episode per tahun, dengan masing-masing berlangsung 3-6
bulan (Philip B. Mitchell, 2003).
Patofisiologi penyakit ini belum secara pasti diketahui. Banyak teori yang
memaparkan patofisiologi bipolar seperti teori Neurotransmitter/neuroendokrin, Monoamine,
ketidakseimbangan neurotransmitters, ketidakseimbangan sistem second messenger,
Membran dan kation, kegagalan regulasi hypothalamic-pituitary-thyroid axis, dll. Teori
neurotransmitter menjelaskan adanya stressor psikososial menyebabkan reaksi spontan
sekunder berlebihan pada neurotransmiter pada jaringan otak dan ketidakseimbangan kanal
ion kalsium, kalium, dan natrium untuk homeostatis jadi terganggu.(dipiro, 2007)
Periode mania disebabkan oleh penurunan kadar serotonin, meningkatnya kadar dan
aktivitas norefineprin dopamin, hiperaktivitas glutamat dan aspartat, serta menurunnya
aktivitas asetilkolin. Sedangkan periode depresi terjadi penurunan kadar serotonin dalam
memodulasi aktivitas otak, kadar dak aktivitas norefineprin dopamin menurun, meningkatnya
aktivitas asetilkolin (dipiro, 2007).

Etiologi

Etiologi bipolar secara pasti belum diketahui. Bipolar adalah gangguan genetik
komplek dan dipengaruhi lingkungan. Penyebab bipolar dapat berupa faktor genetik,
keturunan, kembar identik, adanya stressor lingkungan, kekurangan gizi, reaksi imunologi,
kurang istirahat sehingga dapat menyebabkan kegagalan regulasi neurotransmiter,
neouropeptida, kation, dan jalur tranduksi sinyal ke dalam sel (dipiro, 2007).

Anda mungkin juga menyukai