Anda di halaman 1dari 15

SINDROMA

NEFROTIK
dr. Wachid Putranto, Sp.PD-KGH, FINASIM
Definisi
Sindrom nefrotik merupakan salah satu gambaran klinik
penyakit glomerular yang ditandai dengan:
• Proteinuria masif >3,5 gram/24 jam
• Hypoalbuminemia <3,5 g/L
• Edema
• Hiperkolesterolemia
• Lipiduria

Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam 5th ed. Jakarta: Pusat Informasi dan
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2009:2009-15
Etiologi
Primer:
Minimal­-change nephropathy, focal
glomerulosclerosis, membranous
nephropathy, hereditary nephropathies

Sekunder:
• DM
• Imun: SLE, vasculitis antibody,
Berger disease, atau toksisitas
(NSAID, gold salts)
• Infeksi: HIV, Hepatitis B, Hepatitis
C, Cytomegalovirus, Toxoplasmosis,
Kodner C. (2016). Diagnosis and Management of Nephrotic Syndrome in Adults. parvovirus B1, amyloidosis dan
American Family Physician, 93(6): 479-85.
Tapia C, Bashir K. (2020). Nephrotic Syndrome.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/#_NBK470444_pubdet_ [Diakses 21
paraproteinemia, pre eklamsi
Januari 20221].
Epidemiologi
• Insidensi NS terjadi pada 3 dari
100.000 pasien dewasa per tahun
• 80% - 90% kasus NS adalah idiopatik
• Kulit putih  nefropati membranosa
• Kulit hitam  glomerulosklerosis fokal
segmental
• 2-7 kasus dari 100.000 anak usia
kurang 18 tahun
• Insidensi NS yang berat terjadi pada
populasi African-American dan
Hispanic

Kodner C. (2016). Diagnosis and Management of Nephrotic Syndrome in Adults. American Family Physician, 93(6): 479-85.
Tapia C, Bashir K. (2020). Nephrotic Syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/#_NBK470444_pubdet_ [Diakses 21 Januari 20221].
Faktor Risiko
• Pasien dengan kondisi sistemik: DM tipe 2 dan SLE (paling sering)
• Idiopatik
• Kondisi keganasan: karsinoma, leukemia, limfoma, melanoma,
multiple myeloma
• Penggunaan obat: heroin, IFN α, lithium, NSAID, pamidronate
• Pasien dengan infeksi: endocarditis, leprosy, sifilis, filariasis,
malaria, helminthiasis, schistosomiasis. EBV, Hep B dan C, herpes
zoster, HIV
• Alergi: antitoksin, sengatan serangga dan gigitan ular, keracunan
• Sindrom genetik: glomerulonephritis fokal segmental familial,
nefritis herediter
• Lain-lain: hipertensi amlignansi, preeklamsia, sarcoidosis

Kodner C. (2016). Diagnosis and Management of Nephrotic Syndrome in Adults. American Family Physician, 93(6): 479-85.
Patofisiologi

Vallepu, N., Velpula, S., Dasari, B. K., Thimmaraju, M. K., Gummadi, S. B., Yelugam, N., & Jannu, S. (2019). Causes and Pathophysiology of Nephrotic Syndrome in Childhood. In  Renal
Diseases. IntechOpen.

Jameson, J. L. (2018). Harrison's principles of internal medicine. McGraw-Hill Education,.


Diagnosis
Anamnesis
• Edema ekstremitas bawah pada sore hari • Riwayat diabetes
• Edema bisa meluas pada abdomen bawah, • Riwayat hipertensi
genitalia • Riwayat penyakit lain: lupus, vaskulitis dan
• Urin berbusa infeksi viral (hepatitis B,C, dan HIV)
• Hilang nafsu makan • Riwayat keluarga: Alport’s syndrome yang
• Kelelahan berkaitan dengan kehilangan pendengaran,
• Peningkatan berat badan glomerulonefritis familial focal segmental
yang tidak umum, atau penyakit IgA
• Perubahan warna, volume dan/atau bau pada
urin • Riwayat konsumsi obat: AINS, interferon,
Penicilamine, Merkuri, Pamodronate, Heroin.
• Sesak napas terutama saat beraktifitas
Siklosporine, Tacrolimus, Mitomycin C,
(dyspneu on exertion)
Kontrasepsi oral
• Sakit kepala (biasanya akibat dari hipertensi)

Khanna R. 2011. Clinical Presentation & Manangement of Glomerular Diseases: Hematuria, Nephritic & Nephrotic Syndrome. Mo Med; 108(1); 33-36.
Kodner C. 2016. Diagnosis and Management of Nephrotic Syndrome in Adults. Am Fam Physician; 93(6): 479-485.
Diagnosis
Pemeriksaan
Fisik • Edema di ekstremitas bawah
• Edema di ekstremitas atas dan wajah (lebih
jarang)
• Anasarca generalisata
• Kuku putih
• Xanthelasmas (menunjukkan sindrom
nefrotik)
• Tekanan darah tinggi
• Arthritis (pada beberapa)
• Hematuria
• Urin berbusa/berbuih

Khanna R. 2011. Clinical Presentation & Manangement of Glomerular Diseases: Hematuria, Nephritic & Nephrotic Syndrome. Mo Med; 108(1); 33-36.
Kodner C. 2016. Diagnosis and Management of Nephrotic Syndrome in Adults. Am Fam Physician; 93(6): 479-485.
Kodner, C. (2016). Diagnosis and management of nephrotic syndrome in adults. American family physician, 93(6), 479-485.
Pemeriksaan Penunjang
Darah
Lengkap Urin
• LED meningkat
• Ureum kreatinin
02 Kuantitatif 24 04
normal kecuali ada jam
penurunan fungsi Urinalisis • Proteinuria masif >3.5 Pemeriksaan
ginjal g/24 jam atau RAKU
• Hipoalbuminemia
• Proteinuria masif
>3500 mg albumin/g Imunologi
• Hematuria
(<3.5 g/dl( kreatinin • ANA
• Silinder (granular, oval
fat bodies) • Anti-dsDNA
• Komplemen C3, C4,
01 03 GD
• HbsAg
• antiHCV untuk suspek
sindrom nefrotik
sekunder

Liwang, Ferry et al. 2020. Kapita Selekta Kedokteran Edisi V. Jakarta: Media Aesculapius
Terapi

Terapi Utama Terapi


• Imunosupresif dengan • Suportif
Tirah baring
kortikosteroid • Diet rendah garam dan
• Prednison dosis awal
membatasi cairan
2g/kgBB/hari (maksimal 80 • Diuretik
mg/hari) terbagi 3 dosis • Antihipertensi/antiproteinuria
diberikan selama 4 minggu
(ACE inhibitor/ARB)
untuk menginduksi remisi • Koreksi albumin (20-25%
• Terapi lanjutan: albumin dosis 1 g/kgBB atau 0.5
imunosupresan oleh dokter
kg/BB
spesialis sesuai respon klinis

Liwang, Ferry et al. 2020. Kapita Selekta Kedokteran Edisi V. Jakarta: Media Aesculapius
Diet Rendah Garam
Mengingat kemungkinan peran patofisiologis SN adalah
terjadinya retensi natrium, beberapa ahli
merekomendasikan bahwa pengobatan rutin pasien
dengan SN meliputi pembatasan asupan natrium kurang
dari 3 g per hari dan membatasi cairan hingga kurang dari
1.500 mL per hari.

Kodner C. Diagnosis and management of nephrotic syndrome in adults. Am Fam Physician. 2016 Mar; 93(6):479-85
KDIGO. KDIGO clinical practice guideline for glomerulonephritis . Kidney international supplements. 2012; 2(2). 156-62
Diuretik
• Digunakan untuk mengatasi edema
• Dosis awal diuretic  furosemide 40 mg oral 2x/hari
atau bumetanide 1 mg 2x/hari
• Batas atas furosemide 240 mg/dosis atau 600 mg/hari
(belum ada bukti/alasan jelas untuk batas ini)

Kodner C. Diagnosis and management of nephrotic syndrome in adults. Am Fam Physician. 2016 Mar; 93(6):479-85
KDIGO. KDIGO clinical practice guideline for glomerulonephritis . Kidney international supplements. 2012; 2(2). 156-62
Prognosis
• Prognosis sangat baik dengan sebagian besar pasien mengalami
remisi setelah pengobatan kortikosteroid pada pasien dengan
perubahan patologi minimal,
• 85 hingga 90% pasien responsif terhadap steroid dan dapat
kambuh sehingga berisiko mengalami toksisitas steroid, infeksi
sistemik, dan komplikasi lainnya.
• Prognosis buruk untuk pasien dengan glomerulosklerosis fokal-
segmental. Umumnya akan berkembang menjadi penyakit ginjal
stadium akhir yang membutuhkan dialisis dan transplantasi ginjal.

Tapia C, Bashir K. Nephrotic Syndrome. [Updated 2020 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/
Daftar Pustaka
Jameson, J. L. (2018). Harrison's principles of internal medicine. McGraw-Hill Education,.
KDIGO. KDIGO clinical practice guideline for glomerulonephritis. Kidney international supplements. 2012;
2(2). 156-62
Khanna R. 2011. Clinical Presentation & Manangement of Glomerular Diseases: Hematuria, Nephritic &
Nephrotic Syndrome. Mo Med; 108(1); 33-36.
Kodner C. 2016. Diagnosis and Management of Nephrotic Syndrome in Adults. Am Fam Physician; 93(6): 479-
485.
Liwang, Ferry et al. 2020. Kapita Selekta Kedokteran Edisi V. Jakarta: Media Aesculapius
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam 5 th ed.
Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2009:2009-15
Tapia C, Bashir K. Nephrotic Syndrome. [Updated 2020 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/
Vallepu, N., Velpula, S., Dasari, B. K., Thimmaraju, M. K., Gummadi, S. B., Yelugam, N., & Jannu, S. (2019).
Causes and Pathophysiology of Nephrotic Syndrome in Childhood. In Renal Diseases. IntechOpen.

Anda mungkin juga menyukai