Anda di halaman 1dari 11

Penatalaksanaan Hidrokel dengan Hidrokeletomi

Alldila Hendy PS*, Gampo Alam**


*) Departemen Ilmu Bedah FKUI-RSCM
**) Departemen Urologi FKUI-RSCM
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di rongga antara
lapisan parietal dan viseral tunika vaginalis (cavum vaginalis). Dalam keadaan
normal, terdapat produksi cairan di cavum vaginalis yang diimbangi oleh
reabsorbsi sistem limfatik sekitarnya. Kelainan ini ditemukan pada 80-90% bayi
laki-laki, 90 -95% di antaranya akan menghilang spontan sebelum usia 2 tahun.
Hanya sekitar 6% kasus hidrokel memiliki gejala klinis. Hidrokel juga ditemukan
pada satu dari seratus laki-laki dewasa, biasanya terjadi setelah dekade kedua
kehidupan.
Patofisiologi terjadinya kelainan ini adalah belum sempurnanya penutupan
prosesus vaginalis, sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke cavum vaginalis,
disertai dengan proses reabsorbsi oleh sistem limfatik di daerah tersebut yang
kurang adekuat. Apabila terdapat hubungan antara hidrokel dengan rongga
abdomen maka disebut hidrokel komunikans, terutama ditemukan pada anak-anak.
Penyebab lain hidrokel adalah kelainan yang didapat pada testis atau
epididimis sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi cairan yang berlebihan
pada cavum vaginalis. Pada keadaan ini, tidak terdapat adanya hubungan hidrokel
dengan rongga abdomen, disebut juga dengan hidrokel nonkomunikans. Etiologi
hidrokel jenis ini antara lain: tumor, infeksi, atau trauma pada
testis/epididimis, dan merupakan penyebab hidrokel pada penderita dewasa.
Hidrokel yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada bagian prosesus vaginalis
yang tidak mengalami obliterasi, tanpa adanya hubungan dengan rongga abdomen
dan tunika vaginalis testis disebut hidrokel funikulus, namun kelainan ini jarang
ditemukan.

Gambar 1. Klasifikasi hidrokel


Panduan Penatalaksanaan Hidrokel
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 12-24 bulan
dengan harapan prosesus vaginalis dapat menutup, dan hidrokel akan sembuh
dengan sendirinya. Jika hidrokel masih ada atau bertambah besar, disebut juga
dengan hidrokel persisten, maka perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Prinsip utama penatalaksanaan hidrokel adalah dengan mengatasi penyebab
yang mendasarinya. Terdapat beberapa indikasi dilakukannya intervensi: ukuran
hidrokel yang semakin membesar dan dapat menekan pembuluh darah, adanya
tanda-tanda infeksi, adanya keluhan tidak nyaman/nyeri dan juga indikasi
kosmetik. Berbagai macam tindakan intervensi digunakan untuk mengobati
penyakit hidrokel, baik invasif maupun minimal invasif.
Salah satu metode minimal invasif pada terapi hidrokel yaitu metode
aspirasi-skleroterapi. Pada metode ini, dilakukan aspirasi cairan hidrokel dan
disuntikkan zat sklerotik (tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) agar
mukosa menjadi kering dan terjadi perlengketan. Metode ini mudah dan aman
dilakukan, namun efektivitas dan kepuasan pasien terhadap terapi lebih rendah
dibandingkan tindakan pembedahan.
Hidrokelektomi merupakan tindakan baku emas pada hidrokel.
Hidrokelektomi dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti yang akan
dijelaskan pada artikel ini.

Gambar 2. Pilihan penatalaksanaan hidrokel

Hidrokelektomi Pada Dewasa


Pendekatan pembedahan melalui skrotum
Pada tindakan pembedahan dengan pendekatan skrotum, insisi dapat dilakukan di
samping mediana raphe secara vertikal (pararaphe) atau insisi transversal. Teknik
hidrokeletomi memiliki berbagai macam variasi dan nama, secara garis besar
hidrokeletomi dibagi menjadi dua teknik yaitu dengan teknik eksisi dan teknik
dengan plikasi. Teknik-teknik hidrokelektomi tersebut yang populer dilakukan
adalah teknik Jaboulay (eksisi) dan teknik plikasi Lord.
Pada teknik Jaboulay, dilakukan eksisi pada kantong hidrokel secara tipis
dengan meninggalkan sisa lapisan kantong yang cukup banyak sehingga dapat
dijahit bersamaan setelah dlakukan eversi kantong kebelakang testis dan funikulus
spermatikus. Teknik ini sangat berguna untuk kantong hidrokel yang lebar, berat
dan tipis.
Teknik plikasi Lord dapat digunakan pada dinding hidrokel yang tipis
namun tidak dianjurkan untuk digunakan pada kantong yang lebar, panjang dan
tebal karena teknik ini akan meninggalkan ikatan-ikatan lipatan dari jaringan yang
diplikasi pada skrotum. Prinsip teknik Lord dilakukan dengan membuka kantong
hidrokel, mengeluarkan testis dari kantong, menjahit tepi kantong hidrokel dan

dengan menggunakan jahitan interrupted, secara radial dijahit untuk plikasi


kantong.

Gambar 3. Pendekatan skrotal:


A. teknik Jaboulay, B. teknik plikasi Lord
Langkah-langkah pendekatan pembedahan melalui skrotum:
-

1.

Insisi dilakukan di paramediana raphe, sepanjang 6-10 cm pada permukaan anterior skrotum diatas

bagian dari hidrokel.


-

Insisi lapis demi lapis dari kulit, lapisan otot dartos, fasia cremaster hingga tampak lapisan parietal dari

2.

tunica vaginalis dimana lapisan ini adalah dinding luar dari kantong hernia.
-

3.

Insisi dinding luar hidrokel, cairan hidrokel dievakuasi dengan menggunakan suction
Kantong hidrokel dipisahkan dari skrotum, setelah lalu dibuka secara utuh sehingga tampak jelas bagian

4.

funikulus spermatikus dan testis..


-

5.

Pada teknik Jaboulay, dinding kantong hidrokel dipotong dengan gunting dengan hanya menyisakan

batas dinding sekitar 2 cm dari testis, epididimis dan funikulus spermatikus tepi dinding hidrokel yang
tersisa lalu dijahitkan dibelakang testis dan funikulus spermatikus dengan jahitan interrupted atau dapat
menggunakan jahitan continues(untuk meminimalisir rembesan darah dari tepi luka), sehingga bagian
kantong hidrokel tereversi.
-

6.

Pada teknik plikasi Lord, dilakukan jahitan plikasi (terbentuknya lipatan-lipatan seperti plika) di sekitar

dinding hidrokel dengan jahitan interupted


-

Dilakukan kontrol perdarahan untuk mencegah terjadinya hematoma,


7. Testis

dan funikulus spermatikus ditempatkan kembali pada skrotum secara hati-hati untuk menghindari

pluntiran, bila perlu dilekatkan ke bagian dasar dinding skrotum dengan satu hingga dua
jahitan absorbable.
-

8. Fasia

dartos ditutup dengan jahitan interupted absorbable. Lalu dipasang drainase Penrose pada celah

insisi yang telah dibuat (jika diperlukan), untuk mengurangi resiko terjadinya hematom

9.

Kulit ditutup dengan jahitan subkutan.

Gambar 4. Teknik operasi Jaboulay

Gambar 7. Teknik plikasi Lord


Beberapa teknik hidrokeletomi lainnya adalah sebagai berikut:

1.

Teknik Von Bergmann : tepi luka dinding hidrokele yang telah dieksisi dijahit bersamaan namun tidak

dilakukan penjahitan kebelakang testis (eversi) seperti teknik Jaboulay


-

2. Teknik
3. Teknik

Winkelmann : teknik ini sama dengan teknik Jaboulay, istilah ini biasa dipakai di Jerman

Andrew : dikenal dengan bloody technique dikarenakan dilakukan dengan cara tunika vaginalis

digunting, lalu dieversi mengeliling testis, namun tepi luka tidak dijahit. Kemudia dimasukan kembali ke
skrotum dan ditutup lapis demi lapis.

Pendekatan pembedahan melalui inguinal


Laki-laki yang didiagnosa dengan hidrokel, dimana dicurigai adanya keganasan,
sebaiknya dilakukan pembedahan dengan pendekatan inguinal agar dapat
mengendalikan funikulus spermatikus untuk persiapan kemungkinan dilakukan
orchiektomi.

Gambar 7. Pendekatan hidrokelektomi melalui inguinal (dewasa)


Langkah-langkah Teknik Inguinal Dewasa:
-

1. Insisi

pada kuadran bawah abdomen sepanjang 4-6 cm, ke arah lateral dari titik tepat di atas tuberkulum

pubikum.

Insisi menembus kutis, subkutis, fascia camper, fascia scarpa. Aponeurosis musculus obliqus externus

2.

terlihat.
-

Aponeurosis musculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung hidrokel dan spermatical cord.

3.

Spermatical cord dipreservasi lalu keluarkan isi kantong hidrokel (cairan) dengan pungsi menggunakan
spuit atau diberikan insisi pada dinding kantong hidrokel lalu dimasukan suction.
-

Kantong hidrokel yang telah dinsisi kemudian dapat dilanjutkan dengan penjahitan yang digunakan

4.

pada teknik Jaboulay atau teknik Lord.


-

5. Testis

dan spermatic cord dikembalikan ke tempat awal.

6.

Aponeurosis musculus oblique externus dijahit, lapis demi lapis ditutup.

7.

Kulit dijahit dengan jahitan subcuticular.

Hidrokelektomi pada Anak


Pada beberapa penelitian , temuan intraoperasi pada anak usia di bawah 10 tahun
terbanyak adalah hidrokel komunikans dimana merupakan indikasi dilakukan
teknik ligasi tinggi. Hidrokel komunikans kerap disertai dengan hernia inguinalis
sehingga diperlukan tindakan herniorafi . Sebaliknya, pada anak usia di atas 10-12
tahun, 80-86% temuan intraoperasi adalah hidrokel nonkomunikans sehingga
pendekatan melalui skrotum sudah dapat dilakukan. Tidak dianjurkan penanganan
hidrokel pada anak dengan menggunakan aspirasi-skleroterapi.
Langkah-langkah Teknik Inguinal (Ligasi Tinggi pada Anak):
-

1. Insisi

pada kuadran bawah abdomen sepanjang 2-4cm, ke arah lateral dari titik tepat di atas tuberkulum

pubikum.
-

2.
3.

Fascia superfisialis telah diinsisi. Aponeurosis musculus obliqus externus terlihat.


Aponeurosis musculus obliqus externus telah diinsisi, tampak kantung hidrokel dan cord. Lalu

keluarkan isi kantong hidrokel (cairan).


-

4.

Aponeurosis oblique externus dijepit, memperlihatkan musculus cremaster dan fascia spermaticus

interna melapisi kantung dan cord.


-

5.

Kantung yang melalui canalis inguinalis dan annulus inguinalis externa dipisahkan dari cord di

bawahnya. Ujung distal telah dibuka sebagian. Ujung proximal akan dilakukan high ligation pada leher
kantung.
-

6.

Ujung proksimal kantung diangkat. Retroperitoneal fat pad yang selalu ada dan merupakan indikasi titik

untuk high ligation. Jahitan dilakukan pada leher kantung. Setelah dijahit, jahitan kedua dilakukan pada
distal dari jahitan pertama untuk memastikan ligasi yang permanen.
-

7.

Aponeurosis musculus oblique externus dijahit, lapis demi lapis ditutup.

8.

Kulit dijahit dengan jahitan subkutis.

Gambar. Teknik hidrokelektomi pada Anak


Pilihan Jenis Anastesi pada Hidrokelektomi
Pilihan penggunaan anastesi pada hidrokelektomi dapat dilakukan dalam anestesi
umum, spinal maupun lokal sesuai kebutuhan. Pada anak-anak dianjurkan untuk
menggunakan anastesi umum untuk mempermudah pengerjaan operasi. Sedangkan
pada dewasa pada umumnya dilakukan dengan anastesi spinal, namun pada
keadaan tertentu, seperti terbatasnya fasilitas dan adanya komorbiditas pada pasien,
dapat dilakukan anastesi lokal
Anastesi lokal dapat dilakukan dengan menyuntikan lidocain pada daerah
perbatasan antara inguinal dan skrotum dimana lidocain akam masuk disekitar
funikulus spermatikus. Suntikan dilakukan tiga kali dengan arah sudut yang
berbeda. Selain itu diberikan diazepam 5-10cc intramuskular 30 menit sebelum
dilakukan insisi. Pilihan dari ketiga macam anastesi tersebut tidak ada perbedaan
bermakna timbulnya nyeri pada intraoperasi maupun pascaoperasi, dimana derajat
nyeri pada ketiganya adalah minimal bahkan hingga nol.

Penatalaksanaan Post Operasi Hidrokel


Penyembuhan post-operasi hidrokel biasanya cepat, pasien dapat dilakukan rawat
jalan 4-6 jam pasca operasi. Namun beberapa kondisi tertentu dapat dilakukan
observasi di rawat inap 1-2 hari. Analgetik lini pertama dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri post operasi. Antibiotik diindikasikan pada kasus hidrokel yang
disertai infeksi.
Apabila menggunakan drainase, dapat dilepas 48-72 jam pasca operasi
karena angka kejadian hematom pasca operasi rata-rata akan munculi pada 48 jam
pasca operasi. Pasca operasi, dapat digunakan scrotal support untuk melindungi
skrotum dari mobilisasi yang berlebihan.
Pada prinsipnya, hidrokelektomi dapat dilakukan tanpa rawat inap, pasien
dapat kembali bekerja setelah tingkat kenyamanan memungkinkan (biasanya 1-3
hari post-operasi). Sekitar 2 minggu setelah operasi, posisi mengangkang (naik
sepeda) harus dihindari untuk mencegah perpindahan testis yang mobile keluar
dari skrotum, dimana dapat terjebak oleh jaringan ikat dan mengakibatkan
cryptorchidism sekunder. Pada dewasa, aktivitas olahraga harus dibatasi selama 46 minggu.
Komplikasi
Komplikasi tersering pada operasi hidrokelektomi adalah hematoma. Komplikasi
pada hidrokeletomi terjadi pada 19% kasus. Komplikasi yang dapat terjadi selain
hematoma adalah infeksi, bengkak yang persisten, rekurensi dan nyeri kronik.
Tindakan skleroterapi dapat berdampak negatif fertilitas sehingga pemilihannya
harus dihindari pada pasien yang masih produktif secara seksual.
Daftar Pustaka
1. Adel L. Hydrocelectomy through the inguinal approach versus scrotal approach for idiopathic
hydrocele in adults. Journal of the Arab for medical research. September 2012; 7:68-72
2. Agbakwuru EA, dkk. Hydrocelectomy under local anaesthesia in a Nigerian adult population. African
Health Science. 2008;8(3): 160-2
3. Parviz K, dkk. Surgery of the skrotum and seminal vesicles. Dalam: Campbell-Walsh Urology, Louis
R, dkk (editor). Vol 1. Edisi ke-10.Philadelphia: WB Saunders Company. 2012. hal 1009-11.
4. Sudeep K, dkk. Comparison of aspiration-sclerotherapy with hydrocelectomy in the management of

hydrocele: A prospective randomized study. International journal of surgery. Juli 2009; 40(29):392-5.
5. Sadler T. Langmans medical embryology. New York: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. hal. 272310.
6. Tanagho EA . Embriology of the genitourinary system. Dalam:Tanagho EA, McAninch JW.
Smiths General Urology. Edisi ke-17. California:The McGraw Hill companies; 2000. hal.23-45.
7. Zollinger RM, Ellison EC. Hydrocele repair. Dalam: Zollingers Atlas of Surgical Operations, Marita
dkk (edtior). California:The McGraw Hill companies; 2011. hal.474-5.
8. Khaniya S, Agrawal CS, Koirala R, Regmi R, Adhikary S. Comparison of aspiration-sclerotherapy with
hydrocelectomy in the management of hydrocele: A prospective randomized study. Int J Surg. Aug 2009;
7(4):392-5.
9. Beiko DT, Kim D, Morales A. Aspiration and sclerotherapy versus hydrocelectomy for treatment of
hydroceles. Urol. April 2003; 61(4):708-12

Anda mungkin juga menyukai