1.
Insisi dilakukan di paramediana raphe, sepanjang 6-10 cm pada permukaan anterior skrotum diatas
Insisi lapis demi lapis dari kulit, lapisan otot dartos, fasia cremaster hingga tampak lapisan parietal dari
2.
tunica vaginalis dimana lapisan ini adalah dinding luar dari kantong hernia.
-
3.
Insisi dinding luar hidrokel, cairan hidrokel dievakuasi dengan menggunakan suction
Kantong hidrokel dipisahkan dari skrotum, setelah lalu dibuka secara utuh sehingga tampak jelas bagian
4.
5.
Pada teknik Jaboulay, dinding kantong hidrokel dipotong dengan gunting dengan hanya menyisakan
batas dinding sekitar 2 cm dari testis, epididimis dan funikulus spermatikus tepi dinding hidrokel yang
tersisa lalu dijahitkan dibelakang testis dan funikulus spermatikus dengan jahitan interrupted atau dapat
menggunakan jahitan continues(untuk meminimalisir rembesan darah dari tepi luka), sehingga bagian
kantong hidrokel tereversi.
-
6.
Pada teknik plikasi Lord, dilakukan jahitan plikasi (terbentuknya lipatan-lipatan seperti plika) di sekitar
dan funikulus spermatikus ditempatkan kembali pada skrotum secara hati-hati untuk menghindari
pluntiran, bila perlu dilekatkan ke bagian dasar dinding skrotum dengan satu hingga dua
jahitan absorbable.
-
8. Fasia
dartos ditutup dengan jahitan interupted absorbable. Lalu dipasang drainase Penrose pada celah
insisi yang telah dibuat (jika diperlukan), untuk mengurangi resiko terjadinya hematom
9.
1.
Teknik Von Bergmann : tepi luka dinding hidrokele yang telah dieksisi dijahit bersamaan namun tidak
2. Teknik
3. Teknik
Winkelmann : teknik ini sama dengan teknik Jaboulay, istilah ini biasa dipakai di Jerman
Andrew : dikenal dengan bloody technique dikarenakan dilakukan dengan cara tunika vaginalis
digunting, lalu dieversi mengeliling testis, namun tepi luka tidak dijahit. Kemudia dimasukan kembali ke
skrotum dan ditutup lapis demi lapis.
1. Insisi
pada kuadran bawah abdomen sepanjang 4-6 cm, ke arah lateral dari titik tepat di atas tuberkulum
pubikum.
Insisi menembus kutis, subkutis, fascia camper, fascia scarpa. Aponeurosis musculus obliqus externus
2.
terlihat.
-
Aponeurosis musculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung hidrokel dan spermatical cord.
3.
Spermatical cord dipreservasi lalu keluarkan isi kantong hidrokel (cairan) dengan pungsi menggunakan
spuit atau diberikan insisi pada dinding kantong hidrokel lalu dimasukan suction.
-
Kantong hidrokel yang telah dinsisi kemudian dapat dilanjutkan dengan penjahitan yang digunakan
4.
5. Testis
6.
7.
1. Insisi
pada kuadran bawah abdomen sepanjang 2-4cm, ke arah lateral dari titik tepat di atas tuberkulum
pubikum.
-
2.
3.
4.
Aponeurosis oblique externus dijepit, memperlihatkan musculus cremaster dan fascia spermaticus
5.
Kantung yang melalui canalis inguinalis dan annulus inguinalis externa dipisahkan dari cord di
bawahnya. Ujung distal telah dibuka sebagian. Ujung proximal akan dilakukan high ligation pada leher
kantung.
-
6.
Ujung proksimal kantung diangkat. Retroperitoneal fat pad yang selalu ada dan merupakan indikasi titik
untuk high ligation. Jahitan dilakukan pada leher kantung. Setelah dijahit, jahitan kedua dilakukan pada
distal dari jahitan pertama untuk memastikan ligasi yang permanen.
-
7.
8.
hydrocele: A prospective randomized study. International journal of surgery. Juli 2009; 40(29):392-5.
5. Sadler T. Langmans medical embryology. New York: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. hal. 272310.
6. Tanagho EA . Embriology of the genitourinary system. Dalam:Tanagho EA, McAninch JW.
Smiths General Urology. Edisi ke-17. California:The McGraw Hill companies; 2000. hal.23-45.
7. Zollinger RM, Ellison EC. Hydrocele repair. Dalam: Zollingers Atlas of Surgical Operations, Marita
dkk (edtior). California:The McGraw Hill companies; 2011. hal.474-5.
8. Khaniya S, Agrawal CS, Koirala R, Regmi R, Adhikary S. Comparison of aspiration-sclerotherapy with
hydrocelectomy in the management of hydrocele: A prospective randomized study. Int J Surg. Aug 2009;
7(4):392-5.
9. Beiko DT, Kim D, Morales A. Aspiration and sclerotherapy versus hydrocelectomy for treatment of
hydroceles. Urol. April 2003; 61(4):708-12