1. Judul Tutorial
: Infeksi Kelenjar Saliva
2. Ketua Tim Tutorial
Nama Lengkap
: Fadylla Nuansa Citra Bening
NIM
: 141610101046
Kelompok
: Tutorial 8
Asal Universitas
: Universitas Jember
3. Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul Infeksi Kelenjar Ludah.
Dikerjakan dengan melibatkan 10 orang, pembimbing 1 orang dengan
rincian sebagai berikut :
Anggota Diskusi
Scriber 1
Nama Lengkap
NIM
141610101083
Fakultas
Kedokteran Gigi
Nama Lengkap
NIM
141610101030
Fakultas
Kedokteran Gigi
Nama Lengkap
NIM
141610101053
Fakultas
Kedokteran Gigi
Nama Lengkap
NIM
141610101078
Fakultas
Kedokteran Gigi
Nama Lengkap
Fitrotul Hasanah
NIM
141610101080
Fakultas
Kedokteran Gigi
Scriber 2
Anggota 1
Anggota 2
Anggota 3
ii
Anggota 4
Nama Lengkap
NIM
141610101081
Fakultas
Kedokteran Gigi
Nama Lengkap
Silvitania Putri
NIM
141610101083
Fakultas
Kedokteran Gigi
Nama Lengkap
Sepma Viraticha
NIM
141610101084
Fakultas
Kedokteran Gigi
Nama Lengkap
NIM
141610101089
Fakultas
Kedokteran Gigi
Anggota 5
Anggota 6
Anggota 7
KATA PENGANTAR
iii
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini tentang Infeksi Kelenjar
Saliva. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok VIII
pada skenario ke enam pada blok Penyakit Dentomaksilofasial I.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Mei Syafriadi, drg., MDSc., Ph.D. selaku tutor yang telah
membimbing
jalannya
diskusi tutorial
Penulis
DAFTAR ISI
iv
Pengesahan ..........................................................................................................ii
Kata Pengantar .....................................................................................................iv
Daftar Isi................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................6
1.1.Latar Belakang ....................................................................................6
1.2.Skenario...............................................................................................6
1.3 Learning Objective..............................................................................7
BAB II DASAR TEORI........................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................9
BAB IV PENUTUP..............................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
Kelenjar ludah adalah kelenjar majemuk bertandan, yang berarti terdiri atas
gabungan kelompok alveoli bentuk kantong dan yang membentuk lubang-lubang kecil.
Saluran-saluran dari setiap alveolus bersatu untuk membentuk saluran yang lebih besar
7
dan yang mengantar sekretnya ke saluran utama dan melalui ini sekret dituangkan ke
dalam mulut.
a) Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar. Kelenjar parotis terletak di
bagian bawah telinga di belakang ramus mandibular di antara processus
mastoideus dengan ramus mandibular. Kemudian meluas ke arcus zygomaticum
hingga mencapai dasar muskulus masseter. 25% dari saliva merupakan sekret
dari kelenjar ini. Berat dari kelenjar ini sekitar 20-30 gram. Duktus dari kelenjar
ini bernama ductus stenson. Duktus stenson memiliki panjang sekitar 35-40 mm
dengan diameter 3 mm. Duktus ini bermuara di lipatan mukosa bukal setentang
dengan gigi molar 2 rahang atas.
b) Kelenjar Submandibula
Kelenjar submandibular terdiri dari dua bagian yaitu region submandibular dan
region sublingual yang dipisahkan oleh muskulus mylohyoid. Kelenjar ini
memiliki ductus yang bernama Whartons duct. Duktus ini bermuara pada
caruncula sublingualis di frenulum lidah.
c) Kelenjar Sublingualis
Kelenjar sublingualis memiliki bentuk yang memanjang. Berat dari kelenjar ini
sekitar 2-3 gram. Duktus dari kelenjar sublingualis ini bernama ductus
bartholini. Duktus ini bermuara di dekat muara ductus Wharton di sekitar
frenulum lidah. (Pearce, 2005)
Kelainan kelenjar saliva adalah suatu keadaan abnormal dalam kelenjar saliva yang
dapat merujuk pada kondisi yang menyebabkan pembengkakan atau nyeri.
BAB III
PEMBAHASAN
STEP 1
1. Aspirasi pus : Pus yang terlokalisir
2. Orifice : Muara atau jalan keluar
3. Inspeksi : Teknik pemeriksaan ekstra oral dilihat secara umum
8
STEP 2
1. Mengapa pasien mengalami demam?
2. Mengapa pada pembekakan dari kecil bisa menjadi besar?
3. Bagaimana proses terjadinya nyeri mendadak, kontinyu, dan menjalar ke
4.
5.
6.
7.
8.
telinga?
Bagaimana respon host yaitu glandula saliva terhadap infeksi?
Bagaimana infeksi bisa masuk ke glandula parotis?
Kelenjar apa yang terkena infeksi?
Kenapa pada orifice duktus parotis terdapat pus?
Penyakit apa yang diderita pasien dari scenario tersebut? Mengapa mulut pasien
menjadi kering?
9. Bagaimana anatomi dan histology glandula saliva?
10. Apa saja macam-macam infeksi glandula saliva?
11. Bagaimana penjalaran infeksi dari glandula satu ke glandula yang lainnya?
12. Bagaimana gambaran HPA dan radiografi dari infeksi glandula saliva?
13. Mungkinkah terjadi infeksi beberapa glandula saliva sekaligus? Jika iya, apa
faktor yang mempengaruhi dan alasannya?
STEP 3
1. Saat tubuh terinfeksi otomatis tubuh akan melakukan pertahanan diri salah
satunya yaitu dengan respon inflamasi dimana ada peran dari leukosit maupun
makrofag. Sel radang tersebut tidak bekerja sendiri, sel radang tersebut bekerja
dibantu oleh zat pirogen dimana zat tersebut dapat merangsang hipotalamus
untuk mengeluarkan asam arakidonat dimana asam arakidonat tersebut dapat
memacu pengeluaran prostaglandin yang mempengaruhi thermostat hipotalamus
yang dapat menyebabkan terjadinya demam
2. Pembengkakan dari kecil hingga menjadi besar kemungkinan di akibatkan oleh
penyempitan duktus sehingga terjadi akumulasi saliva pada kelenjar parotis
sehingga kelenjar parotis menjadi besar. Selain itu, kemungkinan juga bisa
diakibatkan adanya infeksi bakteri sehingga mengalami inflamasi dan terjadi
akumulasi pus pada kelenjar parotis sehingga kelenjar parotis dapat membesar.
3. Nyeri kontinyu diakibatkan oleh agen penyebab belum dihilangkan atau belum
hilang, sedangkan adnya nyeri hingga menjalar ke telinga akibat adanya syaraf
yang menghubungkan ke telinga pada kelenjar parotis
4. Respon tubuh atau host terhadap infeksi yaitu dengan cara melalui peradangan
yaitu dengan adanya sel-sel radang dan mediator-mediator inflamasi pada daerah
infeksi yang akan memfagosit mikrobia
5. Infeksi masuk ke kelenjar parotis ada dua cara yaitu dengan melalui pembuluh
darah dan pembuluh limfe. Dimana jika melalui pembuluh darah, infeksi
tersebut ke tempat atau daerah rentan yaitu glandula parotis. Sedangkan untuk
yang melalui pembuluh limfe, dimana jika diperankankan oleh virus, virus
9
tersebut masuk ke pembuluh limfe kemudia menuju saraf sensoris dan kemudian
ke glandula parotis
6. Kelenjar Parotis
7. Karena pada bagian itu merupakan muara dari ductus stanson dari kelenjar
parotis. Sehingga apabila pada kelenjar parotis mengalami infeksi, kemungkinan
besar juga akan terjadi infeksi pada saluran kelenjar dan muaranya Faktor Utama
Bakteri
8.
9.
Faktor
Infeksi
Faktor
10.
Penyebab
Predisposisi
11.
Virus
12.
Parotis
13.
Mayor
Macam
Submandibula
(Nomor 8-13 dimasukkan LO)
Glandula Saliva
Anatomi
Minor
Sublingual
Lingual Posterior
Histologi
Bukal
Labial
Respon Host
Palatal
Step 4
Lingual Anterior
Lokal
Berhasil
Sembuh
Tidak Berhasil
Limfonodi
Hematogen
Perkotinuatum
Humoral
Penyebaran
Droplet
Kontak Langsung
Xerostomia
Inflamasi
Demam
Gejala Lokal
Gejala Sistemik
Nyeri
Lympadenetis
Nyeri
Pemeriksaan
HPA
Radiografi
Klinis
10
Klasifikasi
Penyakit Kelenjar
Saliva
Step 5
1. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan Anatomi dan histology
kelenjar saliva
2. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan faktor utama dan faktor
predisposisi infeksi kelenjar saliva, port de entry dan proses infeksi kelenjar
saliva
3. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan respon host terhadap
infeksi kelenjar saliva
4. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan macam penyakit infeksi
kelenjar saliva beserta gambaran HPA, radiografi dan gejala klinis
5. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan perkembangan
pembengkakan dari kecil hingga menjadi besar
6. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan nyeri kontinyu, mendadak,
dan menjalar ke telinga
7. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan penjalaran infeksi kelenjar
saliva
Step 7
1. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan Anatomi dan histology
kelenjar saliva
11
Glandula parotis adalah kelenjar serosa besar yang digolongkan sebagai kelenjar
tubuloasinar kompleks dan banyak mengandung sel adiposa. Dikelilingi kapsul
yang membentuk banyak septum jaringan ikat interlobularis yang membagi
kelenjar menjadi lobul dan lobulus yang didalamnya terdapat arteriol, venula
12
b) Glandula submandibularis
c) Glandula sublingualis
14
Merupakan kelenjar tubuloasinar campuran karena terdiri atas asini serosa dan
mukosa tapi sebagian besar adalah asini mukosa yang ditutupi oleh semiluna
serosa. Tampak juga sel mioepitel kontraktil disekitar asini serosa dan mukosa.
Terdapat duktus interkalaris pendek atau tidak ada, dan duktus ekskretorius
interlobularis non striata lebih banyak. Terdapat juga septum jaringan ikat
interlobularis, arteriol, venula dan duktus ekskretorius interlobularis. Sel adiposa
berbentuk lonjong tampak menyebar di jaringan ikat kelenjar.
(Sumber: Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore: dengan korelasi
fungsional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC)
Anatomi Kelenjar Saliva Mayor:
d) Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar. Kelenjar parotis terletak di
bagian bawah telinga di belakang ramus mandibular di antara processus
mastoideus dengan ramus mandibular. Kemudian meluas ke arcus zygomaticum
hingga mencapai dasar muskulus masseter. 25% dari saliva merupakan sekret
dari kelenjar ini. Berat dari kelenjar ini sekitar 20-30 gram. Duktus dari kelenjar
ini bernama ductus stenson. Duktus stenson memiliki panjang sekitar 35-40 mm
dengan diameter 3 mm. Duktus ini bermuara di lipatan mukosa bukal setentang
dengan gigi molar 2 rahang atas.
15
e) Kelenjar Submandibula
Kelenjar submandibular terdiri dari dua bagian yaitu region submandibular dan
region sublingual yang dipisahkan oleh muskulus mylohyoid. Kelenjar ini
memiliki ductus yang bernama Whartons duct. Duktus ini bermuara pada
caruncula sublingualis di frenulum lidah.
f) Kelenjar Sublingualis
Kelenjar sublingualis memiliki bentuk yang memanjang. Berat dari kelenjar ini
sekitar 2-3 gram. Duktus dari kelenjar sublingualis ini bernama ductus
bartholini. Duktus ini bermuara di dekat muara ductus Wharton di sekitar
frenulum lidah.
16
Duktus intralobular
a. Intercalated duct
Dilapisi oleh epitel selapis kubis rendah, menghubungkan asini dengan
striated duct.
b. Striated duct
Dilapisi epitel selapis silindris, sitoplasma asidofil. Sitoplasma bagian
basal bergaris-garis karena mitokondria tongkat tegak lurus pada basis sel
2.
Duktus interlobularis
Dilapisi oleh epitel silindris bertingkat dan mungkin bersel goblet..
terdapat di jaringan ikat yang memisahkan lobules. Saluran utama dari
setiap kelenjar saliva utama dilapisi oleh epitel berlapis pipih tanpa lapisan
tanduk.
antihipertensi
Post pembedahan
(Sumber: Neviller BW, Damm DD, Allen CM. 2002. Oral and Maxillofacial
Pathology. Philadelphia : Saunders)
Port the entry dari mikroorganisme seperti virus dan bakteri bisa melalui
beberapa jalur. Beberapa jalur tersebut diantaranya adalah kulit, sistem
pencernaan, sistem pernapasan dan orogenital. Mikroorganisme yang masuk
melalui kulit biasanya masuk ketika ada kerusakan pada kulit.
(Sumber: Robbins dan Kumar.Buku Ajar PatologiII Ed.4.Jakarta:EGC)
terjadi viremia (ikutnya virus ke dalam aliran darah) dan selanjutnya virus
berdiam di jaringan kelenjar / saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula
parotis. Keadaan ini disebut parotitis
Virus paramyxovirus
Viremia
a) Bakteri Ekstraseluler
Humoral
Antibodi merupakan komponen imun protektif utama
terhadap
bakteri
ekstraselular
yang
berfungsi
untuk
Sitokin
Respons utama pejamu terhadap bakteri ekstraselular adalah
produksi
sitokin
menimbulkan
oleh
inflamasi
makrofag
yang
dan syok
septik.
diaktifkan
Toksin
yang
seperti
dan sel
yang
dapat
berperan
sebagai
opsonin
yang
terutama
Batu
akan
menyebabkan
penyumbatan
pada
duktus
saliva,
Radiografi
b) Sialadenitis
Sialadenitis adalah infeksi berulang-ulang di glandula submandibularis
yang dapat diserati adanya batu (sialolith) atau penyumbatan. Biasanya
sistem duktus terjadi kerusakan,. Pembentukan abses dapat terjadi
25
parotid
rekuren
dan
berhubungan
erat
dengan
Sjogren, dan pada mereka yang melakukan terapi radiasi pada rongga
mulut.
Jadi, etiologi
paling
umum
pada penyakit
ini
adalah
26
HPA
Histologi dari sialadenitis kronis adalah ada berbagai tingkat atrofi
asinar, infiltrasi limfoid dengan atau tanpa germinal center, serta fibrosis.
Saluran dilatasi terbuka dan hiperplasia dari lapisan epitel dengan
berbagai metaplasias. Metaplasia sel goblet menghasilkan musin yang
berlimpah.
Sialografi
27
HPA
Sesudah
tahap
inkubasi
dua
sampai
tiga
bulan,
timbul
pembengkakan parotis unilateral atau bilateral dan disertai rasa nyeri, khususnya
bilater jadi rangsang salivasi. Pembengkakan disebabkan oleh edema interstisial
disertai infiltrasi sel radang mononuclear. Eksudat mungkin dapat keluar melalui
duktus parotis. Gejala klinik ini bersamaan dengan demam, kelemahan dan sakit
kepala. Kadar amilase serum meningkat sebagai akibat degenerasi asini. Parotis
kuman atau bernanah timbul di antara penderita dewasa dengan anamnesis
pernah menjalani pembedahan besar toraks dan perut. Juga pernah dilaporkan
pada penderita dengan xerostomia sekunder sebagai akibat terapi obat
fenotiasin. Diduga pengurangan saliva merupakan predisposisi untuk migrasi
retrogad stafilokokus yang mengadakan infeksi akut jaringan parenkim yang
pada umumnya mengenai unilateral dan penderita menunjukan pembengkakan,
nyeri dan keluarnya cairan bernanah dari duktus.
(Sumber: Robbins dan Kumar.Buku Ajar PatologiII Ed.4.Jakarta:EGC)
6. Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan nyeri kontinyu,
mendadak, dan menjalar ke telinga
30
Sinyal nyeri tajam yang cepat dirangsang oleh stimuli mekanik dan suhu; sinyal
ini dijalarkan melalui saraf perifer ke medula spinalis oleh serabut-serabut kecil
tipe A pada kecepatan penjalaran antara 6 sampai 30 m/detik. Sebaliknya tipe
rasa nyeri lambat dirangsang terutama oleh stimuli nyeri tipe kimiawi, tetapi
kadang juga oleh stimuli mekanik dan suhu yang menetap. Nyeri lambat kronik
ini dijalarkan ke medula spinalis oleh serabut tipe C dengan kecepatan
penjalaran antara 0,5 sampai 2 m/detik.
Karena sistem persarafan rasa nyeri ini bersifat rangkap maka stimulus rasa
nyeri hebat yang tiba-tiba menimbulkan sensasi nyeri yang sifatnya rangkap:
rasa nyeri tajam yang dijalarkan ke otak oleh jaras serabut A , diikuti oleh
sedetik atau lebih rasa nyeri lambat yang dijalarkan oleh jaras serabut C. Rasa
nyeri tajam dengan cepat akan memberitahu pasien adanya suatu kerusakan
sehingga membuat pasien segera bereaksi memindahkan dirinya dari stimulus
tadi. Rasa nyeri lambat cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Sensasi ini
akan mengakibatkan rasa nyeri yang tak tertahankan yang sifatnya terus
menerus dan membuat pasien terus menerus meredakan penyebab rasa nyeri.
31
untuk memerangkap antigen seperti virus dan bakteri yang datang serta
menghentikan pertumbuhannya pada parenkim dari glandula saliva. Sedangkan
dengan cara kimiawi dapat dengan cara pengeluaran antibodi, khususnya pada
kelenjar saliva adalah Imunoglobulin A. Untuk mencegah infeksi yang masuk
melalui daerah sepanjang duktus kelenjar saliva dapat digunakan sistem
limfonodi yang terletak sepanjang lapisan duktus kelenjar saliva
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia memiliki kelenjar saliva yang terbagi menjadi kelenjar saliva mayor
dan minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari sepasang kelenjar parotis, submandibula
dan sublingual. Kelenjar saliva minor jumlahnya ratusan dan terletak di rongga mulut.
Kelenjar ini juga tidak terlepas dari penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius
seperti bakteri dan virus sebagai faktor utama. Saat agen infeksius tersebut menginfeksi
dapat menstimulasi tubuh untuk mempertahankan diri dari agen infeksius tersebut,
dimana respon host yang pertama yaitu respon local, apabila respon local tersebut tidak
berhasil melawan agen infeksius tersebut maka tahapan pertahanan host akan berlanjut
ke tahap pertahanan humoral di mana dalam melawan agen infeksius tersebut akan
memunculkan gejala-gejalanya. Untuk menentukan macam dari penyakit infeksi
kelenjar saliva dapat dilakukan dengan pemeriksaan melalui radiografi, HPA, dan
dilihat secara klinis, dimana ada beberapa penyakit yang dapat terjadi pada kelenjar
saliva yaitu seperti sialolithis, sialadenitis dan parotitis.
34
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja, Karnen Garna dan Iris Rengganis.2013.Imunologi Dasar.Jakarta:Balai
Penerbit FKUI
Carlson, R. Eric.2008.Textbook and Color Atlas of Salivary Gland Pathology :
diagnosis & management.USA : Blackwell Publishing
Cibas,
S.
Edmund.2014.Cytologi
Diagnostic
Principles
and
Clinical
35