frame
pixels
byte
(720 480)
3
31,104,000 bytes / sec
sec
frame
pixel
bytes
sec
602
2hour 2.24 1011 bytes
sec
hour
Konsep
Keuntungan kompresi:
Ukuran citra menjadi lebih compact.
Transmisi di jaringan menjadi lebih cepat.
Kerugian:
Ada waktu yang dibutuhkan untuk melakukan encode dan
decode.
Kualitas citra menjadi turun (meski sulit terdeteksi mata).
Konsep
Rasio kompresi:
b
C
b'
Rasio 10 (atau 10:1) artinya 10 bit data asli untuk setiap 1 bit data
dalam representasinya.
C
4
Keterangan
TIFF
Tagged Image File Format. Format file yang fleksibel dan didukung
oleh banyak standart kompresi, seperti LZW.
PNG
BMP
JPEG
MPEG-1
GIF
HDV
Huffman Coding
Didasarkan pada prinsip pohon Huffman
(Huffman, 1952).
Metode cerdas untuk membangun sebuah
kamus kompresi
Z
2
K
7
M
24
C
32
U
37
D
42
L
42
E
120
12
13
Assigning Codes
14
Coding
Contoh:
Code untuk DEED: 10100101
MUCK: 111111001110111101
15
Decoding
Decoding: contoh
Decode 10100101:
101 = D
0=E
0=E
101 = D
Decode 1011001110111101
101 = D
100 = U
1110 = C
111101 = K
Huffman Coding
Intensitas
Contoh
Citra asli
1
1
3
3
6
0
1
1
7
3
3
5
7
5
5
5
7
5
4
4
Representasi
b = 1 byte x 20 piksel = 20 byte = 160 bit
Jumlah
Probabilitas
0.05
0.2
0.2
0.1
0.25
0.05
0.15
Langkah 1
Langkah 2
19
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
21
Langkah 7
22
Langkah 8
23
Probabili
tas
Encoding
0.05
000110
0.2
11
000111
0.2
10
0.1
0000
0.25
01
0.05
00010
0.15
001
Citra asli
1
1
3
3
6
0
1
1
7
3
3
5
7
5
5
5
7
5
4
4
b =160 bit
Rasio kompresi
b 160
C
2.96
b' 54
Data redundan relatif
1
1
R 1 1
0.6625 66.25%
C
2.96
25
Huffman di matlab
27
Hasil kompresi
11 00010 001 001 001
11 000110 10 01 01
10
11
10 01 0000
10
11
01 01 0000
>> hcode'
ans =
Columns 1 through 14
1
Columns 15 through 28
0
Columns 29 through 42
Columns 43 through 54
0
28
29
q
a x
mq
q
b x
mq
31
Contoh
encoding
Mean = 241.875
Standar Deviasi = 4.5
decoding
a 241.875 4.5
9
236.7725
16 9
b 241.875 4.5
9
246.9775
16 9
32
Rasio kompresi:
b 128
C
4
b' 32
1
1
R 1 1 0.75 75%
C
4
33
LZW Coding
LZW Coding
Contoh 1
Citra asli
Rasio kompresi:
b 128
1.1852
b' 108
1
1
1
C
1.1852
0.1563 15.63%
R 1
Piksel
Rangkaian
yang
Output
saat ini
sedang encode
diakui
diproses
245
245
239
245
239
249
239
249
239
249
239
245
239
245
245
245
245
239
245-239
235
256
235
245
235
245
245
245-245
239
260
239
245
239-245
245
259
245
235
245
235
245
235
245
239
245-239
256
Code
Word
Entry kamus
256
257
258
259
260
245-239
239-249
249-239
239-245
245-245
261
262
245-239-235
235-245
263
245-245-239
264
265
266
239-245-245
245-235
235-245
Contoh 2
Citra asli
Rasio kompresi:
b 128
1.42
b' 90
1
1
R 1 1
C
1.42
0.2969 29.69%
b = 10x9 = 90 bit
37
Bobi
Alisa
Fred
38
Lanjutan
Alternatif 1: mengenkripsinya
xjT#9uvmY!rc$
Fred pasti curiga!
5/7/2014
39
Lanjutan
Alternatif 2: menyembunyikannya di
dalam pesan lain
Lupakan asal rumor itu jangan ambil
manfaatnya setelah aku tutup usia
Fred tidak akan curiga!
40
Pesan (message)
1. Teks
3. Gambar (image)
Torang semua bersodara
2. Audio
4. Video
5/7/2014
41
Properti Steganografi
1.
2.
3.
42
Properti Steganografi
covertext
hiddentext
Encoding
(embeddin)
covertext
stegotext
Decoding
(extraction)
key
hiddentext
key
5/7/2014
43
Contoh-contoh:
Lupakan asal rumor itu jangan ambil manfaatnya setelah
aku tutup usia
Covertext:
upakan sal umor tu angan mbil anfaatnya etelah ku utup
sia
Hiddentext:
Lari jam satu
Stegotext:
Lupakan asal rumor itu jangan ambil manfaatnya setelah
aku tutup usia
5/7/2014
44
Steganografi
(steganography)
adalah teknik menyembunyikan
data rahasia di dalam wadah
(media)
digital,
sehingga
keberadaan data rahasia tersebut
tidak diketahui oleh orang.
Steganografi membutuhkan dua
properti : wadah penampung dan
data
rahasia
yang
akan
disembunyikan.
5/7/2014
45
46
5/7/2014
47
Sejarah Steganografi
48
Steganografi vs Kriptografi
Steganografi dapat dianggap pelengkap
kriptografi (bukan pengganti).
Steganografi: menyembunyikan
keberadaan (existence) pesan
Kriptografi: menyembunyikan isi (content)
pesan
5/7/2014
49
A. Kriteria Steganografi
1.
5/7/2014
50
A. Kriteria Steganografi
2. Fidelity, mutu citra penampung tidak
jauh berubah. Setelah penambahan
data rahasia, citra hasil steganografi
masih
terlihat
dengan
baik.
Pengamat tidak mengetahui kalau di
dalam citra tsb terdapat data rahasia.
5/7/2014
51
A. Kriteria Steganografi
3. Robustness, data yang
disembunyikan harus tahan (robust)
terhadap berbagai operasi manipulasi
yang dilakukan pada citra
penampung, seperti pengubahan
kontras, penajaman, pemampatan,
rotasi, perbesaran gambar,
pemotongan (cropping), enkripsi, dsb.
5/7/2014
52
A. Kriteria Steganografi
Bila pada citra penampung dilakukan
operasi-operasi pengolahan citra
tersebut,
maka
data
yang
disembunyikan seharusnya tidak
rusak (harus valid jika jika diekstraksi
kembali).
4. Recovery, data yang disembunyikan
harus dapat diungkapkan kembali
(reveal).
5/7/2014
53
A. Kriteria Steganografi
Karena tujuan steganografi adalah
data hiding, maka sewaktu-waktu
data rahasia di dalam citra
penampung harus dapat diambil
kembali untuk digunakan lebih lanjut.
5/7/2014
54
Penyembunyian
data
dilakukan
dengan mengganti bit-bit data di
dalam segmen citra dengan bit-bit
data rahasia.
Hingga saat ini sudah banyak
dikemukakan oleh para ilmuwan
metode-metode
penyembunyian
data. Metode yang paling sederhana
adalah metode modifikasi LSB
(Least Significant Bit Modification).
5/7/2014
55
5/7/2014
56
5/7/2014
57
5/7/2014
58
5/7/2014
59
5/7/2014
60
11010010
MSB
LSB
5/7/2014
61
LSB
00110011 10100010
11100010
01101111
(sekelompok pixel berwarna merah)
Encoding:
00110010 10100011
11100011
01101110
(pixel berwarna merah berubah sedikit)
5/7/2014
62
LSB
63
LSB
64
LSB
Keuntungan
5/7/2014
65
Watermarking
Visible watermark
Visible watermark adalah sub-citra atau citra semitransparan (opaque) yang diletakkan diatas citra yang
lain (citra yang diberi watermark), sehingga watermarknya masih dapat dilihat oleh pengamat.
f w (1 ) f w
Dimana fw adalah citra yang sudah di watermark, f adalah
citra asli, w adalah citra watermark, adalah konstanta
yang mengontrol penampakan relatif (opaque) dari
watermarknya.
67
Contoh
83 89 134 145
56 68 80 170
189 243 224 211
23
90
129
223
watermark
Citra asli
23
90
0
129
223
0
0
0
0
0
0
0
Watermark setelah
di recover
23
90
0
129
223
0
watermark
0
0
0
0
0
0
Opaque = 0.3
f w (1 ) f w
65 101 94 102
66 115 56 119
132 170 157 148
Citra asli setelah diwatermark
68
Contoh
f = imread('lena.tif');
f = double(f);
wm = imread('dip.tif');
wm = rgb2gray(wm);
alpha = 0.3;
[m,n] = size(f);
fwm = zeros(m,n);
[r,c] = size(wm);
fwm(101:100+r, 101:100+c) =wm;
hf = (1-alpha) * f + alpha * fwm;
hf = uint8(hf);
figure, imshow(hf);
Citra watermark
Citra asli
% Kembalikan watermark
hf = double(hf);
iwm = hf - (1-alpha)*f;
iwm = uint8(iwm);
figure, imshow(iwm);
Citra watermark
setelah di recover
Opaque = 0.3
69
Invisible watermark
f w
f w 4
4 64
Secara prinsip, teknik ini men-set nol pada 2 bit LSB setiap piksel,
kemudian 2 bit tersebut dipakai untuk memasukkan informasi
watermark.
Recover watermark dilakukan dengan men-set nol pada 6 MSB
piksel.
70
Contoh
83 89 134 145
56 68 80 170
189 243 224 211
23
90
129
223
watermark
Citra asli
0
1
0
2
3
0
0
0
0
0
0
0
Watermark setelah
di recover
23
90
0
129
223
0
watermark
0
0
0
0
0
0
Opaque = 0.3
f w
f w 4
4 64
80 90 132 144
57 71 80 168
188 240 224 208
Citra asli setelah diwatermark
71
Contoh
f = imread('lena.tif');
f = double(f);
wm = imread('dip.tif');
wm = rgb2gray(wm);
alpha = 0.3;
[m,n] = size(f);
fwm = zeros(m,n);
[r,c] = size(wm);
fwm(101:100+r, 101:100+c) =wm;
hf = 4*(floor(f./4)) + floor(fwm./64);
Citra watermark
Citra asli
hf = uint8(hf);
figure, imshow(hf);
% Kembalikan watermark
hf = double(hf);
iwm = hf - 4*(floor(hf./4));
iwm = iwm/3;
figure, imshow(iwm);
Citra watermark
setelah di recover
Invisible watermark
72