dr. Luwiharsih,MSc
Komisi Akreditasi Rumah
Sakit
Curiculum vitae dr
Luwiharsih, MSc
Tempat & tgl Lahir : Pati,
28 April
Jabatan sekarang :
Ka Bidang Diklat KARS
2011 2014
Ka Divisi Mutu PERSI
2012 2015
Pendidikan
SI FK Unair
SII Pasca Sarjana UI
Pengalaman Kerja
o Surveior & Pembimbing
Akreditasi RS mulai
tahun 1995 sd sekarang
o Direktur RSK Sitanala
Tangerang 2007 2010
o Ka Sub Dit RS
Pendidikan 2005 2007
o Ka Sub Dit RS Swasta
2001 2005
o Ka Sub Dit Akreditasi RS
1995 - 2001
SISTEMATIKA
1. Pengertian mutu
2. Peraturan dan perundangan
3. Standar akreditasi Versi 2012
4. Konsep manajemen mutu pelayanan medik
5. Implementasi peningkatan mutu pelayanan
medik
6. Penutup
PENGERTIAN MUTU
MUTU PELAYANAN
Tingkat dimana pelayanan kesehatan
untuk individu dan masyarakat
meningkatkan kemungkinan
tercapainya hasil akhir kesehatan yang
diharapkan dan konsisten dng
pengetahuan profesional saat ini .
Aksesbilitas pelayanan
Kesesuaian pelayanan
Kontinuitas pelayanan
Efektivitas pelayanan
Keberhasilan pelayanan
10
MANAJEMEN MUTU
PELAYANAN MEDIK
PENINGKATAN MUTU
ASUHAN PASIEN YG
DILAKUKAN OLEH TENAGA
MEDIK
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
11
PERATURAN DAN
PERUNDANGAN
12
13
14
15
PENJELASAN PASAL 36
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan
fungsi-fungsi
manajemen rumah sakit yang berdasarkan prinsipprinsip
tranparansi, akuntabilitas, independensi dan
responsibilitas,
kesetaraan dan kewajaran.
Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi
manajemen
klinis yang meliputi
kepemimpinan
klinik,
Komisi
Akreditasi Rumah Sakit
16 audit
Bagian Ketiga,
Pemberian Pelayanan ,
Paragraf 1, Standar
Pelayanan
Pasal 44
(1) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan
praktik kedokteran wajib mengikuti standar
pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
(2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata
sarana pelayanan kesehatan.
(3) Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan
Menteri.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
17
Paragraf 5
Kendali Mutu dan Kendali
Biaya
Pasal 49
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan
praktik kedokteran atau kedokteran gigi wajib
menyelenggarakan kendali mutu dan kendali
biaya.
(2) Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan
audit medis.
(3) Pembinaan dan pengawasan ketentuan
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
18
Penjelasan Pasal 49
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan kendali mutu adalah suatu sistem
pemberian pelayanan yang efisien, efektif, dan berkualitas
yang memenuhi kebutuhan pasien.
Yang dimaksud dengan kendali biaya adalah pembiayaan
pelayanan kesehatan yang dibebankan kepada pasien benarbenar sesuai dengan kebutuhan medis pasien didasarkan pola
tarif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan audit medis adalah upaya evaluasi
secara profesional terhadap mutu pelayanan medis yang
diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam
medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.
Ayat (3)
Cukup jelas
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
19
Paragraf 6
Hak dan Kewajiban Dokter atau
Dokter Gigi
Pasal 50
20
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dlm melaksanakan praktik kedokteran
memp. kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis
pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya; dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit
21
22
23
24
25
Pasal 2
Penyelenggaraan Komite Keperawatan
bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan serta
mengatur tata kelola klinis yang baik agar
mutu pelayanan keperawatan dan
pelayanan kebidanan yang berorientasi
pada keselamatan pasien di Rumah Sakit
lebih terjamin dan terlindungi.
Pasal 3
Tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
26
dalam Pasal 2 meliputi
perawat dan
bidan.
Pasal 4
(1) Untuk mewujudkan tata kelola klinis yang baik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, semua asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan di Rumah
Sakit dilakukan atas Penugasan Klinis dari kepala/direktur Rumah
Sakit.
(2) Penugasan Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
pemberian Kewenangan Klinis tenaga keperawatan oleh
kepala/direktur Rumah Sakit melalui penerbitan surat Penugasan
Klinis kepada tenaga keperawatan yang bersangkutan.
(3) Surat Penugasan Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diterbitkan oleh kepala/direktur Rumah Sakit berdasarkan
rekomendasi Komite Keperawatan.
(4) Dalam keadaan darurat kepala/direktur Rumah Sakit dapat
memberikan surat Penugasan Klinis secara langsung tidak
berdasarkan rekomendasi Komite Keperawatan.
(5) Rekomendasi Komite Keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diberikan setelah dilakukan Kredensial dengan ketentuan
Komisi Akreditasi
Rumah Sakit
27
bahwa Rumah Sakit merupakan
tempat
untuk melakukan
pelayanan
KOMITE
MEDIK
KREDENSIA
L
PPK CP
TENAGA
MEDIS
STANDAR
PELAYANAN
KEDOKTERAN
TATA
KELOLA
KLINIS
MUTU
PELAYANAN
MEDIK
MENINGKAT
29
PROSES ASUHAN
PASIEN
Registr
asi
1.Pengumpul
2.Analisis
an data
data -> Dx
klinis
Lab, Ro
3.Rencana
Asesm
Asesm
asuhan
en
en
ulang
awal
Transfe
r
Ruju
k
Termin
al
Risik
o
jatuh
Risiko
malnutri
si
Asesm
en
nyeri
SKP
Implem
entasi
Rencan
a
asuhan
Risiko
tinggi \
Restrai
nt
Hak
MKI
Komisi
Akreditasi Rumah Sakit
pasien
Impleme
ntasi
Rencana
asuhan
PPI
30
Renca
na
pulang
Ringkas
an
pulang
Perawat
Apoteker
Dokter
Radio
grafer
Disease
centered
care
Analis
Pasien
Ahli
Gizi
Lainnya
Barrier
(Medical paternalism)
Fisio
terapis
Apoteker
Pasien,
Keluarga
Radio
grafer
Ahli
Gizi
Analis
Lainnya
2 blok Patient
kegiatan
Care
(IA
P)
S
O
A
P
* Implementasi Rencana
*Monitoring
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
33
Asesmen
Ulang
Asesmen Pasien
IAP
2. Implementasi
Monitoring
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
P Std PP 2 EP 1, PP
2.1, 5, Std AP 2,
PAB 5, 7, 7.4.
Std PP 2, EP 2, PP
5 EP 2 & 3, PAB 3
EP 5, 5.3, 6, 7.3,
34
39
Verifikasi ijazah
Kredensial Re
kredensial
Penilaian kinerja
(IKI)
Diklat
Mutu tenaga
medik
Sarana
prasarana
Peralatan
medik
(pemeliharaa
n & kalibrasi)
MONITORING
Indikator Area
Klinik
Indikator SKP
Kendali mutu &
biaya
Mutu proses
asuhan
pasien
PPK -- CP,
Protokol,
prosedur,
algoritma
SPO manj yan
Audit medis
Pelaporan IKP
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Meningkatny
a mutu
yanmed
Evaluasi kepuasan
pasien
40
rekredensial
Penilaian kinerja
Audit medik
Monitoring etik
Penyusunan PPK CP
Mutu tenaga
medis
1.
2.
3.
4.
5.
Mutu proses
asuhan klinis
PERAN MANAJEMEN RS
Verifikasi ijazah
Dilkat
Penyediaan sarana, prasarana, alkes
dan obat
Monitoring capaian indikator area
klinis
Komisi Akreditasi
Risk manj klinis pelaporan
IKPRumah Sakit
Mutu
pelayanan
medik
meningkat
41
Diklat
42
43
44
Manajamen
mutu
pelayanan
medik
Cakupan
dan
kegiatan
luas
PRIORITAS
I kegiatan
Evaluasi
45
PRIORITASI KEGIATAN
EVALUASI
46
47
48
49
Teknik Non-Skoring
Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan
prioritas masalah yang lazim digunakan adalah
dengan teknik non-skoring
1. Metode Delbeq
2. Metode Delphi
50
Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah
melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari
para peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya
dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang
sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas.
Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati
bersama.
51
Caranya
1.
2.
Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan
peringkat prioritasnya
3.
4.
5.
6.
Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti
mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
52
53
Kelemahan
1. Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam
menentukan peringkat prioritas tersebut
2. Penentuan peringkat bisa sangat subyektif
3. Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus
dari interest yang berbeda dan tidak untuk
menentukan prioritas atas dasar fakta
54
Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan
menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama.
Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan
khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling
banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari
55
Caranya
1.
2.
3.
4.
5.
56
Teknik Skoring
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai)
untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang
dimaksud adalah:
1. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah
2. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase)
3. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of
unmeet need)
4. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social
benefit)
5. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility)
6. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi
masalah (resources availibility)
57
Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi
1. Prevalence
2. Seriousness
3. Manageability
4. Community concern
59
Metode Bryant
KRITERIA
SKORING (1-5)
Masalah A
Masalah B
Masalah C
Prevalence
Seriousness
Manageability
Community
concern
TOTAL SKOR
60
Masalah D
TO
N
O
C H
PENETAPAN AREA
PRIORITAS
High Volume
Problem Prone
Penentuan Area
Prioritas
Rentang Nilai = 1 - 5
Rentang Nilai = 1 - 5
Rentang Nilai = 1 - 5
Bobot = 50
Bobot = 30
Bobot = 20
Jumlah
ICU
50
200
30
90
20
80
370
IGD
50
150
30
90
20
60
300
IBS
50
250
30
90
20
60
400
Rawat Inap
50
150
30
150
20
60
360
FARMASI
50
200
30
150
20
60
310
61
TO
N
O
C H
PENETAPAN AREA
PRIORITAS
High Volume
Problem Prone
Penentuan yan
Prioritas
Rentang Nilai = 1 - 5
Rentang Nilai = 1 - 5
Rentang Nilai = 1 - 5
Bobot = 50
Bobot = 30
Bobot = 20
Jumlah
AMI
50
200
30
90
20
100
390
STROKE
50
200
30
90
20
80
370
DBD
50
150
30
150
20
60
360
THYPOID
50
150
30
150
20
60
360
APPENDICITIS
50
150
30
150
20
60
360
62
Kegiatan PMKP
- Proses asuhan pasien sesuai dengan standar APK, AP,
PP & PAB
- Implementasi 5 PPK CP di area prioritas PMKP 2.1
- Audit PPK dan CP (pra & paska implementasi)
PMKP 2.1
- Monitoring capaian indikator area klinik PMKP 3.1
- Monitoring kepatuhan penerapan SKP (ISKP) PMKP
3.3
63
64
CONTOH : PELAKSANAAN
MANAJEMEN
PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN MEDIK
65
TO
N
O
C H
PENETAPAN AREA
PRIORITAS
High Volume
Problem Prone
Penentuan yan
Prioritas
Rentang Nilai = 1 - 5
Rentang Nilai = 1 - 5
Rentang Nilai = 1 - 5
Bobot = 50
Bobot = 30
Bobot = 20
Jumlah
AMI
50
200
30
90
20
100
390
STROKE
50
200
30
90
20
80
370
DBD
50
150
30
150
20
60
360
THYPOID
50
150
30
150
20
60
360
APPENDICITIS
50
150
30
150
20
60
360
66
67
SIP,
Verifikasi
ijazah,
Kredensial,
kinerja,
Re
kredensial,
penilaian
REGULASI
DAN
BUKTI
68
PELAKSANAAN
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
69
CONTOH IMPLEMENTASI
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
70
TO
N
O
C H
PENETAPAN AREA
PRIORITAS
High Risk
High Volume
Problem Prone
Penentuan Area
Prioritas
Rentang Nilai = 1 - 5
Rentang Nilai = 1 - 5
Rentang Nilai = 1 - 5
Bobot = 50
Bobot = 30
Bobot = 20
Jumlah
ICU
50
200
30
60
20
80
340
IGD
50
150
30
90
20
60
300
IBS
50
250
30
90
20
60
400
Rawat Inap
50
150
30
150
20
60
360
FARMASI
50
200
30
150
20
60
310
71
TERIMA KASIH
72