Anda di halaman 1dari 39

MAKANAN ANAK

SAKIT
J.S.
LISAL
Sub Bagian Nutrisi &
Peny.Metabolik
BIKA FK UNHAS/RSWS
MAKASSAR
1

TUJUAN/TARGET
1.

2.

Tujuan akhirnya adalah kembali


sama seperti makanan anak sehat
sesuai umur dan berat badan
Modifikasi dilakukan sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan anak yang
sakit

Makanan Anak Sehat


1.

2.
3.

Breast feeding : ASI eksklusif


sedapatnya sampai 6 bulan
Mixed feeding : ASI + susu buatan
Artificial feeding : pada usia 4
bulan, baru mulai mengkonsumsi
makanan selingan/buah-buahan
atau biskuit

4 Bulan

4 Bulan

5 Bulan

SB

SB

SB

10

SB

10

BS

10

BS

12 Buah
14

SB

12 Buah
14

16 Biskuit

SB

12 Buah
14

16 Biskuit

NT/BS
16 Biskuit

18

SB

18

SB

18

SB

22

SB

22

SB

22

SB

Pemberian vit A & D sesuai kriteria

6-10 Bulan
6

SB

10

BS
12 Buah

14

NT/BS
16 Biskuit

18

BS/NT

22

SB

Mulai usia 10 bulan NT dicoba tanpa saring lagi

Kalori Bubur Susu lebih tinggi daripada


Nasi Tim
Sebaiknya urutan makanan padat:
Susu Bubur Susu Sereal (Nasi Tim)
Untuk anak > 1 tahun : toddler feeding
yaitu makanan biasa tetapi dalam bentuk
lebih halus

PRINSIP PRINSIP
MAKANAN ANAK SAKIT
Ada 3 langkah :

Menentukan jumlah kebutuhan


cairan, kalori dan protein sesuai
umur dan BB
2.

Menentukan daftar makanan yang


seharusnya sesuai umur dan BB
7

3.Menentukan pengaruh dari

penyakit pada pemberian makanan


a. Apakah penyakit mempengaruhi cara
pemberian makanan, misalnya
meningitis /kesadaran menurun :
makanan per sonde
b. Apakah penyakit mempunyai protokol
khusus, mis.: BP berat, tetanus,
meningitis bakteri
c. Apakah penyakit memerlukan diit
khusus, diabetes, GGA, koma
hepatikum
d. Apakah disertai dengan gizi buruk ?
8

Jenis jenis makanan yang tersedia di


Instalasi Gizi
Makanan
Makanan
Makanan
Makanan
Makanan

biasa
lunak
tim
saring
cair/MLP

PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN


MAKANAN ANAK SAKIT
1.

Jumlah kebutuhan cairan dibulatkan


sekitar batas atas rentangan
kebutuhan untuk menutupi
kemungkinan meningkatnya
insensible loss melalui keringat dan
penguapan pada demam tinggi dan
penguapan melalui paru-paru,
misalnya pada BP.
Contoh : lihat hal. 20,22,28,30
10

2. Jumlah kebutuhan cairan bila anak


mempunyai BB lebih dari 5 kg dan
usia kurang dari 2 tahun, rata-rata
antara 900 1000 ml.
Makin mendekati usia 1 tahun dan
gizi lebih maka kebutuhan antara
1000 1100 ml.
Contoh : lihat hal. 22,28,30
11

3.

a. Bila jumlah kebutuhan cairan cukup


maka otomatis jumlah kebutuhan
kalori dan protein akan cukup, bila
menggunakan formula iso kalori
(700 kkal/1000 ml).
b. Tetapi makin mendekati usia 1 tahun,
maka jumlah kalori tidak akan
mencukupi bilamana penyakit dari
anak memerlukan hanya diet
makanan cair/MLP. (tanpa BS & NT)
Contoh : lihat hal. 20,22,28,30
12

c. Tetapi pada anak sehat yang mendapat


yang mendapat makanan padat yang
high caloric density, maka akan tetap
cukup, karena Nasi Tim mengandung
175 kkal, Bubur Susu 200
kkal.
d.Jadi bila hanya makanan cair,
dibutuhkan makanan pendukung gizi
(MPG) yang mempunyai high caloric
density (1000 ml = 1000 kkal, 30-35
gram protein)
13

4.

Bila jumlah cairan cukup otomatis


jumlah protein juga akan cukup,
sekalipun pada anak yang
mendapat hanya makanan cair
yang isokalori.

14

5.

Dalam menyusun makanan anak


sakit, ada beberapa pertanyaan :
a. Makanan apa yang sudah diberikan
sebelum anak sakit. Bila makanan
di rumah tidak sesuai seharusnya
sebaiknya dianjurkan koreksi
sesudah anak mulai sembuh
b. Apakah anak masih bisa
makan/minum sendiri atau mulai
malas/menolak ?
15

Bila anak mau makan, beri seperti biasa,


tetapi jika anak malas/menolak makan
minum, sebaiknya dianjurkan makanan
cair/sonde, yang diberikan secara bolus
6 -7 kali/hari tiap 3 jam.
Tiap bolus bisa dicicil atau diberikan
secara continous feeding/drips bilamana
terdapat sindrom malabsorpsi.

16

6.

Pemberian terapi cairan saja tanpa


terapi nutrisi tidak boleh > 48 jam.
Selambat-lambatnya hari ke 3 sudah
harus mulai terapi nutrisi, oleh karena
terapi cairan saja tidak akan
mencukupi kebutuhan kalori dan
mempunyai risiko timbulnya asidosis
metabolik karena mulai menggunakan
lemak sebagai sumber kalori utama
17

7.

Bila diantisipasi penyakit anak


akan memerlukan terapi cairan
lebih dari 2 x 24 jam tanpa terapi
nutrisi, sebaiknya digunakan
mikrodrips karena akan
menguntungkan terapi nutrisi di
hari ke-3.
Contoh: lihat hal. 26,27
18

Pengecualian :
a. Dehidrasi berat/renjatan
b. Bila memerlukan transfusi berulang ulang selama beberapa hari.
Hari-hari berikutnya bila keadaan lebih
baik maka perlahan pemberian makanan
kembali ke langkah ke 2 yaitu sesuai umur
dan BB
19

Contoh Kasus I
Bayi 2 bulan, BB 4.5 Kg
1. Hitung cairan, kalori & protein
cairan = 4.5 (150 -175) ml
= 675 787 ml
= 800 ml
kalori = 4.5 x 110 kkal
= 495 kkal = 500 kkal
Formula iso kalori 700 kkal/1000 ml
= 800 x 700 = 560 kkal ( 500 kkal)
1000

20

2.

Daftar Makanan
6

135 ml

135 ml

12

135 ml

15

135 ml

18

135 ml

21

135 ml
21

Contoh Kasus II
Bayi 3.5 bulan, BB 5.8 Kg
1.

Hitung cairan, kalori & protein


cairan = 5.8 (140 -150) ml
= 812 870 ml
= 900 ml
kalori = 5.8 x 100 kkal
= 580 kkal = 600 kkal
Formula iso kalori 700 kkal/1000 ml
900
= 1000 x 700 = 630 kkal
22

2.

Daftar Makanan
6

180 ml

10

180 ml
12 Buah

14

180 ml
16 Biskuit

18

180 ml

22

180 ml
23

3.

Pengaruh penyakit pada pemberian


makanan ?
Pada kasus ini misalnya anak
terserang FUO (tidak punya protokol
khusus) :
a. Jika masih mau minum, diberi seperti
biasa
b. Jika anak tidak mau minum, maka
pikirkan per sonde/MLP

24

Samb. Kasus II
Misalnya jika anak ini terserang Meningitis
Bakteri (memp. protokol khusus) :
Hari I & II : Terapi cairan
Jumlah cairan : Restriksi 70 % dari kebutuhan
normal = 70% x 900 ml = 630 ml
Jenis cairan : D 10% : NaCl 0.9% = 1 : 1
630
Tetesan : Mikro = tts/mnt
= 26 tts/mnt
24

630
Makro = 72 tts/mnt = 810 tts /mnt

Antibiotika polifragmasi
Kortikosteroid

25

Samb. Kasus II

Hari ke III : KU membaik, kejang berkurang,


UUB datar, maka dimulai terapi cairan dan
nutrisi :
Jumlah cairan = 900 ml (tidak restriksi lagi)
Jenis cairan = D 10% : NaCl 0,9% 1:1
Tetesan =
Mikro : min. 8 tts/m = 8 x 24 = 200 ml/hari
Makro : min. 6 tts/m = 6 x 72 = 430 ml/hari
Medikamentosa lanjut
26

Terapi Nutrisi :
Mikro :
cairan nutrisi : 900 200 ml = 700 ml
7 x 100 ml atau 6 x 120 ml
Makro :
cairan nutrisi : 900 430 ml = 470 ml
7 x 65 ml atau 6 x 80 ml

27

Contoh Kasus III

Bayi 8 bulan, BB 7.6 Kg


1.

Hitung cairan, kalori & protein


cairan = 7.6 (125 -140) ml
=
950 1064 ml
=
1000 ml (atau 1100 ml)
kalori = 7.6 x 100 kkal
=
760 kkal
Formula iso kalori 700 kkal/1000 ml
= 1000 x 700 = 700 kkal (tidak cukup)
1000
28

Jumlah Protein
ASI : 1 1.4 g/dl
Susu Formula :

Adapted formula : sedikit lebih tinggi daripada


ASI, karena nilai gizi protein susu sapi sedikit
lebih rendah
Complete starting formula/formula kedelai :
2 2.5 g/100 ml
Non formula : 3 3.5 g/100 ml
Follow-up selalu cukup bila jumlah cairan
cukup formula : 2 g/100 ml

Protein akan, sekalipun pada formula


isokalori.
29

Contoh Kasus IV

Bayi 5 bulan, BB 6.5 Kg, Bronchopneumonia


1.

Hitung cairan, kalori & protein


cairan = 6.5 (140 -150) ml
=
910 975 ml
=
1000 ml
kalori = 6.5 x 100 kkal
=
650 kkal
Formula iso kalori 700 kkal/1000 ml
= 1000 x 700 = 700 kkal (cukup)
1000
30

Sambungan kasus :
2.

Daftar Makanan
6

SB

10

BS
12 Buah

14

NT
16 Biskuit

18

SB

22

SB
31

3.

Pengaruh Penyakit pada pemberian makanan ?


Pada kasus ini anak terserang BP
Secara nutrisi, anak dengan BP dibagi dalam 3
kelompok :
a. BP berat : infus, renjatan, toksik maksimal
2 hari pertama terapi cairan dgn protokol BP,
hari ke 3 terapi cairan & nutrisi
b. BP sedang : kalau tidak bisa makan & minum
sendiri, maka masih bisa per sonde
makanan cair 7 x 140 ml
c. BP ringan : masih bisa makan minum sendiri
seperti daftar makanan anak sehat.

32

Contoh Kasus V

Bayi 9 bulan, BB 8 Kg, Diare


1.

Hitung cairan, kalori & protein


cairan = 8 (125 -140) ml
=
1000 1120 ml
=
1100 ml
kalori = 8 x 100 kkal
=
800 kkal
Formula iso kalori 700 kkal/1000 ml
= 1100 x 700 = 770 kkal (kurang lebih
1000
cukup)
33

Sambungan kasus :
2.

Daftar Makanan
6

SB

10

BS
12 Buah

14

NT/BS
16 Biskuit

18

BS/NT

22

SB
34

3.

Pengaruh penyakit pada pemberian


makanan anak diare
Pada dehidrasi ringan sedang :
makanan biasa, hanya di(+) oralit
D. ringan : PWL 4-5% = 50 ml/kgBB
D. sedang : PWL 6-10% = 75 ml/kgBB
Pada dehidrasi berat : pakai protokol GE
PWL > 10% = IVFD

35

Modifikasi untuk diare :


Pengenceran SF, misalnya: 120 ml 4 takar,
makanan diencerkan :
Hari I : 120 ml 2 takar
Hari II : 120 ml 3 takar
Hari IV : 120 ml 4 takar
Beri makanan seperti biasa, hindari yang
berserat tinggi (buah & sayur)
SF yang sebelumnya dipakai, tidak usah
diganti
36

Ada 3 gangguan keseimbangan :

Ggn. keseimbangan cairan (skor dehidrasi)


Tujuan :
1. Menentukan rute pemberian cairan rehidrasi
2. Menentukan jumlah cairan rehidrasi

Ggn. keseimbangan elektrolit (elektrolit serum)


Tujuan : Menentukan jenis cairan, khususnya
pada yang mengalami gangguan elektrolit
natrium dan kalium
Ggn. keseimbangan asam basa (bikarbonat
serum)
Tujuan : Menentukan perlu tidaknya laktat/asetat
untuk koreksi bila ada asidosis.

37

Pada

diare yang hipernatremi pakai


cairan Kaen3B, Kaen3A dan DAD
Pada yang isonatremi pakai RL atau
Asering
Untuk yang PEM pakai Kn3B atau
Kn3A + KCl

38

39

Anda mungkin juga menyukai