Anda di halaman 1dari 31

MERS - CoV

PENGERTIAN & CARA PENULARAN

MERS Cov
Definisi :
MERS CoV : Penyakit sindrom
pernapasan yang disebabkan oleh
virus Corona yang menyerang saluran
pernapasan mulai dari ringan sampai
berat
(The Coronavirus Study Group of the International Committee on Taxonomy of
Viruses , May 2012)

MERS-CoV
Diketahui pertama kali pada September
2012 di RS di Jeddah, Saudi Arabia
Menyerang semua kelompok umur
Periode inkubasi: 2 - 4 hari (terpanjang 14
hari)
Bentuk Infeksi: subklinis / sangat ringan
sampai infeksi berat saluran napas bawah
pada anak anak dan orang tua.

Tanda & Gejala Klinis


MERS-CoV

Demam mendadak, batuk, dan sesak napas


Pada pemeriksaan: menunjukkan tanda
Pneumonia
Dapat timbul, gejala saluran pencernaan spt.
diare,
Sakit berat dapat menyebabkan gagal napas.
Kegagalan fungsi organ lain, terutama ginjal
atau schock sepsis.
Orang dengan gangguan sistem kekebalan
tubuh, usia lanjut, dan mengidap penyakit kronis
(diabetes, cancer, dan penyakit paru kronik)
gejala klinis yang timbul lebih berat.

Diagnosa dan Pengobatan


MERS-CoV

Diagnostik:
Konfirmasi laboratorium dengan RT-PCR (Indonesia

Litbangkes);
Spesimen diambil dari saluran napas bagian atas dan
bawah (lebih disukai).

Pengobatan:
Tidak ada antivirals spesifik;
Sifatnya simptomatik dan suportive;
Pasien berat dirawat diruang ICU-Isolasi
Melaksanakan langkah Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi yang ketat ( Kewaspadaan standard + droplet +


contact ditambah airborne ketika melakukan tindakan yang
dapat menciptakanairborne);

Distribusi Geografis

Negara negara dimana kasus kasus


kemungkinan mendapatkan infeksi di negerinya
dari sumber yang belum diketahui
Jordan, Saudi Arabia, Qatar, UAE, Oman, Kuwait, Yaman dan

Lebanon, Iran.

Negara negara dimana kasus kasus


berhubugan dengan perjalanan atau kontak
dengan pelancong terinfeksi yang kembali
Eropa:Perancis, Itali, Inggris, Jerman, Yunani, Belanda.
Afrika: Tunisia, Mesir, Aljazair.
Asia: Malaisia, Philipina
Amerika: USA

Cara Penularan MERS CoV


Virus ini dapat menular antar manusia secara
terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar
manusia yang berkelanjutan.
Kemungkinan penularannya dapat melalui :
- Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada
saat pasien batu atau bersin.
- Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang
terkontaminasi virus.

DATA EPIDEMIOLOGI

Update Situasi MERS-CoV Global

MERS-CoV pertama kali dilaporkan pada bulan April 2012


di Saudi Arabia
Sejak April 2012 s/d 2 September 2014 854 kss, 334
kematian (CFR: 39,11 %), 20 negara yang melaporkan
adanya kasus positif
20 negara terjangkit sebagai berikut:
Timur Tengah: Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi
Arabia, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman, Libanon, Iran;
Eropa: Perancis, Jerman, Yunani, Italia, Inggris (UK) &
Belanda;
Afrika Utara: Tunisia;
Asia: Malaysia dan Filipina dan;
Amerika Serikat

Pendapat WHO
Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada
pertemuan IHR Emergency Committee concerning
MERS CoV menyatakan bahwa MERS CoV
merupakan situasi serius dan perlu perhatian
besar namun belum menjadi Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
(PHEIC/Public health emergency of international
concern).

Situasi MERS CoV di Saudi


(7 September 2014)

Klasifikasi

"Kasus dalam penyelidikan"/Suspek


Kasus Probable
Kasus konfirmasi

Definisi kasus MERSKasus dalam penyelidikan (underinvestigated case) *


CoV
Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan
1.

a.

tiga keadaan di bawah ini:


Demam (38C),
Batuk,
Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Perlu waspada pada pasien dengan gangguan system kekebalan tubuh
(immunocompromised) karena gejala dan tanda tidak jelas
DAN
salah satu dari kriteria berikut :
Memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit dalam 14 hari
sebelum sakit, kecuali ditemukan etiologi lain
Mengalami perburukan klinis, kecuai ditemukan etiologi lain
Adanya klaster (termasuk klaster petugas kesehatan yang sakit sama)

Definisi kasus
b.

Seseorang dengan Infeksi Saluran


Pernapasan Akut (ISPA) ringan sampai
berat yang memiliki riwayat kontak erat
dengan kasus konfirmasi atau kasus
probable infeksi MERS-CoV dalam
waktu 14 hari sebelum sakit

2.

Kasus Probabel **)

Seseorang dengan pneumonia atau ARDS


dengan bukti klinis, radiologis atau
histopatologis
DAN
Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV
atau hasil laboratoriumnya negative pada satu
kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat.
DAN
Adanya hubungan epidemiologis langsung
dengan kasus konfirmasi MERS Co-V.
a.

Kasus probable
Seseorang dengan pneumonia atau ARDS
dengan bukti klinis, radiologis atau
histopatologis
DAN
Hasil pemeriksaan laboratorium inkonklusif
(pemeriksaan skrining hasilnya positif tanpa
konfirmasi biomolekular).
DAN
Adanya hubungan epidemiologis langsung
dengan kasus konfirmasi MERS Co-V.
b.

3.

Kasus Konfirmasi **)


Seseorang yang terinfeksi MERS Co-V
dengan hasil pemeriksaan laboratorium
positive.

Kontak Erat

Seseorang yang kontak fisik, atau berada


dalam satu ruangan, atau berkunjung
(bercakap-cakap dalam radius 1 meter) dengan
kasus probable atau kasus konfirmasi.
Termasuk Kontak Erat antara lain :
Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat,
mengantar, dan membersihkan ruangan ditempat
perawatan kasus
Orang-orang yang merawat atau menunggui di ruangan
Orang yang tinggal se rumah dengan kasus
Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan kasus

Klaster
Bila terdapat dua orang atau lebih memiliki
penyakit yang sama,dan mempunyai
riwayat kontak yang sama dalam jangka
waktu 14 hari. Kontak dapat terjadi pada
keluarga atau rumah tangga, dan berbagai
tempat lain seperti rumah sakit, ruang
kelas, tempat kerja, barak militer, tempat
rekreasi, dan lainnya.

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan spesimen coronavirus baru dilakukan


dengan menggunakan reverse transcriptase
polymerase chain reaction (RT-PCR)
Bahan pemeriksaan :
Spesimen dari saluran napas atas (hidung, nasofaring
dan/atau swab tenggorokan)
Spesimen saluran napas bagian bawah (sputum, aspirat
endotracheal, kurasan bronkoalveolar)
Tempat pemeriksaan :
Laboratorium Badan Litbangkes RI Jakarta
Ambil spesimen serial dari beberapa tempat dalam
waktu beberapa hari (setiap 2-3 hari) untuk melihat Viral
shedding

Pencegahan dan Pengobatannya

Belum ada vaksin yang tersedia.


Pengobatan yang bersifat spesifik belum
ada, dan pengobatan yang dilakukan
tergantung dari kondisi pasien.
Pencegahan dengan PHBS, menghindari
kontak erat dengan penderita, menggunakan
masker, menjaga kebersihan tangan dengan
sering mencuci tangan dengan sabun dan
menerapkan etika batuk ketika sakit.

Pencegahan dan pengendalian


infeksi

Sama dengan pencegahan infeksi pada penyakit flu burung dan


Emerging Infectious Disease lain yang mengenai saluran napas
(Buku pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
dan fasilitas kesehatan lainnya : Kementerian kesehatan RI)
Penerapan kewaspadaan standard,
kewaspadaan droplet
kewaspadaan airborne

Pencegahan dan
pengendalian infeksi

Pencegahan transmisi droplet.


Pencegahan standar pada setiap pasien yang diketahui atau
dicurigai memiliki infeksi pernafasan akut, termasuk pasien
dengan dicurigai, probable atau terkonfirmasi MERS-CoV
dimulai dari triase pada pasien dengan gejala infeksi pernapasan
akut yang disertai demam.
Pengaturan ruangan dan pemisahan tempat tidur minimal 1
meter antara setiap pasien yang tidak menggunakan APD.
Pastikan triase dan ruang tunggu berventilasi cukup.
Terapkan etika batuk.
Pencegahan airborne digunakan untuk prosedur yang
menimbulkan penularan aerosol (intubasi trakea, pemasangan
ventilasi non-invasif, tracheostomi dan bantuan ventilasi dengan
ambu bag sebelum intubasi)

Kewaspadaan standar
Kebersihan tangan dan penggunaan alat pelindung
diri (APD) untuk menghindari kontak langsung
dengan darah pasien, cairan tubuh, sekret
(termasuk sekret pernapasan) dan kulit lecet atau
luka.
Kontak dekat dengan pasien yang mengalami gejala
pernapasan (misalnya batuk atau bersin) pada saat
memberikan pelayanan, gunakan pelindung mata
karena semprotan sekresi dapat mengenai mata.
pencegahan jarum suntik atau cedera benda tajam,
pengelolaan limbah yang aman; pembersihan dan
disinfeksi peralatan serta pembersihan lingkungan

Pencegahan droplet
Gunakan masker bedah bila bekerja dalam radius 1
meter dari pasien.
Tempatkan pasien dalam kamar tunggal, atau
berkelompok dengan diagnosis penyebab penyakit
yang sama.
Jika diagnosis penyebab penyakit tidak mungkin
diketahui, kelompokkan pasien dengan diagnosis
klinis yang sama dan berbasis faktor risiko
epidemiologi yang sama dengan pemisahan
minimal 1 meter.
Batasi gerakan pasien dan pastikan bahwa pasien
memakai masker medis saat berada di luar kamar.

Pencegahan airborne

Pastikan bahwa petugas kesehatan


menggunakan APD (sarung tangan, baju
lengan panjang, pelindung mata, dan
respirator partikulat (N95 atau yang setara))
ketika melakukan prosedur tindakan yang
dapat menimbulkan aerosol.
Bila mungkin, gunakan satu kamar
berventilasi adekuat ketika melakukan
prosedur yang menimbulkan aerosol.

Dari

data kasus konfirmasi yang dilaporkan ke


WHO terdapat penularan pada petugas
kesehatan yang merawat kasus MERS CoV,
petugas kesehatan merupakan salah satu
orang yang rentan terhadap penularan MERS
CoV.
Diperlukan pengawasan petugas kesehatan
yang merawat pasien suspek MERS CoV
apabila mengalami gejala dalam kurun waktu
14 hari setelah merawat pasien MERS CoV
agar diperlakukan seperti suspek MERS CoV

Langkah-langkah

penanganan pasien dengan


severe acute respiratory infections (SARI) yang
dicurigai MERS:

1. Pengcegahan

dan kontrol infeksi


2. Pemberian oksigen
3. Pengambilan sampel sebelum pemberian antibiotik
4. Pemberian antibiotika segera yang sesuai untuk
community-acquired pathogens
5. Pemberian cairan intravena
6. Jangan memberikan steroid pada pasien dengan
SARI
7. Pengawasan yang ketat

Terima Kasih.................
Selamat bekerja

Anda mungkin juga menyukai