Anda di halaman 1dari 10

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA SINDANGJAYA

KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR

a. Letak geografis

Kecamatan Ciranjang mempunyai 12 desa, salah satunya adalah desa

Sindangjaya. Desa Sindangjaya merupakan desa yang secara geografis sangat

strategis karena letaknya yang berada di tengah-tengah desa-desa lain. Desa

Sindangjaya mempunyai perbatasan sebelah utara dengan desa Cikidang Bayabang,

sebelah selatan dengan desa Karangwangi, sebelah barat dengan desa Sindangsari,

dan sebelah timur dengan desa Kertajaya.

Luas desa Sindangjaya adalah 195.868 Ha, terdiri dari 158.068 Ha lahan

sawah irigasi, 37.800 Ha ladang/tegal, serta 48207 Ha pemukiman. Tinggi daerahnya

dari permukaan laut sekitar 582 mdl dan termasuk kedalam daerah dataran rendah.

Curah hujan rata-rata 225 Mm, suhu rata-rata hariannya 20 derajat celcius.

Orbitrase atau jarak pusat pemerintahan desa (kantor desa) ke kecamatan

Ciranjang sejauh 3 km, ke kabupaten kota sejauh 16 km, ke ibu kota propinsi sejauh

48 Km. Untuk mencapai desa Sindangjaya dapat ditempuh dengan kendaraan bus,

angkot dan sepeda motor. Jarak tempuh dari desa Sindangjaya ke ibu kota kecamatan

selama 0,25 jam dan ke ibu kota kabupaten selama 0,75 jam.56

56 Daftar Isian Potensi Desa, Pemerintah kabupaten Cianjur kantor Pemberdayaan Masyarakat
Desa 2006, Hal. 1-2

47
b. Kependudukan

Selanjutnya berikut ini akan dikemukakan komposisi penduduk desa

Sindangjaya. Menurut Said Rusli, komposisi merupakan penyebaran penduduk

berdasarkan cara penggolongan atau kelompok tertentu. Komposisi penduduk

menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan

penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama.

1. Jumlah Penduduk dan Etnis

Didesa Sindangjaya terdapat sekitar 1789 kepala keluarga. Jumlah penduduk

seluruhnya sekitar 6119 jiwa, terdiri dari 3033 laki-laki dan 3086 perempuan. Mereka

terbagi kedalam kelompok laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja, dewasa, dan

lanjut usia.

Dilihat dari etnis, masyarakat desa Sindangjaya juga cukup beragam. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel I
Komposisi penduduk menurut etnis

No Tingkat pendidikan Jumlah jiwa


1 Sunda 5860 orang
2 Jawa 177 orang
3 Batak 31 orang
4 Madura 6 orang
5 Manado 22 orang
6 Ambon 11 orang
7 Bugis 18 orang

Dari tebel diatas dapat dilihat bahwa terdapat setidaknya 7 etnis di

48
Sindangjaya. Etnis terbesar adalah Sunda karena mereka adalah penduduk lokal.

Kemudian diikuti oleh etnis Jawa, Batak, Madura, Manado, Ambon, dan Bugis yang

jumlahnya tidak begitu banyak. Etnis Batak, Manado, dan Bugis umumnya memeluk

agama Kristen. Etnis Madura, Sunda, dan Jawa umumnya Muslim. Khusus untuk

etnis Sunda di Sindangjaya mereka juga banyak yang menganut agama Kristen.

2. Pendidikan Masyarakat Desa Sindangjaya

Tabel II
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikannya

No Tingkat pendidikan Jumlah jiwa


1 Buta aksara 5 orang
2 Tidak tamat SD 135 orang
3 Tamat SD 1660 orang
4 Tamat SLTP 700 orang
5 Tamat SMU 235 orang
6 Tamat akademi (D-1/D-3) 54 orang
7 Tamat S 1 15 orang

Pada tabel diatas mengindikasikan bahwa pendidikan SD menduduki

peringkat pertama yang berjumlah 1660 orang. Penduduk yang lulus SLTP

menduduki peringkat kedua dengan jumlah 700 orang. Penduduk yang lulus SMU

sekitar 235 orang, menduduki peringkat ke 3. Penduduk yang lulus akademi sebanyak

54 orang, dan yang lulus sarjana sebanyak 15 orang. Sedangkan yang tidak tamat dan

buta aksara masing-masing berjumlah 135 dan 5 orang. Dengan demikian pendidikan

desa Sindangjaya relatif tidak begitu tertinggal karena mayoritas penduduknya pernah

mengenyam pendidikan sekolah.

49
Adapun sarana pendidikan yang ada di Sindangjaya terdiri dari 1 buah TK, 5

buah SD, 2 buah SLTP, 1 buah Tsanawiyah, dan 1 buah tempat kursus. SLTP Pusaka

merupakan lembaga pendidikan terbesar yang ada di Sindangjaya yang didirikan oleh

umat Kristiani. Khusus lembaga pendidikan keagamaan terdapat 1 buah Pesantren,

serta 10 Majlis Taklim bagi umat Islam, dan sekolah minggu bagi umat Kristiani yang

diselenggarakan di tiap gereja.

3. Mata pencaharian penduduk Desa Sindangjaya

Sebagian besar masyarakat sekitar berpropesi sebagai petani, mereka

menanam padi, jagung, sayur mayur, ketela dan umbi-umbian. Khusus padi menjadi

prioritas utama para petani dalam menanam, sedangkan jagung dan kacang-kacangan

bisaanya ditanam ketika musim kemarau datang. Para petani tersebut memanen hasil

pertaniannya sebanyak tiga kali setahun. Perairannya menggunakan sistem irigasi,

yang mengalirkan air kepersawahan penduduk yang mencapai puluhan hektar

luasnya.

Khusus sebelah timur desa Sindangjaya terdapat danau Cirata. Danau tersebut

selain berfungsi sebagai pembangkit listrik juga berfungsi sebagai tempat wisata dan

tempat budidaya ikan air tawar. Di atas danau Cirata terdapat rumah-rumah terapung

dan jaring-jaring penangkaran ikan. Jenis ikan yang dihasilkan antara lain ikan

Mujaer, Nila, Ikan Mas dan sebagainya. Produksi rata-rata mencapai 30 ton

pertahun.57

57 Ibid, hal. 10

50
Adapun komposisi lengkap mata pencaharian penduduk desa Sindangjaya

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel III
Sektor mata pencaharian penduduk

No Status Jumlah jiwa


1 PNS 52 orang
2 ABRI 27 orang
3 Wiraswasta 74 orang
4 Tani 1478 orang
5 Buruh Tani 1300 orang
6 Pedagang 190 orang
7 Peternak 165 orang
8 Sopir 115 orang
9 Montir 6 orang
10 Pengemudi becak 5 orang
11 Ojek 90 orang

c. Struktur sosial, budaya dan ekonomi

Kultur desa Sindangjaya sangat plural disebabkan latar belakang

penduduknya yang sangat majemuk. Hal ini dapat digambarkan dari tingkah laku

masyaakat setempat yang sangat terbuka dan mempunyai solidaritas yang tinggi

terhadap orang lain.

Masyarakat desa Sindangjaya mempunyai sistem kekerabatan yang sangat

erat. Seperti dengan sistem keluarga yang tidak memilih jalur kekerabatan melalui

perbedaan laki-laki dan perempuan. Masyarakat di desa tersebut mengenal baik

anggota kerabat meraka dari pihak ayah maupun ibu.

Dalam kehidupan sehari-hari mereka berpegang teguh pada adat istiadat yang

berlaku. Kehidupan kemasyarakatan mereka tidak mengenal tegas perbedaan-

51
perbedaan golongan atau kasta. Setiap orang diakui mempunyai hak yang sama. Batas

pergaulan antara satu dengan yang lainnya tidak begitu dipermasalahkan selagi

berada dalam kewajaran adat istiadat desa Sindangjaya secara umum.

Dalam kehidupan sosialnya, mereka satu sama lain selalu menjaga dan

berusaha baik. Dalam hidup bermasyarakat, bila ada suatu masalah, masyarakat desa

Sindangjaya berusaha menyeleseikan masalah dengan cara musyawarah ataupun

mereka menerima petuah dari tokoh masyarakat atau ulama setempat sebagai jalan

penyeeseian.

Selain itu, tampak pula di desa Sindangjaya pola hidup yang tentram, tenang

dan rukun. Pola interaksi yang dijalankanpun sangat terlihat dinamis, ini bisa dilihat

dari adanya kerjasama yang dilakukan warga masyarakat desa Sindangjaya. Tolong

menolong dan gotong royong merupakan perwujudan dari interaksi yang mereka

bangun dari semenjak nenek moyang mereka.

Dari penjelasan diatas bahwa kehidupan sosial masyarakat desa Sindangjaya

mengalami perkembangan yang sangat signifikan sekali dalam kehidupan sosialnya,

baik itu dalam interaksi antar agama yang berlainan keyakinan atau ineraksi sosial

yang nyata, misalnya pembuatan jalan, pembangunan rumah, dimana orang muslim

dan Kristen secara bersama-sama mengerjakan pekerjaan sosial tersebut.

Sebagian besar mata pencaharian desa Sindangjaya adalah bertani, berdagang,

dan lainnya. Mereka yang berdagang adalah mereka yang awalnya petani, tetapi

kemudian mereka menjual tanahnya. Pola perekonomian desa Sindangjaya bersumber

dari tanah yang mereka miliki. Tanah bagi mereka merupakan sumber kehidupan bagi

52
keluarga dan keturunannya. Pemanfatan tanah sebagai seumber kehidupan hasilnya

dikonsumsi sendiri dan lebihnya dijual.

Paradigama tersebut kemudian berubah seiring perkembangan jaman. Merka

kemudian tidak hanya mengolah tanah untuk pertanian, tanah tersebut kemudian

digunakan untuk usaha lain, ada yang membuat kolam ikan, kios, maupun toko.

Masyarakat yang berdekatan dengan danau cirata banyak bermata pencaharian

sebagai peternak ikan air tawar. Namun ada juga yang lebih memanfaatkan kondisi

Cirata sebagai daerah wisata yang indah dengan membuka warung-warung nasi,

menyewakan perahu dan sebagainya.

d. Kehidupan Keberagamaan

Desa Sindangjaya merupakan miniatur Indonesia dari segi kehidupan agama.

Di desa ini terdapat lebih dari satu agama, terutama Kristen dan Islam. Kedua agama

tersebut adalah agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Agama Islam dianut oleh 5004 orang, dan Kristen dianut oleh 1115 orang.

Kedua agama tersebut saling berinteraksi satu sama lain dengan saling menghargai

dan penuh tenggang rasa. Masing-masing agama bebas melakukan kegiatan

keagamaannya. Orang-orang muslim mengadakan pengajian mingguan di musholla,

masjid, atau majlis taklim yang diikuti oleh bapak-bapak, ibu-ibu maupun remaja.

Begitupun orang Kristen mereka terbisa melakukan kegiatan-kegiatan keagamaannya

tiap minggu digereja-gereja.

Tabel IV
Sektor Agama

53
No Agama Jumlah jiwa
1 Islam 5004 jiwa
2 Kristen 1115 jiwa

Tabel V
Sarana peribadatan

No Sarana Peribadatan Jumlah


1 Mesjid DKM 8 buah
2 Gereja 5 buah
3 Musholla 28 buah

Dari tabel VI diatas bisa dilihat bahwa sarana peribadatan yang berada di desa

Sindangjaya secara keseluruhan mencapai 41 sarana peribadatan, meliputi; 8 buah

mesjid, 5 buah gereja, dan 28 buah musholla.

Delapan masjid yang dimaksud adalah, 1. Masjid Nurul Mukmin di Sindang

Asih, 2. Masjid Abu Saad di Sindang Asih, 3. Masjid Nurul Haq di Sindang Asih, 4.

Masjid Al-Hikmah di Sindangkerta, 5. Masjid Al-Haetsakinah di Sindangkerta, 6.

Masjid Al-Husaeni yang terletak di kawasan pemukiman Kristen di Rawaselang, 7.

Masjid Al-Hidayah di Sindang kerta, dan 8. Masjid Nurul Iman di Sindang Saluyu.

Adapun 5 gereja yang dimaksud diatas adalah gereja Pusaka, gereja Pasundan,

gereja Kerasulan Baru, gereja Elizier, dan gereja Pentekosta.. Gereja-gereja tersebut

terdapat di daerah Rawaselang, Sindanglaya, dan Palalangon.

Dengan banyaknya fasilitas ibadah didesa Sindangjaya dapat mempermudah

masyarakatnya menjalankan ritual-ritual keagamaannya, dikarenakan sarana dan

prasarana peribadatan cukup mendukung di setiap agama.

54
Selain sarana peribadatan, di desa Sindangjaya terdapat organisasi-organisasi

keagamaan. Dikalangan Islam organisasi Nahdatul Ulama merupakan organisasi

terbesar. Hampir 85% umat Islam merupakan anggota dan simpatisan NU, sisanya

adalah anggota Persis dan Muhamadiyah. Secara formal organiasi Islam di desa

Sindangjaya di wakili oleh MUI, di tubuh MUI inilah bergabung tokoh-tokoh agama

dari berbagai organisasi tersebut.

Dikalangan Kristen juga terdapat beberapa organisasi. Umumnya organiasi

terebut disesuaikan dengan nama ordo dan gerejanya. Secara formal organisasi

Kristen di desa Sindangjaya diwakili oleh Majlis Gereja, Majlis ini difungsikan untuk

mengkomunikasikan setiap masalah dan wadah peneyeleseian konflik antar agama.

Pemuda Sindangjaya juga aktif dalam pengajian-pengajian agama. Pemuda

muslim membentuk karang taruna dan mengadakan acara tahun baru-an, pengajian

bulanan, menyelenggarakan peringatan hari besar kagamaan semisal mauludan,

rajaban, dan kegiatan positif lainnya. Dibanding dengan pengajian orang tua,

pengajian pemuda ini lebih santai dan disesuaikan dengan jiwa anak muda.

Para pemuda Kristen juga tidak ketinggalan, mereka membuat organisasi-

organisasi dan akif didalamnya. Kegiatannya juga banyak, dari mulai kegiatan gereja

mingguan sampai kepada penyelenggaraan hari-hari besar agama, semisal Natal dan

sebagainya.

Meski masyarakat desa Sindangjaya agamanya beragam, mereka tetap

mengedepankan nilai-nilai kerukunan beragama dengan jalan saling menghormati,

dan saling menerima perbedaan. Sehingga mereka aman dan nyaman dalam

55
menjalani rutinitas kehidupannya.

56

Anda mungkin juga menyukai