Anda di halaman 1dari 9

Feni Veronika Purba

2013-11-014

Laboratorium Mikroprosesor

Feni Veronika Purba


2013-11-014
polaritas penjumlahan (additive).
2. Apabila Voltmeter V < V ( ggl induksi saling mengurangi ), maka disebut polaritas
pengurangan (subtractive).

Arah Polaritas pada Kumparan Transformator


Vektor tegangan primer dan sekunder suatu transformator dapat dibuat searah atau
berlawanan dengan mengubah cara melilit kumparan. Untuk transformator tiga phasa, arah
tegangan akan menimbulkan perbedaan phasa, arah dan besar perbedaan phasa tersebut
akan mengakibatkan adanya berbagai macam kelompok hubungan pada transformator itu.
Dalam menentukan kelompok hubungan diambil beberapa patokan, yaitu :
1. Notasi untuk hubungan delta, bintang dan hubungan zigzag masing-masing adalah D, Y,
Z untuk sisi tegangan tinggi dan d, y, z untuk sisi tegangan rendah.
2. Untuk urutan phasa U, V, W untuk tegangan tinggi dan u, v, w untuk tegangan rendah.
3. Tegangan sisi primer dianggap sebagai tegangan tinggi dan tegangan sisi sekunder
tegangan rendah.
4. Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan tinggi terhadap
tegangan rendah.
5. Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan dibuat berimpit (dicocokkan)
dengan vector phasa VL tegangan tinggi line to line.
6. Bergantung pada perbedaan phasanya, vector phasa tegangan rendah (u, v, w) dapat
dilukiskan, letak vector phasa vl tegangan rendah line to line menunjukkan arah jarum

Laboratorium Mikroprosesor

Feni Veronika Purba


2013-11-014
pendek.
7. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek adalah pergeseran vector phasa Vdan v.

TEORI TAMBAHAN MODUL 2


PENGUJIAN TEMPERATURE RISE TRAFO 1 FASA
Temperatur Transformator
Pemanasan yang terjadi pada sebuah transformator adalah berasal dari rugi-rugi
besi dan tembaga. Panas yang menyebabkan pertambahan temperature transformator,
panas ini diteruskan pada minyak yang dibawa ke tangki untuk disebarkan ke udara
sekeliling. Kenaikan temperature akan terus berlanjut jika panas yang diterima tidak
sebanding dengan pendinginannya. Minyak transformator didalam bak transformator tidak
mempunyai suhu yang sama, akan tetapi disebelah bawah adalah yang terdingin,
sedangkan suhu tertinggi disekitar sisi atas dari kumparan tembaga. Sebuah transformator,
setelah dibebani akan mengalami suhu akhirnya, dan suhu itu akan dicapainya setelah
beberapa waktu lampau.
Suhu pada lilitan pada umumnya ditentukan pengukuran-pengukuran tahanan,
dengan menggunakan rumus yang dipakai VDE-0532 sebagai berikut :

Dimana :
= Suhu lebih rata-rata lilitan

td = Suhu dari lilitan dalam keadaan dingin


tm = Suhu dari minyak transformator

Rd = Tahanan dari lilitan dalam keadaan dingin pada suhu td


Rp = Tahanan dari lilitan dalam keadaan panas
Pada transformator - transformator minyak suhu t d dianggap sama dengan suhu
minyak lapisan atas sewaktu dingin. Transformator harus sekurang-kurangnya 8 jam tidak
bekerja. Suhu minyak diukur dengan thermometer. Pengukuran tahanan R dlakukan

Laboratorium Mikroprosesor

Feni Veronika Purba


2013-11-014
dengan pengukuran arus searah dengan jembatan biasa. Pengukuran tahanan panas R p
dilakukan secepatnya setelah pembebanan tertentu.
Oleh karena hal ini akan membutuhkan waktu, maka suhu akan sebentar menurun,
sehingga nilai Rp hanya dapat diperoleh dengan ekstrapolasi.

Gambar 2. Grafik Ekstrapolasi Tahanan terhadap Waktu


Pengukuran tiap nilai R dilakukan dengan jarak-jarak waktu AT yang senantiasa sama.
Batas Temperatur
Batas temperatur untuk sebuah transformator tidak bisa dipungkiri dengan
menentukan material-material yang digunakan pabrik untuk sebagai isolasi. Sejak itu
sebagian besar untuk isolasi yang digunakan dalam kumparan adalah material organis dan
material serbuk dalam alam, seperti kertas kraf, pressboard, dan lain sebagainya. NEMA
(National Electrical Manufactures Assosiation) dan ANSI (American National Standarts
Institute) mempunyai standar untuk tipe transformator menetapkan kenaikan temperatur
maksimum dari kumparan untuk bermacam-macam isolasi.

Pengujian Kenaikan Suhu

Laboratorium Mikroprosesor

Feni Veronika Purba


2013-11-014
Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli
dan kumparan trafo yang disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani. Pengujian
ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah cukup effisien atau
belum.
Pada trafo dengan tapping tegangan diatas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan
pada tapping tegangan rendah (arus tertinggi), pada trafo dengan tapping maksimum 5%
pengujian dilakukan pada tapping nominal. Pengujian kenaikan suhu sama dengan
pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian
hingga membangkitkan rugi-rugi trafo, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong.

TEORI TAMBAHAN MODUL 3


PENGUJIAN TRAFO TEGANGAN RENDAH BEBAN NOL
Sebelum trafo dikeluarkan dari pabriknya untuk digunakan sesuai

fungsinya, maka perlu dilakukan uji kelayakan (Quality Assurance : QA) dari trafo
tersebut. Berikut ini merupakan klasifikasi standar pengujian yang diperlukan sebagai
dasar acuan.
Percobaan beban nol
Tujuan percobaan beban nol adalah untuk memperoleh nilai rugi inti, rugi rotasional
dan menentukan parameter Xm. Pada percobaan ini, motor induksi dioperasikan memikul
beban
nol pada rating tegangan dan frekuensinya. Besar tegangan yang disuplai pada belitan
stator per fasa adalah Vn1, arus input In1, dan daya input Pn1. Nilai ini dapat dilihat pada alat
ukur pada saat melakukan percobaan beban nol.
Kecepatan rotor motor induksi pada saat memikul beban nol mendekati atau
hampir sama besar dengan kecepatan sinkronnya. Oleh sebab itu, slip (s nl) motor induksi
pada saat beban nol adalah sangat kecil atau mendekati nol, sehingga nilai

sangat besar

bila dibandingkan dengan X . pada keadaan ini arus yang mengalir ke rotor sangat kecil.
Dari pernyataan di atas, rangkaian ekivalen motor induksi pada saat memikul beban nol
adalah sebagai berikut.
R1
+

Vn

jX1

In

Laboratorium Mikroprosesor
jXm

Feni Veronika Purba


2013-11-014

Gambar 1. Rangkaian ekivalen motor induksi beban nol


Dari gambar 1 di atas, reaktansi beban nol Xnl dilihat dari terminal stator adalah :
Xnl = X1 + Xm
Impedansi stator beban nol dapat ditentukan dari pembacaan alat ukur pada saat percobaan
beban nol.

Dan tahanan stator beban nol adalah :

Maka,

Sedangkan rugi rugi putaran PR biasanya dapat dianggap konstan dan dapat ditentukan
dari persamaan berikut:

m adalah jumlah fasa stator dan r1 adalah tahanan stator per fasanya.
No Load Losses Test
Rugirugi tanpa beban (no load losses) merupakan rugirugi yang terkait dengan
eksitasi trafo. No load losses yang diukur meliputi rugi rugi : inti, dielektrik, konduktor
pada lilitan yang terkait dengan arus eksitasi, dan rugirugi konduktor oleh arus sirkulasi
pada belitan paralel. Semua rugirugi tersebut diatas berubah terhadap tegangan eksitasi.

Laboratorium Mikroprosesor

Feni Veronika Purba


2013-11-014
Tujuan pengukuran rugi rugi tanpa beban adalah untuk mengukur rugirugi saat belitan
sekunder tidak terhubung sama sekali pada beban. Pengukuran ini dilakukan pada
tegangan eksitasi tertentu dengan frekuensi tertentu. Penentuan no load losses haruslah
pada tegangan berbentuk sinusoidal, kecuali bentuk gelombang lainnya merupakan
karakteristik kerja trafo. Metode pengukuran tegangan ratarata dengan menggunakan
voltmeter merupakan cara yang paling akurat untuk menentukan koreksi pengukuran no
load losses yang terukur menjadi ke bentuk dasar yang sinusoidal. Metode ini merupakan
metode yang direkomendasikan.
Metode pengukuran ini menggunakan dua voltmeter yang terhubung secara
paralel, dimana salah satu voltmeter mengukur tegangan rata rata (dengan nilai rms yang
dikalibrasi) dan voltmeter lainnya mengukur tegangan rms. Hasil pengkuran dibuat
sedemikian rupa sesuai dengan yang terbaca pada voltmeter yang mengukur tegangan
ratarata. Pembacaan dari kedua voltmeter digunakan untuk memperbaiki pengukuran no
load losses ke bentuk gelombang sinusoidal.

TEORI TAMBAHAN MODUL 4


PENGUJIAN TRAFO HUBUNG SINGKAT
Short Circuit Test
Pengujian hubung singkat (short circuit) dilakukan pada trafo untuk dapat
mengetahui kemampuan trafo terhadap tekanan elektrik dan mekanik yang disebabkan
oleh hubung singkat pada bagian beban. Hubung singkat yang dimaksud dapat meliputi
hubung singkat satu fase ke tanah, fase - fase, tiga fase, dan double fase ke tanah. Kejadian
hubung singkat dapat membentuk arus simetri dan arus asimetri pada trafo.
Pengujian Trafo hubung singkat dilakukan untuk mengukur besarnya impedance pada
trafo yang kemudian dibandingkan dengan nilai yang tertera pada nameplate. Pengujian
ini juga dapat menghitung rugi-rugi tembaga (Cu) , dan mengetahui total drop tegangan
pada transformator. Skema pengujian short circuit pada transformator daya ditunjukan
pada gambar berikut.

Laboratorium Mikroprosesor

Feni Veronika Purba


2013-11-014

Skema Pengujian short circuit


Keterangan:
R,S,T = Belitan Primer Transformator dengan fasa R, fasa S, dan fasa T
V = Voltmeter
A = Amperemeter
HV = High Voltage
LV = Low Voltage
Pada gambar diatas ditunjukan bahwa pada bagian sekunder atau Low Voltage yang
disingkat menjadi LV, dihubung singkatkan. Dengan metode inilah maka pengukuran
dapat dilakukan. Dengan mencatat setiap arus dan tegangan pada sisi R, S,dan T maka
akan didapat data yang akan dihitung.
a. Arus simetri (symmetrical current)
Formula yang digunakan untuk menghitung arus hubung singkat (ISC, dalam ampere
rms) adalah :
Dimana:
IR : arus nominal pada trafo ( per unit)
ZT : impedansi trafo pada keadaan IR (per unit)
ZS : impedansi sistem sebagai beban yang terhubung ke trafo (per unit)
b. Arus asimetri (asymmetrical current)
Trafo didesain untuk dapat bertahan terhadap arus asimetri yang mencapai puncaknya
di awal cycle saat arus tersebut mengalir di trafo. Arus asimetri, ISC (pk asymm) dapat
diketahui dengan formula berikut :
ISC(pk asymm )= KISC

Laboratorium Mikroprosesor

Feni Veronika Purba


2013-11-014

Nilai x/r merupakan rasio antara reaktansi efektif rangkaian bolak-balik AC terhadap
resistansi rangkaian bolak-balik AC. Nilai ini merupakan total impedansi yang membatasi
arus fault pada koneksi trafo saat terjadi arus hubung singkat. Bila impedansi
sistemterhubung pada trafo dimasukkan pada perhitungan, maka nilainya diasumsikan
sama dengan nilai x/r pada trafo bila tidak diberikan nilai yang spesifik.
Pengujian hubung singkat tranformator ini ditujukan untuk mencari besar induktansi
equivalent maupun resistansi equivalent serta menentukan impedansi equivalent dari
tranformator pada pengujian ini bagian sekunder dari transformer dihubung singkat,
sedang alat ukur dipasang pada sisi primer, pada pengukuran ini tegangan pada sisi
sekunder yang dihubung singkat sama dengan nol , sedang tegangan yang diberikan pada
sisi primer diatur agar arus Ip tidak melebihi arus nominal tranformator. Berdasarkan
data tegangan, arus dan daya, maka dapat dihitung impedansi equivalent pada sisi primer,
resistansi equivalent pada sisi primer dan induktansi equivalent dari sisi primer.

Laboratorium Mikroprosesor

Anda mungkin juga menyukai