Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Kanker adalah sebuah penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia. Terhitung
sebanyak 7,9 juta kematian pada tahun 2007. jumlah kematian akibat kanker diperkirakan
akan terus meningkat dengan perkiraan sebanyak 12 juta kematian pada tahun 2030
(WHO, 2007). Di Indonesia, prevalensi tumor dan kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk
dan merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi,
cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007). Terdapat berbagai pilihan metode
penyembuhan kanker seperti pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, dan lainnya. Tetapi
masing-masing metode tersebut memiliki kelemahan sehingga tingkat keberhasilannya
masih rendah. Dengan demikian, perlu dilakukan usaha untuk menemukan metode
pengobatan kanker yang lebih efektif.
Berbagai senyawa hasil sintesis telah banyak dipromosikan sebagai antikanker,
salah satu diantaranya adalah senyawa isoflavon. Isoflavon adalah senyawa metabolit
sekunder yang termasuk dalam kelompok flavanoid. Senyawa isoflavon merupakan
senyawa yang dapat diisolasi dari tumbuh-tumbuhan. Beberapa varietas isoflavone
seperti daidzein, merupakan salah satu varietas isoflavone yang terbukti dapat
menginduksi apoptosis dari sel kanker payudara (Jin et al, 2009) dan menghambat
pertumbuhan sel kanker pancreas (Guo et al, 2004), genistein yang terbukti dapat
menginhibisi proliferasi sel kanker kolon (Qi et al. 2011), dan biochanin A yang terbukti
dapat menginhibisi proliferasi sel kanker payudara (Sehdev et al, 2009).

Oleh karena isoflavon merupakan hasil sintesis dari tumbuh-tumbuhan,


keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dimanfaatkan, terutama tumbuh-tumbuhan
sebagai penyedia bahan dasar sintesis isoflavon. Isoflavon sendiri terdapat banyak pada
kedelai. Selain kedelai, isoflavon juga terdapat pada biji-bijian, kacang-kacangan, dan
cengkeh dalam jumlah yang sangat sedikit (Sakai et al, 2008). Di Indonesia banyak
tumbuhan yang belum dikembangkan dan dimanfaatkan untuk dijadikan obat-obatan,
terutama sebagai antikanker. Eugenol adalah senyawa yang dapat dijadikan bahan baku
untuk sintesis isoflavon yang diperoleh dengan mengisolasinya dari minyak daun
cengkeh (Syzygium aromaticum). Minyak cengkeh merupakan antiseptik dan analgesik
alami yang biasa digunakan di kedokteran gigi untuk kandungan utamanya, eugenol.
Minyak cengkeh juga dapat menunda onset papilloma di kulit mencit (Banerjee et al,
2005), sebagai antimikroba (Nzeako et al, 2006), dan memiliki aktivitas antijamur (Pinto
et al, 2009). Eugenol sendiri terbukti dapat menginhibisi pertumbuhan sel melanoma
(Ghosh et al, 2004), memiliki aktivitas antimikrobial terhadap H. pylori (Ali et al, 2005),
dan memiliki aktivitas acaricidal terhadap Sarcoptes scabiei (Pasay et al, 2010). Gugus
alil pada eugenol dapat dikonversi menjadi senyawa-senyawa antara isoflavon. Salah satu
hasil sintesis senyawa isoflavon dari minyak daun cengkeh adalah 7-O-karboksimetil-5hidroksi-3,4- dimetoksiisoflavon.
Aktivitas senyawa isoflavon sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
senyawa antikanker sehingga dapat mengurangi angka kematian akibat kanker. Uji
sitotoksik senyawa tersebut secara in vitro pada kultur cell line MCF-7 dan T47D perlu
dilakukan untuk mengetahui kemampuan senyawa isoflavon sebagai senyawa antikanker.
Proliferasi sel yang berlebihan, hambatan kematian sel (apoptosis), dan diferensiasi sel

merupakan karakteristik dari sel kanker (Kumar et al., 2007). Adanya perubahan genetik
dapat menyebabkan abnormalitas sel sehingga menjadi malignansi dan kehilangan
kemampuan untuk apoptosis.

I.2. Perumusan Masalah


Perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
Bagaimana

aktivitas

sitotoksik

senyawa

7-O-karboksimetil-5-hidroksi-3,4-

dimetoksiisoflavon terhadap kultur cell line MCF-7 dan T47D?

I.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik senyawa 7-Okarboksimetil-5-hidroksi-3,4-dimetoksiisoflavon terhadap kultur cell line kanker
payudara MCF-7 dan T47D
.
I.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dikembangkan untuk mencari senyawa antikanker baru yang lebih
sensitif dan lebih spesifik. Manfaat yang diharapkan adalah dapat dikembangkannya
senyawa

7-O-karboksimetil-5-hidroksi-3,4-dimetoksiisoflavon

sebagai

senyawa

antikanker baru yang potensial terhadap sel MCF-7 dan T47D sehingga dapat
mengurangi angka kematian akibat kanker di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai