utama. Sesuai dengan namanya, protein adalah senyawa terpenting penyusun sel hidup.
Protein terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun hewan. Fungsi biologis
protein sangat beragam, antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai
sumber energi.
Protein merupakan senyawa organik berupa polimer dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Sifat suatu protein bergantung pada
asam amino penyusunnya, yang meliputi sekitar 20 jenis asam amino. Unsur utama penyusun
protein terdiri atas C, H, O, dan N. Beberapa protein juga mengandung unsurS dan P.
Struktur Primer
Struktur Primer dari protein adalah susunan unik dari asam amino penyusunnya. Keunikan ini
menjadi penentu dari protein apa yang akan tersusun dari 20 jenis asam amino. Struktur
primer digambarkan sebagai rantai yang tidak terlipat yang tersusun atas asam amino.
Sebagai contoh transtiretin yang merupakan berfungsi sebagai protein transport. Transtiretin
merupakan protein yang berfungsi dalam mentranspor vitamin A dan salah satu hormon tiroid
ke seluruh tubuh. Protein transtiretin merupakan protein globular dalam darah yang tersusun
atas 127 asam amino. Susunan asam amino ini tidak terjadi secara acak, akan tetapi terjadi
karena adanya informasi genetik yang merancangnya (cari Dogma Sentral).
Struktur Sekunder
Sebagian besar protein memiliki segmen-segmen dalam rantai polipeptida yang terkumpar
atau terlipat secara berulang dalam pola-pola yang berkontribusibagi bentuk keseluruhan
protein tersebut.
Struktur sekunder merupakan nama lain dari kumparan dan lipatan tersebut. Struktur
sekunder terjadi karena adanya ikatan hidrogen di antara bagian-bagian berulang pada
backbone polipeptida (bukan rantai samping polipeptida). Atom hidrogen memiliki muatan
positif lemah yang karena berikatan dengan nitrogen yang bermuatan negatif yang
menimbulkan afinitas terhadap atom oksigen bermuatan negatif parsial pada ikatan peptida
dekatnya. Ikatan hidrogen memang terbilang lemah, akan tetapi bayangkan kekuatannya
apabila terdapat banyak atom hidrogen yang berikatan disekitar backbone polipeptida.
Sruktur sekunder ini merupakan perwujudan dari fungsi protein yang mengakibatkan adanya
protein struktural yang berfungsi dalam menyokong. Contoh dari struktur sekunder adalah
protein sutra pada laba-labay yang terjadi banyak ikatan hidrogen dalam struktur asam
aminonya sehingga mampu mengalahkan kekuatan benang baja dengan massa yang sama.
Struktur Tersier
Kumpulan dari struktur sekunder yang menyusun protein disebut sebagai struktur tersier
protein. Struktur tersier protein terjadi karena adanya interaksi hidrofobik. Interaksi
hidrofobik ini disebabkan oleh hadirnya air dalam pembentukan polipeptida fungsional atau
protein. Ketika terbentuk struktur sekunder protein, air yang bersifat polar akan berikatan
dengan bagian hidrofilik protein dengan ikatan hidrogen. Kehadiran air yang bersifat polar
mengakibatkan asam-asam amino atau bagian protein yang bersifat nonpolar akan
mengelompokkan diri dan berdekatan dengan interaksi van der waals. Keseluruhan dari
ikatan hidrogen dan interaksi van de waals akan membentuk struktur tersier pada protein
sehingga membuat protein menjadi unik.
Selanjutnya, bila kita melihat dari rantai polipeptida yang memiliki gugus sulfihidril seperti
pada asam amino sistein, akan terjadi ikatan kovalen yang disebut jembatan disulfida. Ikatan
ini terjadi karena dua monomer sistein dirapatkan oleh pelipatan protein.
Struktur Kuartener
Struktur kuartener terjadi karena agregasi atau penyatuan dari beberapa rantai polipeptida
menjadi satu makromolekul fungsional. Hal ini terjadi karena adanya penambahan molekul
atau zat tertentu pada 2 atau lebih rantai polipeptida tersebut saat terjadi pelipatan. Contoh
pada hemoglobin, terdapat struktur nonpolipeptida yaitu satu atom besi.
TUJUAN