Anda di halaman 1dari 25

ARTIKEL

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN


DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN UKM DI KOTA PADANG
(STUDI KASUS PROGRAM KEMITRAAN PT. SEMEN PADANG)

OLEH :

NURUL WIDYA SISKA USMAN


Bp. 1021206032

MAGISTER PERENCANAAN PEMBANGUNAN


PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DALAM RANGKA


PEMBERDAYAAN UKM DI KOTA PADANG
(STUDI KASUS PROGRAM KEMITRAAN PT. SEMEN PADANG)
Ringkasan
Dalam perekonomian Indonesia dunia usaha memegang peranan yang penting dalam
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan
bagian dari dunia usaha yang memegang peranan yang penting dalam meningkatkan
kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan akselerasi perekonomian di pedesaan.
Keberadaan UKM dalam perekonomian Indonesia menempati posisi yang kurang
menguntungkan dalam sektor perekonomian berkenaan dengan masalah pendanaan dari UKM
tersebut. Tidak cukupnya dana yang tersedia membuat UKM kesulitan untuk mengembangkan
usahanya.
Menjawab

permasalahan

tersebut,

Kementrian

Negara

BUMN

berusaha

mengembangkan UKM dengan membuat ketentuan pelaksanaan Program Kemitraan (PK)


untuk setiap BUMN yang ada di Indonesia. Penyisihan laba BUMN yang persentasenya telah
diatur diharapkan dapat membantu UKM dalam mengembangkan usahanya. Proram kemitraan
memberikan pinjaman modal yang disertai dengan pembinaan pada UKM yang menjadi mitra
binaannya. Pembinan mencakup tentang manajemen pengelolaan usaha, pelatihan pemasaran
dan pembinaan motivasi.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011,
bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program kemitraan dalam memberdayakan UKM di
Kota Padang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor internal berupa kekuatan dan
kelemahan, serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dari program kemitraan. Faktor
internal dan eksternal ini kemudian dimasukkan kedalam matrik SWOT sehingga dihasilkan
strategi pengembangan program kemitraan. Disamping menghasilkan strategi pengembangan

program kemitraan, penulis juga membadingkan kebijakan pemberdayaan UKM oleh


pemerintah Kota Padang dengan Program Kemitraan PT. Semen Padang. Dari pembandingan
ini ada beberapa masukan yang diberikan pada masing-masing instansi.
Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal dari program kemitraan, dapat dilihat
bahwa program kemitraan CSR PT. Semen Padang memberikan dampak positif pada
pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menjadi mitra binaannya, dengan total
skor faktor internal sebesar 3,35 dan faktor eksternal sebesar 3,40. Program Kemitraan ini
sangat pantas untuk dikembangkan dalam pemberdayaan UKM di Kota Padang. Pengelolaan
Program Kemitraan sudah berjalan sesuai dengan maksud dan tujuannya, yaitu untuk
memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah dalam meningkatkan usahanya. Oleh karena itu
diharapkan pelaksanaan program kemitraan yang dilaksanakan oleh CSR PT. Semen Padang
dapat berjalan semakin baik dalam memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah.

I. PENDAHULUAN

Usaha-usaha pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh negara-negara sedang


berkembang (Developing Countries) di dunia, pada umumnya berorientasi pada cara
memperbaiki serta mengangkat tingkat hidup masyarakat. Pembangunan ekonomi merupakan
jawaban bagi keberhasilan suatu negara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang sedang berusaha meningkatkan
perekonomian nasional guna meningkatkan kesejahteraan masyakatnya.
Dalam perekonomian Indonesia dunia usaha merupakan bagian yang sangat penting
dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang
merupakan bagian dari dunia usaha, memegang peranan yang sangat penting dalam sistem
perekonomian Indonesia. Oleh karena dalam perekonomian nasional UKM dapat memberikan
kontribusi dalam peningkatan perekonomian seperti peningkatan kesempatan kerja,
pemerataan pendapatan, akselerasi perekonomian di pedesaan, peningkatan ekspor non migas
dan peningkatan di sektor perekonomian lainnya.
Keberadaan UKM dalam perekonomian Indonesia menempati posisi yang kurang
menguntungkan dalam sektor perekonomian berkenaan dengan masalah pendanaan dari UKM
tersebut. Tidak cukupnya dana yang tersedia membuat UKM kesulitan untuk mengembangkan
usahanya, apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Berdasarkan survey Biro Pusat
Statistik (BPS) ada tiga jenis kesulitan yang harus dihadapi Usaha Kecil dan Menengah dalam
menjalankan usahanya, yaitu :
1. Ketersediaan bahan baku
Hal ini terjadi karena pasokan bahan baku berkurang dan harga bahan baku bisa naik
cukup tinggi.

2. Masalah permodalan.
Untuk memulai usahanya, ataupun dalam mengembangkan usahanya UKM mendapatkan
modal melalui perorangan, atau meminjam dari keluarga atau teman sendiri, ataupun
meminjam pada lembaga keuangan.
3. Masalah Pemasaran
Kesulitan pemasaran terhadap produk yang dihasilkan disebabkan oleh :
a. Permintaan terhadap hasil produksi yang menurun.
b. Ketidakmampuan UKM menjual barang hasil produksinya sesuai dengan harga
pasar.
c. Ketidakmampuan bersaing dengan kompetitor lainnya.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh kelompok usaha kecil merupakan kesulitan
yang bersifat sangat mendasar, dan akan selalu dihadapi apabila kondisi internal dan eksternal
usaha tersebut tidak mendukung.
Dalam hal permodalan UKM, untuk saat sekarang ini tidak lagi program pemerintah
saja, ataupun pembiayaan melalui lembaga keuangan. Salah satu sumber pembiayaan yang
dapat digunakan oleh UKM adalah melalui program kemitraan yang dikelola oleh Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), dan dananya bersumber pada keuntungan (laba) yang diperoleh
oleh BUMN itu sendiri. Pembiayaan yang dilaksanakan melalui program kemitraan oleh
BUMN ini diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Program kemitraan yang dilaksanakan ini merupakan salah satu cara untuk memberikan
peluang bagi UKM mengembangkan usahanya. Kerja sama antara Usaha Kecil dan Menengah
dengan BUMN merupakan salah satu cara untuk memberdayakan usaha kecil dengan tujuan
meningkatkan produksi, memperluas kesempatan kerja, mengakses sumber permodalan,
2

menyerap pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dalam konsep ini kemitraan adalah suatu pembinaan strategis yang dapat memberikan peluang
kepada usaha kecil, sehingga dapat menjadi salah satu penggerak pembangunan ekonomi yang
tangguh, mandiri dan memiliki daya saing.
Pengembangan UKM di kota Padang diarahkan kepada perluasan kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha, peningkatan yang lebih merata serta penanggulangan kemiskinan. Hal
ini tidaklah tanggung jawab dari pemerintah semata, tapi juga merupakan tanggung jawab
masyarakat. Kepedulian organisasi masyarakat ataupun perusahaan-perusahaan dalam
menanggulangi masalah ini juga sangat dibutuhkan.

I.

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Program Kemitraan


Program Kemitraan yang dilaksanakan BUMN terhadap Usaha Kecil dan Menengah,
adalah suatu bentuk tanggung jawab dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada
masyarakat. Pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang menjelaskan
Program Kemitraan, yaitu :
Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh
dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Program Kemitraan ini bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui dukungan terhadap modal, serta pelatihan Sumber Daya Manusia
yang profesional dan terampil agar dapat mendukung pemasaran dan kelanjutan usaha di masa
depan.
II.2 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah
Ada beberapa pengertian mengenai Usaha Kecil dan Menengah yang dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1. Menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pengusaha kecil atau Usaha Kecil (termasuk usaha mikro) sebagai suatu badan usaha
milik Warga Negara Indonesia, baik perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki
kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan sebanyak-banyaknya Rp 200 juta.

2. Biro Pusat Statistik mendefinisikan skala usaha kecil dan menengah berdasarkan
jumlah tenaga kerja
Dimana Industri kecil (IK) adalah Perusahaan / usaha industri pengolahan (baik yang
berbadan hukum ataupun

tidak) yang mempunyai pekerja 5-19 orang termasuk pemilik

usaha / pengusaha, dan industri yang mempunyai pekerja antara 1-4 orang. Sedangkan
usaha menengah merupakan usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
3. Menurut Komisi Untuk Perkembangan Ekonomi (Commitee For Economic
Development) CED.
Mengemukakan usaha kecil sebagai berikut :
1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik
2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil
3. Daerah operasi bersifat lokal
4. Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil
Pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang program
kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina lingkungan, yang menyatakan dalam
program kemitraan, Usaha Kecil dan Menengah yang menerima bantuan disebut dengan mitra
binaan.
II.3 Pengertian Pemberdayaan UKM
Tujuan utama dari pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya
kelompok lemah yang berada dalam ketidakberdayaan. Sebagai tujuan dari pemberdayaan
UKM adalah untuk memperkuat usaha UKM agar menjadi tangguh dan mandiri, sehingga
dapat menghadapi perdagangan bebas yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan
perekonomian Indonesia.

II. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana penelitian bertujuan
untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang baru diketahui atau baru
sedikit diketahui. Populasi penelitian ini adalah UKM yang menjadi mitra binaan PT. Semen
Padang dan berada di Kota Padang. Sampel penelitian ini ada 8 (delapan) mitra binaan yang
dibagi atas 2 (dua) kategori, yaitu kategori mitra binaan yang berhasil (4 mitra binaan) dan
kategori mitra binaan yang kurang berhasil dengan (4 mitra binaan). Pengkategorian ini
didasarkan pada pembagian yang dilakukan oleh CSR PT. Semen Padang dengan melihat
kelancaran pengembalian pinjaman oleh mitra binaan.
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dapat primer dan data
skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui indepth interview dengan mitra binaan
yang menjadi sampel penelitian, pimpinan dari CSR PT. Semen Padang dan perangkat daerah
di Dinas koperasi dan UKM Kota Padang. Data skunder dikumpulkan melalui studi
dokumentasi dari buku-buku dan publikasi instansi terkait. Penilaian keberhasilan terhadap
pembinaan UKM didasarkan pada indikator yang dikemukakan oleh para ahli, berikut :
Tabel Penilaian Terhadap Mitra Binaan
NO

INDIKATOR

1.

Peningkatan Modal

2.

Peningkatan Omzet

3.

Peningkatan keuntungan

4.

Peningkatan tenaga kerja

5.

Peningkatan kemampuan
dalam aspek manajemen

6.

Peningkatan kemampuan
dalam tekhnik produksi

7.

Peningkatan pemasaran

PARAMETER
Pertumbuhan modal sebelum dan sesudah
menjadi mitra binaan
Pertumbuhan omzet sebelum dan sesudah
menjadi mitra binaa
Pertumbuhan keuntungan sebelum dan
sesudah menjadi mitra binaan
Pertumbuhan tenaga kerja sebelum dan
sesudah menjadi mitra binaan
Kemampuan mitra binaan dalam
perencanaan usaha, administrasi
perusahaan dan manajemen keuangan
Kemampuan dalam hal tekhnik produksi,
desain produk dan penganeka ragaman
produk
Bertambah luasnya daerah pemasaran
6

CATATAN
Trisulo (1992)
Trisulo (1992)
Trisulo (1992)
Trisulo (1992)
Suhardi(1992)
Suhardi(1992)
Suhardi(1992)

IV. PEMBAHASAN
Program kemitraan usaha antara Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan BUMN
merupakan wahana yang strategis dalam mempercepat proses pemerataan hasil pembangunan.
Dengan adanya pinjaman modal dari BUMN pada UKM, diharapkan mampu membuat UKM
yang menjadi mitra binaannya berkembang dan bisa tetap terus bertahan menghadapi gejolak
perekonomian globalisasi pada saat ini.
Kegiatan program penyaluran dana oleh PT. Semen Padang terhadap mitra binaaannya
meliputi 3 (tiga) cara, yaitu :
1. Penyaluran dana pinjaman biasa
Kegiatan program kemitraan berupa pemberian pinjaman biasa yang diberikan kepada
mitra binaan yang memenuhi ketentuan yang berlaku.
2. Penyaluran dana pinjaman khusus
Kegiatan program kemitraan yang menyalurkan dana pinjaman yang timbul karena mitra
binaan mendapatkan order (pesanan) dari rekanannya. Tetapi mitra binaan mengalami
kekurangan modal untuk melaksanakan atau menerima order tersebut.
3. Penyaluran dana hibah
Kegiatan program kemitraan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan atau
produkstifitas mitra binaan baik berupa pelatihan magang, pendidikan, pemasaran ataupun
promosi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan CSR PT. Semen Padang, pemberian
pinjaman modal usaha ini membebankan biaya administrasi rata-rata 6% pertahun pada mitra
binannya, hal ini juga sesuai dengan pasal 12 (dua belas) ayat 2 (dua) Peraturan Menteri
Negara BUMN No. PER 05 / MBU / 2007 yang berbunyi :

Besarnya jasa administrasi pinjaman dana Program Kemitraan per tahun


sebesar 6% (enampersen) dari limit pinjaman atau ditetapkan lain oleh
Menteri.
Berdasarkan hasil penelitian penulis ke lapangan, biaya administrasi yang dibebankan
kepada mitra binaan tidak selalu 6%, akan tetapi juga ada yang dibawah 6% dan ada yang
tidak dikenakan biaya administrasi sama sekali. Setelah penulis mengkonfirmasi ke pihak
CSR PT. Semen Padang, hal ini disebabkan pada waktu ke lapangan akan dilihat terlebih
dahulu oleh tim pemeriksa kondisi usaha UKM yang akan dibantu, setelah itu baru diputuskan
oleh Kepala Bidang PUKK berapa biaya administrasi yang akan dibebankan pada UKM
tersebut. Kemudian diajukan pada Kepala Biro CSR PT. Semen Padang. Apabila telah
diputuskan maka, barulah diketahui berapa besar biaya administrasi yang ditetapkan untuk
UKM yang mengajukan permohonan pinjaman. Hal ini menunjukkan bahwa CSR PT. Semen
Padang berusaha melaksanakan tanggung jawab sosial, dengan memberikan pinjaman pada
UKM.
Disamping memberikan pinjaman modal CSR PT. Semen Padang juga memberikan
pelatihan dan pembinaan pada mitra binaannya. Pelatihan tersebut mencakup pelatihan
manajemen produksi, pelatihan pemasaran dan pembinaan motivasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan,
serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dari program kemitraan. Faktor internal dan
eksternal ini kemudian dimasukkan kedalam matrik SWOT sehingga dihasilkan strategi
pengembangan program kemitraan.

V. IMPLIKASI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Program Kemitraan PT. Semen Padang memberikan dampak positif terhadap


pengembangan usaha mitra binaannya. Pinjaman modal yang diberikan pada mitra binaan
memberikan kesempatan pada mitra binaan untuk menambah modal usahanya.
Mitra binaan yang berhasil mengembangkan usahanya mengalami peningkatan pada
pemasaran hasil usaha dan pengembangan tekhnik produksinya. Hal ini tentu saja tidak
terlepas dari peningkatan modal dan keuntungan yang diperoleh setelah menerima pinjaman
dari CSR PT. Semen Padang, oleh karena pinjaman modal memberikan kemudahan pada mitra
binaan untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan tekhnik produksinya.
Mitra binaan yang tidak berhasil mengembangkan usahanya disebabkan oleh aspek
manajemen usaha yang kurang baik, perluasan pemasaran hasil usaha yang tidak meningkat,
serta tidak adanya pengembangan tekhnik produksi terhadap desain produknya. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya kemauan dan motivasi dari mitra binaan untuk memajukan dan
mengembangkan usahanya.
Faktor internal dan eksternal yang telah diketahui, kemudian dimasukkan ke dalam
matrik SWOT, yang bertujuan agar ditemukan strategi pengembangan dari Program Kemitraan
agar menjadi lebih baik kedepannya. Strategi yang dihasilkan oleh matrik SWOT tersebut
dapat dilihat berikut ini :

Matrik Analisa SWOT Strategi Pengembangan Program Kemitraan PT. Semen Padang

IFAS

EFAS

Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weakness)
1. Adanya dukungan dana yang 1. Pembinaan dan pelatihan yang
diberikan oleh PT. Semen
belum
dilaksanakan
secara
Padang
teratur.
pelatihan
dan 2. Belum melaksanakan workshop
2. Adanya
pembinaan yang diberikan
pengembangan teknis produksi
pada mitra binaan sebelum
terhadap semua usaha
menerima pinjaman modal
3. Kurangnya minat mitra binaan
3. Prosedur pengurusan yang
untuk mengikuti workshop
mudah
4. Hasil produksi mitra binaan
4. PT. Semen Padang memiliki
website resmi

Peluang (Opportunities)
1. Banyaknya Usaha Kecil
dan Menegah di Kota
Padang.
2. Tingginya keinginan UKM
untuk menjadi mitra binaan
PT. Semen Padang.

Strategi SO

belum
dinamis

berkembang

secara

Strategi WO

v Memberikan dukungan dana v Pembinaan/pelatihan


berupa
yang lebih besar
pendampingan langsung atau
khusus dari CSR PT. Semen
v Mempromosikan hasil usaha
Padang,
yang
dilaksanakan
mitra binaan di Website
secara
terjadwal
resmi PT. Semen Padang
v Mengadakan kerjasama dengan
perguruan tinggi ataupun instansi
pemerintah
terkait
dalam
melaksanakan pelatihan

permintaan
3. Adanya
konsumen terhadap hasil
produksi UKM.

v Pengembangan teknologi untuk


desain produk

4. Perkembangan dunia usaha


yang bersifat dinamis
Ancaman (Threats)

Strategi ST
Strategi WT
v
Meningkatkan
pelatihan
dan
Peningkatan
mutu produk hasil
v
1. Persaingan dengan produk
pembinaan usaha terhadap
usaha mitra binaan
hasil usaha daerah lain
mitra binaan
2. Krisis global

Dari tabel matrik diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa strategi yang dapat dilakukan
dalam upaya mengembangkan program kemitraan CSR PT. Semen Padang. Strategi tersebut
diperoleh berdasarkan analisa internal dan eksternal dari program kemitraan. Dari strategi

10

eksternal dan internal tersebut, dapat disusun 4 (empat) strategi utama, yaitu : SO, ST, WO dan
WT yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Strategi SO (Strenght Opportunities)
v Memberikan dukungan dana yang lebih besar
Pada penelitian ini ada 2 (dua) mitra binaan yang tidak lagi mampu menjalankan
usahanya, hal ini disebabkan oleh faktor eksternal yang menyebabkan usaha mereka
gagal untuk dilanjutkan, yaitu karena krisis global dan wabah penyakit ayam. Oleh
karena itu PT. Semen Padang sebaiknya meningkatkan jumlah dana yang diberikan
agar mitra binaan dapat lebih memperluas pemasaran hasil usahanya. Peningkatan
jumlah modal akan membuat mitra binaan memiliki keuangan yang cukup untuk
mempertahankan usahanya.
v Mempromosikan hasil usaha mitra binaan di Website resmi PT. Semen Padang
PT. Semen Padang memiliki website resmi yang berisikan program, kegiatan serta
informasi tentang PT. Semen Padang. Selama ini website PT. Semen Padang tidak
digunakan sebagai ajang mempromosikan hasil usaha mitra binaan. Alangkah
baiknya website ini dapat digunakan sebagai fasilitas mitra binaan untuk
mengiklankan atau mempromosikan produk hasil usahanya.
2. Strategi ST (Strength Threats)
v Meningkatkan pembinaan terhadap mitra binaan
Pembinaan yang diberikan oleh CSR PT. Semen Padang sampai saat ini hanyalah
sebatas memberikan modal dan pelatihan pengembangan usaha pada waktu mitra
binaan menerima pinjaman. Mitra binaan yang bergerak dalam pembuatan bahan
bangunan telah beberapa kali mendapatkan workshop pengembangan tekhnik desain
produksi dari PT. Semen Padang. Sebaiknya CSR PT. Semen Padang juga
11

memberikan pembinaan berupa workshop terhadap mitra binaan yang bergerak dalam
bidang usaha lainnya.
3. Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
v Pembinaan/pelatihan berupa pendampingan langsung atau khusus dari CSR PT.
Semen Padang, yang dilaksanakan secara terjadwal
Pembinaan dan pelatihan pengembangan usaha yang diberikan oleh CSR PT. Semen
Padang pada waktu penyerahan pinjaman tidak seluruhnya tepat sasaran. Oleh karena
tidak semua pemilik UKM yang akan menerima bantuan yang datang dan mengikuti
pelatihan tersebut. Maka disamping pelatihan yang dilaksanakan secara serentak
terhadap semua UKM yang menjadi mitra binaan, sebaiknya ada juga pelatihan dan
pendampingan langsung pada UKM mitra binaan agar lebih tepat sasaran. Pelatihan
dan pendampingan langsung ini sebaiknya dilakukan secara terjadwal dengan jangka
waktu yang teratur, agar semua mitra binaan dapat menerima pelatihan dan
pendampingan langsung ini.
v Mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga pelatihan ataupun instansi
pemerintah terkait dalam melaksanakan pelatihan
Pelatihan yang diberikan pada mitra binaan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan mitra binaan dalam mengelola usahanya. Pelatihan ini dapat
dilaksanakan

secara

bekerjasama

dengan

lembaga-lembaga

pelatihan

dan

ketrampilan, perguruan tinggi, ataupun dengan dinas / intansi pemerintah yang sesuai
dengan pelatihan dan pembinaan yang diberikan. Seperti bekerjasama dengan
perguruan tinggi yang memiliki program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan.

12

v Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam pengembangan tekhnik produksi dan


pemasaran
Mitra binaan yang diteliti sebagian besar belum ada pengembangan teknik produksi
dan pemasaran terhadap produk hasil usahanya. Oleh karena itu sebaiknya CSR PT.
Semen Padang memberikan pelatihan dan pembinaan yang memberikan wawasan
pada UKM dalam pengembangan teknik produksinya. Agar pelatihan lebih optimal
sebaiknya perlu dilakukan kerjasama dengan perguruan tinggi, dalam memberikan
pelatihan tekhnik produksi dan pemasaran hasil usaha mitra binaan.
4. Strategi (Weaknesses Threats)
v Peningkatan mutu produk hasil usaha mitra binaan
Pelatihan dan pembinaan dalam pengembangan teknik produksi diharapkan dapat
meningkatkan mutu hasil usaha mitra binaan, sehingga dapat bersaing dengan hasil
produksi daerah lain.
Berdasarkan matrik SWOT dan penyusunan strategi diatas, penulis mencoba
merangkum 2 (dua) strategi utama untuk pengembangan Program Kemitraan CSR PT. Semen
Padang, yaitu :
1. Pembinaan / pelatihan berupa pendampingan langsung atau khusus dari CSR PT. Semen
Padang secara teratur dan terjadwal.
2. Mempromosikan hasil usaha mitra binaan di website resmi PT. Semen Padang

Disamping menghasilkan strategi pengembangan program kemitraan, penulis juga


membadingkan kebijakan pemberdayaan UKM oleh pemerintah Kota Padang dengan Program
Kemitraan PT. Semen Padang. Dari pembandingan ini ada beberapa masukan yang diberikan
pada masing-masing instansi, dapat dilihat sebagai berikut :
13

Perbandingan Program Kemitraan dengan Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM


Kota Padang.

No

Program Kemitraan
PT. Semen Padang

1.

Memberikan pelatihan
secara serentak pada
mitra binaan

Memberikan pelatihan secara


serentak pada UKM binaan

Sebaiknya ada pelatihan


berupa pendampingan
langsung atau khusus
terhadap UKM yang dibina.

2.

Tidak ada studi


banding

Mengadakan studi banding


kepada Koperasi dan UKM
yang sudah berkembang
baik.

Sebaiknya ada kegiatan saling


bertukar pengalaman antara
mitra binaan yang difasilitasi
oleh CSR PT. Semen Padang.

3.

Pengajuan bantuan disertai


Pengajuan bantuan
hanya berupa pengisian dengan proposal dari UKM
formulir

Penyederhanaan
pengajuan
permohonan bantuan hanya
dengan mengisi formulir saja.

4.

Mitra binaan tidak


harus memiliki izin
usaha dalam
mengajukan
permohonan bantuan

UKM harus memiliki izin


usaha dari Kelurahan
sebagai syarat pengajuan
permohonan bantuan

Sebaiknya ada izin usaha


sebagai syarat pengajuan
permohonan bantuan pada
Program Kemitraan.

5.

Adanya keringanan
untuk mitra binaan
yang tidak bisa
membayar pinjaman
sesuai ketentuan.
Dengan memberikan
perpanjangan waktu
dan penambahan
pinjaman.

Mitra binaan harus tetap


membayar sesuai dengan
ketentuan, kecuali usaha
tutup karena bencana, diberi
perpanjangan waktu satu
tahun.

Penerapan keringanan bagi


UKM binaan dinas koperasi
Kota Padang yang tidak
mampu mengembalikan
pinjaman, berupa
perpanjangan waktu dan
penambahan pinjaman.

6.

Tidak ada Lembaga


Penjamin Kredit

Tidak
ada
Penjamin Kredit

Kebijakan Dinas Koperasi


dan UKM Kota Padang

Masukan / saran

Lembaga Bekerjasama
dengan
Lembaga Penjamin Kredit.

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diberikan beberapa masukan untuk kebijakan
Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang serta masukan untuk pelaksanaan Program Kemitraan
CSR PT. Semen Padang, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
14

v Program Kemitraan CSR PT. Semen Padang


1. Pelatihan sebaiknya berupa pendampingan langsung atau khusus terhadap UKM yang
dibina. Hal ini bertujuan agar mitra binaan dapat menambah wawasan dalam
pengembangan usahanya.
2. Sebaiknya ada kegiatan saling tukar pengalaman antar mitra binaan yang difasilitasi
oleh CSR PT. Semen Padang
3. Sebaiknya ada pemberlakuan izin usaha sebagai syarat pengajuan permohonan
bantuan.
v Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang
1. Pelatihan sebaiknya berupa pendampingan langsung atau khusus terhadap UKM yang
dibina. Hal ini bertujuan agar mitra binaan dapat menambah wawasan dalam
pengembangan usahanya.
2. Penyederhanaan prosedur pemberian bantuan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota
Padang.
3. Memberikan kemudahan dan keringanan bagi UKM binaan yang tidak mampu
mengembalikan pinjaman, berupa perpanjangan waktu dan penambahan pinjaman
Disamping masukan untuk masing-masing instansi diatas, diharapkan BUMN selaku
pelaksana Program Kemitraan dapat bekerjasama dengan pemerintah Kota Padang dalam
memberdayakan UKM, hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui UKM mana yang belum
atau pun yang sudah mendapat pembinaan. Pelaksanaan kerjasama yang baik dalam
memberdayakan UKM diharapkan dapat menjadi jalan untuk mengentaskan kemiskinan dan
mengurangi pengangguran di Kota Padang.

15

VI.

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Pelaksanaan program kemitraan ini bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil

agar menjadi tangguh dan mandiri melalui dukungan terhadap modal serta pelatihan
Sumber Daya Manusia yang profesional dan terampil agar dapat mendukung
pemasaran dan kelanjutan usaha di masa depan.
2. Berdasarkan dari total skor faktor strategis internal dan eksternal, didapatlah total skor

faktor strategis internal sebesar 3,35 dan faktor strategis eksternal sebesar 3,40. Dengan
demikian dapat dilihat bahwa program kemitraan CSR PT. Semen Padang memberikan
dampak positif pada pemberdayaan UKM yang menjadi mitra binaannya. Program
Kemitraan ini patut untuk dikembangkan di Kota Padang.
3. Program Kemitraan PT. Semen Padang memberikan dampak positif terhadap

perkembangan usaha mitra binaannnya. Permasalahan yang menimbulkan mitra binaan


berhasil atau tidak berhasil adalah manajemen pengelolaan usaha, pemasaran hasil
usaha dan pengembangan teknis produksi yang masih belum dijalankan dengan baik
oleh UKM yang menjadi mitra binaan CSR PT. Semen Padang.
4. Mitra binaan yang masuk kategori berhasil mengalami peningkatan pada pemasaran
produk serta pengembangan tekhnik produksi. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari
peningkatan modal dan keuntungan yang diperoleh mitra binaan setelah menerima
pinjaman dari CSR PT. Semen Padang.
5. Ketidak berhasilan mitra binaan dalam mengembangkan usahanya disebabkan oleh
aspek manajemen terhadap usaha yang kurang baik, perluasan pemasaran hasil usaha
yang tidak bertambah, tidak adanya pengembangan tekhnik produksi, serta kurangnya

16

kemauan dan motivasi dari mitra binaan untuk memajukan dan mengembangkan
usahanya. Hal ini yang menyebabkan mitra binaan kurang berhasil dalam
mengembangkan usahanya.

6.2 Saran
1. CSR PT. Semen Padang sebaiknya memberikan Pembinaan/pelatihan berupa
pendampingan langsung atau khusus pada mitra binaan dalam menjalankan usahanya,
yang dilaksanakan secara teratur dan terjadwal. Pelatihan tersebut sebaiknya dilakukan
secara bekerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga pelatihan dan instansi
pemerintah yang terkait dengan pelatihan tersebut.
2. CSR PT. Semen Padang sebaiknya mempromosikan hasil usaha mitra binaannya di
website resmi PT. Semen Padang.
3. Pengoptimalan pelatihan, pembinaan dan workshop pengembangan teknis produksi
oleh pihak CSR PT. Semen Padang untuk mitra binaannya, akan memberikan dampak
yang positif terhadap perkembangan usaha mitra binaan.
4. Perancangan kebijakan-kebijakan dalam mengembangkan UKM oleh pemerintah Kota
Padang, yang bertujuan membantu UKM dalam mengembangkan usahanya, serta
adanya kerjasama BUMN dengan pemerintah Kota Padang dalam memberdayakan
UKM di Kota Padang.

17

kemauan dan motivasi dari mitra binaan untuk memajukan dan mengembangkan
usahanya. Hal ini yang menyebabkan mitra binaan kurang berhasil dalam
mengembangkan usahanya.

6.2 Saran
1. CSR PT. Semen Padang sebaiknya memberikan Pembinaan/pelatihan berupa
pendampingan langsung atau khusus pada mitra binaan dalam menjalankan usahanya,
yang dilaksanakan secara teratur dan terjadwal. Pelatihan tersebut sebaiknya dilakukan
secara bekerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga pelatihan dan instansi
pemerintah yang terkait dengan pelatihan tersebut.
2. CSR PT. Semen Padang sebaiknya mempromosikan hasil usaha mitra binaannya di
website resmi PT. Semen Padang.
3. Pengoptimalan pelatihan, pembinaan dan workshop pengembangan teknis produksi
oleh pihak CSR PT. Semen Padang untuk mitra binaannya, akan memberikan dampak
yang positif terhadap perkembangan usaha mitra binaan.
4. Perancangan kebijakan-kebijakan dalam mengembangkan UKM oleh pemerintah Kota
Padang, yang bertujuan membantu UKM dalam mengembangkan usahanya, serta
adanya kerjasama BUMN dengan pemerintah Kota Padang dalam memberdayakan
UKM di Kota Padang.

17

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (edisi revisi V). PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Basri, Faisal. 2002, Perekonomian Indonesia, Tantangan dan Harapan Kebangkitan
Indonesia. Erlangga. Jakarta
Biro Pusat Statistik. 2008. Padang Dalam Angka.
Dwi Wati, Yuanri. 2009. Kajian Program Penyaluran Kredit Usaha Kecil Melalui Program
Kemitraan (Kasus PT. BNI dengan Lembaga Pendamping IPB). Jurnal MPI Vol 4 No.1
Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen Edisi 2. BPFE. Yogyakarta
Krishnamurti, B. 2003. Pengembangan Keuangan dan Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal
Ekonomi Rakyat, Artikel Th. II No. 2 April 2003.
Lindawati. 2001. Pembiayaan Model Modal Ventura : Strategi Menumbuhkan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) di Sumatera Barat. Tesis S2 PPn Universitas Andalas. Padang.
Miles, M. B; Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis : A sourcebook of New
Methods. California. Sage.
Moleong, Lexy, J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Nurmianto, Eko dkk. 2004. Perumusan Strategi Kemitraan Menggunakan Metode AHP DAN
SWOT (Studi Kasus pada Kemitraan PT. INKA dengan Industri Kecil Menengah di
Wilayah Karesidenan Madiun. Jurnal Pasca Sarjana Program Studi Teknik Industri
ITS. Surabaya.
Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Peneliti ISBRC (Indonesian Small Bussiness Research Center) PUPUK Perkumpulan Untuk
Peningkatan Usaha Kecil). 2003. Usaha Kecil Indonesia, Tinjauan Tahun 2002 dan
prospek Tahun 2003. ISBRS-PUPUK, Jakarta.
Prawirokusumo M.Sc, Prof. Dr. Soeharto. 2004. Ekonomi Rakyat, Konsep Kebijakan dan
Strategi. Edisi Pertama. BPFE. Jakarta.
PSKD FEUA & Bank Indonesia Padang. 2007. Laporan Penelitian. Padang.
18

Rangkuty, Freddy. 2003. Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
R.R Ariani. 2001. Analisa Tingkat Efisiensi Kemitraan Usaha di Kota Payakumbuh, Tesis S2
PPn Universitas Andalas. Padang.
Syafrizal, Prof. 2009. Teknis Praktis Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah. Baduose
Media.
S.R, Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Keempat. Rineka Cipta. Jakarta.
Suharto, Edi Ph.D. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT. Refika
Aditama. Bandung.
Sukandarrumidi, M.Sc, PhD. Prof.Ir. 2002. Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk
Peneliti Pemula. Gadjahmada University Press. Yogyakarta.
Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Suryana, M.Si, Drs. 2000. Ekonomi Pembangunan : Problematika dan Pendekatan. Salemba
Empat. Jakarta.
Suryana, M.Si, Drs. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Salemba Empat. Jakarta.
Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93
Usman, S, dkk. 2004. Keuangan Mikro Untuk Masyarakat Miskin : Pengalaman Nusa
Tenggara Timur. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta.
Website PKBL BUMN Kementrian Negara BUMN Indonesia. http://pkbl.bumn.go.id
Zulkarnain, MM, Drs. 2001. Membangun Ekonomi Rakyat : Persepsi tentang pemberdayaan
Usaha Kecil dan Koperasi. UNRI Press. Pekanbaru.
Zulnadi, 1999. Evaluasi Kemitraan Bagi Hasil Dalam Investasi Dan Penyempurnaannya.
Tesis S2 PPn Universitas Andalas. Padang.

19

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (edisi revisi V). PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Basri, Faisal. 2002, Perekonomian Indonesia, Tantangan dan Harapan Kebangkitan
Indonesia. Erlangga. Jakarta
Biro Pusat Statistik. 2008. Padang Dalam Angka.
Dwi Wati, Yuanri. 2009. Kajian Program Penyaluran Kredit Usaha Kecil Melalui Program
Kemitraan (Kasus PT. BNI dengan Lembaga Pendamping IPB). Jurnal MPI Vol 4 No.1
Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen Edisi 2. BPFE. Yogyakarta
Krishnamurti, B. 2003. Pengembangan Keuangan dan Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal
Ekonomi Rakyat, Artikel Th. II No. 2 April 2003.
Lindawati. 2001. Pembiayaan Model Modal Ventura : Strategi Menumbuhkan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) di Sumatera Barat. Tesis S2 PPn Universitas Andalas. Padang.
Miles, M. B; Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis : A sourcebook of New
Methods. California. Sage.
Moleong, Lexy, J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Nurmianto, Eko dkk. 2004. Perumusan Strategi Kemitraan Menggunakan Metode AHP DAN
SWOT (Studi Kasus pada Kemitraan PT. INKA dengan Industri Kecil Menengah di
Wilayah Karesidenan Madiun. Jurnal Pasca Sarjana Program Studi Teknik Industri
ITS. Surabaya.
Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Peneliti ISBRC (Indonesian Small Bussiness Research Center) PUPUK Perkumpulan Untuk
Peningkatan Usaha Kecil). 2003. Usaha Kecil Indonesia, Tinjauan Tahun 2002 dan
prospek Tahun 2003. ISBRS-PUPUK, Jakarta.
Prawirokusumo M.Sc, Prof. Dr. Soeharto. 2004. Ekonomi Rakyat, Konsep Kebijakan dan
Strategi. Edisi Pertama. BPFE. Jakarta.
PSKD FEUA & Bank Indonesia Padang. 2007. Laporan Penelitian. Padang.
18

Rangkuty, Freddy. 2003. Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
R.R Ariani. 2001. Analisa Tingkat Efisiensi Kemitraan Usaha di Kota Payakumbuh, Tesis S2
PPn Universitas Andalas. Padang.
Syafrizal, Prof. 2009. Teknis Praktis Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah. Baduose
Media.
S.R, Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Keempat. Rineka Cipta. Jakarta.
Suharto, Edi Ph.D. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT. Refika
Aditama. Bandung.
Sukandarrumidi, M.Sc, PhD. Prof.Ir. 2002. Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk
Peneliti Pemula. Gadjahmada University Press. Yogyakarta.
Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Suryana, M.Si, Drs. 2000. Ekonomi Pembangunan : Problematika dan Pendekatan. Salemba
Empat. Jakarta.
Suryana, M.Si, Drs. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Salemba Empat. Jakarta.
Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93
Usman, S, dkk. 2004. Keuangan Mikro Untuk Masyarakat Miskin : Pengalaman Nusa
Tenggara Timur. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta.
Website PKBL BUMN Kementrian Negara BUMN Indonesia. http://pkbl.bumn.go.id
Zulkarnain, MM, Drs. 2001. Membangun Ekonomi Rakyat : Persepsi tentang pemberdayaan
Usaha Kecil dan Koperasi. UNRI Press. Pekanbaru.
Zulnadi, 1999. Evaluasi Kemitraan Bagi Hasil Dalam Investasi Dan Penyempurnaannya.
Tesis S2 PPn Universitas Andalas. Padang.

19

Anda mungkin juga menyukai