permasalahannya
pergi
Metode koping
Ada 2 metode koping yang digunakan oleh individu dalam mengatasi masalah
psikologis seperti dikemukakan oleh Rasmun (2004) yang mengutip pendapat Bell
(1977), metode tersebut antara lain:
1. Metode koping jangka panjang (konstruktif). Merupakan cara yang efektif dan
realistis dalam menangani masalah psikologis dalam kurun waktu yang lama,
contohnya berbicara dengan orang lain, mencoba mencari informasi yang lebih
banyak tentang masalah yang sedang dihadapi, menghubungkan situasi atau
masalah yang sedang dihadapi dengan kekuatan supranatural, melakukan
latihan fisik untuk mengurangi ketegangan, membuat berbagai alternatif tindakan
untuk mengurangi situasi, mengambil pelajaran atau pengalaman masa lalu, dan
lain-lain.
2. Metode koping jangka pendek (destruktif). Cara ini digunakan untuk mengurangi
stres dan cukup efektif untuk waktu sementara, contohnya menggunakan alkohol
atau obat, melamun dan fantasi, mencoba melihat aspek humor dari situasi yang
tidak menyenangkan, tidak ragu dan merasa yakin bahwa semua akan kembali
stabil, dan lain-lain.
Pada tingkat keluarga koping yang dilakukan dalam menghadapi masalah seperti
yang di kemukakan oleh Mc.Cubbin (1979, dalam Rasmun, 2004) adalah; mencari
dukungan sosial seperti minta bantuan keluarga, tetangga, teman, atau keluarga
jauh, reframing yaitu mengkaji ulang kejadian masa lalu agar lebih dapat
menanganinya dan menerima, menggunakan pengalaman masa lalu untuk
mengurangi stres/kecemasa, mencari dukungan spiritual, berdoa, menemui pemuka
agama atau aktif pada pertemuan ibadah, menggerakkan keluarga untuk mencari
dan menerima bantuan, penilaian secara pasive terhadap peristiwa yang di alami
dengan cara menonton tv, atau diam saja.
Tingkatan stress
a. Stres tahap l: Tahapan stres paling ringan, disertai perasaan semangat kera
besar bahkan berlebihan (overacting), senang dengan pekerjannya dan lebih
bersemangat.
b. Stres tahap II: Dampak stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan
timbullah berbagai keluhan akibat cadangan energi yang menipis; merasa letih
dan tidak dapat santai.
c. Stres tahap III: Keluhan-keluhan semakin nyata dan mengganggu, gangguan
lambung dan usus semakin nyata, rasa tidak tenang dan ketegangan emosional
semakin meningkat, sulit tidur malam (insomnia), namun kelainan fisik pada
organ belum ditemukan.
Sumber:
ANDI Yogyakarta
Mc.Cubbin. 1979. Dalam Rasmun. 2004. Stres, Koping dan Adaptasi. Sagung
Seto: Jakarta.
Lazarus, R. S., & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, and Coping. Dalam
Surabaya.
Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.