Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Situasi dan kondisi masyarakat kita dewasa ini menghadapkan kita pada
suatu keprihatinan dan sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggung
jawab atas mosaik Indonesia yang retak bukan sebagai ukiran melainkan
membelah dan meretas jahitan busana tanah air, tercabik-cabik dalam kerusakan
yang menghilangkan keindahannya. Untaian kata-kata dalam pengantar
sebagaimana tersebut merupakan tamsilan bahwasannya Bangsa Indonesia yang
dahulu dikenal sebagai het zachste volk ter aarde dalam pergaulan antar bangsa,
kini sedang mengalami tidak saja krisis identitas melainkan juga krisis dalam
berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas yang berkepanjangan
semenjak reformasi digulirkan pada tahun 1998. (Koento W, 2005)
Krisis moneter yang kemudian disusul krisis ekonomi dan politik yang
akar-akarnya tertanam dalam krisis moral dan menjalar ke dalam krisis budaya,
menjadikan masyarakat kita kehilangan orientasi nilai, hancur dan kasar, gersang
dalam kemiskinan budaya dan kekeringan spritual. Societal terorism muncul
dan berkembang di sana sini dalam fenomena pergolakan fisik, pembakaran dan
penjarahan disertasi pembunuhan sebagaimana terjadi di Poso, Ambon, dan bom
bunuh diri di berbagai tempat yang disiarkan secara luas baik oleh media massa di
dalam maupun di luar negeri. Semenjak peristiwa pergolakan antar etnis di
Kalimantan Barat, bangsa Indonesia di forum internasional dilecehkan sebagai
bangsa yang telah kehilangan peradabannya.
Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan,
toleransi dan solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya telah hilang hanyut
dilanda oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh paradoks.
Berbagai lembaga kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan disfungsi. Trust
atau kepercayaan antar sesama baik vertikal maupun horisontal telah lenyap

dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan dan


dipertanyakan eksistensinya.
Krisis multidimensi yang sedang melanda masyarakat kita menyadarkan
kita semua bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan
Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional
sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam Pembukaan UUD
1945 yang intinya adalah memajukan kebudayaan Indonesia.Dengan demikian
secara

konstitusional

pengembangan

kebudayaan

untuk

membina

mengembangkan Identitas Nasional kita telah diberi dasar dan arahnya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah pada makalah ini adalah :
1.

Pengertian Identitas Nasional

2.

Unsur pembentukan identitas nasional

3.

Bangsa dan Negara Indonesia

4.

Identitas nasional Bangsa Indonesia

5.

Penyimpangan Identitas Nasional

6.

Pemberdayaan Identitas Nasional Indonesia

7.

Keterkaitan Globalisasi terhadap Pemberdayaan Identitas Nasional

8.

Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional

dan

1.3 Tujuan dan Manfaat :


Adapun

Tujuan

dari

penulisan

ini

adalah

1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah kewirausahaan


2. Dapat mengetahui Identitas Nasional Bangsa Indonesia
3. Dapat mengetahui pemberdayaan Identitas Nasional Bangsa Indonesia.
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini:
1. Bisa menjadi referensi dalam kita mengetahui tentang identitas nasional bangsa
Indonesia
2. Menjadi landasan untuk tetap memperdayakan identitas nasional bangsa
Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identitas Nasional
Secara harfiah bangsa. Identitas bisa dinyatakan secara sadar oleh seseorang untuk
menjelaskan dirinya atau diungkapkan oleh seorang kelompok lainnya. Senada
dengan pengertian ini , identitas nasional adalah identitas yang melekat pada
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaaan fisik, seperti, budaya,
agama, dan bahasa atau yang bersifat non- fisik seperti keinginan , cita-cita, dan
tujuan.
Secara teoritis, seperti diikatkan koento wibisono, pengertian identitas pada
hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam aspek kehidupan suatu budaya dengan cirri-ciri khas , dan
dengan cirri-ciri yang khas tersebut maka suatu bangsa berbeda dengan bvangsa
lain dalm kehidupannya. Dengan demikian identitas nasional suatu bangsa
adalah cir-ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan dari bangsa
lainnya. Namun demikian pembentukan identitas nasional bukanlah nmerupakan
sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang
mengikuti perkembangan zaman.
Dengan ungkapan lain, identitas nasional merupakan sesuatu yang selalu
berudah dan terbuka untuk member makna baru agar tetap sesuai dengan tuntunan
zaman. Misanya, jika indinesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, santun, dan
agamis,

sebutan

ini

seyogyannya

kebenarannya. Bisa jadi sebutan

direnungkan

kembali

sejauh

mana

itu hanya sebatas mitos budaya yang pada

kenyataannya tidak dijumpai di Indonesia.


Secara umum terdapat beberapa dimensi yang menjelaskan kekhasan suatu
bangsa . unsur-unsur identitas itu secara normatif berbentuk sebagai nilai, bahasa,
adat istiadat, dan letak geogafis,.

Beberapa dimensi dalam identitas nasional antara lain :


1. Pola perilaku, adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, misanya, adat istiadat.
2. Lambang-lambang, adalah sesuatu yang mengambarkan tujuan dan fungsi
Negara. Misanya; bendera,bahasa dan lagu kebangsaan.
3. Alat-alat perlengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan
yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan
teknologi; misanya bangunan candi, mesjid dan lain-lain.
4.Tujuan yang ingin dicapai, identitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat
dinamis dan tidak berati tetap seperti, budaya unggul,prestasi dalam bidang
tertentu sebagai sebuah bangsa yang mendiami sebuah Negara, tujuan bersama
Indonesia telah tertuang dalam UUD 45, yakni kecerdasan dan kesejahteraan
bersama bangsa Indonesia.
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah ia dikenal sebagai sebuah
bangsa yang majemuk. Kemajemukan indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah,
kebudayaan, suku bangsa, agama, dan bahasa.
2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional
1.

Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi sebuah entitas Negara bangsa

yang modern, bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang.
Dua kerajaan nusantara, majapahit dan sriwijaya misalnya, dikenal sebagai batasbatas tereitiritas dimana kerajaan itu berdiri.
Kebesaran dua kerajaan nusantara tersebut telah membekas pada semangat
perjuangan bangsa Indonesia pada abad-abad berikut ketika penjajahan asing

menangcang kuku imperialismenya. Semangat juang bangsa Indonesia dalam


mengusir penjajah menurut banyak kalangan telah menjadi ciri khas tersendiri
bagi bangsa Indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur pembentukan
nasional Indonesia.
2.

Kebudayaan
Aspek yang meliputi unsur pembentukan identitas nasional meliputi tiga

unsur yaitu : akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia,
misalnya sikap ramah dan santun bangsa Indonesia.Unsur peradaban misalnya :
tercermin dari keberadaban dasar Negara pancasila sebagai kompromi nilai-nilai
bersama Indonesia yang majemuk. Sebagai bangsa maritime,kehandalan bangsa
Indonesia dalam pembuatan kapal pinisi di masa lalu merupakan identitas
perkembangan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain didunia.
3.

Suku bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun

demikian, lebih dari sekadar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi
bangsa Indonesia untuk lebih hidup bersama dalam kemajemukan merupakan hal
lain yang harus dikembangkan dan dibudayakan.
Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari kemajemukan
alamiah Indonesia. Dengan kata lain, keanekaragaman agama dan keyakinan di
Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara, tetapi juga rahmat Tuhan
Yang Maha Esa yang harus tetap disyukuri bangsa Indonesia.
Pada posisi yang lain,sikap kalangan nasionalis muslim telah berakibat pada
pembentukan karakter keislaman yang khas diindonesia, yang berbeda dengan
kebanyakan Negara muslim yang lainya karakter islam Indonesia yang lebih
moderat dan tidak monopolitik merupakan unsur lain yang membedakan islam
Indonesia dengan islam di negara lainya di dunia.

4.

Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional Indonesia. Sekalipun

Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa indonessia (yang


digunakan bangsa melayu) sebagai bahasa penghubung sebagai kelompok etnis
yang mendiami kepulauan nusantara member nilai identitas tersendiri bagi bangsa
Indonesia.
Peristiwa sumpah pemuda pada tahun 1928, yang menyatakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan bahasa indopnesia, telah memberikan nilai
tersendiri bagi pembentukan identitas nasional Indonesia.
2.3
2.3.1

Bangsa dan Negara Indonesia


Hakikat Negara Indonesia
Negara kita adalah Negara Republik Indonesia Proklamasi

17 Agustus

1945 disingkat Negara RI Proklamasi. Maksudnya dari pernyataan ini adalah


bahwa Negara Indonesia yang didirikan ini tidak bisa lepas dari peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
Ir. Soekarno, yang dimaksud bangsa Indonesia adalah seluruh manusia
yang menurut wilayahnya telah ditentukan untuk tinggal secara bersama di
wilayah Nusantara dari Ujung Barat (sabang sampai ujung timur (marauke) yang
memiliki le desir detre (Pendapat Ernest Renan) dancharaktergemeinschaft
(pendapat otto Van Bauer) yang telah menjadi satu. Kemunculan bangsa Indonesia
sangat dipengaruhi oleh paham nasionalisme. Tujuan dari paham kebangsaan
(nasionalisme) sendiri adalah menciptakan Negara

bangsa yang wilayah dan

batas-batasnya menyerupai atau mendekat makna bangsa.


Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia, sebagai berikut.
1) Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan
bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun.
2) Adanya keinginan bersama untuk merdeka, yaitu wilayah nusantara yang

membentang dari sabang sampai marauke.


3) Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang
dari sabang-marauke.
4) Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemkmuran dan keadilan sebagai
suatu bangsa.
Berdasarkan faktor ini, faktor pembentukan identitas kebangsaan
Indonesian bukanlah faktor-faktor primordial, tetapi faktor histeris.
Hakikat Negara Kesatuan Repoblik Indonesia adalah Negara kebangsaan
modern.Negara kebangsaan modern adalah Negara yang membentuknya
didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu
masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu Negara yang
sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,etnik atau
golongannya.
2.3.2

Proses terjadinya Negara Indonesia


Terjadinya Negara Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap yang

berkesenambungan. Rangkaian tahap perkembangan tersebut digambarkan sesuai


dengan keempat alinea dalam

pembukaan UUD

1945. Secara teoritis,

perkembangan Negara karana Indonesia terjadi sebagai berikut.


a) Terjadinya Negara tidak sekadar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk merdekakan dirinya.
b) Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.
c) Terjadinya Negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa
Indonesia, sebagai suatu keinginan luhur bersama.
d) Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan Negara yang meliputi
tujuan Negara, bentuk Negara, system pemerintahan Negara, UUD Negara,

dan dasar Negara. Dengan demikian , semakin sempurna proses terjadinya


Negara Indonesia.
Berdasarkan kenyataan yang ada, terjadinya Negara-negara Indonesia
bukan melalui pendudukan, pemisahan, penggabungan, pemecahan, atau
penyerahan, bukti menujukkan bahwa Negara Indonesia terbentuk melalui proses
perjuangan (revolusi), yaitu perjuangan melawan penjajahan sehingga berhasil
memproklamasi kemerdekaan Indonesia. Usaha mendirikan Negara melalui
perjuangan sangat membanggakan diri seluruh seluruh rakyat Indonesia. Hal ini
berbeda bila bangsa Indonesia mendapat kemerdekaan karena diberi oleh bangsa
lain.
2.3.3

Cita-cita, tujuan, dan visi Negara Indonesia


Bangsa Indonesia bercita-cita

menjuwudkan Negara yang bersatu,

berdaulat, adil, dan makmur. Dengan rumusan yang singkat, Negara Indonesia
bercita-cita menwujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur .
Tujuan Negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam Alinea IV pembukaan
UUD 1945. Secara terinci sebagai berikut:
a)

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

b)

Memajukan kesejahteraan umum;

c)

Mencerdaskan kehidupan bangsa;

d)

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan


perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Adapun visi Indonesia adalah terwujudnya masyarakat indonesia yang

damai, demokratis, berkeadilan, budaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukumg oleh manusia Indonesia
yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa,berahklak mulia, cinta tanah air,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan

dan

teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisplin (Tap MPR No. Visi
MPR/2001).
Setelah tidak adanya GBHN maka berdasarkan Rencana pembangunan
jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 sebagai berikut.
1) Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang aman, bersatu,
rukun dan damai.
2) Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan Negara yang menjujung tinggi, hukum,
kesetaraan, dan hak asasi manusia.
3) Terwujudnya perekomonian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan
penghidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi
pembangunan yang selanjutnya.
2.4 Identitas Nasional Bangsa Indonesia
Identitas nasional adalah menujukkan pada identitas yang sifatnya nasional.
Pada uraian sebelumnya identitas nasional bersifat buatan. Bersifat buatan oleh
karena identitas nasional itu di buat, dibentuk dan diosepakati oleh warga sebagai
identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder oleh karena identitas
nasional lahir belakangan bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan
yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptis.Sebelum mereka
memiliki

identitas nasional itu, warga telah memiliki identitas primer yaitu

identitas kesukubangsaan.
Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu dan
perjuangan panjang diantara warga bangsa-bangsa yang bersangkutan.Hal ini
disebabkan identitas nasional adalah hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu.
Dapat terjadi sekelompok warga bangsa lainnya. Setiap kelompok bangsa di
dalam Negara, umumnya menginginkan identitasnya dijadikan atau diangkat
sebagai identitas kesukubangsaan menjadi identitas nasional. Contoh, kasus

Negara srilangka yang diliputi pertikaian terus-menerus antara bangsa Sinhala dan
Tamil sejak Negara itu merdeka.
Setelah bangsa Indonesia bernegara, mulai dibentuk dan disepakati apa-apa
yang

dapat menjadi identitas

nasional Indonesia. Bila dikatakan bangsa

Indonesia relative berhasil dalam membentuk identitas nasionalnya kecuali pada


saat proses pembentukan ideologi pencasila sebagai identitas nasional yang
membutuhkan perjuangan dan pengorbanan di antara warga Indonesia.
Keempat unsur Identitas Nasional yang telah dirumuskan di atas dapat
dirumuskan kembali menjadi 3 identitas Nasional Bangsa Indonesia yaitu :
a. Identitas Fundamental: berupa Pancasila yang menrupakan Falsafah
Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara.
b. Indetitas Instrumental: berupa UUD 1945 dan Tata Perundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, dan Lagu
Kebangsaan.
c. Indetitas Alamiah: meliputi Kepulauan (archipelago) dan Pluralisme
dalam suku, bahasa, budaya dan kepercaraan (agama).
Selain itu beberapa bentuk identitas nasional sebagai bangsa Indonesia adalah :
a) Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bahasa yang
berasal dari bahasa melayu .bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional
sekaligus sebagai identitas nasional Indonesia.
b) Bendera Negara yaitu sang merah putih.
Warna merah berate berani dan putih berate suci. Lambing merah putih sudah
dikenal pada masa kerajan di Indonesia yang kemudian diangkat sebagi
bendera Negara. Bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada
tanggal 17 Agustus 1945, namun telah ditujukkan pada peristiwa sumpah
pemuda.

c) Lagu kebangsaan yaitu lagu Indonesia raya


Indonesia raya sebagai lagu kebangsaan yang ada pada tanggal 28 Oktober
1928 dinyayikan pertama kali sebagai lagu kebangsaan negara
d) Lambang Negara yaitu Garuda pancasila,burung yang dilambangkan burung
khas lambang Negara.
e) Semboyan Negara Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi satu jua. Menujukkan
kenyataan bahwa bangsa kita heterogen, namun tetap berkeinginan untuk
menjadikan satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
f) Dasar falsafah Negara yaituyang berisi 5 nilai dasar yang dijadikansebagai
dasar filsafah dan idiologi dari Negara Indonesia.
g) Konstitusi ( Hukum Dasar)a negara yaitu UUD.
h) Bentuk Negara kesatuan republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat,
bentuk Negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintah adalah republik.
i) Sistem politik yang digunakan adalah system demokrasi (kedaulatan
rakyat).Konsepsi wawasan nusantara,mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuaaan bangsa.
j) Kebudayaaan daerah yang telah diterima sebagai kebuddayaan nasional sebagai
kebudayaan dari kelompok-kelompok bangsa di Indonesia yang memiliki citra
rasa tinggi, dapat dinikmati dan diterima oleh masyarakat luas merupakan
kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional pada dasarnya adalah puncak dari

kebudayaan daerah.
Tumbuh dan sepakat beberapa identitas nasional Indonesia itiu
sesungguhnya telah diawali dengan adanya kesadaran politik bangsa Indonesia,
sebelum bernegara. Kesadaran politik adalah tumbuhnya semangat nasionalisme
(semangat kebangsaan) sebagai gerakan menentang penjajahan dan mewujudkan
Negara Indonesia.
2.5 Penyimpangan Identitas Nasional
Geografis :
a. Kurangnya kekuatan maritim yang memadai
b. Pertahanan laut dan udara masih belum di kembangkan dengan
optimal. Akibatnya wilayah yang jauh di pinggir perbatasan
merasa di perhatikan dan dijaga dari kemungkinan datangnya
ancaman luar
c. Kebanyakan daerah perbatasan mengalami kelambanan dalam
pembangunan infrakstruktural transportasi dan komunikasi
sehingga mereka kurang berinteraksi dengan wilayah lain di tanah
air,bahkan mereka lebih dekat dengan negara tetangga.
d. Kondisi geografis yang berbeda juga terlihat mencolok antara
wilayah pedesaan dengan wilayah perkotaan. Warga pedesaan
merasa tertinggal dan tidak diperhatikan dibandingkan dengan
warga di perkotaan. Muncul berbagai masalah sosial akibat
ketimpangan pembangunan antar daerah, dan proses urbanisasi
yang tak berencana.
Demografis :
a. Terjadinya kesenjangan antara generasi tua dengan generasi muda
dalam memandang persoalan bangsa dan menghadapi tantangan
hidup.

Sosial dan Budaya :


a. Perasaan senasib-sepenanggungan semakin mencair.

b. Kristalisasi nilai kebangsaan mengalami keretakan di sana-sini.


c. Banyaknya pejabat yang menuntut hak-hak istimewa bagi
kepentingan pribadinya, meskipun hak-hak dasar rakyat pada
umumnya

belum

terpenuhi.

Sikap

itu

pada

gilirannya

membuahkan tragedi pemerintahan yang lamban di tengah


desakan kepentingan umum akibat bencana yang terjadi dimanamana dan kondisi sosial ekonomi yang diterpa krisis dari waktu
ke waktu.
d. Lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman.
Gejala tersebut dapat dilihat dari menguatnya orientasi dalam
kelompok,etnik, dan agama yang berpotensi menimbulkan konflik
social dan bahkan disintegrasi bangsa.Masalah ini juga semakin
serius akibat dari makin terbatasnya ruang publik yang dapat
diakses dan dikelola bersama masyarakat yang multikultur untuk
penyaluran

aspirasi.Dewasa

ini

muncul

kecenderungan

pengalihan ruang publik ke ruang privat karena desakan ekonomi.


2.6 Pemberdayaan Identitas Nasional Indonesia
2.6.1 Tantangan Globalisasi
Bersifat centrifugal bersumber pada faktor Eksternal dan internal
Eksternal
Berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neoliberalisme
dan kapitalisme. Hal ini dimulai berbagai kesepakatan melalui
konfrensi internasional : WTO APEC. AFTA dan bentuk kesepakatan
yang lain yang berhubungan dengan perekonomian, sosial dan politik
yg dapat menindas masyarakat lemah baik dari segi ekonomi, sosial,
politik.
Internal

Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh infra


struktur

mental

yang

kondusif.Sehingga

masing-masing

menerjemahkan dan mengaplikasikan demokrasi sesuai dengan


kepentingan.
2.6.2 Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional
Upaya pemberdayaan identitas nasional indonesia melalui revitalisasi
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pembukaan UUD 45
sebagai staat fundamental norm , dieksplorasikan pada dimensi :
a. Realitas :
Nilai nilai diaplikasikan secara konkrit dalam kehidupan secara
objektif yang bersifat Sein im sollen dan sollen im sein.
b. Idealitas :
Secara prospektif mempertahankan dan mengembangkan identitas
nasional melalui berbagai pergerakan baik dari kalangan akademik,
masyarakat ataupun pemerintahan.
c. Fleksibelitasnya :
Pancasila untuk memenuhi kebutuhan jaman terus dikembangkan
dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika secara berkesinambungan
pembinaan moral terutama penegakan hukum secara kondisif dan
suprematif.kegiatan formulasi hukum harus dilandasi dengan moral
sehingga ada hubungan antara moral hukum dan sebaliknya .
Hukum berlandaskan moral akan berlaku secara tepat dan efektif.
2.7 Keterkaitan Globalisasi terhadap Pemberdayaan Identitas Nasional
Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal.Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan,
kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya
sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah
yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat
satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat.

Era Globalisasi merupakan era yang penuh dengan kemajuan


dan

persaingan,sedangkan

Identitas

Nasional

sebuah

bangsa

merupakan hal yang sangat diperlukan untuk memperkenalkan sebuah


bangsa atau Negara dimata dunia.Dengan adanya Globalisasi,
identitas sebuah bangsa dan Negara dapat mudah dikenalkan dimata
internasional atau juga identitas tersebut mudah tenggelam karena
terpengaruh oleh bangsa dan Negara lain. Perlu kita sadari, bangsa
Indonesia yang kita cintai ini sedang mengalami krisis identitas
nasional yang sangat membahayakan bagi nilai nilai dasar Identitas
bangsa Indonesia itu sendiri.Letak Negara Indonesia yang sangat
strategis merupakan hal yang sangat mempengaruhi terjaga atau tidak
kelangsungan Identitas bangsa Indonesia.Globalisasi yang terus
berkembang pesat membuat nilai-nilai budaya bangsa Indonesia mulai
terkikis oleh budaya-budaya barat yang kurang sesuai dengan budaya
asli bangsa Indonesia yang mengusung adat ketimuran seperti halnya
budaya berpakaian.Kebaya dan batik yang merupakan salah satu
identitas bangsa.
Globalisasi terhadap budaya Indonesia yang berupa pakaian,
kini mulai hilang dari kehidupan bangsa Indonesia karena tergantikan
oleh pakaian yang bersifat kebarat - baratan. Tidak hanya itu saja,
masyarakat Indonesia yang dulunya terkenal sebagai orang-orang
yang ramah, kini mulai terpengaruh terhadap era globalisai yang
memiliki sifatpersaingan yang sangat tinggi yang menyebabkan
kesenjangan sosial dimasyarakat semakin meningkat.
2.8 Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional
Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan
internasional. Tanpa national identity, maka bangsa tersebut akan
terombang-ambing mengikuti ke mana angin membawa. Dalam
ulang tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada
pentingnya menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata

dan operatif.Identitas nasional kita terdiri dari empat elemen yang


biasa disebut sebagai konsensus nasional. Konsensus dimaksud
adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika
REVITALISASI PANCASILA SEBAGAI MANIFESTASI
IDENTITAS NASIONAL. Wawasan:
Spiritual ( berlandaskan etik, estetika, dan regiusitas; (sebagai
dasar dan arah pengembangan profesi).
Akademis, menyiapkan SDM untuk pembangunan nasional.
Kebangsaan, menumbuhkan kesadaran nasionalisme untuk
mendirikan jatidiri bangsa.
Mondial, sadar dan mampu beradaptasi dengan perubahan
yang dibawa globalisasi dan mampu mengatasi, menangkap
tantangan dan memanfaatkan peluang untuk berbangsa dan
bernegara.
Revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.Karena ideologi adalah
belief system, pedoman hidup dan rumusan cita-cita atau nilai-nilai
(Sergent, 1981), Pancasila tidak perlu direduksi menjadi slogan
sehingga seolah tampak nyata dan personalistik.
Karena itu, Pancasila harus dilihat sebagai ideologi, sebagai
cita-cita. Maka secara otomatis akan tertanam pengertian di alam
bawah sadar rakyat, pencapaian cita- cita, seperti kehidupan rakyat
yang adil dan makmur, misalnya, harus dilakukan bertahap.
Dengan demikian, kita lebih leluasa untuk merencanakan
aneka tindakan guna mencapai cita-cita itu.
Ditengah-tengah krisis identitas yang sedang gencar melanda
negeri ini, maka kata Revitalisasi dan pemberdayaan kembali
identitas nasional terasa membawa angin segar bagi warga Negara

Indonesia yang masih cinta terhadap nilai-nilai khas Indonesia, yang


berdasarkan pancasila.
Celakanya,

generasi

muda

yang

seyogyanya

menjadi

penggerak terbesar urat nadi bangsa ini, adalah kalangan-kalangan


yang paling rentan terhadap wabah krisis identitas bangsa.Bujuk
rayu budaya barat yang bersifat individualisme, materialisme, dan
kapitalisme, rupanya sesuai dengan permintaan pasar kawula muda
di Indonesia.
Sehingga ia laku bak barang diskonan. Pancasila pun mendapat
banyak gugatan, sinisme, dan pelecehan terhadap kredibilitasnya
sebagai dasar Negara, ataupun ideology.

BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai