Anda di halaman 1dari 10

PENGADUAN DAN

DIMULAINYA PENYIDIKAN

Hijrah Adhyanti Mirzana


FH Univ. Hasanuddin
2010
MACAM-MACAM
TINDAK PIDANA ADUAN
a. Tindak Pidana Aduan Absolut
yaitu tindak pidana yang hanya dapat dituntut
apabila ada pengaduan dari pihak yang dirugikan
(korban) kepada pihak yang berwajib. Yang
dituntut dalam hal ini adalah tindak pidananya.
Contoh : Penghinaan, Perzinahan.
b. Tindak Pidana Aduan Relatif
yaitu tindak pidana biasa, akan tetapi dilakukan
dalam keluarga seperti ditentukan dalam Pasal 367
KUHP. Yang dituntut dalam hal ini adalah pelaku
tindak pidananya. Contoh : Pencurian keluarga,
pemerasan keluarga.
Yang Berhak
Mengajukan Pengaduan
 Korban atau wakilnya yang sah dalam perkara perdata,
kecuali justru yang melakukan adalah wakil tersebut,
maka yang berhak mengajukan pengaduan adalah wali
pengawas/pengampu pengawas atau majelis yang
menjadi wali pengawas/pengampu pengawas.
 Istri penderita/seorang keluarga sedarah dalam garis
lurus atau jika tidak ada pengaduan bisa dilakukan oleh
seorang keluarga sedarah dalam garis menyimpang
sampai derajat ketiga.
 Jika dilakukan pada seorang yang telah meninggal, maka
yang berhak mengadu adalah ibu bapaknya atau anak
atau suami/istri yang masih hidup, dengan perkecualian
bahwa yang meninggal tidak menghendaki penuntutan.
 Untuk perzinahan, yang berhak mengadu adalah
suami/istri yang dirugikan/mendapat malu.
 Untuk kawin lari (Pasal 332 KUHP), yang berhak
mengadu adalah wanita dibawa lari itu sendiri atau
seseorang yang merupakan pemberi ijin bila wanita
itu akan kawin bila wanita yang dibawa lari itu belum
cukup umur atau suami wanita yang dibawa lari itu
bila wanita tersebut sudah kawin.
Jangka waktu pengaduan
6 (enam) bulan sejak orang yang berhak
mengajukan pengaduan mengetahui tindak
pidana tersebut atau 9 (sembilan) bulan jika
beada di luar negeri (Pasal 74 KUHAP)

Pengaduan tersebut bisa ditarik kembali dalam


waktu 3 (tiga) bulan sejak pengaduan tersebut
dimasukkan (Pasal 75 KUHAP).
LAPORAN
 Merupakan hak dan kewajiban setiap orang untuk
menyampaikan adanya tindak pidana yang terjadi.
 Tindak pidana yang dilaporkan adalah tindak pidana
biasa
 Laporan tidak dapat ditarik kembali
 Laporan bisa dilakukan setiap waktu
PENGADUAN
 Merupakan Hak seseorang yang disampaikan
kepada pihak yang berwajib agar melakukan
tindakan kepada pelaku tindak pidana.
 Tindak pidana merupakan tindak pidana aduan
 Pengaduan tersebut dapat ditarik kembali
 Pengaduan tersebut mempunyai jangka waktu.
YANG WAJIB
MELAPOR/MENGADU
 Orang yang mengalami, melihat, menyaksikan
dan/atau yang menjadi korban tindak pidana ;
 Orang yang mengetahui adanya permufakatan jahat
untuk melakukan tindak pidana ;
 Pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya
yang mengetahui terjadinya tindak pidana.

(Pasal 108 KUHAP)


TATA CARA
MELAPOR/MENGADU
 Laporan tertulis harus ditandatangani Pelapor/Pengadu.
 Laporan lisan dicatat Penyidik/Penyelidik serta
ditandangani oleh Pelapor/Pengadu dan
Penyidk/Penyelidik.
 Dalam hal pelapor/pengadu tidak dapat menulis harus
disebutkan sebagai catatan dalam laporan/pengaduan
tersebut.
 Penyidik/Penyelidik harus memberikan tanda
penerimaan laporan/pengaduan.

(Pasal 103 dan 108 ayat (4), (5) dan (6) KUHAP).
DIMULAINYA
PENYILIDIKAN/PENYIDIKAN
 Penyidik yang mengetahui, menerima
laporan/pengaduan tentang dugaan terjadinya tidak
pidana wajib segera melakukan tindakan
penyelidikan atau penyidikan yang diperlukan (Pasal
102 ayat (1) dan Pasal 106 KUHAP).
 Dalam hal tersangka ditahan, dalam waktu satu hari
setelah perintah penahanan dijalankan, ia harus mulai
diperiksa oleh penyidik (Pasal 122 KUHAP).
 Dalam hal penyidik telah melakukan penyidikan,
penyidik memberitahukan hal tersebut kepada
penuntut umum (Pasal 109 ayat (1) KUHAP).

Anda mungkin juga menyukai