Anda di halaman 1dari 95

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBANTUKAN MEDIA ONLINE

FACEBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA KONSEP


TERMODINAMIKA
Kuasi Eksperimen Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:
FINA ARIYANI
NIM : 103016327157

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBANTUKAN MEDIA ONLINE


FACEBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA KONSEP
TERMODINAMIKA

Kuasi Eksperimen kelas XI-IPA Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta


SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
FINA ARIYANI
NIM 103016327157
Di bawah Bimbingan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010

PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul Pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook


terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika (Kuasi eksperimen
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta) disusun oleh Fina Ariyani, NIM
103016327157 telah disajikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada ujian
munaqasah tanggal 26 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), program studi pendidikan fisika.
Jakarta, 26 Agustus 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal

Tanda Tangan

..

...

...

..

...

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)


Baiq Hana Susanti, M.Sc
NIP. 150 299 475
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd
NIP. 197905102006042001
Penguji I
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd
NIP.196812282000031004
Penguji II
Erina Hertanti, M.Si
NIP. 150 293 288

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA


NIP.195710051987031003

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh


pembelajaran fisika berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika
siswa pada konsep termodinamika. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode eksperimen dengan jenis quasi eksperimen yang dilaksanakan di Madrasah
Aliyah pembangunan UIN Jakarta dengan rancangan nonequivalent control group
desain. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobabilty sampling dengan
teknik purposive sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas XI
IPA, kelas A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 22 siswa dan kelas B sebagai
kelas kontrol dengan jumlah 21 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
tes pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebanyak 20 soal
tentang konsep termodinamika dan angket untuk mengetahui tanggapan atau respon
siswa terhadap pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Teknik
analisis data pada penelitian ini menggunakan uji liliefors untuk menguji normalitas
data, uji fisher untuk menguji homogenitas data, uji-t untuk menguji hipotesis, dan
normal gain untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan pemahaman siswa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis
diperoleh t-hitung sebesar 3, 22 dengan derajat kebebasan (dk) = 41 dan harga t-tabel
sebesar 2,08, maka t-hitung > t-tabel. Dengan demikian terdapat pengaruh
pembelajaran fisika berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika
siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar Fisika, Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook

ABSTRACT

This research aims to know whether there is impact of physics learning


assisted by online media Facebook to students physics study outcome on the topics
of thermodynamics. Methods that is used in this research is experimental method
with quasi experiment which is held in Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta
using program of nonequivalent control group design. Technique of sample selection
using nonprobabilty sampling with purposive sampling technique. Sample of this
research are two XI class of natural sciences, class A as a experiment class with 22
students and class B as control class with 21 students. Research instrument that is
used are multiple choice test which was tested its validity and reliability, comprise of
20 questions about concept of thermodynamics, and questionnaire to know the
respond of students concerning physics learning assisted by online media Facebook.
Technique of data analysis in this research using liliefors test to examine normality of
data, fisher test to examine homogeneity of data, t-test to testing hypothesis, and
normal gain to examine whether there is differences of students study outcome and
understanding between experiment class and control class. From calculation result of
testing hypothesis, it can be obtained that t-counting is 3,22 with degree of freedom =
41 and t-table is 2,08, then t-counting > t-table. Thereby there is impact of physics
learning assisted by online media facebook to students physics study outcome.

Keywords: physics study outcome, learning assisted by online media facebook

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam yang
selalu melimpahkan karunia yang tak terhitung. Hanya karena kasih sayang dan
pertolongan Allah penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Shalawat dan salam
senantiasa disanjungkan untuk kekasih Allah, yang begitu mencintai umatnya
melebihi dirinya, kepada para sahabat Rasulullah SAW yang berjuang menegakkan
Islam hingga sampai kepada kita saat ini, kepada tabiin, ulama, orang-orang shalih,
dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof . Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam negeri syarif Hidayatullah Jakarta
2. Baiq Hana susanti, Ketua Jurusan pendidikan IPA
3. Drs. Zamris Habib, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan Iwan permana S.
M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang memberi bimbingan, arahan dan
motivasi
4. H. Darul Janin, S.Ag, Kepala Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta,
atas kesediaannya menyediakan tempat, sarana dan prasarana untuk penelitian
skripsi ini
5. Seluruh siswa dan siswi kelas XI IPA MA Pembangunan UIN Jakarta, atas
kesempatan dan kerjasama yang diberikan
6. Yusuf Wibisono, atas semua kebaikan dan dukungan baik moril maupun
materil, serta Shafwan dan Syamil yang selalu menjadi sumber inspirasi dan
motivasi

iii

7. Almarhum Bapak, Mamah, Pipit, dan Nazli, yang selalu mengingatkan dan
ikut membantu dalam menyelesaikan amanah ini
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tidak
mengurangi sedikitpun rasa terimakasih dan penghormatan saya. Semoga
Allah SWT yang Maha Melihat membalas dengan balasan yang terbaik. Amin

Jakarta, Agustus 2010

Penulis

iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Realitas dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada permasalahan yang
cukup kompleks.

Mulai dari kualitas pendidikan yang masih dipertanyakan

hingga standar nilai ujian nasional yang masih banyak menuai kontroversi.
Banyak hal yang melatar belakangi permasalahan tersebut sehingga tujuan
pendidikan sulit untuk diwujudkan.
Begitupun dengan mata pelajaran fisika. Pembelajaran fisika di Indonesia
masih memiliki banyak permasalahan. Permasalahan yang sama dan masih
dibicarakan hingga saat ini adalah momok pelajaran fisika sebagai pelajaran yang
sulit, penuh rumus, dan tidak menarik membuat siswa merasa malas, bosan, dan
tidak bersemangat dalam mempelajari pelajaran fisika. Kecenderungan yang
umum terjadi dalam pengajaran fisika dewasa ini adalah penekanan yang terlalu
besar pada pengerjaan soal-soal kuantitatif (melalui hitungan matematis). Padahal
permasalahan pokok dalam fisika bersifat kualitatif (pemahaman perilaku alam).
Kalaupun dilakukan perhitungan, hasil perhitungan itu harus dapat diterjemahkan
arti fisisnya. Semua rumus yang dipakai memiliki cerita yang melatarbelakangi
suatu konsep atau hukum. Rumus-rumus itu bukanlah sekumpulan simbol-simbol
matematik tak bermakna yang mengerikan 1 .
Secara umum yang melatarbelakangi permasalahan tersebut diantaranya:
Pertama, kurangnya kemampuan guru; kemampuan guru mencakup pemahaman
guru terhadap materi pelajaran, penguasaan kelas (mengetahui psikologi siswa),
kemampuan berkomunikasi (proses penyampaian materi pelajaran), dan memiliki
wawasan ilmu pengetahuan yang luas. Kedua, metode pengajaran yang kurang
efektif, metode yang biasa digunakan dalam proses pengajaran saat ini adalah
metode ceramah yang cenderung membosankan dan kurang menarik, membuat
siswa lebih pasif, tidak kritis, dan kurang mampu mengmbangkan ilmu
1

Sugata Pikatan dalam artikel yang berjudul Bagaimana Seharusnya Pengajaran Fisika?di unduh
pada tanggal 10 Juni 2010 dari http://www.scribd.com/

pengetahuan yang diperolehnya. Ketiga, kurangnya fasilitas ( media ) pengajaran


yang mendukung. media pengajaran yang digunakan masih sangat sederhana dan
terbatas pada penggunaan media di dalam kelas. Padahal media pengajaran
semakin bervariatif dan berkembang serta sangat membantu jika digunakan secara
tepat dalam proses pengajaran. Selain itu ada juga permasalahan manajemen,
kurikulum dan lain sebagainya.
Keseluruhan permasalahan tersebut menyebabkan output atau hasil dari
proses pembelajaran fisika masih rendah. Permasalahan ini tentunya akan menjadi
semakin komplek jika tidak ditindaklanjuti dengan proses pembenahan yang
bertahap, konsisten dan berkesinambungan. Harus ada satu langkah konkrit yang
dilakukan yakni dengan mengidentifikasi permasalahan tersebut menjadi lebih
spesifiik.
Salah satu faktor yang mungkin bisa memperbaiki permasalahan tersebut
adalah pemanfaatan media pembelajaran. Secara umum, media berperan membuat
pendidikan menjadi lebih produktif, berdaya mampu tinggi, aktual, dan menarik.
Secara khusus, media bermanfaat untuk menyederhanakan materi pelajaran yang
kompleks, menampakbesarkan yang kecil, menampakkecilkan yang besar,
mempercepat dan memperlambat proses, mendekatkan yang jauh, menjauhkan
yang dekat, menunjukkan beroperasinya suatu proses, dan lain sebagainya 2 .
Mengingat pentingnya media dalam pengajaran sebagaimana dibahas di atas,
maka menjadi krusial dan mendesak bagi para pengajar untuk memiliki
keterampilan mengolah media. Karena urgensi dari penggunaan media tersebut
kegiatan belajar mengajar bahkan telah semakin bergeser dari sistem
penyampaian materi melalui ceramah ke arah sistem penggunaan media. Di
negara-negara maju, peranan media sangat dominan bahkan sampai mengancam
posisi guru di kelas. Ada banyak media yang bisa digunakan dalam pembelajaran
fisika. Namun, media internet dirasa lebih tepat digunakan di era teknologi
canggih seperti sekarang ini, dimana informasi begitu mudah dan cepat diperoleh
tidak terbatas ruang dan waktu.
2

Zainal Abidin, Media Internet Untuk Pembelajaran Fisika yang Menyenangkan, Makalah
disampaikan pada Simposium Nasional 1, Inovasi pembelajaran dan Pengelolaan Sekolah, Jakarta,
2003, hal 1.

Salah satu media tercanggih abad ini adalah media internet. Internet
merupakan salah satu hadiah media terbesar abad 20 dan juga merupakan jendela
informasi dunia tanpa batas. Bahkan internet dapat juga dipandang sebagai
perpustakaan yang tanpa batas cakupannya. Di internetlah kita peroleh beragam
informasi global mulai dari dunia politik, ekonomi, hiburan, pariwisata, hingga
ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sudah banyak universitas maupun
sekolah tingkat atas di dunia, terutama di negara-negara maju, yang telah
memanfaatkan internet tidak hanya sebagai jendela informasi, namun juga sebagai
media pembelajaran yang interaktif 3 .
Perkembangan teknologi internet yang paling menonjol saat ini adalah
fenomena situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, friendster, blogger dan
lain-lain. Situs jejaring sosial facebook kini merupakan salah satu situs yang
paling sering di akses dan merupakan situs nomor satu yang paling sering diakses
diantara situs-situs sejenis. Semua orang baik muda maupun tua, kecil maupun
besar mengetahui dan mengakses facebook. Tidak terkecuali pelajar, mahasiswa,
guru, dosen, maupun kalangan akademisi lainnya. Kemudahan akses yang
diberikan serta aplikasi menu yang bervariasi membuat orang tertarik untuk
bergabung. Ada banyak kelebihan yang dimiliki situs jejaring social facebook 4
diantaranya: Pertama, facebook lebih informatif. Kedua, facebook memiliki
kemudahan dalam pengecekan komunikasi dengan orang lain. Ketiga, kita dapat
menampilkan foto, video atau tautan dari website internet sesuai yang bisa
dimanfaatkan untuk memperluas cakrawala berfikir siswa akan materi yang
disampaikan. Keempat, sebagai media promosi dan membangun komunitas, hal
ini sangat penting sebagai syarat terciptanya media pembelajaran yang efektif.
Kelima, memiliki mekanisme pencegahan terhadap pengambilalihan akun
facebook secara ilegal dengan kata lain sistem keamanan facebook cukup baik.
Manfaat tersebut tentunya bisa menjadi terobosan yang bermanfaat dalam
dunia pendidikan khususnya pengajaran

jika dimanfaatkan secara tepat dan

efektif. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh UNESCO dan World Bank
3

Ibid, hal. 1.
Mardiana Wati dan A. R. Rizky, 5 Jam Belajar Cepat Menggunakan Facebook, Bandung:
Yrama Widya, 2009, hal. 3.

yang menyatakan bahwa pada negara berkembang sangat diperlukan adanya


perubahan pendekatan dan paradigma pembelajaran. Jika tidak demikian, negara
berkembang tidak akan mampu bersaing di era ekonomi yang berlandaskan ilmu
pengetahuan (knowledge-based economy). Era tersebut mengharuskan para
pekerjanya secara cepat menemukan berbagai informasi yang diperlukan,
menimbang dan mengevaluasi informasi tersebut agar memiliki tingkat akurasi
yang tinggi dan tidak bias, serta mempergunakan informasi tersebut untuk
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi 5 .
Pemanfaatan website jejaring social facebook sebagai media pembelajaran
fisika khususnya pada konsep termodinamika terletak pada bentuk pembelajaran
konsep termodinamika yang lebih menarik jika dibandingkan dengan metode
ceramah. Konsep termodinamika yang merupakan cabang ilmu fisika yang
mempelajari hubungan antara kalor, energi mekanik, serta aspek-aspek lain dari
energi dan perpindahannya hadir dalam situs web jejaring sosial facebook yang
tidak lain merupakan situs website internet yang sering siswa akses dan sangat
akrab dengan keseharian siswa. Dengan materi yang disajikan secara singkat,
padat, dan jelas membuat siswa tidak malas untuk membaca materi tersebut.
Kemudahan mengakses materi kapanpun dan dimanapun membuat siswa bisa
menentukan sendiri kapan waktu yang tepat dan tempat yang nyaman untuk
belajar sehingga lebih baik dalam menyerap pelajaran. Selain itu dengan tautan
(materi tambahan) yang tampil difacebook siswa diharapkan mampu mengeksplor
materi tersebut lebih luas tidak terbatas pada materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
penulis tertarik untuk meneliti dan membahas skripsi dengan judul Pengaruh
Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook Terhadap Hasil Belajar
Fisika Pada Konsep Termodinamika.

Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, dan Prima Gusti yanti, Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 , hal. 77.

B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini masalah dapat di identifikasikan menjadi:
1. Pelajaran fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan tidak menarik
2. Rendahnya hasil belajar fisika siswa
3. Kurangnya pemanfaatan media teknologi dalam proses pembelajaran
fisika

C. Pembatasan Masalah
Agar memudahkan dalam penyusunan skripsi ini dan tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda, maka penulis membatasi permasalahan skripsi ini
pada pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook terhadap
hasil belajar fisika pada konsep termodinamika, Hasil belajar siswa pada
penelitian ini dalam bentuk penilaian kognitif siswa yang meliputi jenjang
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), dan sintesis
(C5).

D. Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook
terhadap hasil belajar fisika siswa?
2. Bagaimanakah perbedaan antara hasil belajar fisika siswa yang belajar
dengan pembelajaran berbantukan media online facebook dengan hasil
belajar fisika siswa yang belajar dengan metode ceramah?
3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media
online facebook?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
a. Pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook dalam
meningkatkan hasil belajar fisika siswa

b. Perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang belajar dengan


pembelajaran berbantukan media online facebook dengan hasil belajar
siswa yang belajar dengan metode ceramah
c. Respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media online facebook

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, menambah pengetahuan guru akan pemanfaatan media
pembelajaran secara efektif yakni media online facebook dalam proses
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan
media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
2. Bagi Siswa, dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa pada
pelajaran fisika sehingga mampu mempengaruhi hasil belajar siswa
3. Bagi sekolah, Sebagai bahan evaluasi pembelajaran fisika agar lebih baik
dan bermutu sekaligus menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan
4. Bagi Penulis, menjadi referensi bentuk pembelajaran yang baru yang bisa
diterapkan dalam proses pembelajaran fisika dimasa yang akan datang dan
menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan menggunakan
media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai
sarana pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran fisika yang
lebih baik.

BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan 1 . Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan
(Association of education and communication technology / AECT) di Amerika,
membatasi pengertian media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan atau informasi 2 . Pada tahun 1975 Gagne dan
Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tipe
recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar grafik,
televise dan computer 3 . Sedangkan menurut asosiasi pendidikan nasional
(National Education Association / NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audiovisual serta peralatnnya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca 4 .

Diantara pengertian yang

berbeda tersebut terdapat persamaan tentang arti media sebagai segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Berdasarkan beberapa pengertian media di atas, berikut ciri-ciri umum
media dapat diuraikan menjadi 5 :

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press, 2009, hal. 3.


Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 6.
3
Arsyad, Op. Cit., hal.4.
4
Sadiman, Op. Cit., hal. 6.
5
Arsyad, Op. Cit., hal.6-7.
2

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal


sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat
dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera
2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio
4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik
di dalam maupun di luar kelas
5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran
6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio,
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video,
OHP), atau perorangan (misalnya: modul, computer, radio tape atau kaset,
video recorder)
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi dan menejemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
Menurut Gerlach dan Ely (1971) ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk
mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media
yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya,
diantaranya: yang pertama, media pendidikan memiliki ciri fiksatif (fixative
property);

ciri

ini

menggambarkan

kemampuan

merekam,

menyimpan,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif
ini media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada
suatu waktu tertentu ditranportasikan tanpa mengenal waktu. Yang kedua, media
memiliki ciri manipulatif (manipulative property) yaitu kejadian yang memakan
waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit
dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Yang ketiga, media
memiliki ciri distributif (distributive property); ciri ini memungkinkan suatu objek
atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian

tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relative sama mengenai kejadian itu 6 .
Sedangkan manfaat media pengajaran dalam proses belajar antara lain 7 :
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran yang lebih baik
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semat-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai diperlukan ketelitian
dalam memilih media pembelajaran, berikut ini merupakan kriteria-kriteria yang
harus diperhatikan, diantaranya 8 :
1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas
dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan
instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa
3. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar

Arsyad, Op. Cit., hal. 12-14.


Nana Sudjana danAhmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar baru Algesindo, 2005, hal.
2.
8
Ibid, hal. 2.
7

10

4. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media, syarat


utama yang diperlukan adalah guru dapat menggunakannya dalam proses
pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya
tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi
belajar siswa dengan lingkungannya
5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung
6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehigga makna yang
terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa

2. Pengertian Pembelajaran Online


Media pembelajaran yang tepat digunakan pada masa sekarang ini adalah
media berbasis teknologi. Pengertian teknologi sendiri merupakan perpaduan
yang kompleks dari manusia dan mesin, ide, prosedur, pengelolaan (Hoban, dalam
AECT,1977). Kata teknologi seolah tak lepas dari ilmu pengetahuan karena
memang pada hakikatnya teknologi adalah penerapan ilmu atau pengetahuan lain
yang terorganisir ke tugas-tugas praktis (Galbraith, AECT, 1977). Teknologi
adalah penerapan sistemik dan sistematik dari konsep ilmu perilaku dan ilmu
fisika serta pengetahuan lain untuk memecahkan suatu masalah 9 .
Teknologi

Informasi

dan

Telekomunikasi

(Information

and

Communication Technology/ICT) merupakan tulang punggung aplikasi Web 2.0.


Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan
menjadi awal munculnya aplikasi web adalah Internet. Internet merupakan
jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap
komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di
seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar,
audio, video, dan lainnya. Internet itu sendiri berasal dari kata interconnection
networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan
9

Arief S. Sadiman, dalam artikel yang berjudul Peran Teknologi Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Dasar, pada Jurnal Teknodik No. 8/IV/TEKNODIK/MEI/2000, hal. 7.

11

berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon,
satelit, dan lainnya 10 .
Internet merupakan media teknologi yang multifungsi yang bisa
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Suatu pembelajaran yang memanfaatkan
media internet sebagai alat bantu proses pembelajaran dinamakan pembelajaran
online, atau juga bisa disebut e-education atau e-leaning atau secara spesifik
dalam dunia pendidikan dinamakan model pembelajaran jarak jauh. Istilah elearning memiliki definisi yang sangat luas. e-learning terdiri dari huruf e yang
merupakan singkatan dari elektronik dan kata learning yang artinya pembelajaran.
Dengan demikian e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan
memanfaatkan bantuan perangkat elektronik khususnya perangkat komputer.
Istilah e-learning dapat pula didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi
informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk dunia maya 11 . Elearning juga dapat diartikan sebagai sebuah program aplikasi berbasis internet
yang memuat semua informasi tentang pendidikan seputar pendidikan yang jelas,
dinamis, akurat dan up to date serta memberikan kemudahan bagi para pembelajar
untuk melakukan pembelajaran secara online 12 .
Secara umum terdapat dua model pengajaran online, yaitu synchronous
dan asynchronous. Pada model asynchronous, siswa belajar dengan langkahnya
sendiri, melihat bahan kuliah dan catatan dan mengambil masukan dari pengajar
ketika siswa memiliki waktu. Siswa berkomunikasi dengan pengajar dan sesama
siswa melalui chatting, e-mail, dan mengikuti grup diskusi. Siswa belajar sesuai
dengan kecepatan belajar dan kesibukannya. Hanya tugas dan tes yang biasanya
terjadwal mengikuti batas akhir. Sementara pada model synchronous, siswa
belajar pada kelas maya dalam waktu yang sebenarnya seperti pada kelas
konvensional. Pengajar memimpin kelas dengan menayangkan presentasi slide
atau para siswa dapat melihat pengajar melalui video berbasis web secara
langsung. Selain itu model synchronous mengandalkan fitur chatting yang
10

Teguh Handoko dalam artikel yang berjudul Sejarah perkembangan internet yang diunduh dari
http://www.sejarah-internet.com/pengertian-internet/ diakses pada tanggal 1 Juni 2010.
11
Munir, Op. Cit., hal. 169.
12
Ibid, hal. 170.

12

memungkinkan

pengajar

dan

siswa

berinteraksi

sesamanya

dan

dapat

menggunakan saluran pribadi ketika membutuhkan bantuan tanpa mengganggu


pengajaran yang berlangsung. Namun keharusan untuk mengikuti pengajaran
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan seperti pada kelas konvensional
menyebabkan

model

synchronous

kalah

populer

dibanding

model

asynchronous 13 .
Pembelajaran online atau e-learning merupakan pengembangan dari
sistem pembelajaran jarak jauh. Secara umum pendidikan jarak jauh didasarkan
pada keterpisahan antara siswa dan pengajar dalam ruang dan waktu, pemanfaatan
(paket) bahan belajar yang dirancang dan diproduksi secara sistematis, adanya
komunikasi tidak terus-menerus (non-continous) antara siswa dengan siswa, tutor,
dan organisasi pendidikan melalui beragam media, serta adanya penyeliaan dan
pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan 14 . Sistem pendidikan
jarak jauh memiliki mempunyai dua komponen yaitu sistem belajar jarak jauh
(distance learning) dan sistem pengajaran jarak jauh (distance teaching) (Keegan,
1990) Sistem belajar jauh memberikan penekanan kepada siswa dan proses belajar
(learner-centered), sedangkan sistem pengajaran jarak jauh lebih berfokus pada
proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya (teacher and system
centered). Sementara itu, sistem pendidikan jarak jauh berfokus pada kedua sisi
secara utuh, baik pada siswa dan proses belajarnya, maupun pada proses
pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya 15 . Sedangkan unsur yang harus
dimiliki oleh pembelajaran jarak jauh berbasis web diantaranya:
1.) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance
learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan
siswa , dimana siswa dapat menambah kemampua, membaca materi
pelajaran, mencari informasi dan sebagainya

13

Dragan dan Behr (2001) sebagaimana dikutip oleh Amir F. Sofyan, Perkembangan Perangkat
Lunak Pengelolaan Pengajaran Berbasis Web, mimeo, diunduh dari
http://journal.amikom.ac.id/index.php/informatika/article/download/92/44, diakses pada tanggal
10 Juni 2010.
14
Paulina Pannen,Pengertian sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, dalam Tian Belawati
(Editor, dkk), Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Jakarta: Universitas terbuka, 1999, hal.17.
15
Ibid, hal. 12.

13

2.) Interaksi dalam grup; siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk
mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru. Guru dapat hadir dalam
grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang
diberikannya
3.) Sistem administrasi siswa; dimana siswa dapat melihat informasi
mengenai status siswa , prestasi siswa dan sebagainya
4.) Pendalaman materi dan ujian; biasanya guru sering mengadakan quiz
singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah
diajarkan serta melakukan tes pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus
dapat diantisipasi oleh web based distance learning
5.) Perpustakaan digital; pada bagian ini terdapat berbagai informasi
kepustakaan, tidak terbatas pada buku, tetapi juga pada kepustakaan digital
seperti suara, gambar, dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai
penunjang dan berbentuk data base.
6.) Materi online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan
diperlukan juga bahan bacaan dari web lain. Oleh karena itu pada bagian
ini guru dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan
lainnya untuk dipublikasikan kepada mahasiswa lainnya melali web 16 .
Metode belajar jarak jauh dan teknologi informasi bertemu dengan strategi
belajar kelas sehingga menciptakan suatu lingkungan baru yang disebut dengan
program belajar fleksibel (flexible learning) (Moran, 1997). Program belajar
fleksibel ini perlu dicermati karena hal ini merupakan tantangan yang harus segera
diwujudkan guna mengantisipasi masa depan 17 .
e-learning

atau

pembelajaran

online

memiliki

kelebihan

dan

kekurangan. Kelebihan dalam proses pembelajaran online menurut Bates dan


Wulf pada tahun 1996 adalah:
1. Meningkatkan interaksi pembelajaran (enchange interactivity)

16

Hamzah B. Uno, M. Pd, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal. 39.
17
Aminudin Zuhairi,Model Model Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, dalam Tian Belawati,
dkk (Editor), Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, hal. 57.

14

2. Mempermudah interaksi pembelajaran di mana dan kapan saja (time and


place flexibility)
3. Memiliki jangkauan yang lebih luas (potential to reach a global audience)
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities)
Kekurangan atau kelemahan dari e-learning adalah:
1. Terpisahnya antara pengajar siswa menyebabkan interaksi antara guru dan
siswa kurang maksimal
2. Teknologi e-learning cenderung lebih terfokus pada aspek teknologinya
bukan pada aspek pendidikannya
3. Proses pembelajarannya cenderung kearah pelatihan dan kurang
memperhatikan aspek afektif
4. Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode, atau teknik
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mungkin
belum dikuasai
5. Proses pembelajaran e-learning memerlukan motivasi belajar yang tinggi
karena dalam praktek pembelajarannya dilakukan secara mandiri. Jika
motivasi siswa kurang maka proses pembelajaran akan mengalami
kegagalan dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai
6. Tidak semua siswa dapat memanfaatkan internet karena terbatasnya
fasilitas yang dimiliki
7. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan (skill and knowledge) dalam
mengoperasikan computer dan memanfaatkan internet secara maksimal 18 .

2. Pengertian Media Facebook


Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat
bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk
melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat
menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbaharui profil

18

Munir, Op. Cit., hal. 174-177.

15

pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya 19 . Berikut ini merupaka
tampilan halaman depan dari facebook.

Gambar 2.1. Tampilan halaman depan facebook


Facebook atau disingkat FB diluncurkan pada tanggal 4 februari 2004.
Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg seorang mahasiswa Harvard kelahiran
14 mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School.
Pada awal masa berdirinya situs web jejaring sosial ini keanggotaannya
masih dibatasi untuk siswa dari Harvard college. Dalam dua bulan selanjutnya
keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston college,
Boston Univercity, MIT, Tufts, rochester, stanford, Nyu, Northwestern) dan
semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain
yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun
setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat
elektronik (email) suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia
dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.
Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat
atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan
alamat surat elektronik apapun dapat mendaftar di facebook. Pengguna dapat
memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti
berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.
Hingga juli 2007, facebook memiliki jumlah pengguna terdaftar paling
besar diantara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta
19

SEAMOLEC, Facebook: Mobile Collaborative Learning, Jakarta: SEAMOLEC, 2009, hal. 1.

16

anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari september 2006 hingga
september 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling
banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika
Serikat, mengungguli situs publik lain seperti flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat
setiap harinya 20 .
Facebook memiliki banyak kelebihan, diantaranya: Tampilan facebook di
design sedemikian rupa sehingga adanya iklan tidak menganggu pengguna
facebook dalam proses penggunaannya, Tersedianya layanan jaringan atau
network yang bisa di-sorting sesuai dengan dengan posisi pengguna (user). Dari
start awal pembuatan account disesuaikan berdasarkan negara sehingga
mempermudah pencarian jaringan atau teman, Adanya layanan group yang
terfokus, foto album dengan kapasitas quota unlimited atau tidak terbatas,
Layanan selling (penjualan/penawaran barang atau jasa) yang diperbolehkan antar
user, Tersedianya layanan event, dengan mudah user bisa mengetahui, membuat
suatu acara bersama sepeti reuni, pesta, ataupun launching suatu produk, Layanan
status update bisa diisi kapan saja dan dimana saja dengan posisi menu yang
mudah terlihat, Layanan mobile access yakni layanan untuk mobile dengan
feature bisa melalui sms, Layanan mobile browsing dapat diakses melalui
handphone dan disesuaikan dengan kondisi handphone sehingga lebih cepat
diakses, Anti fake Account and spam (layanan security yang aman), Memiliki
layanan develop your facebook widget yakni beragam aplikasi yang bisa
digunakan seperti games, feed reader, dan macam-macam aplikasi lainnya,
Tersedia layanan chatting, dan yang terakhir dapat mengirimkan gift kepada
pengguna lain dengan berbagai macam jenis gift 21 .
Beberapa elemen dasar facebook antara lain:
1. Temukan orang yang anda kenal, berfungsi untuk menemukan atau
mencari teman yang sesuai dengan sekolah, daerah, dan lain sebagainya.
2. Lihat dan sunting profil anda, berfungsi untuk melengkapi data profil
dalam akun facebook
20

Di unduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook, diakses tanggal 25 April 2010.


Di unduh dari http://omdimas.com/tentang-facebook-dan-keunggulannya, diakses tanggal 25
april 2010.

21

17

3. Terhubung dengan teman-teman, berfungsi untuk menambahkan daftar


teman
Berikut ini merupakan tampilan facebook setelah pengguna facebook
mendaftar sebagai anggota atau member facebook.

Gambar 2.2. Elemen dasar facebook


Setelah melengkapi teman dalam facebook, maka dalam layar website
facebook akan terlihat seperti gambar berikut:

Gambar 2.3. Tampilan layar facebook

18

Pada tampilan facebook dibagian atas terdapat beberapa menu diantaranya:


1. Menu beranda; menu ini berfungsi untuk berpindah secara cepat pada
halaman pertama kali setelah pengguna login. Beranda ini berisi uraian
status teman ditengah dinding, kiri berisi kabar berita dan sebelah kanan
biasanya terdapat iklan
2. Menu profil; menu ini mengantarkan pengguna ke halaman profil.
Halaman ini berisi profil pribadi, foto, informasi diri sekaligus status yang
dibuat oleh pribadi pengguna facebook
3. Menu teman; menu ini berfungsi untuk menampilkan foto-foto teman yang
sudah masuk dalam daftar pertemanan
4. Menu pesan masuk; menu ini berfungsi untuk membuka halaman pesanpesan terbaru yang dikirim oleh teman
5. Menu pengaturan; pada menu ini pengguna dapat leluasa mengatur
informasi diri, jaringan, dan lain sebagainya
6. Menu keluar; menu ini berfungsi untuk keluar dan mengakhiri penggunaan
facebook
7. Menu kotak pencarian; menu ini berfungsi untuk menacari teman atau
jaringan yang sudah terdaftar dalam jaringan facebook
Pada dinding facebook (Gambar 2.4) juga terdapat menu aplikasi yang
merupakan fasilitas facebook yang siap digunakan. Menu aplikasi tersebut,
terdiri dari: yang pertama, ikon koleksi foto; Aplikasi ini diarahkan pada
pembuatan album foto dan penggunaan dan pengelolaan album foto tersebut.
Yang kedua, ikon video; pada ikon video ini, pengguna dapat mengunduh
(upload) video, menampilkan dan mengelolanya. Yang ketiga, ikon grup; pada
ikon grup ini pengguna dapat bergabung kedalam group yang sudah ada dalam
facebook atau membuat sendiri group baru sesuai dengan minat pengguna dan
mengajak orang lain yang mempunyai minat yang sama. Yang keempat, ikon
acara; pada ikon ini pengguna dapat membuat agenda kegiatan sendiri atau
mengikuti agenda yang telah dibuat oleh orang lain.

Yang kelima, ikon

catatan; pada ikon ini pengguna dapat membuat catatan atau tulisan, artikel
sendiri, atu meng-import artikel orang lain dalam blog tertentu. Yang ketujuh,

19

ikon tautan; pada ikon ini pengguna dapat membuat email (link) dari alamat
website lain. Yang kedelapan, ikon obrolan; pada ikon ini pengguna dapat
mengaktifkan atau mengnonaktifkan fasilitas chatting. Yang terakhir, ikon
pemberitahuan; ikon ini berisi catatan-catatan aktivitas yang anda lakukan
dalam facebook 22 . Menu aplikasi tersebut terdiri dari symbol-simbol yang
sangat mudah dikenali, diantara seperti pada gambar simbolikon berikut ini:

Gambar 2.4 simbol ikon facebook


Sedangkan manfaat facebook dalam dunia pendidikan, yakni 23 :
1. Bersifat sosial dan mobile collaborative learning, membangun ikatan
sosial (antara teman sekelas/ sekantor, dsb) dan bersifat mobile.
2. Membuat kelompok/grup untuk studi / kerja, meningkatkan keterikatan
antara siswa-siswa atau siswa-pengajar atau pengajar-pengajar
3. Ajang belajar menulis untuk menuangkan ide
4. Menembus ruang dan waktu
5. Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif
Secara khusus manfaat facebook yang bisa dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran adalah layanan grup. Layanan grup ini memiliki beberapa kelebihan
yang tidak dimiliki situs web jejaring social sejenis diantaranya kemampuan
membangun jaringan suatu kelompok tertentu lebih cepat dan informatif. Pada
fitur ini juga tersedia forum diskusi yang membuat proses pengajaran menjadi
lebih interaktif dalam bentuk komentar antara guru dan siswa maupun diskusi
22

Mardiana Wati dan A. R. Rizky, 5 Jam Belajar Cepat Menggunakan Facebook, Bandung:
Yrama Widya, 2009, hal. 21-27.
23
SEAMOLEC, Op. Cit., hal. 2.

20

antara sesama siswa dalam membahas materi pelajaran yang telah ditampilkan
pada forum diskusi tersebut. Kelebihan lain dilayanan grup ini adalah guru bisa
menautkan materi tambahan yang diperoleh dari internet pada menu beranda grup,
dengan bentuk tautan materi yang menarik seperti gambar-gambar bergerak dan
penemuan terbaru mengenai materi yang diajarkan. Berikut ini merupakan
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat suatu group difacebook,
diantaranya:
1. Pastikan pengguna berada dalam jendela facebook atau beranda
2. Klik ikon group yang ada disebelah kiri jendela facebook
3. Dilayar jendela grup, klik buat group
4. Dilayar akan terlihat beberapa pilihan dan ketik kotak yang tersedia,
Pilihan tersebut terdiri dari:
a.

Nama group , berisi nama group yang diinginkan

b. Keterangan, berisi sesuatu yang menggambarkan tentang group yang


akan dibuat
c. Jenis group, pilih sesuai dengan group yang akan dibuat termasuk
kedalam kelompok bisnis, music, akademik, atau yang lainnya
d. Berita terbaru, info awal bisa berisi ajakan, atau himbauan kepada
orang lain agar bergabung kedalam grup yang akan dibuat
e. Kantor, alamat perusahaan atau alamat tempat tinggal pembuat group
f. Email dan situs web, alamat email atau web yang dimiliki pembuat
group
g. Nama jalan, berisi alamat pengguna terbaru
h. Kota/ daerah, berisi nama kota tau daerah tempat tinggal pembuat
group
5. Terakhir klik tombol pembuat group
Setelah selesai membuat group langkah selanjutnya adalah menyisipkan
gambar atau logo yang sesuai dengan group yang telah dibuat . cara mengisi
gambar grup ini sama dengan proses memindahkan gambar dari komputer ke
semua bentuk website internet. Berikut ini merupakan contoh group facebook
yang sudah diberi gambar.

21

Gambar 2.5. Contoh group facebook

3. Pengertian Belajar Fisika


Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
learning maybe defined as the process by which behavior originates or is altered
through training or experience.(Whittaker,1970: 1). Sedangkan menurut Howard
l. Kingsley Learning is the process by which behavior ( in the broadersense ) is
originated or changed through practice or training.(kingsley, 1957:12) yang
artinya belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan
atau diubah melalui praktek atau latihan 24 . Sedangkan definisi belajar menurut
Spears, Gronbach, Hilgard, dan W. Stern dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes,
actual maupun potensial)
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan
baru
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha

24

Wasty Soemanto, M. Pd, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, hal.104.

22

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Arden N. Frandsen adalah


sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, terdiri dari:
a. Faktor non sosial yaitu kondisi suhu, udara, waktu, tempat, alatalat yang digunakan untuk belajar yang dapat membantu atau
mengganggu proses atau kegiatan belajar
b. Faktor sosial yaitu manusia, atau orang lain yang bisa
mempengaruhi atau tidak proses belajar tergantung dari tipe belajar
masing-masing orang
2. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, terdiri dari:
a. Faktor fisiologis yaitu terdiri dari tonus jasmani dan keadaan
fungsi fisiologis tertentu, tonus jasmani terdiri dari: nutrisi yang
cukup dan penyakit yang diderita. Sedangkan keadaan fungsi
jasmani tertentu yaitu fungsi pancaindera yang berfungsi dengan
baik akan sangat mempengaruhi proses belajar
b. Faktor psikologis terdiri dari: (1) adanya sifat ingin tahu dan ingin
menyelidiki dunia yang lebih luas (2) adanya sifat yang kreatif
yang ada pada manusia dan keinginan uuntuk selalu maju (3)
adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,
dan teman-teman (4) adanya keinginan untuk memperbaiki
kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan
kerjasama maupun dengan kompetisi (5) adanya keinginan untuk
mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran (6) adanya
ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada proses belajar
Sedangkan Moslow mengemukakan motif-motif untuk belajar itu adalah:
1. Adanya kebutuhan fisik
2. Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran
3. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan
dengan orang lain
4. Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat

23

5. Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri 25


Kegiatan belajar adalah suatu proses yang kompleks dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Sebagai suatu proses, kegiatan belajar memproses input
(masukan) dan menghasilkan output (keluaran). Dengan demikian, kita dapat
menganalisis kegiatan belajar dengan pendekatan analisis sistem (gambar 2.1).
Dengan pendekatan ini, kita dapat mengetahui

berbagai

faktor

yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Input Instrumenal

Input Mentah

Proses Belajar-Mengajar

Output

Input Lingkungan
Gambar 2.6. Proses Belajar-Mengajar
Input mentah adalah bahan baku yang perlu diolah dalam proses belajarmengajar dimana dalam proses ini berpengaruh pula sejumlah faktor yaitu input
lingkungan dan sejumlah input yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan
(input instrumenal) guna menunjang tercapai-nya output yang dikehendaki. Input
lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Sedangkan yang
termasuk input instrumenal adalah kurikulum, bahan pelajaran, guru, sarana dan
fasilitas, serta manajemen sekolah.
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, input mentah adalah siswa
yang memiliki karakteristik fisiologis dan psikologis tertentu. Karakteristik
fisiologis meliputi kondisi fisik dan panca indera. Sedangkan karakteristik

25

Sumadi Suryabrata, Ph. D, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hal
232-237.

24

psikologis meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.


Semua faktor ini dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Di dalam keseluruhan sistem, input instrumenal adalah faktor yang
sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian output yang dikehendaki
karena input instrumenal inilah yang menentukan bagaimana proses belajarmengajar itu akan terjadi di dalam diri si siswa 26 .
Kualitas input menyangkut mutu input diukur dari kriteria penerimaan
murid. Input rendah bila dibawah standar minimal, input itu berkualitas bila diatas
standar yang telah ditetapkan. Standar itu sendiri sifatnya relatif atau arbitrary.
Kualitas proses adalah mutu keseluruhan factor yang terlibat dalam proses
pendidikan seperti murid, guru, kurikulum, fasilitas pendidikan, manajemen,
sumber belajar, dan terbatasnya biaya untuk proses. Sedangkan kualitas output
adalah menyangkut hasil proses sistem. Output itu rendah atau tinggi mutunya
bilamana dibawah atau diatas standar yang telah ditetapkan. Bilamana standard itu
memang ada 27 .
Fisika adalah bidang ilmu yang yang banyak mempelajari konsep yang
bersifat abstrak. Oleh karena itu dalam mempelajarinya menuntut banyak
kemampuan dalam melakukan penggambaran mental tentang sesuatu yang
dipelajari dengan beralasan bahwa IPA (Fisika) termasuk ilmu yang relatif sulit
untuk dipelajari 28 . Akibatnya dilapangan banyak siswa yang tidak menyukai
pelajaran fisika. Padahal disisi lain fisika sangat diperlukan dalam dalam
meningkatkan daya nalar siswa dan dapat melatih siswa agar mampu berfikir
logis, kritis, sistemis dan kreatif.

4. Pengertian Konsep Termodinamika


Termodinamika merupakan cabang fisika yang mempelajari hubungan
antara antara kalor, energi mekanik, serta aspek-aspek lain dari energi dan
26

M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal 107.
Muhammad Fakry Gaffar, Perencanaan Pendidikan: Teori dan metodologi, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1987 , hal 117118.
28
Indrawati, Potensi Laboratorium Fisika di SMA Dalam Mendukung Pelaksanaan Pendidikan,
dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 064 Tahun Ke-13, Januari 2007, hal. 109-110.
27

25

perpindahannya. Untuk mempelajari termodinamika siswa harus memahami


beberapa definisi dari konsep termodinamika 29 , diantaranya:
1. Sistem dan lingkungan , sistem adalah suatu bagian terpisah yang menjadi
pusat perhatian kita. Sebuah sistem dapat berupa ruang, benda, kuantitas
bahan, dan lain-lain. Adapun lingkungan adalah sesuatu diluar sistem yang
dapat mempengaruhi keadaan sistem secara langsung
2. Kalor merupakan energi yang berpindah akibat perbedaan suhu antara
sistem dan lingkungan. Sistem dapat melepaskan kalor ke lingkungan dan
sebaliknya lingkungan dapat pula memberikan kalor kepada sistem. Kalor
dilambangkan dengan Q
3.

Usaha, untuk setiap proses dengan volume (V) tetap usaha yang dilakukan
sistem bernilai nol, sedangkan jika V2 >V

berarti usaha (W) dilakukan

oleh sistem dan bertanda positif. Sebaliknya jika usaha V2 < V

berarti

usaha (W) dilakukan pada sistem dan usaha ini bertanda negative
4. Energi dalam merupakan keadaan karakteristik gas yang tidak dapat
diukur secara langsung. Yang dapat diukur secara langsung langsung
hanyalah perubahannya (U) yaitu ketika sistem berubah dari keadaan
awal (U1) ke keadaan akhir (U2)
5. Kapasitas (C) kalor merupakan kemampuan gas untuk menyerap atau
melepaskan kalor persatuan suhu
6. Kalor jenis (c) adalah kapasitas kalor per satuan massa
7. Kapasitas kalor molar gas adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 mol gas sebesar 1 K. Kapasitas kalor molar terdiri dari
kapasitas kalor pada volume tetap (Cv, m)dan kapasitas kalor pada tekanan
tetap (Cp, m)
Proses atau perubahan keadaan termodinamika dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu proses irreversible dan proses reversible . Proses irreversible
merupakan proses yang berlangsung secara spontan pada satu arah dan tidak dapat
terjadi dalam arah sebaliknya. Proses reversible adalah merupakan proses
kesetimbangan. Sistem yang mengalami proses reversible selalu berada dalam
29

Purwoko dan Fendi H, Fisika 2 SMA Kelas XI, Jakarta: Yudhistira, 2009. Hal143-157.

26

keadaan setimbang termodinamik. Proses termodinamika dapat berlangsung


secara isothermal (isotermik), isokhorik, isobarik, ataupun adiabatik. Proses
isotermik adalah proses perubahan keadaan pada suhu tetap. Proses isokhorik
adalah proses perubahan keadaan pada volume tetap. Proses isobarik adalah
proses perubahan keadaan pada tekanan tetap. Proses adiabatik adalah proses
tanpa ada kalor yang masuk ataupun kalor yang keluar.
Hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa Ketika kalor (Q) diberikan pada
sistem , sebagian kalor yang diberikan digunakan untuk menaikkan energi dalam
sebesar (U), sedangkan sisanya keluar dari sistem ketika sistem itu melakukan
usaha (W) terhadap lingkungannya. Secara matematis, hukum I termodinamika
dirumuskan sebagai berikut:
Q = U + W
Keterangan:
Q

: Perubahan kalor pada sistem

U : Perubahan energi dalam


W

: Usaha yang dilakukan sistem

W bertanda positif ( +) jika usaha dilakukan oleh sistem terhadap lingkungan


Q bertanda positif (+) jika sistem menyerap kalor
W bertanda negative (-) jika usaha dilakukan oleh lingkungan terhadap sistem
Q bertanda negative (-) jika sistem melepaskan kalor
Berikut ini merupakan penerapan hukum I Termodinamika pada proses
perubahan keadaan yang terjadi pada sistem, diantaranya:
1. Hukum I Termodinamika untuk proses isotermik
Karena suhu tetap T = 0 , maka tidak ada perubahan energi dalam U =
0
Maka berlaku persamaan: Q = W = n R T (ln V2 / V1)
2. Hukum I Termodinamika untuk proses isokhorik
Selama proses isokhorik V = 0 sehingga sistem tidak melakukan kerja,
W = 0 dan berlaku persamaan: Q = U

27

3. Hukum I Termodinamika untuk proses isobarik


Pada proses isobaric terjadi perubahan suhu pada sistem sehingga terjadi
perubahan energi dalam U. Usaha yang dilakukan oleh sistem pada
proses isobarik adalah W = P . V= P ( V2 - V 1) dan berlaku persamaan:
U = Q + P ( V2 - V 1)
4. Hukum I Termodinamika untuk proses adiabatik
Pada proses ini tidak ada kalor yang masuk dan tidak ada kalor yang
keluar sistem, Q = 0 dan berlaku persamaan: U = -W
Kapasitas kalor
Kapasitas Kalor (C) merupakan kemampuan gas untuk menyerap dan melepaskan
kalor per satuan suhu.
C = Q / T atau Q = C T
Ada 2 jenis kapasitas kalor, yaitu:
Kapasitas kalor pada volume tetap Cv = Qv / T atau Cv = Qv / n T
Kapasitas kalor pada tekanan tetap Cp = Qp / T atau Cp = Qp / n T
Siklus Carnot
Siklus Carnot ditemukan oleh ilmuan perancis bernama Sadi Carnot pada tahun
1824. Siklus ini merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang paling efisien
yang selanjutnya disebut mesin carnot.
Untuk usaha pada mesin carnot rumus yang digunakan adalah:
W = Q2 Q1
Efisiensi mesin Carnot:
= ( W / Q1) x 100%

atau

= ( 1 - Q2 /Q1) x 100%

Untuk mesin ideal atau mesin carnot


Efisiensi maksimumnya: = ( 1 T2/T1) x 100%
Mesin Pendingin

28

Kalor dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan
melakukan usaha pada sistem. Cara kerja seperi ini disebut cara kerja mesin
pendingin ( refrigerator ) contoh mesin pendingin adalah lemari es (kulkas) dan
pendingin ruangan (AC)
Persamaannya:

K = Qc / W

W = QH Qc

Keterangan:
K : Koefisien kinerja ( Jangkauannya 2 6 )
Qc : Kalor dari bahan makanan
W : usaha yang dilakukan
QH : Kalor yang dilepas ke udara
Hukum II Termodinamika
Ada beberapa pernyataan tentang hukum II Termodinamika, diantaranya:
1. Perumusan Clausius ( tentang kalor)
Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda besuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya
2. Perumusan Kevin dan Planck ( tentang mesin kalor )
Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengubah seluruh kalor yang
diserapnya dari reservoir suhu tinggi menjadi kerja mekanik
3. Perumusan tentang entropi
Total entropi jagat raya tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan
bertambah ketika proses irreversible terjadi
Entropi adalah suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yangtidak dapat diubah
menjadi usaha . Sedangkan pada suatu sistem tertutup Entropi (S) dapat tetap atau
berubah dengan harga S positif. Berikut beberapa pernyataan tentang entropi
(S), diantaranya:
1. Proses irreversible selalu menaikkan entropi jagat raya
2. Perubahan entropi (S) hanya bergantung pada keadaan akhir dan keadaan
awal
3. Proses reversible tidak mengubah total entropi jagat raya

29

Persamaan Entropi: S = Q / T
Perubahan entropi semesta: (S)semesta = (S)H + (S)c
4. Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar

adalah

sesuatu yang diketahui, diperoleh, atau didapat

setelah melalui proses belajar, baik karena faktor eksternal maupun faktor internal
siswa itu sendiri. Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam(faktor
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal). Faktor-faktor tersebut saling
berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai hasil belajar.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut dapat digolongkan menjadi tiga
faktor, diantaranya 30 :
1.) Faktor stimulasi belajar, yakni segala hal diluar individu untuk
mengadakan reaksi atau perbuatan belajar yang terdiri dari: panjangnya
bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran,
berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan
eksternal
2.) Faktor metode belajar, yakni metode mengajar yang dipakai oleh guru
sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Faktor ini
terdiri dari: kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill, resitasi
selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar bdengan
keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitet indera
(oral, visual, dan kinestetik) , bimbingan dalam belajar, dan kondisikondisi insentif
3.) Faktor individual, yakni faktor yang ada dalam diri pelajar itu sendiri.
Faktor ini terdiri dari: kematangan, faktor usia, perbedaan jenis kelamin,
pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani,
kondisi kesaharan rohani dan motivasi yang dimiliki
Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan
perubahan tingkah laku yang meliputi: pengamatan, pengenalan, pengertian,
30

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, hal. 131137.

30

parbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan bakat. Dalam dunia pendidikan


prestasi belajar digunakan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Secara garis besar Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan pada tiga tingkatan, yaitu:
1. Katergori tingkah laku yang masih verbal
2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan
3. Tingkah laku konkret yang terdiri dari tudas-tugas dalam pertanyaanpertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal
Ada tiga ranah atau domain besar yang terletak pada tingkatan kedua yang
selanjutnya disebut taksonomi yaitu:
1. Ranah kognitif, ranah kognitif ini terdiri dari:
a. Mengenal (recognition)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atu lebih
jawaban
b. Pemahaman (comprehension)
Dengan pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep
c. Penerapan atau aplikasi (application)
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan
untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum,
dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu
situasi baru dan menerapkannya secara benar
d. Analisis (analysis)
Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan
atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis ini digunakan untuk menggeneralisasi, yaitu siswa diminta untuk
menggabungkan atau menyusun kembali

(reorgenize) hal-hal yang

spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru

31

f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk
menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal
2. Ranah Afektif, ranah afektif terdiri dari:
a. Pandangan atau pendapat
Apabila guru hendak mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan
pandangan siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respon yang
melibatkan ekspresi, perasaan atu pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif
sederhana tetapi bukan fakta
b. Sikap atau nilai
Dalam penilaian afektif tentang sikap ini siswa ditanya mengenai responnya
yang melibatkan sikap atau nilai yang mendalam disanubarinya dan guru meminta
siswa mempertahankan pendapatnya
3. Ranah Psikomotor
Ranah ini berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan
geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk ke dalam klarifikasi gerak
disini mulai dari gerak yang paling sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan
merakit suku cadang televisi serta computer 31 .

B. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran fisika yang tidak menarik membuat siswa merasa
jenuh dan merasa kesulitan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bagi
para guru atau pengajar untuk memberikan bentuk pengajaran yang berbeda
dalam rangka meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar fisika. Dalam
hal ini guru memiliki peran yang cukup penting, bagaimana mengidentifikasi
masalah menjadi lebih spesifik dan menemukan solusi yang terbaik dalam
penyelesaian masalah tersebut.
31

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal.117121.

32

Di era modern seperti saat ini perkembangan ilmu teknologi sangat pesat.
Ada beragam media yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan secara khusus pembelajaran fisika. Tentunya pemilihan media tersebut
haruslah tepat dan efektif. Guru harus betul-betul memahami media pembelajaran
yang digunakannya dan memiliki kemampuan mengelola media tersebut. Agar
tujuan pembelajaran benar-benar dapat tercapai.
Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan tekhnologi
yang terus berkembang diharapkan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap
proses penyerapan materi atau pemahaman siswa, sehingga diharapkan hasil
belajar fisika siswa semakin baik.
Pembelajaran fisika berbantukan media online facebook diharapkan
mampu menjadi referensi bentuk pengajaran yang baru sesuai dengan
perkembangan zaman dengan tetap mengedepankan pemahaman siswa akan
materi pelajaran fisika namun menyenangkan, dinamis dan interaktif sehingga
pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoritis dan kerangka pikir diatas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nihil (H0) dengan:
Hipotesa alternatif (Ha) : Pembelajaran berbantukan media online facebook
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep
termodinamika
Hipotesa nihil (H0) : Pembelajaran berbantukan media online facebook
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada
konsep termodinamika

33

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2010 sampai tanggal 19
Mei 2010 dan bertempat di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Jl. Ibnu
Taimia IV Kompleks UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Metode dan Desain Penelitian


Pada penelitian ini digunakan metode penelitian kuasi eksperimen.
Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonequivalent control group design dimana observasi yang dilakukan sebanyak
dua kali yaitu sebelum treatment dan sesudah treatment. Observasi yang
dilakukan sebelum treatment disebut pre-test, dan observasi sesudah treatment di
sebut post-test. Rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas

Pre-test

Treatment

Postest

T1

X1

T2

T1

X2

T2

Keterangan:
A

: Kelas eksperimen

: Kelas kontrol

T1

: Pre-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen

T2

: Post-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen

X1

: Perlakuan berupa pembelajaran fisika berbantukan media online facebook

X2

: Perlakuan berupa pembelajaran fisika dengan metode ceramah


Ada dua kelas yang akan dibandingkan pada penelitian ini, yakni kelas A

adalah kelas eksperimen dan kelas B adalah kelas kontrol. Kedua kelas tersebut di
uji dengan pre-test untuk mengetahui pemahaman awal siswa pada materi
termodinamika yang belum mereka pelajari. Setelah itu, kedua kelas tersebut
33

34

diberikan perlakuan berupa bentuk pembelajaran yang berbeda. Kelas A diberikan


perlakuan berupa pembelajaran fisika berbantukan media online facebook, dan
kelas B diberikan perlakuan pembelajaran fisika dengan metode ceramah. Setelah
pemberian treatment pada kedua kelas, kedua kelas tersebut di uji lagi dengan
post-test untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa.

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 1 . Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Sedangkan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut 2 . Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah dua kelas yakni kelas
XI A dan kelas XI B yang dipilih dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu 3 .

D. Alur Penelitian
Tahap yang pertama kali dilakukan pada suatu penelitian adalah memilih
masalah, pada tahap ini peneliti harus memilih dari mana masalah penelitian
diperoleh. Apakah dari kehidupan sehari-hari atau dari buku atau literature yang
lain. Tahap yang kedua adalah studi pendahuluan, tahap ini terdiri dari studi
lapangan dan literature. Kedua hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dengan
jelas permasalahan yang terjadi di lapangan, untuk mengetahui segala
kemungkinan dilakukannya penelitian dan untuk mengetahui apa yang sudah
orang lain hasilkan dari penelitian serupa dan bagaimana permasalahan yang
belum terpecahkan. Tahap ketiga adalah merumuskan masalah, yaitu tahap
menentukan atau menyusun pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data yang harus didasarkan pada masalah penelitian. Tahap yang
1

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta
Bandung, Cet ke-7, hal 117.
2
Ibid. hal. 118.
3
Sugiono, Op. Cit., hal 124.

35

keempat adalah merumuskan anggapan dasar yaitu menentukan asumsi dasar atau
sesuatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti.

Tahap kelima adalah

merumuskan hipotesis yaitu merumuskan jawaban sementara terhadap rumusan


masalah penelitian. Tahap keenam adalah memilih pendekatan, apakah penelitian
yang dilakukan secara eksperimen atau non-ekperimen. Tahap ketujuh adalah
menentukan variable yaitu tahap menentukan objek penelitian atau sesuatu yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Tahap kedelapan adalah menentukan
sumber data, yaitu tahap menentukan darimana data penelitian didapatkan. Tahap
yang kesembilan adalah menentukan dan menyusun instrument, pada tahap ini
peneliti harus menentukan jenis instrument apakan tes atau non tes. Instrument
adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Sebelum digunakan
instrument harus melalui tahap uji instrument dimana instrument tersebut
dianalisa terlebih dahulu dengan beberapa uji, diantaranya uji validitas, uji
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Setelah tahap tersebut terlewati
barulah instrument dapat digunakan dalam pengambilan data. Tahap kesepuluh
adalah tahap mengumpulkan data, instrument yang sudah diuji tersebut diberikan
kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pre-test sebelum diberikan
treatment dan post-test setelah diberikan treatment yang berbeda, lalu kemudian
dikumpulkan seluruhnya. Tahap kesebelas adalah analisis data, pada tahap in data
yang sudah diperoleh tersebut diurutkan berdasarkan nilai terbesar sampai nilai
terkecil, lalu diuji dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji normal gain dan
yang terakhir dicari t-hitung dan t-tabel yang biasanya dikenal dengan uji
hipotesis sehingga dapat diketahui apakah H0 atau Ha diterima atau ditolak. Tahap
selanjutnya adalah menarik kesimpulan, kesempulan penelitian harus dibuat
berdasarkan data yang diperoleh dan harus sinkron dengan problematic yakni halhal yang ingin diketahui jawabannya melalui penelitian dan hipotesis yang
dihasilkan haruslah sesuai dengan data yang dikumpulkan dan sudah dianalisis
secara statistic. Tahap yang terakhir adalah tahap menyusun laporan penelitian,
dalam proses penyusunan ini laporan penelitian harus sesuai dengan aturan
penulisan dan format laporan serta mudah dipahami oleh pembaca 4 .
4

Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 24-356

36

Alur penelitian secara singkat dapat dilihat pada bagan berikut:


Memilih masalah

Studi pendahuluan
Merumuskan masalah

Merumuskan
anggapan dasar
Menyusun
hipotesis
Memilih pendekatan
penelitian

Menentukan variabel

Menentukan sumber

Menentukan dan
menyusun instrumen
Uji coba instrumen
Mengumpulkan data

Analisis data
Menarik kesimpulan dan rekomendasi /saran
Menyusun laporan

Gambar 3.1 Alur Penelitian

37

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2010
sampai dengan 19 Mei 2010. Tahap yang pertama dilakukan adalah dengan
memberikan pre-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bentuk
soal yang sama yaitu instrumen valid. Kemudian dilaksanakan pembelajaran
fisika berbantukan media online facebook di kelas eksperimen dan pembelajaran
fisika dengan metode caramah (konvensional)

dikelas kontrol. Materi

yang

diajarkan adalah materi yang sama yakni konsep termodinamika antar kelas yang
satu dengan kelas yang lain yang telah disesuaikan dengan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran disekolah. Setelah pemberian materi dianggap cukup,
maka kelas eksperimen dan kelas kontrol akan berikan ujian post-test dengan soal
yang sama yakni instrumen valid yang selanjutnya akan dikumpulkan untuk di
analisa sebagai data hasil penelitian.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data 5 . Instrumen penelitian
yang digunakan berupa tes dan angket. Instrumen tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar pada aspek kognitif siswa. Sedangkan instrumen angket
digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran fisika
berbantukan media online facebook. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan. 6 Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif
dengan tipe tes yakni tes pilihan ganda (multiple choice test) serta ragam yang
dipakai tes objektif ini adalah tes pilihan ganda biasa dengan jumlah tes 20 butir
soal termodinamika yang disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang meliputi
tingkat

pemahaman

kognitif

siswa

C1(pengetahuan),

C2(pemahaman),

C3(aplikasi), C4(analisis) dan C5(sintesis), taraf kesukaran yaitu mudah, sedang


dan sulit, serta indikator pembelajaran materi termodinamika. Kemudian
instrumen tersebut di uji coba, di analisa, sampai mendapatkan instrumen
5

Dr. Prasetya Irawan, M. Sc. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian. STIA-LAN Press. Jakarta.
Cet ke-1. hal 73.
6
Arikunto, Op. Cit., hal. 53.

38

penelitian yang valid. Instrumen soal pre-test dan post-test dibuat sama untuk
mengetahui pengaruh metode pembelajaran yang berbeda dan apakah metode
tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 3.2 kisi-kisi instrumen hasil belajar materi termodinamika
Kompetensi
Dasar
Menganalisi
s dan
menerapkan
hukum
termodinam
ika

Indikator

1.Memformula
sikan hukum I
Termodinamik
a dan
menerapkan
dalam
persoalan
fisika seharihari

Tingkat
Kesukaran
Mdh Sdg Skr

Soal

1, 2,
4

2.Memformula
sikan hukum I
termodinamika
pada proses
isobarik
3.Memformula
sikan hukum I
Termodinamik
a pada proses
isotermik
4.Memformula
sikan hukum I
Termodinamik
a pada proses
isokhorik
5.Memformula
sikan hukum I
Termodinamik
a pada proses
adiabatik

Tingkat pemahaman
C1

C2

1,
2,
4

9,
12

10

C4

C5

5,
11,
15

13

C3

11

15

12

10

13

39

6.Menggambar
kan perubahan
keadaan gas
dalam diagram
P-V

16

7.Memformula
sikan
persamaan
kapasitas kalor
8.Memformula
sikan hukum
carnot dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
9.Memformula
sikan
persamaan
pada mesin
pendingin
10.Mengaplika
sikan hukum II
termodinamika
dalam masalah
fisika seharihari
Jumlah

16

17

17

19

19

18

18

14

20

10

20

14

20

Angket berisi pertanyaan mengenai pengaruh pembelajaran fisika


berbantukan media online facebook dalam meningkatkan hasil belajar siswa
sebanyak delapan butir pertanyaan yang diberikan hanya kepada kelas eksperimen
setelah kelas tersebut diberikan perlakuan pembelajaran fisika berbantukan media
online facebook.

40

Tabel 3.3 Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Berbantukan


Media Online Facebook
No.
Pertanyaan
Penilaian
Ya
Tidak
1.
Apakah kamu menyukai proses pembelajaran fisika
online
2.
Apakah kamu bebas mengemukakan pendapat dalam
proses pembelajarn fisika online
3.
Apakah interaksi antara guru dan siswa pada
pembelajaran fisika online menjadi lebih dekat
4.
Apakah proses pembelajaran fisika online mampu
membangun kerjasama antara siswa dalam memahami
materi yang ditampilkan
5.
Apakah tautan (materi tambahan) yang ditampilkan
menambah wawasan kamu akan materi pokok
termodimika
6.
Apakah kamu menjadi lebih kritis dalam pembelajaran
fisika online
7.
Apakah dengan pembelajaran fisika online kamu bisa
mengakses materi pelajaran kapanpun dan dimanapun
kamu berada
8.
Apakah kamu memahami materi termodinamika dengan
baik setelah mengikuti pembelajaran fisika online
G. Uji Coba Instrumen Hasil Belajar
Sebelum instrumen digunakan, instrumen terlebih dahulu diuji coba,
instrumen tersebut dianalisis dengan tes validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
soal, serta daya pembeda.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument 7 . Valid berarti instrument dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Rumus yang digunakan untuk menguji
validitas tes objek adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar
dibantu dengan software anates. Rumus ini digunakan karena skor tiap item sama
yaitu item benar diberi skor satu dan item salah diberi skor nol 8 .

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002,
Cet. Ke-12 hal.144
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hal.75

41

N XY ( X )( Y )

rxy =
N

( X ) ( X ) .[N ( Y ) ( Y ) ]
2

Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Skor tiap butir soal
Y = Skor total
N

= Jumlah siswa
Untuk menguji signifikan tidaknya koefisien korelasi validitas digunakan

distribusi kurva normal dengan menggunakan uji skor-t.


t hitung =

rxy N 2
1 rxy

Keterangan:
t hitung = Nilai hitung koefisien validitas
rxy

= Koefisien korelasi tiap butir soal

= Jumlah siswa uji coba


Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada

signifikansi

5 % ( = 0.05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah

keputusannya jika t-hitung > t-tabel berarti valid, sebaliknya jika t-hitung < ttabel berarti tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dapat dilihat kriteria
penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Korelasi


Rentang

Keterangan

0,80 < r 1,00

Sangat Tinggi

0,60 < r 0,80

Tinggi

0,40 < r 0,60

Sedang

0,20 < r 0,40

Rendah

0,00 < r 0,20

Sangat Rendah

42

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrument menunjukkan keajegan soal dalam memberikan
hasil pengukuran. Untuk mengukur reliabilitas soal rumus yang digunakan adalah
Kuder Richardson-20 (KR-20) dengan bantuan software anates:

r11

n
S
=

n 1

pq

Keterangan :
r11

= Koefisien reliabilitas instrumen

= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

pq

= Jumlah hasil perkalian antara p dan q

= Banyaknya item

= Standar deviasi dari tes


Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t dengan

rumus:
t hitung =

rxy N 2
1 rxy

Keterangan:
t hitung = Nilai hitung koefisien validitas
rxy

= Koefisien korelasi tiap butir soal

= Jumlah siswa uji coba


Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada

signifikansi

5 % ( = 0.05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah

keputusannya jika t-hitung > t-tabel maka instrumen dikatakan baik dan dapat
dipercaya. Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
reliabilitasnya sebagai berikut:

43

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas


Rentang

Keterangan

0,80 < r11 1,00

Sangat Tinggi

0,60 < r11 0,80

Tinggi

0,40 < r11 0,60

Sedang

0,20 < r11 0,40

Rendah

0,00 < r11 0,20

Sangat Rendah

3. Taraf Kesukaran Soal


Taraf kesukaran suatu tes digunakan untuk mengetahui kriteria tiap butir
soal tergolong mudah, sedang atau sukar. Taraf kesukaran dihitung dengan
menggunakan rumus dengan bantuan software anates:
p=

B
JS

Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh,
maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya semakin besar indeks yang
diperoleh, maka soal tergolong mudah. Adapun kriteria indeks taraf kesukaran
soal tersebut adalah :
Tabel 3.6 Indeks Taraf kesukaran Soal
Rentang

Keterangan

0,00 0,30

Soal kategori sukar

0,31 0,70

Soal kategori sedang

0,71 1,00

Soal kategori mudah

44

4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan dengan bantuan software anates:

D=

B A BB

JA JB

Keterangan:
D

= Daya pembeda soal

BA

= Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas atas

BB

= Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas bawah

JA

= Jumlah seluruh siswa kelas atas

JB

= Jumlah seluruh siswa pada kelas bawah


Adapun klasifikasi dari daya pembeda:
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda
Rentang

Keterangan

0, 00 - 0, 20

Jelek

0, 21 - 0, 40

Cukup

0, 41 - 0, 70

Baik

0, 71 - 1, 00

Baik Sekali

H. Teknik Analisis Data Hasil belajar


Untuk menganalisis data berupa instrumen tes maka uji statistik yang
digunakan adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dilakukannya analisis
data.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Liliefors.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah
1.) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar

45

2.) Menentukan nilai Z dari tiap tiap data dengan rumus Z =

XX
SD

3.) Menentukkan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan


tabel Z dan sebut dengan F (Z) = 0,5 Z
4.) Menghitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai Z dan disebut
dengan S (Z)
5.) Tentukan nilai Lo dengan rumus Lo = F(Z) S(Z)
6.) Ambil nilai terbesar dari selisih tersebut sehingga diperoleh nilai Lo
7.) Memberikan interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Lt (nilai yang
diambil dari tabel harga kritis uji Liliefors) dengan aturan:
a) Hipotesis
Ho

: Sampel berdistribusi normal

HI

: Sampel berdistribusi tidak normal

b) Jika Lo < Lt, maka sampel berdistribusi normal


Jika Lo > Lt, maka sampel berdistribusi tidak normal

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua
populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher. Adapun rumus yang
digunakan:
Fhitung =

S12 X Varian terbesar


=
S 22 X Varian terkecil

Keterangan:
S12 X = Nilai standar deviasi pre-test yang nilainya paling besar
S22 X = Nilai standar deviasi post-test yang nilainya paling besar
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
Jika Fhitung Ftabel artinya kedua sampel homogen
Jika Fhitung > Ftabel artinya kedua sampel tidak homogen
Untuk taraf signifikansi () = 0, 05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nb
1 serta penyebut dk = nk 1, dengan nb merupakan ukuran sampel yang
variansnya besar dan nk merupakan ukuran sampel yang variansnya kecil.

46

3. Uji Hipotesis
Menganalisis data pre-test dan postest secara statistik untuk mengetahui
apakah kenaikkan hasil belajar fisika tersebut signifikan atau tidak. Dalam hal ini
digunakan Uji-t karena data tersebut berdistribusi normal dengan taraf signifikansi
= 0,05. Untuk itu menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian menggunakan
rumus sebagai berikut:

t hitung =

1 2
1 1
dsg
+
n1 n2

dengan

dsg =

(n1 1)V1 + (n2 1)V2


n1 + n2 2

Keterangan:
X1

= Nilai rata-rata kelompok eksperimen

X2

= Nilai rata-rata kelompok kontrol

n1

= Jumlah siswa kelas eksperimen

n2

= Jumlah siswa kelas control

V1

= Standar deviasi nilai post-test kelas eksperimen yang dikuadratkan

V2

= Standar deviasi nilai post-test kelas kontrol yang dikuadratkan


Adapun kriteria t tabel, jika:

thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak


thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

4. Uji Normal Gain


Gain adalah selisih antara nilai post-test dan pre-test, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan guru. 9 Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan
bias penelitian, karena pada nilai pre-test kedua kelompok penelitian sudah
berbeda, digunakan uji normal gain.

Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan
IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006). hal. 70.

47

Rumus normal Gain menurut Meltzer, yaitu:


N gain = Skor post-test skor pre-test
Skor ideal skor pre-test
Tabel 3.8 Kategorisasi perolehan nilai Gain
Rentang nilai

Keterangan

1 > 0,70

G - Tinggi

0,70 0,30

G- Sedang

0 < 0,30

G- Rendah

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara dua kelompok
dilakukan uji t sebagai berikut :

t hitung 

1
2
1 1
dsg

n1 n2

dengan

dsg =

(n1 1)V1 + (n2 1)V2


n1 + n2 2

Kemudian hasil t-hitung diatas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada


signifikansi 5 % ( = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = (n1 1) + (n2 2). Jika
t tabel < t hitung < t tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika t
hitung < -t tabel atau t tabel < t hitung, maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

I. Teknik Analisis Data Angket


Uji analisis yang digunakan untuk menguji instrumen angket adalah
menghitung jumlah jawaban ya dan tidak dalam bentuk prosentase dengan rumus
sebagai berikut:

X=

NJ
N

x 100%

Keterangan:
X
= Prosentase jawaban ya/tidak
NJ = Jumlah siswa yang menjawab ya/tidak
N
= Jumlah siswa seluruhnya

48

J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan adalah :
Hipotesis alternatif ( Ha ) : Pembelajaran berbantukan media online facebook
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika
pada konsep termodinamika
Hipotesis Nihil ( H0 ) : Pembelajaran berbantukan media online facebook tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika
pada konsep termodinamika

49

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

pengaruh

pembelajaran

berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep
termodinamika kelas XI IPA Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada dua kelas yang diberikan perlakuan yang
berbeda, yaitu kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran fisika
berbantukan media online facebook dan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan atau
tidak menerapkan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Jumlah
sampel pada kelas eksperimen sebanyak 22 siswa dan kelas kontrol sebanyak 21
siswa. Konsep fisika yang disampaikan pada penelitian ini adalah konsep
termodinamika.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan. Pertemuan pertama
diisi dengan pengarahan seputar materi yang akan disampaikan dan pemberian pretest dengan butir soal sebanyak 20 item pada kedua kelas eksperimen dan kontrol.
Khusus

untuk

kelas

eksperimen

diberikan pengarahan seputar penjelasan

pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Siswa diwajibkan bergabung


kedalam grup Mari belajar termodinamika yang sudah guru buat sebelumnya.
Siswa juga dibagikan time schedule yang berisi jadwal materi yang harus dibaca dan
tugas latihan mana saja yang harus dikumpulkan. Guru dan siswa memiliki buku
panduan yang sama sehingga siswa bisa membuka buku panduan jika ada pertanyaan
atau kurang memahami materi yang ditampilkan. Pertemuan kedua hingga pertemuan
kelima siswa membaca, berdiskusi tentang materi yang ditampilkan dan kegiatan
pembelajaran di sekolah hanya mengumpulkan tugas yang telah ditentukan sekaligus
menanyakan materi yang belum difahami. Sedangkan untuk kelas kontrol, pertemuan
ke-dua hingga pertemuan ke-lima pemberian materi disampaikan didepan kelas

49

50

dengan metode ceramah. Guru menyampaikan materi, contoh soal dan latihan,
kemudian di akhir proses pembelajaran siswa wajib mengumpulkan latihan yang
telah ditentukan. Pertemuan ke-enam baik kelas eksperimen maupun kelas control
kembali diberikan tes akhir belajar berupa post-test dengan jenis instrumen yang
sama seperti pre-test.
Selain instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa diberikan juga instrumen angket yang digunakan untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media online facebook dalam
proses pembelajaran fisika khususnya pada konsep termodinamika. Instrumen angket
ini hanya diberikan kepada kelas eksperimen setelah kegiatan pembelajaran selesai
dilaksanakan.

1. Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Hasil pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam
bentuk diagram batang sebagai berikut:
8

7 7

Jumlah Siswa

6
5
4

4 4
3

Eksperimen
Kontrol

1 1

0
15 22

2330

3138

3946

4754

5562

Skor Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

51

Dari diagram batang di atas, hasil pre-test untuk kelas eksperimen yaitu
sebanyak 4 siswa mendapatkan skor terendah pada interval 15-22 . Skor terbanyak
berada pada interval 23-30 yaitu berjumlah 7 siswa dan skor tertinggi berada pada
interval 55-62 sebanyak 1 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 4 siswa
mendapatkan skor terendah pada interval 15-22. Sebanyak 7 siswa mendapat skor
terbanyak pada interval 23-30 dan Sebanyak 1 siswa mendapat skor tertinggi pada
interval 47-54.
Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pre-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol berupa berupa rata-rata(mean), nilai tengah (median), skor terbanyak
yang diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku, dapat dilihat pada diagram
batang dibawah ini.
70
60

60
50

50
40.9

40
31.6 31.4

28.5

30

Eksperimen
Kontrol

20

15.5

15 15

11.8

10.4 9.5

10
0
Nilai
Nilai
Maksimum Minimum

Mean

Median

Modus

Simpangan
Baku

Gambar 4.2 Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil
Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan diagram batang di atas, ukuran pemusatan dan penyebaran data
hasil pre-test untuk kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 60 dan nilai
minimum 15. Mean sebesar 31.6, median sebesar 11.8, modus sebesar 28.5 dan
simpangan baku sebesar 10.4. Sedangkan hasil pre-test untuk kelas kontrol

52

memperoleh nilai maksimum 50, nilai minimum 15. Mean sebesar 31.4, median
sebesar 15.5, modus sebesar 40.9 dengan simpangan baku sebesar 9.5.
2. Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam
bentuk diagram batang berikut ini :
14
12

12

Jumlah Siswa

10

8
6
6

Eksperimen
4

2
0

4553

Kontrol

1
0

4
3

5462

6371

7280

8189

9098

Skor Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan diagram batang di atas, hasil post-test untuk kelas eksperimen


sebanyak 9 siswa mendapatkan skor terendah pada interval 63-71. Skor terbanyak
juga terdapat pada interval 63-71 sebanyak 9 siswa, dan skor tertinggi sebanyak 4
siswa pada interval 90-98. Sedangkan untuk kelas kontrol skor terendah senyak 1
siswa pada interval 45-53. Skor terbanyak sebanyak 12 siswa berada pada interval
63-71, dan skor tertinggi sebanyak 1 siswa pada interval 81-89.
Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil post-test kelas eksperimen dan
kelas control berupa nilai rata-rata(mean), nilai tengah (median), skor terbanyak yang
diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku dapat dilihat dalam bentuk diagram
batang seperti dibawah ini.

53

100

90

85

90

77.6

80

68.1 68.7

65

70

67.8 67.5

58

60
45

50

Eksperimen

40

Kontrol

30
20

9.1 8.4

10
0
Nilai
Maksimum

Nilai
Minimum

Mean

Median

Modus

Simpangan
Baku

Gambar 4.4 Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil
Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari data diagram batang di atas, post-test kelas eksperimen memperoleh nilai
maksimum 90 dan nilai minimum 65. Mean sebesar 77.6, median sebesar 68.7,
modus 67.8 dan simpangan baku nilainya sebesar 9.1. Sedangkan post-test untuk
kelas kontrol memperoleh nilai maksimum 85, nilai minimum 45, Mean sebesar 68.1,
nilai median sebesar 58, modus sebesar 67.5, dan simpangan baku sebesar 8,4.
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi ukuran pemusatan dan penyebaran data
hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pre-test
dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Mean
Median
Modus
Simpangan Baku

Kelas Eksperimen
Pre-test
Post-test
60
90
15
65
31.6
77.6
11.8
68.7
28.5
67.8
10.4
9.1

Kelas Kontrol
Pre-test
Post-test
50
85
15
45
31.4
68.1
15.5
58
40.9
67.5
9.5
8.4

54

3. Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar


a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas skor hasil belajar dilakukan dengan uji Liliefors,
dilakukan untuk mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal. Berdasarkan
hasil perhitungan ternyata semua data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari
harga Lo pre-test dan post-test untuk kelompok kelas eksperimen yang diberikan
pembelajaran fisika berbantukan media online facebook sebesar Lo pre-test 0, 180
dan Lo post-test sebesar 0,137. Sedangkan kelompok kelas kontrol yang tidak
diberikan perlakuan memiliki Lo pre-test sebesar 0, 139 dan Lo post-test sebesar 0,
144, yang kesemuanya berada dibawah nilai kritis Lt pada uji Liliefors untuk =
0,05 yaitu 0,190.
Tabel 4.2 Uji Normalitas

Lo
Deskripsi
= 0,05
Kesimpulan

Eksperimen
Pre-test
Post-test
0,180
0,137
Normal
Normal

Lt

Kontrol
Pre-test
Post-test
0,139
0,144
Normal
Normal

0,190

Karena Lo pada kedua hasil pengujian diatas lebih kecil dari L tabel, maka
dapat disimpulkan bahwa data kelompok kontrol dan eksperimen berjalan normal.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas kedua kelompok dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil
penghitungan ternyata menunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai
kemampuan awal yang sama dan bersifat homogen. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.5
berikut ini:
Tabel 4.3 Uji Homogenitas
Deskripsi
= 0,05
Kesimpulan

Fhitung
Pre-test
1, 198
Homogen

Postest
1, 174
Homogen

Ft
2,05

55

Dari hasil pengujian untuk hasil belajar pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh harga Fhitung = 1,198 dari tabel harga distribusi F dengan taraf
signifikan = 0,05 maka di dapat harga Ftabel = 2,05 Karena harga Fhitung < Ftabel maka
dapat disimpulkan bahwa data populasi bersifat homogen. Sedangkan pada hasil
belajar post-test diperoleh Fhitung = 1, 174 dengan taraf siginifikansi yang sama dan
harga Ftabel yang sama pula yaitu 2,05 maka dapat disimpulkan bahwa data populasi
bersifat homogen.

c. Uji Hipotesis
Dari hasil pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji homogenitas dan
uji normalitas diketahui kedua kelompok berada pada distribusi normal dan homogen,
sehingga dapat di uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t. Berikut tabel
hasil uji t :
Tabel 4.4 Hasil Uji t
Kelompok

Mean

Eksperimen

22

0,71

Kontrol

21

0,51

thitung

ttabel

Kesimpulan

3,2

2,08

H0 ditolak

Hasil perhitungan perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok


kontrol diperoleh harga t-hitung sebesar 3,2 dan harga t-tabel sebesar 2,08. Karena thitung > t-tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya, terdapat pengaruh yang
signifikan pada penerapan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook
terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok termodinamika.

d. Uji Normal Gain


Data penelitian diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data berupa
tes objektif pilihan ganda. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka

56

perlu diadakan perbandingan hasil pre-test dengan posstest dari kedua kelompok,
serta membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Dari hasil
penghitungan untuk normal gain, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain
Keterangan
Jumlah sampel
Rata-rata N-gain
Kesimpulan

Kelompok eksperimen
22
0,71
Pemahaman tinggi

Kelompok kontrol
21
0,51
Pemahaman sedang

Peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep termodinamika siswa


diperoleh dari nilai normal gain. Adapun nilai rata-rata normal gain dari pemahaman
konsep termodinamika siswa kelompok eksperimen sebesar 0,71 dan kelompok
kontrol 0,51. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada
kelompok eksperimen lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kategori peningkatan pemahaman konsep fisika siswa diperoleh dai perhitungan
normal gain. Peningkatan pemahaman fisika siswa pada kelompok

eksperimen

secara umum temasuk kategori tinggi ( 0,71 ), sedangkan pada kelompok kontrol
peningkatan pemahaman konsep fisika siswa termasuk kategori sedang ( 0,51 ).
Tabel 4.6 Data Rata-rata N-Gain Tes Hasil Belajar Siswa
Kelompok

Rata-rata

Kategori

Gain

Gain

sampel

normal gain

peningkatan

terendah

tertinggi

pemahaman
Eksperimen

0,71

Tinggi

0,30

0,85

Kontrol

0,51

Sedang

0,30

0,73

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan


antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok Kontrol.

57

4. Data Hasil Analisis Angket


Berikut ini merupakan hasil angket yang telah diberikan kepada kelas eksperimen
yang diberikan setelah kelas tersebut diberikan perlakuan pembelajaran berbantukan
media online facebook.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa Terhadap
Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook
No
Pertanyaan
Penilaian (%)
.
Ya
Tidak
1.
Apakah kamu menyukai proses pembelajaran fisika online 95,45 4,55
2.

Apakah kamu bebas mengemukakan pendapat dalam


proses pembelajarn fisika online

95,45

4,55

3.

Apakah interaksi antara guru dan siswa pada


pembelajaran fisika online menjadi lebih dekat
Apakah proses pembelajaran fisika online mampu
membangun kerjasama antara siswa dalam memahami
materi yang ditampilkan
Apakah tautan (materi tambahan) yang ditampilkan
menambah wawasan kamu akan materi pokok
termodimika
Apakah kamu menjadi lebih kritis dalam pembelajaran
fisika online
Apakah dengan pembelajaran fisika online kamu bisa
mengakses materi pelajaran kapanpun dan dimanapun
kamu berada
Apakah kamu memahami materi termodinamika dengan
baik setelah mengikuti pembelajaran fisika online

90,90

9,10

90,90

9,10

90,90

9,10

68,18

31,82

90,90

9,10

95,45

4,55

4.

5.

6.
7.

8.

Berdasarkan data dari tabel angket diatas dapat diperoleh siswa menjawab
menyukai pembelajaran fisika berbantukan media online facebook sebanyak 95,45%
dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab bebas mengemukakan pendapat
sebanyak 95,45% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab interaksi antara guru
dengan siswa menjadi lebih dekat sebanyak 90,90% dan sisanya menjawab tidak.
Siswa menjawab mampu membangun kerjasama antara siswa dalam proses
pembelajaran sebanyak 90,90% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab tautan

58

atau materi tambahan yang ditampilkan cukup menambah pemahaman tentang materi
termodinamika sebanyak 90,90% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab lebih
kritis dalam proses pembelajaran fisika berbantukan media online facebook sebanyak
68,18% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab bisa mengakses materi
kapanpun dan dimanapun sebanyak 90,90% dan sisanya menjawab tidak. Siswa
menjawab memahami materi dengan baik sebanyak 95,45% dan sisanya menjawab
tidak. Agar mudah memahami data hasil angket diatas, perhatikan diagram batang
dibawah ini.
120
100

95.45 95.45

90.9

90.9

90.9

80

90.9

95.45

68.18
Ya

60
40
20

Tidak

31.82
4.55

4.55

9.1

9.1

9.1

9.1

4.55

0
1

Gambar 4.5 Diagram Batang Prosentase Respon Siswa Terhadap Pembelajaran


Berbantukan Media Online Facebook
Keterangan:
1 : Kesukaan atau minat siswa terhadap pembelajaran fisika online facebook
2 : Kebebasan berpendapat pada pembelajaran fisika online facebook
3 : Interaksi atau kedekatan antara siswa dengan guru dalam proses pembelajaran
4 : Interaksi dan kerjasama antara siswa dalam proses pembelajaran
5 : Pengaruh tautan (materi tambahan) terhadap wawasan siswa
6 : Kemampuan berfikir kritis siswa pada proses pembelajaran
7 : Kemudahan mengakses materi pembelajaran fisika
8 : Pemahaman materi yang ditampilkan.

59

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata pre-test yang diperoleh kelas
eksperimen 31,6 dan kelas kontrol 31,4. Hal tersebut menunjukkan pemahaman
siswa akan konsep termodinamika masih sangat minim namun masih bisa difahami
karena konsep termodinamika tersebut belum diajarkan oleh guru dan pre-test yang
dilakukan hanya mengandalkan ingatan dan pemahaman siswa secara umum
berdasarkan sedikit pengetahuan yang diperolehnya. Baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol perolehan nilai rata-rata pre-testnya tidak memiliki perbedaan yang
cukup jauh, melainkan hanya sebesar 0,2. Untuk itu, tingkat kognitif atau pemahaman
siswa dianggap sama dan tepat untuk dijadikan sampel penelitian.
Untuk nilai rata-rata post-test, kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi
dari nilai rata-rata kelas kontrol, yakni 76,6 dan 68,1. Setelah dikurangi dengan nilai
pre-test masing-masing kelas diperoleh selisih nilai atau disebut peningkatan nilai
rata-rata sebesar 45 untuk kelas eksperimen dan 36,7 untuk kelas kontrol. Hal
tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari pembelajaran fisika berbantukan media
online facebook sebagimana pendapat Dogmen tentang pembelajaran jarak jauh,
pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menekankan pada cara belajar
mandiri (Self study). Sedangkan Mason berpendapat bahwa pendidikan pada masa
yang akan datang lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan
berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung tempat belajar. Sedangkan Tony Bates
menyatakan bahwa tekhnologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila
digunakan secara bijak untuk pendidikan 1 .
Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang di uji dengan uji gain
diperoleh nilai rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0, 71 yang termasuk
pada kategori pemahaman tinggi, artinya siswa di kelas eksperimen yang berikan
perlakuan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook cukup memahami
materi yang ditampilkan oleh guru melalui proses pembelajaran tersebut. Sedangkan
1

Munir, Pembelajaran Jarak JauhBerbasis Teknologi Informasi dan komunikasi, Bandung: Alfabeta,
2009, hal. 19

60

kelas kontrol memperoleh nilai N-gain sebesar 0,51 yang termasuk pada kategoti
pemahaman sedang, artinya siswa di kelas kontrol yang diberikan perlakuan
pembelajaran fisika dengan metode ceramah belum cukup memahami materi yang
diajarkan oleh guru, hal tersebut dimungkinkan karena proses pembelajaran fisika
dengan metode ceramah cenderung monoton, kurang menarik, dan mendorong siswa
pasif dalam proses pembelajaran.
Berbeda dengan proses pembelajaran berbantukan media online facebook
dimana siswa bebas mengungkapkan pendapat atau pertanyaan sehingga jarak atau
kesenjangan antara guru dengan siswa hampir tidak ada. Dalam proses pembelajaran
fisika berbantukan media online facebook siswa ditekankan mampu belajar mandiri,
aktif, dinamis dan eksploratif. siswa mempelajari materi fisika khususnya konsep
termodinamika dengan bentuk pembelajaran yang baru yang sesuai dengan
perkembangan teknologi dimana bentuk media teknologi informasi tersebut sangat
dekat atau familiar dengan keseharian siswa. Terbukti siswa yang belajar dengan
pembelajaran berbantukan media online facebook lebih aktif dalam proses
pembelajaran, siswa yang merasa sudah memahami konsep termodinamika yang
ditampilkan, mengajarkan siswa yang lain yang belum memahami konsep tersebut,
tanpa disadari yang menjadi learning centre adalah siswa, bukan guru. Semua hal itu
dapat terjadi karena kelebihan yang dimiliki website jejaring sosial facebook,
diantaranya facebook memiliki sifat sosial (membangun ikatan sosial), mampu
membangun jaringan (kelompok belajar), ajang belajar menulis atau menuangkan
ide, menembus ruang dan waktu, dan pengembangan proses pembelajaran yang
bervariatif 2 .
Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbantukan media online facebook
sangat ditentukan oleh partisipasi siswa. Hal tersebut sangat bergantung pada peran
guru dalam memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Jika proses ini gagal maka keseluruhan dari proses pembelajaran akan
2

SEAMOLEC, Facebook: Mobile Collaborative Learning, Jakarta: SEAMOLEC, 2009, hal. 2.

61

gagal dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Munir bahwa proses pembelajaran
online

memerlukan

motivasi

belajar

yang

tinggi

karena

dalam

praktek

pembelajarannya dilakukan secara mandiri. Jika motivasi siswa kurang maka proses
pembelajaran akan mengalami kegagalan dan tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai, Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode, atau teknik
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mungkin belum
dikuasai 3 .
Pada pelaksanaannya, pembelajaran berbantukan media online facebook
tidak memiliki kendala yang berarti. Hanya saja sebagai bahan pertimbangan
bahwasannya pembelajaran berbantukan media online hanya bisa dilaksanakan di
sekolah-sekolah yang sudah memiliki akses internet juga siswa yang memiliki
kemampuan dalam menggunakan fasilitas media teknologi informasi. Namun,
popularitas facebook saat ini mampu mengalahkan keterbatasan pengadaan internet
menjadi sesuatu yang mudah dan memungkinkan bagi siapa saja untuk mengakses
situs tersebut. Seperti yang dilansir oleh kompas online terbitan tanggal 18 Agustus
2010 yang menyebutkan bahwa Indonesia ada diperingkat ketiga dengan 26 juta
orang pengguna aktif facebook dari 500 juta pengguna facebook diseluruh dunia 4 .
Hal tersebut menunjukkan popularitas facebook jauh di atas website jejaring sosial
lain yang sejenis. Secara umum kendala yang dialami proses pembelajaran
berbantukan media online adalah guru belum merubah metode pembejalaran dari
teacher center learning menjadi student center learning sehingga penerapan
teknologi informasi menjadi tidak optimal, selain itu kebijakan sekolah yang belum
mendukung inovasi pengajaran tersebut dan infrastruktur teknologi informasi yang

Munir, Pembelajaran Jarak JauhBerbasis Teknologi Informasi dan komunikasi, Bandung: Alfabeta,
2009, hal. 174-177
4
http://tekno.kompas.com/read/2010/08/18/14471684/Indonesia.Ranking.3.Pengguna.Facebook.Terba
nyak.

62

belum terbangun, terkadang, kemampuan guru kalah dengan siswanya dalam


mengoperasikan dan menggunakan internet 5 .
Dari hasil angket diperoleh data sebagian besar siswa menyukai pembelajaran
fisika berbantukan media online facebook hal tersebut dapat dilihat dari tingginya
prosentase siswa yang menjawab ya pada pertanyaan apakah siswa menyukai
pembelajaran berbantukan media online facebook. Pembelajaran ini juga membuat
siswa bebas untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dengan bahasa yang santai
dan tidak kaku. Selain itu siswa menjadi lebih aktif mulai dari membaca materi,
memahami contoh soal dan mengerjakan latihan hingga berdiskusi bertanya atau
menjawab mengenai konsep termodinamika. Interaksi antara guru dengan siswa
menjadi lebih dekat karena suasana pembelajaran cenderung santai dan dinamis.
Kerjasama antara siswa dalam proses belajar menjadi lebih baik, pada prakteknya
dengan bahasa yang sederhana siswa satu sama lain saling berdiskusi, siswa yang
cerdas memberi pemahaman kepada siswa yang belum memahami konsep
termodinamika. Materi tambahan (tautan) yang ditampilkan sedikitnya membuka
cakrawala baru berfikir siswa, sehingga gambaran tentang konsep termodinamika
yang tampilkan tidak terpaku pada materi yang disajikan berdasarkan buku panduan
yang sama yang dimiliki guru dan siswa. Siswa juga mampu mengakses materi
termodinamika kapan saja dan dimana saja. Yang terakhir dan yang paling penting
siswa mampu memahami materi termodinamika dengan baik setelah mengikuti
proses pembelajaran fisika berbantukan media online facebook dan hal tersebut dapat
dibuktikan dari hasil perhitungan post-test yang diberikan kepada siswa setelah
proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

http://www.detikinet.com/read/2010/06/11/102051/1376129/398/guru-indonesia-sulit-terapkan-tidalam-proses-belajar

63

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

penelitian

yang

dilakukan

Pembangunan UIN Jakarta dengan judul penelitian

di

Madrasah

Aliyah

pengaruh pembelajaran

berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep
termodinamika, dapat disimpulkan pembelajaran berbantukan media online
facebook berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika.
Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan ujit pada taraf signifikansi 0,05 dengan hasil t-hitung > t-tabel yaitu 3,22 > 2,08
sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan pembelajaran
berbantukan media online facebook dengan siswa yang belajar dengan metode
ceramah hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji N-gain dengan nilai rata-rata Ngain untuk kelas eksperimen sebesar 0,71 dan nilai rata-rata N-gain untuk kelas
kontrol sebesar 0,51. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa setelah
belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook mengalami
peningkatan yang signifikan. Hasil angket yang berisi respon siswa terhadap
pembelajaran fisika berbantukan media online facebook menunjukkan respon
yang positif dengan tingginya prosentase positif siswa terhadap pembelajaran
fisika berbantukan media online facebook.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru, disarankan guru bidang studi fisika dapat menggunakan model
pembelajaran fisika berbantukan media online facebook sebagai suatu
alternatif proses pembelajaran fisika yang menarik. Guru wajib
meningkatkan kemampuan menggunakan media teknologi sebagai sarana
learning transfer yang efektif, menguasai strategi, metode, atau teknik

63

64

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi guna


mengantisipasi era teknologi yang berkembang sangat cepat dimasa yang
akan datang
2. Bagi sekolah, mengupayakan pengembangan pendekatan pengajaran
belajar aktif dengan menitikberatkan pada pemberdayaan peserta didik
agar kreativitas peserta didik semakin berkembang, dan menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai khususnya pada mata pelajaran IPA.
3. Penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan. Oleh sebab itu
disarankan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik dan melengkapi
kekurangan dari penelitian ini. Salah satu kekurangan dari penelitian ini
adalah kelas kontrol yang dibandingkan dengan kelas eksperimen
sebaiknya sama-sama menggunakan media. Hal tersebut dilakukan untuk
mencari media pembelajaran yang paling tepat dalam meningkatkan minat
dan motivasi siswa khususnya dalam pelajaran fisika.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2002.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2005.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004.
Munir, M. IT, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2006.
Rochaety, Eti, Pontjorini Rahayuningsih, dan Prima Gustiyanti, Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Sadiman, Arief, et., al. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali press, 2009.
Sofyan, Amir F., Perkembangan Perangkat Lunak Pengelolaan Pengajaran
Berbasis

Web,

mimeo.

diunduh

dari

http://journal.amikom.ac.id/index.php/informatika/article/download/92/44,
diakses tanggal 10 Juni 2010.
SEAMOLEC, Facebook: Mobile Collaborative Learning, Jakarta: SEAMOLEC,
2009.
Gaffar, Mohammad Fakry, Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi,
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, 1987.
Indrawati, Potensi Laboratorium Fisika di SMA Dalam Mendukung Pelaksanaan
Pendidikan, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 064 Tahun
Ke-13, Januari 2007.
Ahmadi, Abu, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,
1991.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press,
1999.

64

Hamzah B. Uno, M. Pd, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar


Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Mardiana Wati dan A. R. Rizky, 5 Jam Belajar Cepat Menggunakan Facebook,
Bandung: Yrama Widya, 2009.
Tian Belawati, dkk (editor), Pendidikan Jarak jauh Dan Terbuka, Jakarta:
Universitas Terbuka, 1999.
http://omdimas.com/tentang-facebook-dan-keunggulannya, diakses tanggal 25
april 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook, diakses tanggal 25 april 2010.
Pikatan, Sugata,

Bagaimana Seharusnya Pengajaran Fisika?, di unduh dari

http://www.scribd.com/ pada tanggal 10 Juni 2010.


Abidin, Zainal, Media Internet Untuk Pembelajaran Fisika yang Menyenangkan,
Makalah disampaikan pada Simposium Nasional 1, Inovasi pembelajaran
dan Pengelolaan Sekolah, Jakarta, 2003.
Nana Sudjana danAhmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar baru
Algesindo, 2005.
Sadiman, S. Arief,

dalam artikel yang berjudul Peran Teknologi Dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar, pada Jurnal Teknodik No.


8/IV/TEKNODIK/MEI/2000.
Handoko, Teguh, Sejarah perkembangan internet,

yang diunduh dari

http://www.sejarah-internet.com/pengertian-internet/ diakses pada tanggal 1


Juni 2010.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2009.
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta: Jurusan
Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006.

65

DAFTAR ISI

ABSTRAK.........

KATA PENGANTAR......................

iii

DAFTAR ISI.

DAFTAR TABEL. vii


DAFTAR GAMBAR.

ix

DAFTAR LAMPIRAN.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah..

C. Pembatasan Masalah.........................

D. Perumusan Masalah..

E. Tujuan penelitian..

F. Manfaat Penelitian

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN


HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Media pembelajaran.

2. Pengertian Pembelajaran Online 10


3. Pengertian Media Facebook... 14
4. Pengertian Belajar Fisika.................... 21
5. Pengertian Konsep Termodinamika.................... 24
6. Pengertian hasil Belajar.. 29
B. Kerangka Pikir. . 31
C. Pengajuan Hipotesis.. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat penelitian.

33

B. Metode dan Desain Penelitian.

33

C. Populasi dan Sampel

34

D. Alur penelitian.

34

E. Teknik Pengumpulan Data.. ..

37

F. Instrumen penelitian

37

G. Uji Coba instrumen.

40

1. Uji Validitas..

40

2. Uji Reliabilitas................... 42
3. Taraf kesukaran. 43
4. Daya Pembeda..................

44

H. Teknik Analisis Data... ...

44

1. Uji Normalitas..

44

2. Uji Homogenitas..

45

3. Uji Hipotesis

46

4. Uji Normal Gain..

46

I. Hipotesis Statistik ..

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian

49

1. Hasil Pre-test kelas Eksperimen dan kontrol

50

2. Hasil Post-test kelas Eksperimen dan Kontrol.....

51

3. Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar

54

a. Uji normalitas...

54

b. Uji Homogenitas..

54

c. Uji Hipotesis

55

d. Uji Normal Gain

55

e. Data Hasil Analisis Angket...

57

B. Pembahasan.

59

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..

63

B. Saran................

63

DAFTAR PUSTAKA

65

LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 3.1 Desain penelitian. 33


Tabel 3.2 Kisi-kisi instrument hasil belajar........................ 38
Tabel 3.3 Angket respon siswa... 40
Tabel 3.4 Kriteria indeks korelasi....................... 41
Tabel 3.5 Kriteria reliabilitas.. 43
Tabel 3.6 Indeks taraf kesukaran soal. 43
Tabel 3.7 Klarifikasi daya pembeda 44
Tabel 3.8 Kategorisasi perolehan nilai gain 47
Tabel 4.1 Rekapitulasi ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil
pre-test dan post-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol... 53
Tabel 4.2 Uji normalitas.. 54
Tabel 4.3 Uji homogenitas.. 54
Tabel 4.4 Hasil uji-t

55

Tabel 4.5 Uji kesamaan dua rata-rata normal gain.

56

Tabel 4.6 Data rata-rata N-gain tes hasil belajar siswa... 56


Tabel 4.7 Hasil anaisis data angket respon siswa terhadap
pembelajaran berbantukan media online facebook. 57

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Tampilan halaman depan facebook.............................. 15


Gambar 2.2 Elemen dasar facebook.... 17
Gambar 2.3 Tampilan layar facebook. 17
Gambar 2.4 Simbol ikon facebook. 19
Gambar 2.5 Contoh grup facebook. 21
Gambar 2.6 Proses belajar-mengajar... 23
Gambar 3.1 Alur penelitian............................. 36
Gambar 4.1 Diagram batang hasil pre-test kelas eksperimen
dan kelas kontrol... 50
Gambar 4.2 Diagram batang ukuran pemusatan dan penyebaran
Data hasil pre-test kelas eksperimen
dan kelas kontrol.. 51
Gambar 4.3 Diagram batang hasil post-test kelas eksperimen
dan kelas kontrol. 52
Gambar 4.4 Diagram batang ukuran pemusatan dan penyebaran
Data hasil post-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol.

53

Gambar 4.5 Diagram batang prosentase respon siswa terhadap


pembelajaran berbantukan media online
facebook.. 58

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Rencana Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen.

67

2.

Time schedule pembelajaran termodinamika.

79

3.

Grup Mari Belajar Termodinamika di facebook.................

80

4.

Rencana Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol.

101

5.

Materi pembelajaran konsep termodinamika..

112

6.

Soal pilihan ganda instrumen penelitian.

118

7.

Kunci jawaban soal instrumen penelitian

121

8.

Data skor hasil belajar.

122

9.

Perhitungan uji analisis data

123

10. Tabel distribusi frekuensi...............

132

11. Tabel uji normalitas.........

133

12. Perhitungan uji homogenitas...............

135

13. Perhitungan uji hipotesis.. 137


14. Tabel uji Normal Gain..

139

15. Perhitungan reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran dan


Validitas........

141

16. Uji referensi 149


17. Surat-surat keterangan........ 154

DATA SKOR
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

KELAS EKSPERIMEN
PRE-TEST
POST-TEST
70
25
85
25
90
35
70
20
75
60
65
35
65
25
65
35
90
20
75
35
90
40
85
40
80
25
65
50
70
25
65
20
80
35
70
25
90
35
85
40
75
15
80
30

KELAS KONTROL
PRE-TEST
POST-TEST
65
20
70
25
30
70
60
40
25
65
65
30
60
25
55
20
70
15
40
75
65
30
70
40
75
25
70
15
70
40
80
35
70
40
70
50
45
35
75
35
85
45

PERHITUNGAN UJI ANALISIS DATA


A. ANALISIS NILAI PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN
1. Distribusi frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen
a. Data skor pre-test kelas eksperimen
15

20

20

20

25

25

25

25

25

25

30

35

35

35

35

35

35

40

40

40

50

60

b. Rentang adalah data terbesar dikurang data terkecil


R = 60 15
= 45
c. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 4,5
= 5,5 = 6
d. Panjang kelas interval
I

= Xmax - Xmin
K
= 60 15
6
= 7,5 = 8

2. Mean atau Rata-rata


Mx

= FX
N
= 695
22
= 31,6

3. Md

(d1) . i

= L+

(d1 + d2)
= 22,5 +

.8

(3 + 1)
= 22,5 + 6 = 28,5

4. Me

= L + (1/2 N fkb ) . i
F
= 38,5 + (1/2 (22) 21) . 8
3
= 38,5 26, 7 = 11,8

FX

5. SD

=
,

= 107,69 =

10,4

B. ANALISIS NILAI PRE-TEST KELAS KONTROL


1. Distribusi frekuensi pretest kelas kontrol
a. Data skor pre-test kelas kontrol
15

15

20

20

25

25

25

25

30

30

30

35

35

35

40

40

40

40

40

45

50

b. Rentang adalah data terbesar dikurang data terkecil


R

= 50 15
= 35

c. Banyaknya kelas interval


K

= 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 21
= 1 + 4,5
= 6

d. Panjang kelas interval


I

= Xmax - Xmin
K
= 50 15
6
= 5,8 = 6

2. Mean atau Rata-rata


= FX

Mx

N
= 660
21
= 31,4

3. Md = L +

(d1) . i
(d1 + d2)

= 38,5 +

. 6

(2 + 3)
= 38,5 + 2,4 = 40,9

4. Me =

L + (1/2 N fkb ) . i
F
= 32,5 + (1/2 (21) 19) . 6
3
= 32,5 17 = 15,5

FX

5. SD =

= 90,82 =

9,5

C. ANALISIS NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN


1. Distribusi frekuensi nilai post-test kelas eksperimen
a. Data skor post-test kelas eksperimen
65

65

65

65

65

70

70

70

70

75

75

75

80

80

80

85

85

85

90

90

90

90

b. Rentang adalah data terbesar dikurang data terkecil


R = 90 65
= 25
c. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 4,5
=6

d. Panjang kelas interval


I

= Xmax - Xmin
K
= 90 65
6
= 5

2. Mean atau Rata-rata


Mx

= FX
N
= 1685
22
= 76,6

3. Md = L

(d1)

.i

(d1 + d2)
= 64,5 +

.5

(5+1)
= 64,5 + 4,2 = 68,7

4. Me = L + (1/2 N fkb ) .
F
= 79,5 + (1/2(22) 18). 5
3
= 79,5 - 11,7 = 67,8

FX

5. SD =

= 82,69 =

9,1

D. ANALISIS NILAI POST-TEST KELAS KONTROL


1. Distribusi frekuensi post-test kelas kontrol
a. Data skor post-test kelas control
45

55

60

60

65

65

65

65

70

70

70

70

70

70

70

70

75

75

75

80

85

b. Rentang adalah data terbesar dikurang data terkecil


R

= 85 45
= 40

c. Banyaknya kelas interval


K

= 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 21
= 1 + 4,5
= 6

d. Panjang kelas interval


I

= Xmax - Xmin
K
= 85 45
6
= 6,7 = 7

2. Mean atau Rata-rata


Mx

= FX
N
= 1430
21
= 68

3. Md = L +

(d1)

.i

(d1 + d2)
= 65,5 +

. 7

(2 + 5)
= 65,5 + 2 = 67, 5

4. Me = L + (1/2 N fkb ) . i
F
= 65,5 + (1/2 (21) 19) . 7
8
= 65,5 7,4 = 58

FX

5. SD =

= 70,18 =

8,4

INSTRUMEN TERMODINAMIKA
SOAL PILIHAN GANDA
1. Gas dalam ruang tertutup mengalami proses termodinamika menerima kerja dan
menyerap kalor. Maka sistem akan mengalami
a. Energi dalam bertambah besar c. Suhu gas berkurang
d. Kalor gas berkurang
b. Volume gas berkurang
d. Usaha gas bertambah
3
2. Suatu gas yang volumenya 0,5 m perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap hingga
volumenya menjadi 2 m3. Jika usaha luar gas tersebut 3x105 joule. Maka tekanan gas
menjadi
c. 3 x 105 N/m2
e. 5 x 105 N/m2
a. 1 x 105 N/m2
b. 2 x 105 N/m2
d. 4 x 105 N/m2
3. Perhatikan gambar suatu sistem dibawah ini!

Energi dalam sistem itu akan


a. Naik 1200 Joule
c. Turun 2400 Joule
e. Turun 4800 Joule
b. Naik 2400 Joule
d. Turun 3600 Joule
4. Dalam hukum termodinamika 1 berlaku:
Q=U+W
Pernyataan dibawah ini benar kecuali
a. Proses adiabatik W = U
b. proses isokhorik W = 0
c. proses isobarik W = P. V
d. proses isotermal W = Q
e. proses adiabatik Q = 0
5. Suatu gas ideal mengalami perubahan siklus seperti pada diagram P - V di bawah ini.
Kerja yang dihasilkan pada siklus ini adalah.
a. 200 kJ
b. 400 kJ
c. 600 kJ
d. 800 kJ
e. 1000 kJ
6. Diantara pernyataan di bawah ini yang terjadi pada proses
Isokhorik adalah.
a. Suhu gas tetap
b. Volume gas tetap
c. Tekanan gas tetap
d. Jumlah kalor tetap
e. Tidak ada kalor yang masuk dan tidak ada kalor yang keluar

7. Pengertian entropi dalam termodinamika adalah


a. Suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha
b. Usaha yang dilakukan tiap satuan waktu
c. Aliran yang berputar-putar
d. Siklus yang berulang-ulang
e. Perubahan bentuk energi
8. Bagaimanakah entropi (S) suatu sistem tertutup termodinamika
a. Tetap
b. Berubah dengan penambahan S berharga positif
c. Berubah dengan penambahan S berharga negatif
d. Dapat tetap atau berubah dengan harga S positif
e. Dapat berubah dengan harga S positif atau negatif tergantung dari macam prosesnya
9. Grafik P-V berikut, garis putus-putus menggambarkan proses isotermik. Sedangkan garis
tegas menggambarkan proses adiabatik. Grafik yang paling sesuai dalam
menggambarkan kedua proses tersebut adalah

a.
b.
c.
d.
e.
10. Usaha yang dilakukan oleh gas ideal yang mengalami proses isokhorik dari tekanan P1
sampai P2 adalah
a. 0
c. P2 V2
e. (P1 P2) V
b. P1V1
d. P1 / P2
3
11. Gas helium dengan volume 2 m memiliki suhu 27C. dipanaskan secara isobarik sampai
177C. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/rn2, maka gas helium melakukan usaha luar
sebesar
a. 2 x 105 J
c. 6 x 105 J
e. 10 x 105 J
d. 8 x 105 J
b. 4 x 105 J
12. Suatu sistem berupa 0,12 mol gas ideal dihubungkan dengan reservoir termal untuk
menjaga suhu konstan (isothermal) pada 10oC. Sistem memiliki volume awal V1 =
1,3x10-3 m3 dan melakukan usaha W= 14 Joule. Berapakah volume akhir V2 gas
tersebut
a. V2 = 1,1 x10-3 m3
c. V2 = 1,3 x10-3 m3
e. V2 = 1,5 x10-3 m3
b. V2 = 1,2 x10-3 m3
d. V2 = 1,4 x10-3 m3
13. Suatu gas monoatomik ( = 1, 67 ) sebanyak 25 cm3 pada suhu 15oC dan tekanan 105 N /
m2 secara tiba-tiba dimampatkan menjadi 5 cm3 (secara adiabatis). Maka tekanan pada
keadaan akhir adalah

a. 15,5 x 105 N/m2


c. 13,6 x 105 N/m2
e. 11,4 x 105 N/m2
b. 14,7 x 105 N/m2
d. 12,6 x 105 N/m2
14. Diantara rumus ini yang merupakan persamaan yang digunakan untuk mengetahui jumlah
kalor yang dilepas lemari es ke udara luar adalah
a. QH = Qc + W
c. Qc = Kc + W
e. Qc = Kc + W
d. Qc = KH+ W
b. QH = TH + W
15. Suatu mesin kalor bekerja dengan siklus yang dibangun dari dua isobarik dan dua
isokhorik seperti pada gambar di bawah ini digunakan untuk menggerakkan sebuah
generator yang tegangan keluarannya 200 Volt. Apabila generator ini mendapat beban
arus 5 A, maka mesin kalor tersebut dijalankan pada putaran permenit
a. 100 rpm
b. 200 rpm
c. 300 rpm
d. 400 rpm
e. 500 rpm
16. Suatu gas monoatomik sebanyak 36 m3 pada suhu 27oC dan tekanan 105 N/m2
dimampatkan menjadi 6 m3 (Secara adiabatis) Berapakah suhu gas tersebut pada keadaan
akhir jika = 1,4.
a. 254,5 K
c. 421,1 K
e. 614,3 K
b. 381,5 K
d. 512,2 K
17. Sebanyak 56 gram gas nitrogen dipanaskan dari suhu 360 K menjadi 480 K. Jika
dipanaskan pada volume tetap, kalor yang diperlukan adalah 3 kJ. Jika massa molekul
relatif nitrogen 28 g/mol. Berapakah kapasitas kalor gas tersebut pada volume tetap
a. 10,5 J/molK
c. 12,5 J/molK
e. 14,5 J/molK
b. 11,5 J/molK
d. 13,5 J/molK
18. Sejumlah makanan dilemari es menghasilkan kalor sebesar 2800 Joule. Jika lemari es
memiliki koefisien kinerja K = 2. Berapakah kalor yang dilepaskan lemari es ke udara
luar
a. 1200 J
c. 4200 J
e. 8200 J
b. 2400 J
d. 6400 J
19. Sebuah mesin carnot menggunakan reservoir suhu tinggi 800 K mempunyai efisiensi
sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi 50%, maka suhu reservoir suhu tinggi
dinaikkan menjadi
a. 450 K
c. 960 K
e. 640 K
b. 550 K
d. 720 K
20. Reservoir panas bersuhu 600 K mengalirkan 1200 J kalor secara ireversibel ke reservoir
dingin yang bersuhu 400 K. Tentukan perubahan entropi alam semesta.
a. 1 J/K
c. 3 J/ K
e. 5 J/ K
b. 2 J/K
d. 4 J/ K

KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN PENELITIAN


Nomor Soal

Kunci Jawaban

Nomor Soal

Kunci Jawaban

11

12

13

14

15

16

17

18

19

10

20

Anda mungkin juga menyukai