...
Bismillah
Jogjakarta - Mendengar kata merantau penulis langsung teringat dengan
beberapa bacaan literatul tokoh-tokoh minang(Minangkabau) yang history
hidupnya inspiratif sebagai tokoh perantau dan tokoh tekemuka. Tuanku
Abdul Rahman, salah seorang tokoh Minang yang berpengaruh di kawasan
rantau. Yakni tokoh yang kisah hidupnya merantau di negeri seberang
malaysia yang mampu menjadi Sultan Johor dan mendirikan Kerajaan Siak di
daratan riau. Hal yang membuat penulis salut dengan beliau ialah kemampuan berpolitik di tanah
rantuan mampu memberikan pengaruh besar terhadap kontribusi kemajuan kerajaan sehingga di
sebut Raja atau Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan.
Tidak sedikit orang-orang minang terkenal sukses di beberapa penjuru belahan pulau ini,
sehingga penulis melihat etos merantau orang-orang minang sangatlah tinggi. Berdasarkan data
2010 saja lebih dari 4.2 juta jiwa orang minang berada di perantauan. Seperti merantau ialah
karakter yang terwarisi penulis pribadi menilai generasi misi kesuksesan akan terwarisi dari
anak-anak suku ini.
Melihat jauh dari itu, penulis juga sebagai orang yang merantau mendekati usia tahun ke
9(sembilan) di perantauan, melihat jiwa-jiwa seorang perantau akan jauh lebih berbeda di
bandingkan dengan pribumi dari sisi etos kerja, semangat dan cara berfikirnya. Tepat di bulan
juli tanggal 7 tahun 2005 penulis menapakan kaki di menuju kota Jogjakarta, dari sinilah penulis
belajar tentang hal-hal terkecil bagaimana hidup di kampung halaman orang lain. Ada satu
nasihat yang penulis tidak pernah lupa tentang nasihat merantau dari Al-imam asy-Syafii