Namun massa meminta untuk cek langsung, dengan pengawalan yang ketat,
perwakilan mahasiswa akhirnya diberi ijin untuk melihat langsung ke ruangan
gubernur. Gubernur sedang mendampingi Menteri Anies Baswedan, ujar Aprianus
A Rondok, salah seorang staf.
Mahasiswa memutuskan menunggu hingga pukul 15.00 WITA, gubernurpun datang
menemui massa aksi. Saya akan tetap pegang komitmen saya, saya pasti akan
bela kalian, sehingga kalau ada orang yang mengatakan ijasah tidak sah itu tidak
benar, harus sah. Tidak boleh lagi ada yang menyebut illegal dan macam-macam.
Perkara Yayasan dan Rektor biar urusan menteri, kalian akan dinilai memihak
nantinya jika kalian ikut campur, ujar Leburaya.
Selesai bertemu, tampak para massa aksi belum puas dengan pernyataan yang
disampaikan Gubernur NTT, Ketua Forum ini Arkriptus Penum, kepada Indonesia
Raya mengatakan, sangat kecewa karena apa yang disampikan Gubernur tidak
sama dengan apa yang pernah disampaikan oleh anggota tim lainnya yang
ditugaskan ke Jakarta menemui menteri.
Informasi yang dihimpuan Indonesia Raya, konflik internal di Universitas PGRI NTT,
berawal dari konflik antara Ketua YPLP PGRI NTT Soleman Radja dan Rektor
Universitas PGRI NTT Samuel Haning sejak tahun 2013 lalu, yang sampai saat ini
menjadi dua kubu yang berbeda dan mahasiswa dengan pegawai juga pecah
menjadi dua kubu, melakukan segala aktifitas akademi.
Bahkan wisuda dilakukan menurut versi masing-masing, walaupun sampai saat ini
pangkalan data di Dirjen Kopertis Wilayah VIII masih dinonaktifkan Oleh kementrian
Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi RI, dan tidak diperkenankan melakukan segala
aktifitas akademis penerimaan mahasiswa baru dan wisuda. (ERASMUS NAGI NOI)