Anda di halaman 1dari 2

Ada apa Gubernur NTT dengan Konflik Universitas PGRI NTT???????????

Pernyataan keras ini disampaikan forum Aliansi Pemuda Peduli Pendidikan


Indonesia dalam aksi damai di kantor Gubernur NTT, Rabu 28 Oktober 2015.
Aksi damai sekitar lima ratus lebih masa, dimulai pukul 09.00 WITA dengan
melakukan long march dari Kantor Gubernur lama di jalan Eltari menuju kantor
Gubernur baru Naikolan, yang terdiri dari mahasiswa Universitas PGRI NTT, para
alumni, dan organisasi kepemudaan lainnya yang dikawal pihak kepolisian dari
Polresta Kupang Kota.
Dalam orasinya aliansi menuntut Gubernur NTT Frans Leburaya yang juga selaku
ketua Forkompinda segera menyampaikan hasil pertemuannya dengan Kementerian
Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, dan Kementerian Hukum dan HAM, demi
menyelesaikan konflik di Universitas PGRI NTT yang sudah berlarut-larut dan
meresahkan masyarakat.
Kristian Djawa seorang masa aksi yang juga mahasiswa Universitas PGRI dalam
orasinya mempertanyakan ada apa Gubernur NTT dengan masalah ini? Mengapa
Gubernur yang juga selaku ketua Forkompinda tidak segera menyampaikan secara
resmi hasilnya kepada publik, Gubernur seolah membisu dengan hasilnya.
Semua orang sudah tahu tentang kebenaran yang ada, tapi kenapa sampai saat ini
kebenaran itu belum dibuktikan, ujar Djawa.
Hal senada juga disampaikan sekretaris forum, Marianus Bala Hayon yang
merupakan alumni Universitas PGRI NTT.
Seperti yang diketahui bersama bahwa tanggal 12 September lalu Gubernur selaku
ketua Forkompinda telah mengirim tim ke Jakarta untuk menemui Menristekdikti
dan Kemenhumkam, namum persoalan dualism kepemimpinan di Universitas PGRI
ini.
Kami tetap mengacu pada surat tertanggal 30 Maret 2015 yang isinya YPLP PGRI
NTT dibawah naungan Soleman Radja dan Rektor Bapak Anton Kato adalah sah itu
hasilnya, kami akan selalu siap menerima hasilnya, sehingga tidak bingung lagi
demi meningkatkan derajat pendidikan di NTT dan pemulihan nama baik universitas
PGRI NTT, ungkapnya.
Sekitar 4 Jam lebih berorasi di depan Kantor Gubernur NTT, Gubernur tidak kunjung
menemui mereka, bahkan beberapa kali terlihat salah seorang pejabat provinsi,
Cornelis Wadu, menemui massa aksi menyampaikan Bapak Gubernur, Wakil
Gubernur tidak berada dikantor, karena mendampingi menteri yang sedang
berkunjung. Pemerintah provinsi pada dasarnya tidak tinggal diam dan berupaya
untuk menyelamatkan mahasiswa agar tidak menjadi korban, ulasnya.

Namun massa meminta untuk cek langsung, dengan pengawalan yang ketat,
perwakilan mahasiswa akhirnya diberi ijin untuk melihat langsung ke ruangan
gubernur. Gubernur sedang mendampingi Menteri Anies Baswedan, ujar Aprianus
A Rondok, salah seorang staf.
Mahasiswa memutuskan menunggu hingga pukul 15.00 WITA, gubernurpun datang
menemui massa aksi. Saya akan tetap pegang komitmen saya, saya pasti akan
bela kalian, sehingga kalau ada orang yang mengatakan ijasah tidak sah itu tidak
benar, harus sah. Tidak boleh lagi ada yang menyebut illegal dan macam-macam.
Perkara Yayasan dan Rektor biar urusan menteri, kalian akan dinilai memihak
nantinya jika kalian ikut campur, ujar Leburaya.
Selesai bertemu, tampak para massa aksi belum puas dengan pernyataan yang
disampaikan Gubernur NTT, Ketua Forum ini Arkriptus Penum, kepada Indonesia
Raya mengatakan, sangat kecewa karena apa yang disampikan Gubernur tidak
sama dengan apa yang pernah disampaikan oleh anggota tim lainnya yang
ditugaskan ke Jakarta menemui menteri.
Informasi yang dihimpuan Indonesia Raya, konflik internal di Universitas PGRI NTT,
berawal dari konflik antara Ketua YPLP PGRI NTT Soleman Radja dan Rektor
Universitas PGRI NTT Samuel Haning sejak tahun 2013 lalu, yang sampai saat ini
menjadi dua kubu yang berbeda dan mahasiswa dengan pegawai juga pecah
menjadi dua kubu, melakukan segala aktifitas akademi.
Bahkan wisuda dilakukan menurut versi masing-masing, walaupun sampai saat ini
pangkalan data di Dirjen Kopertis Wilayah VIII masih dinonaktifkan Oleh kementrian
Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi RI, dan tidak diperkenankan melakukan segala
aktifitas akademis penerimaan mahasiswa baru dan wisuda. (ERASMUS NAGI NOI)

Anda mungkin juga menyukai