Anda di halaman 1dari 59

PETUNJUK PENGISIAN

FORMULIR SURVEI WHO


2004
Dr. Haris Budi Widodo

1. INFORMASI UMUM
Nama
Nama subjek ditulis

menggunakan huruf balok,


diawali dengan nama
keluarga. Perlu diketahui
bahwa di beberapa Negara,
identifikasi subjek dengan
menggunakan nama tidak

Umur (box 17-18)


Umur di catat berdasarkan kelahiran

akhir ( misalnya: anak yg baru masuk 13


tahun dicatat 12 tahun). Dalam
komunitas dimana umur normalnya
ditunjukkan dengan cara yang lain,
maka harus dibuat perubahan. Jika umur
subjek tidak diketahui, maka sangat
perlu untuk membuat
penaksiran/perkiraan dasar misalnya,
tahap erupsi gigi, atau pada orang
dewasa dapat diketahui dari peristiwa
umum dalam komunitas. Apabila umur
telah ditaksir maka harus dilaporkan.

Jenis kelamin (box 19)


Informasi ini harus dicatat setiap kali

dilakukan pemeriksaan karena kita


tidak selalu dapat menentukan jenis
kelamin seseorang hanya dengan
mengetahui namanya saja. Kode
yang diberikan (1= pria, 2= wanita)
harus dicatat dalam (box 19).

Kelompok etnik (box 20)


Dibeberapa Negara, etnik dan kelompok

lainnya diidentifikasikan dengan cara


yang berbeda misalnya: berdasarkan
negara asalnya, ras, warna kulit,
bahasa, agama, atau suku.
Kesehatan dan pendidikan lokal harus
dikonsultasikan sebelum diputuskan
dibuat ke dalam kelompok etnik yang
dicatat. Ketika hal ini tetap dicatat
dalam survei, maka perlu untuk
membuat sebuah sistem pengkodean.

Pekerjaan (box 21)


sistem pengkodean harus sesuai dengan penggunaan

lokal untuk mencatat kelompok pekerjaan dengan


kode yang dimasukkan dalam (box 21).
Catatan: kode 0-9 dapat digunakan untuk identifikasi
pekerjaan yang berbeda.
Berikut adalah kodenya:
0= tidak ada ketrampilan kerja 5= mengantar anak
ke sekolah
1= ketrampilan kerja
6= tidak mengantar anak ke
sekolah
2= professional
7= petani/pekerjaan local
3= pengusaha
8= pengangguran
4= ibu rumah tangga
9= informasi tidak tersedia

Lokasi geografis (box 22 & 23)


(Box 22 & 23) digunakan untuk

mencatat tempat pemeriksaan.


Bisa mencapai 99 lokasi geografis
( desa, sekolah dsb diidentifikasi
(00-98). Setiap lokasi didaftarkan
sesuai kode angka yang telah
dipersiapkan biasanya hanya
sebagian kecil kode yang
dibutuhkan.

Tipe lokasi (box 24)


(Box 24) disediakan untuk mencatat

informasi tentang setiap tempat survei.


Termasuk data yang berisi informasi umum
tentang ketersediaan tempat pelayanan di
setiap tempat survei.
Tiga kode yang digunakan adalah:
1= Kota
2=Area periurban: termasuk area yang
terindikasi mengelilingi kota utama yang
memiliki karakteristik yang serupa dengan
yang terdapat pada area pedesaan.
Misalnya: sangat minimnya fasilitas
kesehatan dan biasanya tidak ada akses
untuk perawatan kesehatan mulut.

Data lain (box 25-27)


3 box (25-27) disediakan untuk informasi lain tentang

pemeriksaan subjek atau lokasi survei.


Informasi seperti penggunaan tobacco atau mengunyah
batang rokok, status pengungsi/ penduduk, level fluoride
dalam air dapat dicatat disini.
Jika jumlah konsumsi gula merupakan hal penting, sebuah
sistem dapat di desain oleh investigator dengan jalan
mencatat level dan frekwensi konsumsi gula kemudian diberi
kode.
Hal itu memungkinkan untuk merangkum hasil-hasil survei
menurut kode-kode yang berbeda yang ditempatkan pada
box ini.
Catatan: kode 0-8 dapat digunakan dalam box ini.
Taksiran klinis
Dilakukan untuk menjamin bahwa semua kondisi terdeteksi
dan didiagnosa. Pemeriksaan klinis sebaiknya mengikuti
form pengukuran yang telah dibuat.

PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL DAN

PEMAKAIAN GIGITIRUAN
Pemeriksaan Ekstra Oral (box 28)
Pemeriksaan Ekstra oral ditunjukkan sebagai
berikut:
a. Area kulit secara umum (kepala, leher,
tungkai dan lengan)
b. Area kulit perioral ( hidung, pipi,dagu )
c. Lymphonodus ( kepala, leher )
d. Kutaneus bibir bawah dan bibir atas
e. Vermilion border dan sudut mulut
f. Temporomandibular joint ( TMJ ) dan region
glandula parotid

Kode dan kriteria yang digunakan:

0= ekstra oral normal


1= ulserasi, luka/ sakit, erosi, fissure ( kepala, leher, tungkai dan
lengan )
2= ulserasi, luka/ sakit, erosi, fissure ( hidung, pipi, dagu )
3= ulserasi, luka/ sakit, erosi, fissure ( sudut mulut )
4= ulserasi, luka/ sakit, erosi, fissure ( vermillon border)
5= cancrum oris
6= abnormalitas pada bibir bawah dan bibir atas
7= pembesaran lymphonodes ( kepala, leher )
8= pembengkakan lain pada wajah dan rahang
9= tidak dicatat

Pemakaian Gigitiruan ( box 29-30 )


Perlu dilakukan pemeriksaan apakah subjek

menggunakan gigitiruan atau tidak dan


diberi kode sebagai berikut:
0= tidak memakai gigitiruan
1= gigitiruan sebagian
2= gigitiruan penuh

Metode Menilai Karies Gigi

( box 31-62 )
Pemeriksaan karies gigi dilakukan
dengan kaca mulut.
Radiografi untuk mendeteksi karies
proksimal tidak direkomendasikan
karena ketidakpraktisannya.
Demikian juga, penggunaan fibreoptics tidak direkomendasikan.
Pemeriksa harus mengetahui
pendekatan sistematik penilaian
status gigi sulung dan perawatan
yang dibutuhkan dan harus sesuai

Status gigi geligi (box 31-62)


Kedua jenis kode (huruf dan angka)

digunakan untuk mencatat status gigi


geligi. (Box 31-46) digunakan untuk gigi
rahang atas dan (box 47-62 ) untuk gigi
rahang bawah.
Box yang sama digunakan mencatat kedua
gigi sulung dan gigi permanen pengganti.
Setiap box berisikan status koronal.
Catatan: pertimbangan perawatan harus
sesuai diagnose gigi terutama warna
tumpatan yang sangat sulit dibedakan.

Kode untuk status gigi sulung dan gigi


permanen ada dalam tabel berikut:
Kriteria diagnosis dan pengkodean gigi
sulung yaitu:
Kode

Kode
Gigi sulung
Mahkota
A
B
C
D
E
F
G
-

Kode
Gigi permanen Kondisi/ status
Mahkota
0
gigi sehat
1
decay
2
tumpatan dan decay
3
tumpatan, tidak ada decay
4
hilang karena karies
5
hilang karena alasan lain
6
sealant, varnish
7
jembatan, mahkota
8
belum erupsi ( mahkota )

0. (A) Mahkota normal/Gigi sehat


Mahkota dikatakan normal/sehat jika tidak menunjukkan adanya
perawatan atau tidak adanya perawatan klinis terhadap karies.
Tahap-tahap karies yang menyebabkan terbentuknya kavitas, atau
memiliki kondisi yang sama dengan tahap awal karies, dikeluarkan
karena tidak dapat didiagnosa. Oleh karena itu, mahkota dengan
berbagai kerusakan, tanpa kriteria positif lainnya, diberi kode:
titik-titik putih atau berkapur
titik-titik yang kasar atau berubah warna yang tidak terasa lembut
saat disentuh dengan probe CPI metal
stain pada pit atau fissure pada email yang tidak dapat
mempunyai tanda-tanda visual pada email yang tidak terdukung,
atau terasa lunak pada lantai atau dinding yang dideteksi dengan
probe CPI
gelap, mengkilap, keras, terletak di area pit pada email pada
sebuah gigi yang menunjukkan tanda-tanda fluorosis sedang
hingga berat.
Lesi yang berada pada dasar dari distribusi dan riwayat, atau
pemeriksaan visual /taktil pada bagian yang terlihat menyebabkan
abrasi

1. (B) Mahkota karies


Karies dicatat jika terdapat sebuah lesi pada pit
atau fissure, atau pada sebuah permukaan gigi
yang halus, terdapat kavitas yang jelas, email
yang tidak terdukung, dinding atau dasar kavitas
yang lunak. Gigi dengan tambalan sementara
atau kavitas yang ditutup (kode 6 (F)) tapi
mengalami karies juga dimasukkan dalam
kategori ini. Dalam kasus dimana mahkota telah
rusak oleh karena karies dan hanya terdapat sisa
akar maka dianggap memiliki mahkota yang
karies dan diberi skor karies mahkota. Probe CPI
harus digunakan untuk memastikan adanya karies
pada permukaan oklusal, bukal, dan lingual. Jika
tidak ada keluhan, karies seharusnya tidak
dicatat.

2. (C) Tambalan pada mahkota, dengan


karies
Mahkota gigi dianggap memiliki tambalan
disertai karies ketika terdapat satu atau
lebih restorasi gigi permanen dan satu atau
lebih area yang mengalami karies. Tidak
ada perbedaan antara karies primer dan
sekunder (misalnya: kode yang sama
digunakan meskipun tidak ada lesi karies
yang berhubungan dengan restorasi).

3. (D) Tambalan pada mahkota, tanpa


karies
Mahkota gigi dianggap memiliki tambalan
tanpa disertai karies ketika terdapat satu atau
lebih restorasi permanen dan tidak ada karies
di daerah mana pun pada mahkota gigi. Gigi
yang telah dirawat mahkota oleh karena
karies dimasukkan dalam kategori ini. (gigi
yang dirawat mahkota karena sebab lain
selain karies misalnya: abutment jembatan,
diberi kode 7 (G)).

4. (E) Gigi hilang, karena karies


Kode ini digunakan untuk gigi permanent atau gigi sulung
yang telah dicabut karena karies dan dicatat sebagai
status dibawah koronal. Untuk gigi sulung yang hilang,
skor hanya digunakan jika subjek pada usia dimana
pencabutan yang normal bukan merupakan alasan
hilangnya gigi.
Pada beberapa kelompok umur, kemungkinan akan sulit
untuk membedakan antara gigi yang belum erupsi (kode
8) dan gigi yang hilang (kode 4 dan kode 5). Dibutuhkan
pengetahuan dasar mengenai pola erupsi gigi, gambaran
ridge alveolar pada area space gigi yang ditanyakan, dan
status karies gigi lainnya dalam rongga mulut akan sangat
membantu dalam membuat diagnose banding antara gigi
yang belum erupsi dengan yang telah dicabut. Kode 4
tidak boleh digunakan untuk gigi yang hilang karena
alasan lain selain karies. Untuk memudahkan, pada
lengkung gigi yang seluruhnya edentulous, hanya skor 4
yang ditempatkan pada (kotak 31-46 dan/ atau 47-62).

5. (-) Kehilangan gigi pemanen, karena


alasan lainnya
Kode ini digunakan untuk menilai gigi
permanent yang hilang karena alasan
congenital, atau dicabut untuk keperluan
perawatan otrhodontik, atau karena penyakit
periodontal, trauma, dll. Seperti untuk kode 4,
dua bagian pada kode 5 dapat dihubungkan
melalui sebuah garis pada kasus edentulous
penuh pada rahang.

6. (F) Fissure sealant


Kode ini digunakan untuk gigi dimana
fissure sealant ditempatkan pada
permukaan oklusal gigi atau pada fissure
oklusal yang telah diperlebar dengan bur
bulat atau fame shaped dan diisi dengan
komposit. Jika gigi yang telah di sealant
mengalami kerusakan, maka diberi kode 1
atau B.

7. (G) Bridge abutment, special crown or


veneer (peyangga jembatan, makhota
istimewa atau veneer)
Kode ini digunakan untuk status dibawah korona
guna mengindikasikan bahwa gigi tersebut
merupakan bagian dari fixed bridge misalnya
abutment bridge. Kode ini dapat juga digunakan
untuk mahkota yang ditempatkan untuk alasan
lain selain karies dan untuk veneer atau lapisan
yang berlapis-lapis menutupi permukaan labial
dari sebuah gigi dimana tidak ada bukti dari
karies atau sebuah restorasi.
Catatan : kehilangan gigi yang digantikan dengan
sebuah jembatan yang diberi kode 4 atau 5,
status dibawah koronal.

8. (-) unerupted crown (mahkota yang


tidak tumbuh)
Klasifikasi ini dibatasi pada gigi permanent
dan hanya digunakan pada sebuah jarak
gigi dengan sebuah gigi permanent yang
tidak tumbuh tetapi tanpa sebuah gigi
primer. Gigi dinilai sebagai gigi yang tidak
tumbuh diluar dari semua jumlah karies
dental yang diperiksa. Kategori ini tidak
dimasukkan sebagai gigi hilang congenital,
atau gigi hilang sebagai hasil dari trauma
dan sebagainya. Untuk diagnosa banding
antara gigi hilang dan gigi yang tidak
tumbuh lihat kode 5.

9. (-) Dikeluarkan
Kode ini digunakan untuk setiap gigi
permanen yang erupsi yang tidak dapat
diperiksa karena bermacam alasan (contoh:
karena band ortodontik, hipoplasia parah,
dll.)

Decayed, Missing dan Filled Teeth Index (Indeks


DMFT)
Informasi pada indeks decay, missing dan filling teeth
dapat dihitung dari keterangan pada (kotak 31-46 dan
47-62). Komponen-D mencakup semua gigi dengan
kode 1 atau 2. Komponen-M terdiri atas gigi dengan
kode 4 pada subyek dengan usia dibawah 30 tahun,
dan gigi diberi kode 4 atau 5 untuk subyek yang
berusia 30 tahun atau lebih, dengan kata lain hilang
karena karies atau untuk alasan lainnya. Komponen-F
hanya melibatkan gigi dengan kode 3. Dasar
perhitungan kode DMFT adalah 32, dengan kata lain
semua gigi permanen termasuk gigi molar ketiga. Gigi
dengan kode 6 (fissure sealant) atau 7 (penyangga
jembatan, mahkota khusus atau veneer/implant) tidak
termasuk dalam perhitungan DMFT

Penyakit Periodontal (Modifikasi CPI)


Hampir 95 sampai 100 persen penderitaan

populasi dewasa kita berasal dari penyakit


periodontal yang pada awalnya tanpa rasa sakit,
kronis, destruktif kemudian berangsur-angsur
menuju pada kehilangan gigi dan sebagian besar
mayarakat menerima ini sebagai penyakit hari tua.
Penyakit periodontal adalah penyakit pada struktur
pendukung yang mengelilingi gigi antara lain
gingiva (gusi), ligament periodontal, sementum
dan tulang alveolar. Penyakit periodontal
merupakan prevalensi penyakit rongga mulut
terbanyak, mempengaruhi hampir 90% populasi
dan paling sering menjadi penyebab kehilangan
gigi.

Community Periodontal Index (CPI)


(kotak 63-126)
Indikator Dua indikator status periodontal
digunakan untuk pemeriksaan ini.
1. Perdarahan gingival
2. Poket periodontal
.Probe CPI ringan yang didesain khusus
dengan ujung tip bulat 0,5 mm digunakan,
dengan band hitam diantara 3.5 dan 5.5
mm dan cincin diantara 8.5 dan 11.5 dari
ujung bulat.

Memeriksa poket dan perdarahan gingiva

Gigi indeks harus di probe, menggunakan probe


sebagai alat pemeriksa untuk menentukan
kedalaman poket dan untuk mendeteksi
kalkulus sub-gingival dan respon perdarahan.
Tekanan yang digunakan dalam memeriksa
sebaiknya tidak lebih dari 20 gram. Tes praktek
untuk mendapatkan tekanan ini yaitu dengan
menempatkan ujung probe dibawah ibu jari dan
menekannya hingga memucat.
Saat probe dimasukkan, ujung bola probe harus
mengikuti bentuk anatomi permukaan akar gigi.
Jika pasien merasa sakit selama probing, hal
tersebut mengindikasikan penggunaan tekanan
yang terlalu besar.

Ujung probe sebaiknya dimasukkan dengan hati-

hati kedalam sulkus gingiva atau poket dan jumlah


perluasan sulkus atau poket diperiksa misalnya,
probe ditempatkan dalam poket pada permukaan
distobukal molar kedua, sedekat mungkin terhadap
titik kontak dengan molar ketiga, pertahankan
probe sejajar terhadap long axis gigi. Kemudian
probe digerakkan secara hati-hati, dengan gerakan
pendek keatas dan kebawah, sepanjang sulkus
atau poket bukal ke permukaan mesial molar
kedua, dan dari permukaan distobukal molar
pertama menuju daerah kontak dengan premolar.
Prosedur yang sama dilakukan terhadap
permukaan lingual, dimulai dari distolingual ke
molar kedua.

Ada tidaknya perdarahan dapat dicatat berdasarkan

kriteria yang tertera dibawah. Hanya gigi indeks yang


harus diperiksa yang mewakili tiap sekstan sebagaimana
yang tertera dibawah.
Kedua molar dari tiap sekstan posterior dipasangkan
untuk pencatatan, dan jika salah satu hilang, maka tidak
dapat diganti. Jika tidak ada gigi indeks dalam sekstan
yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan, semua gigi
yang tersisa dalam sekstan tersebut diperiksa dan skor
tertinggi dicatat sebagai skor untuk sekstan. Pada kasus
ini, permukaan distal molar ketiga tidak dinilai.
Untuk subjek dibawah usia 20 tahun, hanya enam gigi
16, 11, 26, 36, 31, dan 46 yang diperiksa. Modifikasi ini
dibuat untuk menghindari penilaian sulcus yang dalam
yang berkaitan dengan erupsi sebagai poket periodontal.
Untuk alasan yang sama, saat memeriksa anak-anak
dibawah usia 15 tahun, poket tidak dicatat.

Skor perdarahan gingiva:


(0)

Skor poket:
(0) Tidak ada

Tidak ada perdarahan


poket
(1)
Ada perdarahan (1) Poket 4-5 mm
(9)
Gigi hilang (2) Poket 6 mm atau lebih
(X)
Gigi tidak ada (9) Gigi hilang
Deteksi Poket
Satu-satunya metode akurat dalam
mendeteksi dan mengukur poket periodontal
yaitu pemeriksaan hati-hati dengan probe
periodontal. Kedalaman poket dicatat untuk
setiap gigi berdasarkan kriteria yang tertera.

Tingkat Perlekatan Vs Kedalaman Poket


Kedalaman poket adalah jarak antara dasar poket

dengan margin gingiva. Kedalaman poket dapat


berubah dari waktu ke waktu, sedangkan tingkat
perlekatan adalah jarak antara dasar poket dengan
titik tertentu yaitu cemento-enamel junction (CEJ).
Perubahan dalam tingkat perlekatan hanya dapat
didapat dari perolehan atau kehilangan perlekatan
dan memberikan indikasi yang lebih baik dari
tingkat destruksi periodontal.
Gigi indeks Mirip dengan perdarahan dan
kedalaman poket, tingkat perlekatan juga dicatat
hanya pada gigi indeks. Untuk orang dewasa 20
tahun dan lebih, gigi yang diperiksa adalah:

Menentukan tingkat perlekatan


Jika margin gingiva berada pada mahkota antomis, tingkat perlekatan

ditentukan dengan cara mengurangi kedalaman poket dengan jarak


dari margin gingival ke CEJ. Jika jaraknya sama maka kehilangan
perlekatan adalah nol.
Jika margin gingival tepat pada CEJ maka kehilangan perlekatan sama
dengan kedalaman poket.
Jika margin gingival berada lebih ke apikal terhadap CEJ, kehilangan
perlekatan lebih besar dibanding kedalaman poket dan oleh karenanya
jarak antara CEJ ke margin gingival harus ditambah dengan kedalaman
poket.

Kriteria untuk Kehilangan Perlekatan


0 = 0-3 mm
1 = 4-5 mm (CEJ sampai pada pita hitam)
2 = 6-8 mm (CEJ diantara batas atas pita hitam
dengan cincin 8.5 mm)
3 = 9-11 mm (CEJ diantara cincin 8.5 mm dengan
11.5 mm)
4 = 12 mm atau lebih (CEJ melewati cincin 11.5 mm)
X = sekstan dikeluarkan
9 = tidak dicatat
*Dibawah usia 15 tahun tidak dicatat

6. Mukosa Oral
Terdapat beberapa kondisi mukosa oral yang

penting dalam survei nasional. Penjelasan detail


dari beberapa lesi sebagai berikut:
A. Kanker Mulut
Kanker mulut merupakan kanker keenam yang
paling sering terjadi di dunia. Di India, kanker
mulut merupakan satu dari tiga keganasan yang
paling sering terjadi dan merupakan masalah
kesehatan umum kebanyakan. Informasi terbaru
menunjukkan bahwa hampir 9 per 1,00,000 baik
pria maupun wanita menderita kanker mulut dan
bibir. Diperhitungkan bahwa dari 9,00,000 kasus
kanker, 1,00,000 merupakan kanker bibir dan
rongga mulut pada millenium berikutnya.

Merupakan hal biasa dimana mengunyah sugi pinang,

merokok, konsumsi alkohol dan tembakau yang tinggi.


Pada orang tersebut, resiko berkembangnya kanker mulut
hampir 10 sampai 20 kali lebih besar dibanding orang
yang tidak mengunyah ataupun merokok tembakau.
Menurut WHO, 95% dari kanker mulut terjadi di Asia
Selatan dan Tenggara dapat dihubungkan dengan
mengunyah dan merokok tembakau. Dengan demikian,
lokasi intra-oral kanker tampaknya menunjukkan
kebiasaan praktek pada populasi India. Faktor risiko lain
yaitu kebersihan mulut yang buruk dan iritasi kronis
(misalnya gigi yang tajam, gigi palsu dan tambalan dsb).
Di India, kanker bibir sangat jarang terjadi dan kanker
lidah dan mukosa bukal serta bagian lain dari mulut
merupakan kanker mulut terbesar. Pada umumnya kanker
mulut yaitu karsinoma sel squamousa yang sifatnya
ganas dan cenderung berkembang secara cepat.

Penelitian epidemiologi memberikan bukti yang bagus

mengenai tiga faktor utama dalam etiologi kanker mulut,


penggunaan tembakau dalam berbagai bentuk, mengunyah
sugi pinang dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Mengunyah sugi pinang dengan atau tanpa tembakau
merupakan faktor penyebab utama di India. Biasanya
mengandung buah pinang, jeruk nipis, dan sirih yang
dibungkus dengan daun pinang dan sering ditambahkan
tembakau. Faktor lain dari kanker mulut yaitu paparan sinar
matahari yang berlebihan, iritasi kronis dan kebersihan
mulut yang buruk.
Kanker mulut memberikan masalah kesehatan utama di
India sebagai 30-35% dari semua Kanker didiagnosa sebagai
Kanker Mulut dengan mukosa bukal memberi sekitar 15%
dari jumlah tersebut. Kanker mulut biasanya diawali dengan
lesi praganas yang dikenal baik seperti leukoplakia,
eritroplakia, lichen planus dan fibrosis submukosa oral.

Tanda & Gejala Kanker Mulut


1. Ulser persisten yang tidak sembuh selama lebih
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.

dari 2 minggu
Patch putih atau merah yang timbul dalam mulut
Keterbatasan dalam membuka mulut
Gumpalan tumbuh dalam mulut
Hilangnya beberapa gigi yang abnormal atau
perdarahan dari dalam mulut yang tidak dapat
dijelaskan.
Rasa sakit atau perasaan bahwa sesuatu
tersangkut dalam kerongkongan
Kesulitan dalam mengunyah atau menelan
Lidah atau area lain dalam mulut mati rasa
Suara parau.

B. Leukoplakia
Dapat digambarkan sebagai patch putih
pada mukosa yang tidak dapat dihapus
atau dikerok.
Etiologi
1. Tembakau
2. Alkohol
3. Trauma dan iritasi lokal
4. Syphilis
5. Defisiensi vitamin
6. Candidiasis

Gambaran klinis
Lebih sering terjadi pada pria dibanding
wanita
Lebih sering terjadi pada kelompok usia tua
Paling sering terjadi pada mukosa bukal
dan komisura bibir
Dapat terlihat sebagai area putih agak
translusen hingga lesi indurasi
papillomatous fissure yang tebal.

C. Lichen planus
Salah satu penyakit kulit yang paling umum
bermanifestasi dalam rongga mulut.
Etiologi
Tidak diketahui secara jelas tapi telah dilaporkan
terdapat hubungan antara kemunculan penyakit
dengan ketegangan mental.
Manifestasi oral
Terdiri dari pancaran putih atau abu-abu, halus,
rangkaian papula yang segaris, susunan bentuk
anular, atau retiform seperti patches retikular.
1. Sensasi terbakar ketika makan makanan pedas.
2. Pembentukan vesikel dan bulla juga dicatat.

D. Ulserasi (Apthous, Herpetik,

Traumatik)
Pemutusan dalam kontinuitas mukosa
didefinisikan sebagai ulser. Ulser dapat
memiliki berbagai etiologi seperti apthous,
infeksi virus herpes simplex atau trauma.
Ulserasi harus diberi kode 4 dan lokasinya
harus digambarkan karena faktor penyebab
tidak dipedulikan.

E. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)


Penyakit radang gingiva destruktif
Klasifikasi:
1.Akut
2.Sub akut, agak lunak dan bentuk lebih persisten
3.Rekuren ditandai dengan periode remisi/eksaserbasi
.Tanda:
1. Lesi yang menekan keluar
2. Krater seperti turunan pada puncak papilla interdental,
berikutnya perluasan ke margin gingiva.
3. Permukaan krater gingiva ditutupi oleh
pseudomembranous berwarna abu-abu berbatas dari
mukosa gingiva yang tersisa.

F. Candidiasis
Candidiasis pada mulut dan tenggorokan juga
dikenal sebagai Oral Trush atau
oropharyngeal candidiasis (OPC), adalah infeksi
jamur yang terjadi ketika terdapat pertumbuhan
jamur candida yang berlebihan. Secara normal,
candida ditemukan pada membran kulit dan
mukosa. Meskipun demikian, jika lingkungan
dalam mulut tidak seimbang, candida dapat
berlipat ganda. Ketika hal ini terjadi , tampak
gejala trush.
Candidiasis dapat mempengaruhi kelahiran
normal, tapi hal ini terjadi lebih sering dan lebih
parah pada orang dengan sistem imun yang
melemah, khususnya pada pasien dengan AIDS.

G. Abses
Abses yang tampak baik disebabkan oleh
tereksposnya gigi maupun yang
disebabkan oleh masalah periodontal dapat
didiagnosis dan diberi kode 7.

II. Kondisi lainnya


Berbagai kondisi lainnya yang tidak sesuai dengan definisi
lesi diatas tapi operator dapat mendiagnosis, kode 8 dapat
digunakan untuk mencatat bersama lokasinya, misalnya
Fibrosa Sub Mukosa Oral (OSMF), Hairy Leukoplakia, Sarkoma
Kaposi. Kapan saja kemungkinan diagnosis sementara harus
dirincikan ke dalam ruangan yang tersedia.
Fibrosa Sub Mukosa Oral
Fibrosa sub mukosa oral adalah penyakit kronis yang

melemahkan dan dapat berpotensi menjadi ganas pada


rongga mulut dihubungkan dengan pengunyahan sirih pinang.
Prevelansi OSMF telah dilaporkan pada 4/1000 dewasa di
rural India dan diperkirakan sebanyak 5 juta penduduk muda
India menderita karena kondisi prekanker yang disebakan
meningkatnya populasi yang mengunyah pan masala.

Pemeriksaan mukosa rongga mulut


Sebuah pemeriksaan mukosa rongga mulut dan

jaringan lunak didalam dan sekitar mulut harus


dilakukan pada setiap subjek. Pemeriksaan harus
dilakukan hingga selesai dan secara sistematis
dan dilakukan dalam rangkaian berikut:
1. Mukosa labial dan sulkus labial (atas dan
bawah)
2. Komisura labial dan mukosa bukal (kiri dan
kanan)
3. Lidah (permukaan dorsal dan ventral, margin)
4. Dasar mulut
5. Palatum durum dan molle
6. Ridge alveolar/gingiva (atas dan bawah)

Baik kedua kaca mulut atau handle dari 2

instrumen dapat digunakan untuk menarik


jaringan. Kotak 133, 135, 137 digunakan
untuk mencatat ketidakhadiran, kehadiran
atau dugaan kehadiran kondisi diberi kode
1-7 untuk setiap pemeriksa dapat
membuat diagnosis sementara dan
masing-masing dari mereka harus
diperingatkan sepanjang pemeriksaan
klinis. Kode 8 digunakan untuk mencatat
kondisi yang tidak disebutkan dalam daftar
prekode. Sebagai contoh OSMF, hairy
leukoplakia, atau sarkoma kaposi.
Kapanpun kemungkinan diagnosis
sementara disebutkan secara rinci pada
tempat yang tersedia.

Kondisi

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

tidak ada kondisi abnormal


tumor ganas (kanker rongga mulut)
leukoplakia
lichen planus
ulserasi (apthous, herpetik, traumatik)
acute necrotizing gingivitis
candidiasis
abses
Kondisi lain (rincikan jika ada)
tidak dicatat

Lokasi utama dari lesi mukosa harus dicatat dalam

kotak 134, 136, 138 seperti sebagai berikut:


Lokasi
0 : tepi vermillion
1 : komisura
2 : bibir
3 : sulkus
4 : mukosa bukal
5 : dasar mulut
6 : lidah
7 : palatum durum dan molle
8 : ridge alveolar/gingiva
9 : tidak dicatat

Sebagai contoh jika seseorang memiliki

leukoplakia pada mukosa bukal dan


palatum molle dan ulserasi pada dasar
mulut. Hal ini akan ditandakan sebagai:

7. Fluorosis
Berkali-kali kita melihat orang-orang dengan
diskolorisasi gigi. Gigi ini memiliki bintik coklat-kuning
dan kadang-kadang mereka juga memiliki permukaan
yang kasar dan tepi yang tajam. Kondisi ini disebabkan
oleh fluorosis gigi.
Fluorosis gigi disebabkan ketika anak-anak yang
sedang dalam masa pertumbuhan terpapar ion fluorida
konsentrasi tinggi dalam air minum. Level optimum
fluorida dalam air minum adalah 1 ppm. Jika air tanah
memiliki area tertentu yang memiliki ion fluorida lebih
dari 1 ppm, maka anak-anak yang lahir dan tumbuh di
daerah tersebut akan mengalami dental fluorosis.

Lesi fluorotik biasanya simetris bilateral dan

cenderung menunjukkan pola horizontal


sepanjang gigi. Gigi premolar dan molar kedua
adalah yang paling sering terkena, diikuti incisivus
atas. Incisivus bawah yang terpengaruh paling
kecil.
Pemeriksa harus mencatat pola distribusi dari
berbagai kelainan dan memutuskan apakah
termasuk salah satu tipe fluorosis. Kelainan yang
termasuk kategori dipertanyakan sampai
kategori ringan (kemungkinan besar terjadi)
dapat berupa garis putih atau patche, biasanya
dekat dengan tepi insisal atau puncak cusp.
Tampakannya seperti kertas putih atau bekuan
menyerupai salju di puncak gunung dan
cenderung luntur di sekitar enamel.

Disarankan untuk menggunakan kriteria

index Dean. Pencatatan dibuat pada basis


dari 2 gigi yang paling dipengaruhi. Jika
kedua gigi tidak dipengaruhi sama rata,
skor untuk yang paling sedikit terpengaruh
dari kedua gigi tersebut harus dicatat.
Ketika gigi diberi skor, pemeriksa sebaiknya
mulai dari akhir yang paling tinggi dari
index, yaitu parah, dan menghapuskan
masing-masing skor hingga dia tiba pada
kondisi sekarang. Jika terdapat keraguan,
skor terbawah harus diberikan.

Kriteria diberikan pada tabel dibawah


0 Normal
1 Dipertanyakan

Permukaan enamel halus, berkilau dan biasanya berwarna putih susu pucat
Enamel menunjukkan sedikit penyimpangan dari translusensi enamel yang
normal yang memiliki range dari sedikit bercak putih menuju noda
berbintik

2 Sangat Ringan

Kecil, opak, daerah seputih kertas tersebar tidak beraturan pada gigi namun
melibatkan kurang dari 25 % permukaan labial gigi

3 Ringan

Opasitas putih pada enamel gigi lebih meluas daripada kode 2, tetapi
menutupi kurang dari 50% permukaan gigi

4 Sedang

Permukaan enamel gigi menunjukkan tanda dan noda kecoklatan yang


sering menjadi sebuah tampilan yang membingungkan

5 Parah

Permukaan enamel sangat terpengaruh dan hipoplasia sangat bertanda pada


seluruh permukaan gigi yang terkena. Terdapat daerah berbintik dan
kelihatan dan noda coklat tersebar luas; gigi sering memiliki tampilan
korosi

8 Eksklusi
(mis. crown)
9 Tidak tercatat

8. Kebutuhan untuk perawatan dengan segera

dan rujukan (kotak 140-143)


Pemeriksa dan pemimpin kelompok memiliki
tanggung jawab untuk memastikan rujukan terhadap
fasilitas perawatan yang tepat dibuat jika
dibutuhkan.
Terdapat kebutuhan untuk perawatan dengan segera
jika nyeri, infeksi atau penyakit serius akan memberi
hasil kecuali perawatan disediakan diantara periode
waktu tertentu. Periode ini dapat bervariasi dari
beberapa hari sampai sebulan, tergantung pada
ketersediaan perawatan rongga mulut.
Contoh keadaan yang membutuhkan perhatian
dengan segera termasuk abses periapikal dan acute
necrotizing ulcerative gingivitis (ANUG)

Empat kotak disediakan untuk mencatat

munculnya (kode 1) kondisi berikut ini:


Kondisi mengancam nyawa (Kanker oral
atau lesi prekanker) atau lainnya
Kondisi parah dengan manifestasi oral yang
jelas (kotak 140)
Fraktur pada satu atau kedua rahang (kotak
141)
Nyeri atau infeksi yang membutuhkan
pemulihan segera (kotak 142); rujukan
pada perawatan (kotak 143)

Anda mungkin juga menyukai