Jam buka apotek setiap harinya antara 07.00 sampai 21.00 WIB hari ahad dan hari libur
tetap buka kecuali hari besar agama, yang dibagi menjadi 2 sift, yaitu :
Sift 1 : 07.00 14.00 WIB
Sift 2: 14.00 21.00 WIB
Konsultasi dilakukan oleh APA setiap hari pada jam buka apotek
1.
2.
3.
4.
3) Bentuk sediaan
Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaannya, seperti sirup bebas, sirup ASKES,
salep, injeksi, cairan dan lain-lain. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai
dengan standar yang di tetapkan.
4) Suhu
Penyimpanan obat berdasarkan suhu penyimpanan agar obat tidak rusak, seperti
suppositoria dan insulin disimpan dalam lemari es, supaya tidak merusak bentuk dan
khasiatnya. Dalam hal ini Penulis tidak melakukan pengecekan terhadap penyimpanan
berdasarkan suhu.
3. Penyaluran
Penyaluran obat di apotek di bagi menjadi 2 macam cara, diantaranya :
1) Resep
Resep yang dilayani ada 2 yaitu resep ASKES dan non ASKES
2) Non resep
Pembelian obat yang dilakukan tidak menggunakan resep atau penjualan obat bebas.
Masalah yang sering dihadapi adanya penyaluran obat Psikotropika yang disalurkan bebas
tanpa menggunakan resep dokter maupun petunjuk dokter, penyaluran itu tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pelaporan
III.
Perumusan Makalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dijabarkan diatas, maka permasalahan yang akan
dikaji adalah Sistem Penjualan, , Jenis Penjualan Barang pada Apotek Pharingga, unit
organisasi dan Dokumen yang digunakan, Prosedur, Flowchart, narasi dan SPI.
Tujuan Makalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Sistem Akuntansi yang
diberikan oleh Ibu Nugrah LPH, SE dosen Sistem Akuntansi kepada Mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
II.
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
3.
Assisten Apotek
Orang yang bertugas sebagai pembuat/ menyiapkan obat yang diterima dari bagian penjualan sesuai dengan resep maupun
non resep dari konsumen, dimulai dari melihat kelengkapan obat, menyiapkan obat dan mengemas obat.
4.
a.
b.
5.
Bagian Gudang
Bagian gudang merupakan bagian dari Staff apotek, dalam hal ini yaitu bagian yang bertanggungjawab atassegala macam
kegiatan yang terjadi dibagian gudang. Tugas dan tanggungjawabnya yaitu membuat surat pemesanan obat, mendistribusikan
barang ke bagian penjualan, melakukan kordinasi dengan bagian pembelian dan penjualan.
6.
a.
b.
Bagian Pembelian
Melakukan pemesanan obat kepada supliyer
Melakukan negosiasi harga ke supliyer dan mencari harga yang sesuai atau kompetetif, sehingga dapat menaikan keuntungan
dari penjualan barang.
III.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
PROSEDUR PENJUALAN
Bagian Order Penjualan / Sales/Marketing
Merima Order dari langganan. Order dari langganan diterima dalam bentuk (PO) dari langganan melalui fax atau secara
langsung yang kemudian dicatat dalam order form. Permintaan secara lisan melalui Telephone tidak dapat dilayani.
Memverikasi order langganan mencakup data pelanggan secara lengkap termasuk alamat penyerahan barang yang diinginkan
customer, Quantity, dan merawat validasi data tersebut melalui workstation yang ada pada bagian penerimaan order untuk
mengecek pemenuhan order, meliputi nama product, nomor surat pesanan atau pemesan, harga, tanggal penyerahan barang,
dll.
Mencatat order langganan ke sistem komputer dan menerbitkan dokumen order penjualan. Dokumen ini selanjutnya berfungsi
sebagai surat permintaan pengadaan barang (stock request). Bila barang yang dipesan tidak tersedia atau persediaan di
gudang tidak mencukupi, maka akan direkam sebagai back order. (order yang belum terpenuhi). Order penjualan di print out
melalui printer di bagian penerimaan order
Membawa dokumen order penjualan ke bagian otorita kredit untuk mendapat persetujuan penjualan kredit. Bila Customer tetap
dapat langsung ke bagian Stock & Delivery.
Mengadakan contact dengan pelanggan mengenai pemenuhan order.
Bagian Kredit
Menerima dokumen order penjualan dari bagian penerimaan order
Memeriksa status langanan melalui workstation yang ada di bagian otorita kredit
Berdasarkan informasi yang diperoleh dilayar komputer, kemudian memutuskan apakah order ini dapat dipenuhi
Menyerahkan kembali dokumen order penjualan yang sudah di verifikasi dan ditandatangani, dan diteruskan ke bagian Stock &
Delivery.
Menerima faktur lembar ke-1, Faktur Pajak lembar ke satu dan Delivery Order lembar ke-1 yang telah diverifikasi oleh oleh
langganan dan mengarsipnya urut tanggal.
Bagian Stok dan Delivery
Menerima Oder Penjualan yang telah ditandatangani bagian otorita kredit dari bagian order penjualan
Menyiapkan Dokumen pengiriman berdasarkan order penjualan. Bila barang tidak tidak tersedia di gudang meneruskan order
penjualan ke bagian pembelian barang dagang.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4.
a.
b.
c.
d.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
7.
a.
b.
c.
d.
8.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1)
Mencatat pembelian, berdasarkan surat jalan yang ditandatangani oleh sopir untuk barang yang langsung dijual atau Surat
Jalan supplier yang ditandatangani oleh bagian gudang untuk barang yang masuk ke gudang.
Membuat Delivery Order untuk order penjualan yang telah mendapat otorisasi dari bagian otorita kredit
Membuat surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang, untuk penjualan yang mengambil barang di gudang. Atau
meminta PO/Memo untuk mengambil barang di supplier dari bagian pembelian barang dagang.
Menyerahkan Delivery order, Surat Perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang atau PO/Memo ke bagian transportasi (sopir)
untuk meminta barang ke gudang atau mengambil barang di supplier.
Menerima Deliveri order lembar 1 & 2 yang telah ditanda tangani/diverifikasi oleh Langganan
Menerbitkan listing delivery order dan diserahkan ke bagian pembuat invoice.
Bagian Gudang
Menerima Perintah/Permintaan Barang
Menyediakan barang sesuai dengan Surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang (Deliveri Order tidak boleh digunakan
untuk pengeluaran barang karena tidak semua penjualan menggunakan barang yang ada di gudang)
Mengembalikan Perintah/Permintaan/Bon pengeluaran barang kepada sopir untuk ditandatangani dan meminta copynya
setelah ditandatangi.
Mencatat Pengeluaran Pada Kartu Persediaan
Bagian Transportasi
Menerima PO/Memo, Delivery Order dari bagian Stock & Delivery
Meminta barang ke supplier menggunakan PO/Memo
Menerima surat Jalan/Surat Pengantar Supplier
Memeriksa kesesuaian barang yang diserahkan oleh supplier dengan memo/Po/Surat Jalan Supplier
Menanda tangani Surat Jalan Supplier dan meminta copynya.
Membawa dan Menyerahkan barang ke customer
Menyerahkan Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
Meminta Lembar Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
Menyerahkan Delivery Order lembar 1 & 2 kepada Invoice (melalui Kurir)
Menyerahkan Copy Surat Jalan/Surat Pengantar Supplier yang telah ditanda tangani ke bagian Stock. & Delivery (melalui
Kurir)
Penjualan Barang dari Stok Gudang
Menerima Surat Perintah/Permintaan pengeluaran Barang, Delivery Order
Meminta barang ke gudang dengan meyerahkan Surat Perintah/Permintaan Pengeluaran Barang.
Memeriksa kesesuaian barang yang diserahkan oleh bagian gudang
Menanda tangani Surat Perintah/Permintaan barang dan meminta copynya kepada bagian gudang.
Menyerahkan barang kepada customer
Menyerahkan Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
Meminta Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
Menyerahkan delivery Order lembar 1& 2 kepada bagian Invoice (melalui Kurir)
Menyerahkan Surat Perintah Pengeluaran barang yang telah ditandatangi ke bagian Stock & Delivery. (melalui Kurir)
2)
3)
1)
2)
3)
9.
IV.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
V.
FLOWCHART
VI.
Sistem Pengendalian Intern adalah suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat
yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menilai penerapan struktur pengendalian intern yang dilaksanakan
oleh apotek yang berhubungan dengan penjualan obat-obatan serta untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dari
struktur pengendalian intern yang sudah ada.
1.
2.
3.
4.
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah metode analisis diskriptif pada pendekatan kualitatif, dengan
tahapan analisis sebagai berikut:
Menganalisa struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan wewenang yang ada di Apotek.
Menganalisa bagaimana sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup (berdasarkan
prosedur pembelian, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, pencatatan, dan pengontrolan).
Menganalisis praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Menganalisis karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Hasil dari analisis yang telah dilakukan menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Intern yang diterapkan di Apotek
Pharingga belum baik. Hal ini dapat dilihat dari masih terdapat perangkapan jabatan pada bagian penerimaan dan bagian
penyimpanan barang (bagian gudang), kemudian Apotek Pharingga masih belum membentuk secara khusus team sebagai
Pengendalian Intern untuk pemeriksaan mendadak terhadap catatan persediaan sehingga memperkecil adanya
penyelewengan yang ada dalam Apotek tersebut, banyaknya tanggung jawab yang dibebankan pada pimpinan Apotek dan
kurangnya bukti-bukti, baik yang berupa formulir-formulir/ faktur-faktur yang digunakan sebagai arsip serta tidak adanya SPPH
(Surat Permintaan Penawaran Harga) .
BAB III
PENGEMBANGAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan maka penulis menyarankan
sebaiknya Apotek Pharingga membuat struktur organisasi yang dapat memisahkan wewenang dan tanggung jawab agar tidak
terjadi perangkapan fungsi dalam satu departemen, Apotek Pharingga seharusnya membentuk suatu team sebagai
Pengendalian Intern yang melakukan pemeriksaan mendadak terhadap terhadap catatan dan persediaan obat untuk
meminimalisir adanya resiko penyelewengan, menambah beberapa rangkap formulir dan membuat SPPH yang ditujukan untuk
supplier guna mendapatkan potongan harga.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Apotek Pharingga mengenai perancangan sistem penjualan dapat diambil
kesimpulan bahwa:
Sistem pengendalian intern dilihat dari organisasi dan sistem otorisasi. Dari segi organisasi, di Apotek Pharingga tidak terdapat
pemisahan fungsi dan wewenang yang jelas sehingga, kemungkinan karyawan berlaku tidak jujur sangat besar. Dari segi
sistem otorisasi yang dilakukan, memberikan kemungkian manipulasi maupun kesalahan dalam pemberian harga, pencatatan
dan penghitungan transaksi penjualan tunai. Sehingga informasi yang dihasilkan tidak akurat, dan relevan.
B.
Saran
Saran yang penulis ajukan demi pengembangan Sistem Penjualan di Apotek Pharingga masa mendatang adalah sebagai
berikut:
Pengembangan Sistem Penjualan di Apotek Pharingga sangat diperlukan dengan Mantap, Intensif serta Bertanggungjawab
untuk menyesuaikan dengan perkembangan apotek maupun perkembangan teknologi