Anda di halaman 1dari 15

DESAIN PENELITIAN

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metode Penelitian

Oleh:
Jeff Agung Perdana (15711251086)
Andhi Ahmad Anggono (15711251084)

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang begitu pesat seperti saat ini diikuti pula
dengan

pesatnya

perkembangan

intelektual

manusia.

Banyak

sekali

pengetahuan yang perlu untuk dikembangkan lagi menjadi sebuah ilmu


pengetahuan baru yang dapat dimanfaatkan bagi kemaslahatan manusia.
Berbagai cara digunakan untuk mengembangkan pengetahuan ataupun mencari
ilmu pengetahuan baru. Salah satu cara untuk mengembangkan pengetahuan
tersebut adalah penelitian.
Penelitian sendiri tidak dapat dipisahkan dari tahap-tahap perkembangan
kehidupan manusia, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pentingnya suatu penelitian dan hubungannya dengan berbagai hal
dalam kehidupan mengakibatkan penelitian harus dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dan berdasarkan etika kebenaran. Sehingga setiap pedoman
yang sistematis menjadi perhatian utama agar penelitian yang mandiri,
subjekif, dan kritis dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat
desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti
yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara
benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang
benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik
karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas. Manfaat
desain penelitian akan dirasakan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses

penelitian, karena dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses


penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan disain penelitian ?
2. Apa klasifikasi disain ?
3. Apa pengertian studi eksplorasi ?
4. Apa pengertian studi deskriptif ?
5. Apa pengertian studi sebab akibat ?
C. Tujuan
1. Mengetahui disain penelitian
2. Mengetahui klasifikasi disain
3. Mengetahui studi eksplorasi
4. Mengetahui studi deskriptif
5. Mengetahui studi sebab akibat

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Disain Penelitian


Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat
berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dan maksud (Echols dan
Hassan Shadily, 1976:177). Sedangkan Lincoln dan Guba (1985:226)
mendefinisikan

rancangan

penelitian

sebagai

usaha

merencanakan

kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara


pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing3

masing. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102)


adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh
bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain
eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna
meningkatkan validitas internal maupun eksternal. Suharsimi Arikunto
(1998:85-88) mengkategorikan desain eksperimen murni menjadi 8 yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

control group pre-test post test


random terhadap subjek
pasangan terhadap subjek
random pre test post test
random terhadap subjek dengan pre test kelompok kontrol post test

kelompok eksperimen
6. tiga kelompok eksperimen dan kontrol
7. empat kelompok dengan 3 kelompok kontrol
8. desain waktu.
Sutrisno Hadi (1982:441) mengkategorikan desain eksperimen menjadi
enam yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

simple randomaized
treatment by levels designs
treatments by subjects designs
random replications designs
factorial designs
groups within treatment designs.
Sedangkan Ibnu Hadjar (1999:327) membedakan desain penelitian

eksperimen murni menjadi dua yaitu pre test post test kelompok kontrol dan
post tes kelompok kontrol.
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Suchman, 1967: 307), dalam
pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan
dan analisis data saja. Namun demikian desain penelitian juga bermakna
proses-proses penelitian yang dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu: (1)
Perencanaan penelitian. Proses perencanaan penelitian dimulai dari
identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan
hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. (2)

Pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian. (Moh Nazir, 1983:


84-85).
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh para peneliti
mengenai pengertian desain penelitian, maka dapat ditarik kesimpulkan
bahwa definisi desain penelitian adalah sebuah kerangka kerja atau rencana
untuk melakukan studi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
mengumpulkan dan menganalisis data. Kegiatan pengumpulan dan analisis
data tersebut untuk menggali penyelesaian sebuah permasalahan yang
muncul. Rencana perlu dibuat agar pengumpulan data dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien, sehingga penelitian tersebut juga dapat
memberikan hasil yang memuaskan bagi peneliti.
B. Klasifikasi Disain Penelitian
Dalam penelitian eksperimen murni, desain penelitian yang populer
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Control group post test only design atau post tes kelompok kontrol.
Desain ini subjek ditempatkan secara random kedalam kelompokkelompok dan diekspose sebagai variabel independen diberi post test.
Nilai-nilai

post

test

kemudian

dibandingkan

untuk

menentukan

keefektifan tretment. Desain ini cocok untuk digunakan bila pre test tidak
mungkin dilaksanakan atau pre tes mempunyai kemungkinan untuk
berpengaruh pada perlakuan eksperimen. Desain ini akan lebih cocok
dalam eksperimen yang berkaitan dengan pembentukan sikap karena
dalam eksperimen demikian akan berpengaruh pada perlakuan.
2. Pre test post test control group design atau pre tes post tes kelompok
kontrol.
Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan
eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa
(kelompok kontrol). Berdasarkan desain penelitian yang disusun,
penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Desain penelitian kualitatif non standar
Desain penelitian dalam paradigma positivistik kuantitatif bersifat
terstandar, artinya ada aturan yang sama yang harus dipenuhi oleh
peneliti untuk mengadakan penelitian dalam bidang apapun juga.
Pelaksanaan penelitian dimulai dari adanya masalah, membatasi

obyek penelitian, mencari teori dan hasil penelitian yang relevan,


mendesain metode penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data,
membuat kesimpulan, ada yang menambah dengan implikasi, saran
dan atau rekomendasi. Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih dulu
validitas dan reliabilitasnya. Sistematika penulisan sudah terstandar,
yaitu:
Bab I. Pendahuluan (latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan/batasan masalah, dst.).
Bab II. Kajian teori atau kajian pustaka (kajian teori yang sesuai
dengan masalah yang diteliti, hasil penelitian yang relevan, kerangka
pikir, hipotesis/pertanyaan penelitian).
Bab III. Metode penelitian (Desain, tempat dan waktu penelitian,
populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen dan teknik analisis
data). Bab IV. Hasil penelitian.
Bab V. Kesimpulan (ada yang menambah, implikasi, keterbatasan
penelitian dan saran). Desain penelitian kualitatif non standar
sebetulnya menggunakan standar seperti kuantitatif tetapi bersifat
flesibel (tidak kaku). Dengan kata lain model ini merupakan
modifikasi dari model penelitian paradigma positivistik kuantitatif
dengan menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa
bagian dalam bab yang sama, misalnya memasukkan metode
penelitian dalam bab I. Desain penelitian kualitatif non standar ini
digunakan untuk penelitian kualitatif dalam paradigm positivistik dan
penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa.
b. Desain penelitian kualitatif tentative
Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain
penelitian terstandar dan non standar disusun sebelum peneliti terjun
ke lapangan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan
penelitian, sedangkan desain penelitian tentatif disusun sebelum ke
lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian,
desain penelitian dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan dengan
kondisi realitas lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan penelitian
tidak sepenuhnya tergantung pada desain yang telah disusun

sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi realitas yang


dihadapi. Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar
dapat dibakukan dengan istilah-istilah: masalah, kerangka teori,
metode penelitian, analisis dan kesimpulan dan lainnya. Model tentatif
menggunakan dasar sistematika yang berbeda. Sistematika model ini
unit-unitnya

atau

bab-babnya

disesuaikan

dengan

sistematika

substantif obyeknya.
c. Tipe-tipe desain penelitian
Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: desain ex post
facto dan desain eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan
kedua desain ini ialah pada desain pertama tidak terjadi manipulasi
varaibel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya
manipulasi variable bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang
pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua
bersifat eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari sisi tingkat
pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto
menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran
permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat
pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut
mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang termasuk dalam
kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang yang
termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di lapangan (field
experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment.
1) Sub Desain Ex post Facto
a) Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang
mengkombinasikan antara pencarian literature (Literature
Study), survei berdasarkan pengalaman dan / atau studi kasus
dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variable-variabel
penting dan hubungan antar variable tersebut dalam suatu situasi

permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan


sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.
b) Survei
Desain survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner.
Survei

memerlukan

populasi

yang

besar

jika

peneliti

menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin


samplenya besar, survei semakin memberikan hasil yang lebih
akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengukap masalah
yang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Sekalipun
demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan
informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei
sangat popular karena banyak digunakan dalam penelitian
bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudah melaksanakan
dan dapat dilakukan secara cepat.
2) Sub Desain Eksperimental
a) Eksperimen Lapangan
Desain eksperimen lapangan merupakan penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan latar yang realistik dimana
peneliti melakukan campur tangan dan melakukan manipulasi
terhadap variabel bebas.
b) Eksperimen Laboratorium
Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan
dalam melakukan penelitiannya. Dengan menggunakan desain
ini, peneliti melakukan campur tangan dan manipulasi variablevariabel bebas serta memungkinkan penliti melakukan kontrol
terhadap aspek-aspek kesalahan utama.
3) Desain Spesifik Ex Post Facto dan Eksperimental
Sebelum membicarakan desain spesifik ex post facto dan
eksperimental, sistem notasi yang digunakan perlu diketahui
terlebih dahulu
a) Ex Post Facto
Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa dalam desain Ex Post
Facto tidak ada manipulasi perlakukan terhadap variabel
bebasnya maka sistem notasinya baik studi lapangan atau survei
hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu.
8

b) Desain Eksperimental
Desain eksperimental dibagai menjadi dua, yaitu: preeksperimental (quasi-experimental) dan desain eksperimental
sebenarnya (true experimental). Perbedaan kedua tipe desain ini
terletak pada konsep kontrol.
i. One Shot Case Study
Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot
Case Study . Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu
kelompok

dengan

diberi

satu

kali

perlakuan

dan

pengukurannya dilakukan satu kali.


ii. One Group Pre-test Post-test Design
Desain kedua disebut One Group Pre-test Post-test Design
yang

meupakan

perkembangan

dari

desain

di

atas.

Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali


pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan
(treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (posttest). Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal
pada suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan
perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi
untuk

yang

kedua

kalinya.

Desain

tersebut

dapat

dikembangkan dalam bentuk lainnya, yaitu desain time series.


Jika pengukuran dilakukan secara beulang-ulang dalam kurun
waktu tertentu. Pada desain time series, peneliti melakukan
pengukuran di depan selama 3 kali berturut, kemudian dia
memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian
peneliti melakukan pengukuran selama 3 kali lagi setelah
perlakuan dilakukan.
iii. Static Group Comparison
Desain ketiga adalah Static Group Comparison yang
merupakan modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat
dua kelompok yang dipilih sebagai obyek penelitian.
Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok

kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini


berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol.
iv. Post Test Only Control Group Design
Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain
eksperimental sebenarnya (true experimental design), karena
responden benar-benar dipilih secara random dan diberi
perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini sudah
memenuhi criteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan
adanya manipulasi variabel, pemilihan kelompok yang diteliti
secara random dan seleksi perlakuan.
v. Pre-test Post test Control Group Design
Desain ini merupakan pengembangan dsaian di atas.
Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan
kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pretest).
vi. Solomon Four Group Design
Desain ini merupakan kombinasi desain Post Test Only
Control Group Design dan Pre-test Post test Control Group
Design yang merupakan model desain ideal untuk melakukan
penelitian eksperimen terkontrol. Peneliti dapat menekan
sekecil mungkin sumber-sumber kesalahan karena adanya
empat

kelompok

yang

berbeda

dengan

enam

format

pengkuran.
c) Desain Eksperimental Tingkat Lanjut
i. Desain Random Sempurna (Completely Randomised Design)
Desain ini digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variabel
bebas yang dimanipulasi terhadap variabel tergantung.
Pemilihan

kelompok

secara

random

dilakukan

untuk

mendapatkan kelompok-kelompok yang ekuivalen Contoh:


pihak direksi suatu perusahaan ingin mengetahui pengaruh tiga
jenis yang berbeda dalam memberikan instruksi yang
dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Untuk tujuan
penelitian ini dipilih secara random tiga kelompok masingmasing beranggotakan 25 orang Instruksi untuk kelompok

10

pertama diberikan secara lisan, untuk kelompok kedua secara


tertulis dan untuk kelompok ketiga instruksinya tidak spesifik.
Ketiga kelompok diberi waktu sekitar 15 menit untuk
memikirkan situasinya. Kemudian ketiganya diberi test
obyektif untuk mengetahui seberapa baik mereka memahami
pekerjaan yang akan dilakukan. Formulasi masalah kasus ini
ialah: Apakah manipulasi variabel bebas mempengaruhi
pemahaman para pegawai bawahan dalam melaksanakan
pekerjaan mereka?
ii. Desain Blok Random (Randomised Block Design)
Desain ini merupakan penyempurnaan desain

random

sempurna di atas. Pada desain sebelumnya perbedaan yang


terdapat pada masing-masing individu tidak diperhatikan,
sehingga menghasilkan kelompok-kelompok yang mempunyai
anggota yang bereda-beda karaketrsitiknya. Agar desain yang
kita buat dapat menghasilkan output yang baik, maka
diperlukan memilih anggota kelompok (responden) yang
berasal dari populasi yang mempunyai karakteristik yang
sama. Oleh karena itu peneliti harus dapat mengidentifikasi
beberapa sumber utama perbedaan-perbedaan yang dimaksud
secara dini. Desain di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
Pada saat studi dilakukan dengan menggunakan desain
sebelumnya, para anggota dari tiga kelompok berasal dari
berbagai latar belakang yang berbeda. Keterbedaan latar
belakang anggota merupakan suatu ganngguan atau yang
disebut sebagai variable pengganggu. Untuk itu perlu
dilakukan penyamaan para anggota dari masing-masing
kelompok. Caranya ialah dengan menciptakan blok yang
berfungsi untuk mendapatkan anggota kelompok yang sama.
Dalam kasus ini blok ditentukan didasarkan pada departemen
(bagian) dimana para anggota kelompok berasal. Selanjutnya
pekerja yang berasal dari departemen yang sama dibagi
11

menjadi

lima

berdasarkan

department

masing-masing.

Kemudian masing-masing kelompok mendapatkan perlakuan


yang sama, yaitu kelompok pertama mendapatkan instruksi
lisan, kelompok kedua mendapatkan instruksi tertulis dan
kelompok

ketiga

instruksi

tidak

spesifik.

Dengan

menggunakan desain ini maka peneliti akan dapat melihat


dampak-dampak yang disebabkan oleh system blok per
departemen serta interaksi instruksi atas ketiga kelompok
tersebut.
iii. Desain Latin Square (The Latin Square Design)
Desain ini digunakan untuk mengontrol dua variabel
pengganggu secara sekaligus. Berkaitan dengan kasus di atas,
masih terdapat satu variable pengganggu lainnya, yaitu
kemampuan para pekerja. Variabel kemampuan para pekerja
kita bagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: kemampuan tinggi,
kemampuan menengah dan kemampuan rendah. Ketiga
tingkatan variabel kemampuan tersebut kemudian kita
tempatkan pada baris dan kolom model latin square. Desain ini
terdiri dari tiga baris dan tiga kolom. Kemudian secara random
diambil 3 pegawai dari masing-masing departemen.
iv. Desain Factorial
Desain factorial digunakan untuk mengevaluasi dampak
kombinasi dai dua atau lebih perlakuan terhadap variabel
tergantung. Pada kasus di bawah ini, analisa factorial
diaplikasikan dengan menggunakan desain random sempurna
dengan format 3 baris dan 3 kolom.
C. Studi Eksplorasi
Pada dasarnya studi ini adalah untuk memahami karakteristik fenomena
atau masalah yang diteliti karena belum banyak literatur yang membahas
masalah tersebut. Melalui studi ini peneliti dapat mengembangkan konsep
atau konstruk yang jelas dan mendefinisikan variabel-variabel penelitian yang
penting.
Studi ini setidaknya mempunyai 3 tujuan yang saling terkait:
a. melakukan diagnosa terhadap fenomena tertentu
12

b. menyaring alternatif-alternatif
c. menemukan ide-ide baru
Studi ini dapat dikelompokkan ke dalam empat (4) kategori:
a. survey pengalaman
b. analisis data sekunder
c. metode studi kasus
d. uji coba (pilot study)
Pengumpulan data bisa dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain
observasi dan wawancara. Tipe data yang dikumpulkan, sebagian besar
adalah data kualitatif.
D. Studi Deskriptif
Studi deskriptif menjelaskan karakteristik sutu fenomena yang dapat
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalahmasalah bisnis.
Tujuan studi ini untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan
fenomena yang diamati.
Studi ini membantu peneliti untuk:
a. menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti
b. mengkaji berbagai sapek dalam fenomena tertentu
c. menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya.
E. Studi Sebab Akibat
Menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat,
disamping mengukur kekuatan hubungannya.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Asdi
Mahastya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta

13

Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
_______. 2009. Pengertian Desain Penelitian. (Online),
(http://www.scribd.com/doc/51444421/7/Pengertian-desainpenelitian), diakses tanggal 17 November, Pukul 19.21
_______. 2010. Desain dan Contoh Proses Penelitian Kualitatif. (Online),
(http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/208-desain-dan-contohprosespenelitian-kualitatif.html), diakses tanggal 20 November
2015, Pukul 20.01.
______. 2010. Metode dan Desain Penelitian Kualitatif. (Online),
(http://www.scribd.com/doc/56342783/2/Metode-dan-desainpenelitian- kualitatif), diakses tanggal 17 November 2015, Pukul 19.53.
______. 2010. Desain Penelitian Kuantitatif. (Online),
(http://www.scribd.com/doc/42819368/3/Desain-penelitiankuantitatif), diakses tanggal 17 November 2015, Pukul 20.47.

14

15

Anda mungkin juga menyukai