Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VETERINER I

CARA MEMBUAT MEDIA DAN ISOLAT

OLEH:
NAMA

: NI MADE AYU SINTYA PARAMITA

NIM

: 1209005032

KELAS

:A

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan paper ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.
Paper ini penulis susun sebagai tugas dari mata kuliah Praktikum Mikrobiologi
Veteriner I, yang berjudul Cara Membuat Media dan Isolat. Melalui penulisan paper ini,
diharapkan mahasiswa mampu memahami mengenai cara membuat media kultur bakteri,
menanam dan mengidentifikasi bakter dalam media kultur.
Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Praktikum
Mikrobiologi Veteriner I yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi kelancaran
terselesaikannya tugas paper ini.
Demikianlah tugas ini penulis susun semoga bermanfaat, dan dapat memenuhi tugas
mata kuliah Praktikum Mikrobiologi Veteriner I.

Denpasar, 12 Oktober 2013

Penulis

MENANAM DAN MENGIDENTIFIKASI BAKTERI DALAM MEDIA

I. Tujuan Praktikum
Mengkultur bakteri dalam media tanam dan mengidentifikasi dengan indikator
sebagai berikut :
a. Warna
b. Diameter
c. Tepi
d. Permukaan
e. Penampakan
II. Dasar Teori
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam
mikroorganisme. Salah satu kajian ilmu mikrobiologi diantaranya adalah menanam
(mengkultur) dan mengidentifikasi pertumbuhan mikroorganisme yang dilakukan dengan
metoda cawan. Prinsip dari metode ini adalah sel mikroba yang masih hidup seperti pada
organ ayam ditumbuhkan pada medium sedemikian sehingga mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung tanpa
menggunakan mikroskop. Jumlah koloni mikroorganisme dihitung berdasarkan Standard
Plate Count (SPC). Beberapa sel yang teridentifikasi berdekatan dapat dihitung sekaligus
sebagai suatu koloni (Hanafi, et al., 2006).
Alatalat yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas
dari kuman, bakteri, virus dan jamur agar pada saat penanaman bakteri tidak tumbuh
mikroorganisme lain dalam media. Perlu adanya pengetahuan tentang caracara atau
teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alatalat yang digunakan memiliki teknik
sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).
Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari cukupnya tersediaan bahanbahan
nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Media kultur dapat berupa atau
terdiri dari bahan dimana secara umum mikroorganisme tersebut hidup/tumbuh misalnya:
nutrient agar, darah, susu, ekstrak tanah, dll. Yang paling penting, media kultur harus
mengandung semua zatzat yang diperlukan untuk pertumbuhan dari mikroorganisme
tersebut. Berbagai jenis media kultur yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
mikrorganisme, diantaranya yaitu: media sintetis, media umum, media penyubur, media
selektif, dll. Pembuatan media untuk pertumbuhan bakteri disesuaikan dengan tujuan
penanaman bakteri tersebut.
1. Media Umum

Media umum dapat digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri, tanpa
ada keadaan khusus yang diperlakukan atas media untuk merangsang pertumbuhan
satu jenis bakteri saja. Jadi penggunaan media ini umum untuk semua jenis bakteri
yang dapat tumbuh.
Contoh dari media ini adalah: nutrient agar, nutrient broth, peptone water, dll.
2. Media Selektif
Media selektif digunakan untuk menumbuhkan bakteri tertentu. Pembuatan
media selektif ini adalah dengan penambahan zat kimia yang berperan sebagai
inhibitor, sehingga hanya bakteri yang dapat bertahan dalam keadaan dan perlakuan
tertentu yang akan tumbuh subur dalam media ini.
Contoh dari media ini adalah: mac Conkey agar, sensitive test agar, bismuth Sulphite
agar, dll.
3. Media Penyubur
Media penyubur atau media pemerkaya digunakan khusus untuk memperkaya
satu jenis bakteri yang diinginkan, namun tidak menutup kemungkinan bahwa akan
ada banyak jenis bakteri yang akan tumbuh tapi dengan jumlah yang terbatas. Dalam
pembuatan media ini biasanya ditambahkan darah, serum, telur, susu, casein
hydrolysate atau bahan-bahan tertentu yang dapat memicu satu jenis bakteri untuk
tumbuh subur.
Contoh dari media ini adalah: sheep blood agar, chocolate agar, dll
Dalam praktikum yang dilakukan, media penumbuh bakteri yang digunakan adalah
media umum berupa nutrient agar. Dalam media nutrient agar ditanam bakteri yang
diambil dari organ-organ yang terdapat pada ayam yang berupa proventrikulus, hati,
ginjal, dan feses.
Bakteri ditanam secara streak (usapan berupa garis), dan didapat koloni bakteri
dengan identifikasi adalah sebagai berikut.

III.

Alat dan Bahan


1. Media penanaman bakteri (telah disediakan dalam cawan petri berupa Nutrien Agar
2.
3.
4.
5.
6.
7.

(NA))
Ose
Api sepiritus (Bunsen)
Korek api
Pinset
Plate (cawan petri)
Inkubator

8. Sampel dari organ ayam


9. Alkohol 70%

IV.

Langkah kerja
1. Sterilkan tangan dengan alkohol 70%.
2. Nyalakan Bunsen dengan korek api.
3. Sterilkan pinset dengan cara memanaskannya di atas api bunsen, dan tunggu
4.
5.
6.
7.

beberapa saat hingga pinset terasa sudah steril.


Biarkan pinset dingin sebelum menyentuh sampel organ yang akan ditanam.
Ambil sampel organ dengan pinset.
Ambil ose dan peganglah ose seperti memegang pensil.
Sterilkan ose dengan cara memanaskannya di atas api bunsen, dan tunggu beberapa

saat hingga ose terasa sudah steril.


8. Biarkan ose dingin sebelum menyentuh sampel organ yang akan ditanam.
9. Peganglah media agar yang akan ditanam bakteri dengan tangan kiri dan buka tutup
cawan petri di satu sisinya.
10. Sentuhkan ose yang telah steril pada pada torehan organ sampel.
11. Usapkan ose pada permukaan media agar dengan pola goresan terputus (streak
culture).
12. Tutup cawan petri dengan penutup cawan petri dan beri label pada bagian atasnya
sesuai dengan organ sampel.
13. Masukkan media agar yang telah ditanami bakteri ke dalam inkubator dan atur
temperature hingga suhu 37 C.
14. Diamkan hingga keesokan hari, kemudian dilakukan identifikasi terhadap bakteri
yang telah tumbuh dalam media agar.
15. Lakukan hal yang sama pada masing-masing sampel organ penanaman bakteri.
16. Setelah melakukan penanaman bakteri panaskan ose setelah selesai dipakai dan
letakkan pada rak.

V. Identifikasi Bakteri
1. Proventrikulus
Warna
Diameter
Tepi
Permukaan
Penampakan
Struktur

Putih porselin sampai kekuningan


2-3 mm
Licin
Cembung
Putih padat
Bakteri terdiri atas banyak koloni yang berbeda jenis dari bentuk
monococcus hingga streptococcus.

Gambar 1. Bakteri dari Proventrikulus


2. Hati
Warna
Diameter
Tepi
Permukaan
Penampakan
Struktur

Putih kekuningan
Tidak teridentifikasi
Licin
Rata
Transparan
Bakteri terdiri atas 1 koloni dari bakteri yang berjenis sama.

Gambar 2. Bakteri dari Hati


3. Ginjal
Warna
Diameter
Tepi
Permukaan
Penampakan
Struktur

Putih porselin sampai kekuningan


2-4 mm
Licin
Cembung
Putih padat
Bakteri terdiri atas banyak koloni yang berbeda jenis dari bentuk
monococcus hingga streptococcus dan terdapat kontaminan.

Gambar 3. Bakteri dari Ginjal


4. Feses
Warna
Diameter
Tepi
Permukaan
Penampakan
Struktur

Putih transparan
1 mm
Licin
Cembung
Transparan
Bakteri terdiri atas 1 jenis bakteri dan terdapat pertumbuhan bakteri
diluar goresan streak culture yang merupakan kontaminan.

Gambar 4. Bakteri dari Feses

VI.

KESIMPULAN
Bakteri yang tumbuh memiliki identifikasi yang berbeda-beda sesuai dengan
sumber bakteri didapat. Namun dalam praktikum kami, meski bakteri yang tumbuh
memiliki perbedaan akan tetapi menunjukkan banyak kesamaan dalam beberapa hal.
Hal ini memunculkan suatu kesimpulan bahwa bakteri yang tumbuh dalam setiap
media memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Secara general setiap mikroba
mempunyai

karateristik

masing-masing

yang

dapat

di

lihat

melalui

indikator,diantaranya : ukuran, Bentuk, warna, permukaan, tepi, dan penampang.


Pigmen dari bakteri mempengaruhi wana yang di tunjukkan oleh bakteri tersebut
diantaranya putih, kuning, hijau, dll.untuk bentuk dari bakteri itu sendiri ada beberapa
yaitu sirkuler, tak beraturan, rizhoid, filamentous, dan menyebar. Ukuran koloni juga
dapat diukur dalam milimeter serta penampakan kolini pada media agar dapat
menunjukan karateristik halus, kasar, berkerut,dll. Untuk tepian bakteri dapat bersifat
licin ataupun berombak.

Anda mungkin juga menyukai