Anda di halaman 1dari 3

I.

Micha (Kucing)
Treatment
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium, dan hasil
USG Micha didiagnosa mengalami urolithiasis pada vesica urinaria. Terapi causative
diberikan adalah batugin elixir 300 ml sebanyak 2 ml x 3 sehari per oral selama 7 hari
untuk meluruhkan batu ginjal dan dapat memperlancar keluarnya urin. Batugin elixir ini
mengandung ekstrak daun tempuyung (sonchus arvensis folia) dan ekstrak daun
kejibeling (Strobilanthus crispus folia) (Dokita, 2008). Selain itu, pemberian antibiotik
juga diperlukan karena berdasarkan pemeriksaan hematologi rutin dan pemeriksaan urin
Micha menunjukkan peningkatan leukosit granulosit dalam darah dan positif
mengandung leukosit pada urin yang diduga terjadi infeksi. Antibiotik yang diberikan
adalah cefaclor dry syrup 250mg/5ml sebanyak 0,9mlx3 sehari per oral selama 7 hari.
Pasien dianjurkan untuk diberikan minum yang cukup sesuai kebutuhan perhari yaitu 150
ml atau selalu tersedia dan dianjurkan untuk diberikan pakan wetfood.

Diskusi
Berdasarkan anamnesis Micha mengalami kencing berdarah, urin keluar sedikit-
sedikit dengan frekuensi sering merupakan gejala urolitiasis. urolitiasis merupakan
penyakit yang disebabkan karena terjadinya pengendapan suatu senyawa yang sukar larut
karena tubuh kekurangan cairan sehingga terjadi kekeruhan atau air seni menjadi pekat,
yang mengakibatkan terjadi penyumbatan pada saluran dari ginjal menuju kandung
kemih. Batu yang ukurannya masih sangat kecil atau bahkan masih lembut seperti pasir,
biasanya belum menyebabkan rasa sakit. Penderita tanpa merasa terganggu melakukan
aktivitasnya sehari-hari. Namun jika batu sudah berukuran cukup besar dan sudah turun
ke saluran kemih, rasa sakit akan dirasakan penderita (Nisma, 2011).
Hasi interpretasi pemeriksaan urinalisis ditemukan bahwa urin positif
mengandung protein, darah, leukosit,dan pH basa. Hal ini memungkinkan terjadinya
gangguan pada glomerulus sehingga kemampuan filtrasi darah menurun mengakibatkan
terjadi proteinuria dan hematuria pada kasus ini.
Pada pemeriksaan hematologi rutin ditemukan interpretasi bahwa Micha
mengalami anemia normositik hiperkromik dan peningkatan WBC. Dimana terjadi
penurunan RBC, peningkatan MCHC. Micha juga mengalami granulositosis dimana
terjadi peningkatan jumlah granulosit. Salah satu fungsi ginjal adalah menghasilkan
eritropoetin untuk merangsang produksi sel darah merah oleh sumsum tulang yang
diproduksi terutama di sel interstitial peritubular dari korteks ginjal bagian dalam dan
medula bagian luar ginjal (Erslev dan Besarah, 1997). Sehingga semakin berat penyakit
ginjal maka semakin sedikit eritropoetin yang dihasilkan (Cook dan Lothrop, 1994).
Anemia dianggap sebagai faktor resiko dependen atau independen pada proses penyakit
ginjal kronis kucing (Chakrabarti et al, 2012)

Pada pemeriksaan urin secara mikroskopik ditemukan jenis sedimen struvit. Hasil
pemeriksaan tersebut sesuai dengan pernyataan Bahdarsyam (2009) bahwa pembentukan
struvit disebabkan oleh infeksi bakteri pemecah urea pada vesica urinaria yang dapat
memecah urea menjadi amonial sehingga meningkatkan pH urin dan menyebabkan
presipitasi dari magnesium ammonium fosfat). Hal ini juga sesuai dengan pernyataan
Pinney (2009) bahwa manifestasi penyakit yang disebabkan oleh akumulasi kristal
mineral pada saluran urinaria kemudian akan menyebabkan inflamasi, perdarahan pada
urin, kesulitan buang air kecil, serta beberapa kasus dapat menyebabkan obstruksi aliran
normal urin keluar dari VU yang dapat menyebabkan kematian (Pinney ,2009).

Kristal menyebabkan peradangan kandung kemih (cystitis) akibat iritasi dari


kristal pada dinding VU dan pembentukan sumbat pada uretra berupa pasir kristal mineral
(blokade uretra) (Duval, 2002). Obstruksi akibat kristal menyebabkan kucing mengalami
disuria hingga hematuria (Nelson, 2003). Bentuk yang dapat dilihat yaitu kristal
berbentuk seperti prisma dengan ukuran bervariasi mulai kecil hingga besar, hal ini sesuai
dengan pernyataan Schendel, 2015 yang menyatakan bahwa kristal struvit tidak
berwarna, berbentuk seperti prisma, dengan ukuran kristal yang bervariasi, memiliki
antara 3 sisi sampai 8, tergantung pada keadaan degradasi atau pembentukannya.

Daftar pustaka

Apritya D, Yunani R, Widyawati R. 2017. Analisis Urin Kasus Urolithiasis pada Kucing
tahun 2017 di Surabaya. Fakultas Kedokteran Hewan UWKS. Agroveteriner. Vol
6(1)82-85.
Bahdarsyam. 2009. Spektrum Bakteriologik pada Berbagai Jenis Batu Saluran Kemih
Bagian Atas. Universita sumatera Utara.
Chakrabarti, S., Syme, H.M. and Elliott, J. (2012). Clinicopathological variables predicting
progression of azotemia in cats with chronic kidney disease. J Vet Intern Med. 26:
275–281.
Cook, S. M. and Lothrop, C. D. (1994). Serum eritropoetin concentrations measured by
radioimmunoassay in normal, polycythemic, and anemic dogs and cats. J Vet Intern
Med. 8 : 18–25.
Dokita. 2008. Batugin Elixir. Diunduh kembali dari http://dokita.co/store/2008/11/batugin-
elixir/.
Duval D. 2002. Feline Urologic Syndrome, Internet Vet. Column. www.mailer.fsu.edu
Nelson, R.W. and Couto, C.G. 2003. Small Animal Internal Medicine 3rd Edition, Mosby
Inc. Missoury, London.
Erslev, A.J. and Besarab, A. (1997). Eritropoetin in the pathogenesis and treatment of the
anemia of chronic renal failure. Kidney Int 51 : 622-630.
Nisma, F. (2011). Pengaruh penambahan ekstrak etanol 70% buah anggur biru (vitis
vinifera L.) terhadap kelarutan kalsium batu ginjal. Diunduh kembali dari
http://lemlit.uhamka.ac.id/files/anggur-biru.pdf
Schendel Pam, B,S., R.V.T. 2015. Are you Missing Out On A Golden Opportunity?
Performing InHouse Urinalysis – Sediment Evaluation. School of Veterinary
Medicine. Purdue Universty. West Lafayette. IN.

Anda mungkin juga menyukai