NEFROLITHIASIS
Oleh:
dr. Avino Mulana Fikri
Dokter Internsip
Pendamping:
dr. Endayani, MPH
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama bagi setiap manusia
untuk hidup. Walaupun kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki
derajat kesehatan yang optimal, karena suatu penyakit. Penyakit atau kelainan pada
dilakukan secara hati-hati untuk menjaga komposisi darah dalam batas yang bisa
diterima. Setiap adanya gangguan dari fisiologis di atas akan memberikan dampak
yang fatal.1
Penyakit yang terjadi pada sistem perkemihan bervariasi, salah satunya yaitu
nefrolitiasis. Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah adanya batu yang berasal dari
mineral dan garam di dalam ginjal, biasanya terbentuk di bagian pelvis renalis.1
Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit ini diperkirakan 13% pada laki-laki
dewasa dan 7% pada perempuan dewasa, dengan puncak usia dekade ketiga dan
keempat. Angka kejadian batu ginjal berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah
sakit di seluruh Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 37.636 kasus baru, dengan
jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Selain itu jumlah pasien yang dirawat
avaskuler iskemia yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal serta akan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian1
Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah batu yang berada di bagian pelvis renalis.
deposit mineral yang kebanyakan adalah kalsium oksalat dan kalsium fosfat
meskipun juga dapat terbentuk dari asam urat yang juga membentuk kalkulus (batu
ginjal).
2. Etiologi
seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat
terbentuk ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal
mencegah kristalisasi dalam urin. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan
batu mencakup pH urin dan status cairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien
dehidrasi).
a. Faktor endogen :
Ph urin
b. Faktor eksogen :
Air minum
masuk
Suhu
batu.
Makanan
pembentukan urin.
3. Patofisiologi
darah, jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi,
kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.
Peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan
bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau urin sehingga membuat
kebasaan urin oleh produksi amonium yang berakibat presipitasi kalsium dan
magnesium pospat.
a. Teori supersaturasi
b. Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose,
3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui
Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
d. Teori epistaxi
satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan
luarnya. Contohnya ekskresi asam urat yang berlebihan dalam urin akan
pengendapan kalsium.
e. Teori kombinasi
da sistin, silikat dan senyawa lainnya. Data mengenai kandungan / komposisi zat
yang terdapat pada batu sangat penting untuk usaha pencegahan terhadap
a. Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak di jumpai, yaitu kurang lebih 70 - 80% dari
seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat,
b. Batu Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini
adalah kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan
enzim urease dan merubah urin menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. Di
antaranya 75-80% batu asam urat terdiri atas asam murni dan sisanya merupakan
campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien-
tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendapatkan penyakit
ini.
Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa,
akut, kolik, yang menyebar ke paha dan genitalia. Pasien merasa selalu ingin
berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya mengandung darah
akibat aksi abrasive batu. Batu yang terjebak dikandung kemih biasanya
menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuria.
a. Hematuria
b. Piuria
c. Polikisuria/ frequency
d. Urgency
daerah pinggang.
6. Komplikasi
a. Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah
yang disebut kompresi batu pada membran ginjal oleh karena suplai oksigen
terhambat. Hal ini menyebabkan iskemik ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan
gagal ginjal.
b. Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
peritoneal.
c. Hidronefrosis
d. Avaskuler ischemia
kematian jaringan.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Urin
Biakan urin
b. Pemeriksaan darah
Hb turun
Leukositosis
c. Pemeriksaan Radiologist
Foto Polos perut / BNO (Bladder Neck Obstruction) dan Pemeriksaan rontgen
saluran kemih / IVP (Intranenous Pyelogram) untuk melihat lokasi batu dan
besar batu.
radiolusen (seperti batu asam urat), batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2
mm; dan dapat mendeteksi hidronefrosis dan kelainan ginjal dan intra-abdomen
selain batu yang dapat menyebabkan timbulnya gejala pada pasien. Pada
penelitian yang dilakukan terhadap 100 pasien yang datang ke UGD dengan
c. USG abdomen
teknik ini kurang sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa memperlihatkan
ginjal dan ureter proksimal. Penelitian retrospektif pada 123 pasien menunjukkan
memiliki sensitivitas 24% dan spesifisitas 90%. Batu dengan diameter lebih kecil
8. Penatalaksanaan Medis
e. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya
penyakit-penyakit tersebut.
kemih.
i. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk
menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium
sitrat.
adalah:
Tujuan dasar penatalaksanaan medis batu saluran kemih (BSK) adalah untuk
8.1 Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu
dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa
intervensi medis.
yang dapat merupakan bahan utama pembentuk batu (misalnya kalsium) yang efektif
mencegah pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah
ada. Setiap pasien BSK harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.
b. α – blocker
c. NSAID
Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu. Di samping ukuran batu syarat
lain untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan
obstruksi. Adanya kolik berulang atau ISK menyebabkan observasi bukan merupakan
pilihan. Begitu juga dengan adanya obstruksi, apalagi pada pasien-pasien tertentu
(misalnya ginjal tunggal, ginjal trasplan dan penurunan fungsi ginjal ) tidak ada
toleransi terhadap obstruksi. Pasien seperti ini harus segera dilakukan intervensi.
8.2 Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan
batu dapat keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu
petidin hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan
antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk
mencegah infeksi sekunder. Setelah batu dikeluarkan, BSK dapat dianalisis untuk
mengetahui komposisi dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau
digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah
batu. Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy
pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal, atau
ESWL dapat mengurangi keharusan melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat
8.4 Endourologi
BSK yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran
kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut
dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Beberapa
berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke sistem
kaliks melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih
b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat
per-uretra. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter
maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi/
ureterorenoskopi ini.
batu secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu
tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis tindakan
pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana
dalam ginjal.
ureter
kandung kemih
uretra
renalis.
9. Pencegahan Batu Saluran Kemih
menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada umumnya
4. Pemberian medikamentosa.
1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
2. Rendah oksalat.
4. Rendah purin.
Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita
2. Objektif :
a. Vital sign
- Keadaan umum : Sakit sedang
- Kesadaran : Komposmentis kooperatif
- Tekanan darah : 130/78 mmHg
- Nadi : 90 kali/menit
- Nafas : 20 kali/menit
- Suhu : 37,5 °C
b. Pemeriksaan sistemik
STATUS UROLOGI
Regio Flank
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium : (11 April 2020)
Hb : 12,1 g/dl
Ht : 35%
Leukosit: 18.250 mg/dl
Trombosit: 105.000 /ul
Ureum / Kreatinin: 140/2,4
2) Urinalisis :
Warna : kuning keruh
M. Jenis : 1,005
pH : 5,0
Leukosit : 30-40 LPB
Eritrosit : 10-15 LPB
Kristal: -
Protein : +
Keton : +
Tes darah samar: +
Leukosit esterase: +
3) EKG
4) Ro BNO
3. Assesment (penalaran klinis) :
Telah dilaporkan seorang laki laki usia 64 tahun dengan keluhan keluhan
nyeri pada pinggang kiri dan kanan sejak ± 1 minggu yang lalu dan
memberat setengah jam SMRS, nyeri dirasakan pasien seperti ditusuk tusuk
dan terus menerus, nyeri menjalar (-). Mual disertai muntah sebanyak 1x
sejak setengah jam yang lalu, muntah berisi apa yang dimakan. BAK terasa
panas, pasien perlu mengejan saat berkemih, BAK terputus-putus dan
menetes pada akhir berkemih (+), keluhan sering berkemih (-), rasa tidak
dapat menahan saat ingin berkemih (-), terbangun malam hari untuk BAK
(-), Demam (-). Pasien pernah mengalami keluhan yang sama 8 bulan yang
lalu, yaitu nyeri pinggang kiri, kencing darah dan riwayat keluar batu saat
kencing, dan di diagnosa dengan batu ginjal, kemudian diberikan obat oleh
dokter IGD di RSAM Bukittinggi dan tidak pernah kontrol lagi karena
merasa sudah sembuh. Pasien tidak BAB sejak 6 hari yang lalu. Riwayat
hipertensi, DM, PJK, dan penyakit lainnya tidak ada
4. Plan :
Diagnosis klinis : Kolik renal ec Nefrolitiasis sinistra + ISK + AKI
Terapi :
IVFD RL 8 jam/kolf
Inj. Ranitidin 2x1 amp IV
Inj. Ondansentron 2x1 amp IV
Inj. Ceftriaxon 1x2gr IV
Inj. Ketorolac 2x1 amp IV
Bicnat 2x1 tab PO
Scobutrin 2x1 tab PO
Follow Up Tanggal 12 Maret 2020
S : nyeri perut dan pinggang kiri dan kanan
O : TD 96/50 mmHg
Punggung: nyeri ketok CVA -/+
A : Nefrolitiasis sinistra + AKI+ ISK
P : konsul dr. Sp.PD, advice: Bicnat 2x500mg, As. Folat 1x1 tab, anjuran
USG urologi, tatalaksana lain lanjut
Follow Up Tanggal 13 Maret 2020
S : nyeri perut (+) hilang timbul, demam (+), tidak BAB sejak 7 hari
O : TD 100/60 mmHg
Punggung: nyeri ketok CVA -/+
A : Urosepsis ec Nefrolitiasis sinistra + AKI+ ISK
P :
- Metronidazol 3x500 mg PO
- Paracetamol 3x500 mg PO k/p
- Laxadyn syr 3x2cth PO
- Th lain lanjut
- Rencana USG urologi