Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BENZOAT

MAKALAH KIMIA
ASAM BENZOAT

OLEH :
RAHMATIN ANNISA F (J1A013105)
RAHMAWATI MUHAEMIN (J1A013106)
RATNA DEWI TRI SUSILAWASTI (J1A013107)

PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
DESEMBER 2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan karena kami telah dapat menyelesaikan makalah Kimia yang
berjudul Asam Benzoat. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas semester I mata kuliah
Kimia Dasar I, dimana bertujuan supaya mahasiswa lebih memahami dan menjadi aktif dalam
penguasaan materi.
Makalah ini berisi tentang berbagai informasi tentang bahan pengawet asam benzoat
yang banyak ditemukan dalam produk makanan dan minuman. Hal-hal yang kami bahas antara

lain struktur kima, reaksi kimia, ciri-ciri produk, dan analisis baik kualitatif maupun kuantitatif
dari asam benzoat.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas
terselesaikannya makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini belum cukup sempurna.
Untuk itu kami memohon saran dan dukungan serta kritik dari seluruh pembaca supaya dapat
dijadikan pertimbangan dalam memperbaiki makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat memberi cukup informasi tentang asam benzoat dengan
beberapa penjelasannya sehingga dapat dijadikan acuan bagi pembaca.

Mataram, Desember 2013


Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman judul............................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
Bab II Pembahasan....................................................................................................................2
Bab III Penutup..........................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................................9

Daftar Pustaka..........................................................................................................................10

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam benzoat pertama kali ditemukan pada abad ke-16 destilasi kering setah
kemenyan pertama kali dideskripsikan oleh nostraelamus (1556) dan selanjutnya oleh alekus
podemontanus (1560) dan Blasse de Visenese (1596). Sustu von liebis dan friederich weihler
berhasil menentukan struktur asam benzoat pada tahun 1832, mereka yang meneliti
bagaimana asam hipurat berhubungan dengan asam benzoat.
Asam benzoat ( C7H6O2/C6H5COOH) adalah padatan Kristal berwarna putih dan
merupakan asam karboksilat aromatic yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari
sam benzoin (setah kemenyan), yang terdahulu merupakan satu-satunya sumber asam
benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan.
Asam benzoat adalah precursor yang penting dalam sistesis banyak bahan-bahan kimia
lainnya.
B. Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.

Apa pengertian dari asam benzoat?


Bagaimana sejarah dari asam benzoat?
Bagaimana struktur kimia asam benzoat?
Apa reaksi kimia asam benzoat dalam makanan?
Apa ciri-ciri makanan yang mengandung asam benzoat?

C. Tujuan
a.
b.
c.
d.
e.

Mengetahui pengertian dari asam benzoat


Mengetahui sejarah dari asam benzoat
Mengetahui struktur dari kimia asam benzoat
Mengetahui reaksi kimia asam benzoat dalam makanan
Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung asam benzoat

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Asam Benzoat
Asam benzoat pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Distilasi kering getah
kemenyan pertama kali dideskripsikan oleh Nostradamus (1556), dan selanjutnya oleh
Alexius Pedemontanus (1560) dan Blaise de Vigenre (1596).

Justus von Liebig dan Friedrich Whler berhasil menentukan struktur asam benzoat
pada tahun 1832. Mereka juga meneliti bagaimana asam hipurat berhu-bungan dengan asam
benzoat.
Pada tahun 1875, Salkowski menemukan bahwa asam benzoat memiliki akti-vitas anti
jamur.
B. Pengertian Asam Benzoat
Penggunaan pengawet Benzoat dimaksudkan untuk mencegah kapang dan bakteri.
Benzoat sejauh ini dideteksi sebagai pengawet yang aman. Di AS, benzoat termasuk senyawa
kimia pertama yang diizinkan untuk makanan. Senyawa ini digolongkan dalam Generally
Recognized as Safe (GRAS). Bukti-bukti menunjukkan pengawet ini mempunyai toksisitas
yang sangat rendah terhadap hewan maupun manusia. Ini karena hewan dan manusia
mempunyai mekanisme detoksifikasi benzoat yang efisien.
Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan. Dan sering
digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Penambahan ini
menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan
keasaman dari urin. Batas atas benzoat yang diijinkan dalam makanan 0,1% di Amerika
Serikat, sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk negaranegara Eropa batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5%. Sedang di Indonesia, berdasarkan
Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No. 1168/ Menkes/Per/X/1999 batas maksimal
penggunaan asam benzoat dan natrium benzoat adalah 0,1% atau 1 gram asam benzoat setiap
1 kg bahan makanan.
Sodium benzoat diproduksi dengan menetralisasi dari asam benzoat dengan sodium
hidrosida. Dunia mulai memproduksi sodium benzoat tahun 1997 yang diperkirakan sekitar
55000-60000 ton. Produsen sodium benzoat terbesar adalah Netherlands, Estonia, Amerika
Serikat, dan Cina. Walaupun tidak disosialisasikan asam benzoat agen yang efektif untuk
antimikrobia untuk tujuan pengawetan, sodium benzoat lebih disukai dalam penggunaannya
karena 200 kali lebih mudah larut dibandingkan asam benzoat. Asam benzoat dan sodium
benzoat atau yang dikenal dengan Natrium benzoat (C6H5COONa) secara luas dapat
diterapkan sebagai bahan pengawet dalam sejumlah produk yang dikonsumsi oleh manusia.
Penggunaan asam benzoat pada produk pangan antara lain pada minuman buahbuahan segar, squash buah-buahan, sirup, minuman bersoda/soft drink, bir, cita rasa buahbuahan imitasi, kecap, acar timun botol, margarin, selai dan saus. Sedangkan Kalium benzoat
dan sodium benzoat biasa digunakan pada margarin, selai nanas, apriket yang dikeringkan,
jelli, sirup, saus tomat, anggur, dan minuman beralkohol lainnya. Sodium benzoat juga
digunakan dalam pembuatan obat dengan tujuan pemeliharaan (batas atas 1,0% dalam larutan

obat) dan mengobati cara hidup dalam perlakuan dari pasien dengan peredaran urea
enzymopathies.
Efektifitas (daya guna) asam benzoat berkurang jika makanan mengandung lemak.
Efektifitas benzoat bertambah jika bahan banyak mengandung garam dapur (NaCl) dan gula
pasir. Penambahan senyawa belerang (SO2) atau senyawa sulfit (SO 3-2 ) dan gas karbon (CO 2)
dapat meningkatkan efektifitas senyawa benzoat dalam menghambat pertumbuhan mikroba.
Senyawa benzoat dapat digunakan pada makanan dan minuman pada konsentrasi 400 sampai
1000 mg per kg bahan. Untuk keperluan pengolahan saus ini, jumlah asam atau sodium
benzoat yang digunakan adalah 8 gram.
Asam benzoat termasuk salah satu jenis zat pengawet organik. Zat pengawet organik
lebih banyak dipakai daripada yang organik karena bahan ini lebih mudah dibuat dan dipakai
dalam bentuk asam maupun garamnya seperti asam sorbat, asam propionat, asam benzoat dan
asam asetat.
Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, asam benzoat juga berperan sebagai
antioksidan karena pada umumnya antioksidan mengandung struktur inti yang sama, yaitu
mengandung cincin benzen tidak jenuh disertai dengan gugus hidroksil atau gugus amina.
Antioksidan dapat menghambat setiap tahap proses oksidasi, dengan penambahan antioksidan
maka energi persenyawaan aktif ditampung oleh antioksidan sehingga reaksi oksidasi
berhenti.

C. Struktur Kimia Asam Benzoat


Nama lain

: Asam benzenakarboksilat, Karboksibenzena, E210, Asam drasiklik

Rumus Molekul
Struktru

: C6H5COOH atau C7H6O2

:
Struktur kristal

Monoklinik

Bentuk molekul
Momen dipol

Planar
1,72 D dalam Dioksida

Sifat Kimia

Rumus molekul

C6H5COOH

Massa molar
Penampilan

122,12 g/mol
Padatan kristal tak berwarna
atau jarum putih

Bau
Densitas

Sedikit berbau benzaldehid atau


benzoin
1,32 g/cm3, padat

Titik leleh

122,4 C (395 K)

Titik didih

249 C (522 K)

Kelarutan dalam air

Terlarutkan (air panas)


3,4 g/l (25 C)
THF 3,37 M, etanol 2,52 M,
metanol 2,82 M
4,21

Kelarutan dalam THF, etanol,


metanol
Keasaman (pKa)

Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih dan
merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari
gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat.
Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam
benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.
Asam benzoat diproduksi secara komersial dengan oksidasi parsial toluena dengan
oksigen. Proses ini dikatalisis oleh kobalt ataupun mangan naftenat. Proses ini menggunakan
bahan-bahan baku yang murah, menghasilkan rendemen yang tinggi, dan dianggap sebagai
ramah lingkungan.
Asam benzoat sangatlah murah dan tersedia secara meluas, sehingga sintesis
laboratorium asam benzoat umumnya hanya dipraktekkan untuk tujuan pedagogi. Ia
umumnya diajarkan kepada mahasiswa universitas.
Untuk semua metode sintesis, asam benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi
dari air, karena asam benzoat larut dengan baik dalam air panas namun buruk dalam air
dingin. Penghindaran penggunaan pelarut organik untuk rekristalisasi membuat eksperimen
ini aman. Pelarut lainnya yang memungkinkan meliputi asam asetat, benzena, eter petrolium,
dan campuran etanol dan air.
Dengan hidrolisis
Sama seperti nitril ataupun amida lainnya, benzonitril dan benzoamida dapat
dihidrolisis menjadi asam benzoat ataupun basa konjugatnya dalam keadaan asam maupun
basa.
Dari benzaldehida

Disproporsionasi benzaldehida yang diinduksi oleh basa dalam reaksi Cannizzaro


akan menghasilkan sejumlah asam benzoat dan benzil alkohol dalam jumlah yang sama
banyak. Benzil alkohol kemudian dapat dipisahkan dari asam benzoat dengan distilasi.
Dari bromobenzena
Bromobenzena dapat diubah menjadi asam benzoat dengan "karbonasi" zat anatara
fenilmagensium bromida:
C6H5MgBr + CO2 C6H5CO2MgBr
C6H5CO2MgBr + HCl C6H5CO2H + MgBrCl
Dari benzil alkohol
Benzil alkohol dapat direfluks dengan kalium permanganat ataupun oksidator lainnya
dalam air. Campuran ini kemudian disaring dalam keadaan panas untuk memisahkan mangan
dioksida, dan kemudian didinginkan untuk mendapatkan asam benzoat.
Pembuatan secara historis
Proses industri pertama melibatkan reaksi antara benzotriklorida (triklorometil
benzena) dengan kalsium hidroksida dalam air, menggunakan besi sebagai katalis. Kalsium
benzoat yang dihasilkan kemudian diubah menjadi asam benzoat dengan menggunakan asam
klorida. Produk proses ini mengandung turunan asam benzoat yang terklorinasi dalam jumlah
yang signifikan. Oleh karena itu, asam benzoat yang digunakan untuk konsumsi manusia
didapatkan dari distilasi getah kemenyan. Pada zaman sekarang, asam benzoat yang
digunakan untuk konsumsi diproduksi secara sintetik.
D. Reaksi Kimia Asam Benzoat dalam Makanan
Penggunaan asam benzoat dibatasi dalam hampir semua produk buah-buahan dan
sering digunakan bersama-sama dengan belerang dioksida. Asam benzoat lebih efektif
terhadap khamir dan bakteri daripada kapang pada konsentrasi di atas 25 mg/l. Asam yang
tidak terurai akan menghambat pertumbuhan kapang.
Asam benzoat akan ditolak pada konsentrasi di atas 400 mg/l dan tidak mempunyai
pengaruh pada pencoklatan enzimatik dan non-enzimatik. Walaupun demikian, asam ini tidak
bergabung dengan komponen-komponen bahan pangan seperti halnya belerang oksida dan
tidak mempunyai pengaruh terhadap pengkaratan kaleng.
Aktivitas optimum terjadi antara pH 2,5 dan 4. Pengaruh pH pada penguraian asamasam benzoat terlihat pada tabel di bawah ini :
Pengaruh pH pada Penguraian Asam-asam Benzoat

Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan
pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat
patogen yang dapat menyebabkan gangguan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya
maupun mikroba non-patogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan. Namun
dari sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan
asing yang masuk bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila pemakaian jenis
pengawet dan dosisnya tidak diatur maka menimbulkan kerugian bagi si pemakai, misalnya,
keracunan atau terakumulasinya pengawet dalam organ tubuh.
Efek asam benzoat dan garamnya (Ca, K, dan Na benzoat) terhadap kesehatan.
Metabolisme ini meliputi dua tahap reaksi, pertama dikatalisis oleh enzim syntetase dan pada
reaksi kedua dikatalisis oleh enzim acytransferase. Asam hipurat yang dibentuk dan diproses
dari dalam hati, kemudian diekskresikan melalui urin. Jadi, dalam tubuh tidak terjadi
penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidak diekskresi sebagai asam hipurat
dihilangkan toksisitasnya berkonjugasi dengan asam glukoronat dan diekskresi melalui urin.
Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitif terhadap asam
benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung.
Dilaporkan bahwa pengeluaran senyawa ini antara 66-95% jika benzoat dikonsumsi
dalam jumlah besar. Sampai saat ini benzoat dipandang tidak memiliki efek teratogenik
(menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi melalui mulut dan juga tidak mempunyai efek
karsinogenik.
E. Ciri-Ciri Makanan yang Mengandung Asam Benzoat
Pengawet dari senyawa benzoate biasa digunakan dalam bentuk asam benzoat
(C6H5COOH) atau garamnya (sodium benzoat dan kalsium benzoat). Asam benzoat larut
dalam air (21,0 gram per liter). Dalam bentuk garam sodium benzoat kelarutannya adalah 660
gram per liter dan dalam bentuk kalsium benzoat adalah 40 gram per liter. Di pasaran,
biasanya senyawa benzoat tersedia dalam bentuk sodium benzoat dan kalsium benzoat. Yang
paling banyak adalah sodium benzoat. Senyawa benzoat dapat menghambat pertumbuhan

kapang dan khamir, bakteri penghasil toksin (racun), bakteri spora dan bakteri bukan
pembusuk.
Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi
benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat
digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, pikel, saus sari buah dan sirup.
Ciri makanan yang mengandung Natrium Benzoat :

ada zat pewarna

sedikit berbau

berasa payau

pada pemanasan yang tinggi akan meleleh, lalu terbakar

menghasilkan zat asam

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa Asam benzoat ( C7H6O2/C6H5COOH) adalah padatan
Kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatic yang paling sederhana.
Penggunaan asam benzoat dibatasi dalam hampir semua produk buah-buahan dan sering
digunakan bersama-sama dengan belerang dioksida. Pengawet dari senyawa benzoate biasa
digunakan dalam bentuk asam benzoat (C6H5COOH) atau garamnya (sodium benzoat dan
kalsium benzoat). Asam benzoat larut dalam air (21,0 gram per liter). Dan ciri makanan yang
mengandung Natrium Benzoat :

ada zat pewarna

sedikit berbau

berasa payau

pada pemanasan yang tinggi akan meleleh, lalu terbakar

menghasilkan zat asam

DAFTAR PUSTAKA
http://dokter-wonglu-idiot.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_benzoat
http://setyawahyu93.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

ASAM BENZOAT
Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam
saos dan sambal. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena
tujuan penggunaan zat pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk
mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang

telah dibuka dari kemasannya. Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh
digunakan adalah 1000 ppm atau 1 gram per kg bahan (permenkes No
722/Menkes/per/1X/1988). Pembatasan penggunaan asam benzoat ini
bertujuan agar tidak terjadi keracunan. Konsumsi yang berlebihan dari asam
benzoat dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan karena jumlah zat
pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan semakin
banyak dan seringnya mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi jika dibarengi dengan
konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam benzoat. Asam
benzoat mempunyai ADI 5 mg per kg berat badan (hanssen, 1989 dalam
Warta Konsumen, 1997). Asam benzoat berdasarkan bukti-bukti penelitian
menunjukkan mempunyai toksinitas yang sangat rendah terhadap manusia dan
hewan. Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg/kg berat badan melalui
injeksi kulit tetapi pemasukan melalui mulut sebanyak 5 sampai 10 mg/hari
selama beberapa hari tidak mempunyai efek negatif terhadap kesehatan.
Bahaya asam benzoat yang utama yaitu iritasi pada mata. Paparan jangka
pendek dari konsumsi asam benzoate yaitu sakit tenggorokan, mual, muntah,
dan sakit perut. Sedangkan paparan jangka panjangnya yaitu terjadinya
iritasi pada konjungtivitas.
Sumber :

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zataditif/asam-benzoat/
http://www.pom.go.id/katker/doc/Asam%20benzoat.htm

ASAM

BENZOAT
BENZOIC ACID

C6H5COOH

Benzenemethanoic acid
Benzenacarboxylic acid
Phenylcarboxylic acid
Phenylformic acid
Carboxybenzena
Benzeneformic acid
Dracylic acid
Berat molekul : 122,12 g/mol

Asam benzoat merupakan padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam
karboksilat aromatik yang paling sederhana. Asam lemah ini beserta garam
turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor
yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.
SIFAT-SIFAT BAHAYA
Efek terhadap Kesehatan :

KESEHATAN

Berbahaya jika tertelan, terhirup, mengiritasi kulit, mengiritasi


mata, menyebabkan gangguan mata berat. Asam benzoat
beracun untuk paru-paru, sistem saraf, membran mukosa.
Paparan berulang atau berkepanjangan untuk asam benzoat
dapat menghasilkan kerusakan organ.
Gejala yang ditimbulkan: efek iritan, diare, mual, muntah,
kelainan usus, resiko cedera serius pada mata.

KEBAKARAN

Mudah terbakar pada suhu tinggi, titik nyala 121C. Produk

pembakaran berupa karbon oksida (CO, CO 2).


Media dan instruksi pemadam kebakaran:
Api kecil: menggunakan serbuk kering
Api besar: gunakan semprotan air, kabut atau busa. Jangan
gunakan air jet.

REAKTIVITAS

Produk stabil. Reaksi eksotermik dengan basa dan oksidator.


Stabiltas kimia dapat menyublim.

SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA


Bentuk

: padat

Suhu menyala

: 570 C

Warna zat

: putih

Densitas curah

: Ca.500 kg/m3

Titik leleh

: 122,4 C

Berat jenis uap relatif : 4,21

Titik didih

: 249,2 C

Berat jenis
20 C

: 1,321 g/cm3 pada

Kelarutan dalam air

: 2,9 g/L pada 25 C

Tekanan uap : 0,001 hPa pada 20 C


Titik nyala

: 121 C

Larut dalam alkohol, aseton, benzena,


chloroform, etanol. Sedikit larut: petroleum
eter dan heksana.

Titik sublimasi: >100 C

KESELAMATAN DAN PENGAMANAN


Penanganan:

PENANGANAN
DAN
PENYIMPANAN

Jauhkan dari panas. Jangan ditelan. Jangan menghirup debu.


Pakailah pakaian pelindung yang sesuai. Ventilasi ruangan
cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika tertelan,
segera bawa ke dokter dan tunjukkan wadah atau label.
Hindari kontak dengan mata dan kulit.
Penyimpanan:
Wadah pastikan tertutup rapat. Simpan di tempat yang dingin
dan berventilasi cukup.

TUMPAHAN
DAN
KEBOCORAN
ALAT

Menggunakan alat yang tepat untuk menempatkan bahan


buangan ke dalam wadah pembuangan yang sesuai. Jika perlu
menetralisir residu dengan larutan encer natrium karbonat.
Setelah bubuk dibersihkan, gunakan air dipermukaan yang
terkontaminasi dan membuangnya sesuai persyaratan daerah
lokal dan regional.
Pernafasan

: jika operasi laboratorium menghasilkan debu,

asap atau kabut, gunakan pembuangan lokal


atau kontrol teknik yang tepat untuk menjaga
paparan kontaminan udara dibawah batas
pemaparan. Dan gunakan respirator untuk
menghindari inhalasi produk.

PELINDUNG DIRI
Mata/muka
Kulit

: goggles atau perisai muka (face shield)


: jas laboratorium, gloves (karet), dan boots

Penghirupa : pindahkan korban ke tempat udara segar. Bila


n
sulit bernafas beri oksigen dan bawa ke dokter

PERTOLONGAN
PERTAMA

Terkena
kulit

: cuci dengan air atau air sabun dan bilas dengan


air bersih. Jika kontak dengan kulit serius, maka
cuci dengan sabun dan tutup dengan cream
antimikroba. Segera hubungi dokter, bila terjadi
iritasi.

Terkena
mata

: periksa dan buka lensa kontak. Cuci dengan air


bersih, alirkan air minimal selama 15 menit.
Bawa ke dokter, bila terjadi iritasi.

Tertelan

: segera beri korban minum air putih (dua gelas


paling banyak). Jika dalam jumlah besar asam
benzoat ditelan. Periksakan ke dokter.

INFORMASI LINGKUNGAN
Limbah harus dibuang sesuai petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC serta
peraturan nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam bahan aslinya.
Jangan dicampurkan dengan limbah lain. Jangan dibuang ke saluran pembuangan.

Anda mungkin juga menyukai