PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan
masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan
ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Lincolin Arsyad, 1999). Kegiatan ini berorientasi
pada suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri
alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk yang
lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, dan transformasi pengetahuan2. Tujuan dari
pembangunan tersebut adalah untuk dapat melahirkan kebijakan dalam menentukan
wilayah mana yang sebaiknya dipilih untuk suatu kegiatan ekonomi dan mengapa
wilayah tersebut menjadi pilihan3. Kebijakan pembangunan wilayah tersebut pada
dasarnya merupakan keputusan dan intervensi pemerintah, baik secara nasional maupun
regional untuk mendorong proses pembangunan pada suatu daerah secara keseluruhan
melalui peningkatan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan kerja, pemerataan
pembagian pendapatan masyarakat, serta peningkatan hubungan regional antar daerah.
Segala kebijakan dalam rangka pembangunan ekonomi tentu memiliki hubungan
dengan strategi dan proses bisnis suatu perusahaan. Dampak atau pengaruh yang diterima
akibat perubahan regional ekonomi tersebut pada akhirnya akan menciptakan peluang
sekaligus ancaman bagi suatu bisnis.
dari ide pembentukan Provinsi Mandar yang dimulai sejak 1961. Bertolak dari semangat
Allamungan Batu di Luyo yang mengikat Mandar dalam perserikatan Pitu Babana
Binanga Salu dalam sebuah mukhtamar yang melahirkan Sipamandar, ide ini
dicetuskan terus sampai Orde Baru dan kemudian Orde Reformasi.
Provinsi Sulawesi Barat berbatasan dengan Sulawesi Selatan di sebelah timur dan
selatan, Sulawesi Tengah di sebelah utara, serta Selat Makassar di sebelah barat.
Posisinya terletak pada 00 12' - 30 38' Lintang Selatan dan 1180 43'15" - 1190 54'3"
Bujur Timur. Sulawesi Barat memiliki wilayah seluas 16,990,77 km2 yang meliputi 5
kabupaten dan 66 kecamatan dengan wilayah terluas terletak di Kabupaten Mamuju
(8.014,06 km2). Di provinsi ini terdapat 193 buah gunung dengan gunung tertInggi
adalah Gunung Ganda Dewata (3.037 meter dpl) serta dialiri 8 buah sungai dengan
sungai terpanjang yaitu Sungai Saddang dan Sungai Karama dengan panjang masingmasing 150 km. Provinsi Sulawesi Barat mempunyai kelembaban udara relatif tinggi
dengan rata-rata berkisar antara 76,5% - 82,8% pada tahun 2008 serta kecepatan angin
yang hampir merata di seluruh kabupaten di Sulawesi Barat, yaitu berkisar 5 - 14 km/jam.
Berdasarkan hasil proyeksi BPS Provinsi Sulbar tahun 2010, penduduk Provinsi Sulbar
berjumlah 1.168.651 jiwa dengan jumlah terbesar terletak di Kabupaten Polewali Mandar
yaitu 396.120 jiwa serta yang terkecil di Kabupaten Mamuju Utara (134.369 jiwa).
Sementara itu, tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di Kabupaten Polewali Mandar
(196 jiwa/km2) serta yang terendah di Kabupaten Mamuju (42 jiwa/km2).
TABEL
3. PEMBAHASAN
Indeks Williamson merupakan pendekatan untuk mengukur derajat ketimpangan
antar wilayah berdasarkan PDRB perkapita. Formula ini pada dasarnya sama dengan
coefficient of variation (CV) biasa dimana standar deviasi dibagi dengan rataan.
Williamson (1965) memperkenalkan CV ini dengan menimbangnya dengan proporsi
penduduk, yang disebut CVw. Formulanya adalah sebagai berikut:
4. PENUTUP
Pertumbuhan daerah Sulawesi Barat tahun 2015 memiliki prospek baik, dengan
didukung beberapa modal pembangunan yang dimiliki. Daerah dengan tingkat
pendapatan perkapita relatif rendah pada umumnya akan memiliki laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi karena investasi akan memberikan tambahan output (marginal
product of capital) yang lebih tinggi. Pertumbuhan daerah di Sulawesi Barat ditentukan
oleh realisasi investasi di daerah tersebut. Tingkat kesenjangan konsumsi masyarakat di
Provinsi Sulawesi Barat (indeks gini) selama periode 2008-2013 mengalami peningkatan
dari angka 0,31 menjadi 0,35, meskipun masih jauh dari peningkatan angka nasional dari
0,35 menjadi 0,4. Rendahnya tingkat kesenjangan ekonomi akan mendukung upaya
pengurangan kemiskinan, peningkatan kerukunan sosial, dan penciptaan stabilitas politik
dan keamanan. Percepatan pengembangan ekonomi Sulawesi diperkirakan akan
upaya
konsisten
dalam
mempertahankan
penurunan
tingkat
kemiskinan sesuai sasaran Buku III RPJMN 2015-2019. Selama kurun waktu
DAFTAR PUSTAKA
http://simreg.bappenas.go.id/document/Publikasi/DokPub/02.%20Anprov%20Sulawesi
%20Tengah.pdf
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachments/article/257/33.%20SULAWESI
%20BARAT.pdf
http://sulbar.bps.go.id/new/frontend/linkTabelStatis/view/id/133
http://sipd.bangda.kemendagri.go.id/datacenter/index.php?page=wiliamson
http://sulbarprov.go.id/
Oleh:
Muhammad Rifky Refinaldi
Muhammad Yasser Iqbal Daulay
Muhammad Zakiyyul Fuad Rasyid